#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Musik dan Tari Dancehall)
_______________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Postingan ini adalah pendalaman dari link yang ada di blog ini sekitar
Aliran Musik dan tari, al :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/salsa-dalam-sejarah-tari-dan-musik-nya.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/01/samba-pemahaman-umum-aal-usul-gaya.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/hip-hop-pemahaman-umum-sejarah.html
Selamat menyimak...!
_____________________________________
Sekilas info tentang Dancehal
_____________________________________
Dancehall adalah salah satu genre musik pop Jamaika. Sebagai versi
reggae yang kurang kental, dancehall juga mengangkat topik-topik
seperti politik dan agama, namun tidak begitu secara langsung seperti
halnya irama roots yang diasosiasikan dengan Gerakan Rastafari dan
telah mendominasi sebagian besar dekade 1970-an.
Pada pertengahan 1980-an, alat musik makin menjadi lumrah hingga
banyak mengubah warna musik reggae, sementara dancehall digital
(atau disebut "ragga") makin ditandai oleh ciri khas berupa ritme
yang lebih cepat.
Pada pertengahan 1990-an sejalan dengan kepopuleran artis-artis
dancehall BoboShanti seperti Sizzla dan Capleton berkembanglah
hubungan yang sangat erat antara dancehall dan Rastafari.
Musik dancehall telah menjadi sasaran kritik oleh sejumlah tokoh
dan organisasi internasional karena lirik lagu yang dipenuhi kekerasan
dan kadang-kadang antihomoseksual.
Meskipun demikian, tema-tema lirik sebetulnya telah lebih bervariasi
dan tidak hanya terbatas pada slackness dan kekerasan.
Genre musik ini dijuluki dancehall karena berasal dari rekaman musik
pop Jamaika yang dimainkan di aula-aula dansa (bahasa Inggris:
dance hall) oleh grup musik lokal yang disebut sound system.
TEMPO Networks termasuk di antara stasiun televisi yang sering
menyiarkan musik dancehall.
* Sejarah
Perubahan sosial dan politik di Jamaika pada akhir 1970-an tercermin
pada pergeseran selera yang makin menjauh dari roots reggae yang lebih
berorientasi internasional ke arah gaya musik yang lebih ditujukan untuk
konsumsi lokal, serta selaras dengan musik yang dialami orang Jamaika
ketika mendengar grup sound system tampil dalam pertunjukan live.
Pemerintah People's National Party (PNP) pimpinan Michael Manley yang
sosialis telah digantikan oleh Edward Seaga dari Jamaica Labour Party
(JLP) yang berhaluan sayap kanan.[2] Tema-tema mengenai ketimpangan
sosial, repatriasi, dan gerakan Rastafari digantikan dengan lirik
mengenai tari, kekerasan, dan seksualitas.
Secara musikal, ritme-ritme usang dari akhir 1960-an didaur ulang dengan
menyebut Sugar Minott sebagai perintis tren setelah Minott sewaktu bekerja
sebagai musisi studio menyanyikan lirik baru untuk ritme-ritme lagu Studio
One di waktu luang antara dua sesi rekaman.
Sekitar waktu yang bersamaan, produser Don Mais sedang mengerjakan
ritme-ritme lama di Channel One Studios dibantu oleh band Roots Radics.
Roots Radics nantinya berkolaborasi dengan Henry "Junjo" Lawes untuk
menciptakan rekaman-rekaman awal musik dancehall yang penting, termasuk
lagu-lagu yang dibawakan bintang-bintang reggae utama seperti Barrington
Levy, Frankie Paul, dan Junior Reid.[4] Penyanyi lain yang muncul sebagai
bintang besar pada masa-masa awal dancehall termasuk di antaranya
Don Carlos, Al Campbell, dan Triston Palmer, penyanyi yang sudah mapan
seperti Gregory Isaacs dan Bunny Wailer berhasil ikut beradaptasi.
* Musik Jamaika
Kumina - Niyabinghi - Mento - Ska - Rocksteady - Reggae - Sound systems -
Lovers rock - Dub - Dancehall - Puisi dub - Toasting - Raggamuffin -
Roots reggae - Reggae fusion
* Musik Karibia Anglofon
Anguilla - Antigua dan Barbuda - Bahama - Barbados - Bermuda - Cayman -
Grenada - Jamaika - Montserrat - St. Kitts dan Nevis - St. Vincent dan
Grenadines - Trinidad dan Tobago - Turks dan Caicos - Virgin Islands
* Musik Karibia lainnya
Aruba and the Dutch Antillen - Kuba - Dominika - Republik Dominika - Haiti -
Hawaii - Martinique dan Guadeloupe - Puerto Riko - St. Lucia - Amerika
Serikat - Britania Raya
* Artis dan Para Bintang Dancehell
Grup sound system seperti Killimanjaro, Black Scorpio, Gemini Disco,
Virgo Hi-Fi, Volcano Hi-Power, dan Aces International segera mengikuti
warna musik yang baru, dan menghadirkan gelombang baru para deejay.
Artis toaster yang lebih tua digantikan oleh bintang-bintang baru
seperti Captain Sinbad, Ranking Joe, Clint Eastwood, Lone Ranger,
Josey Wales, Charlie Chaplin, General Echo, dan Yellowman. Perubahan
tersebut tercermin dalam album A Whole New Generation of DJs yang
diproduksi oleh Junjo Lawes pada tahun 1981. Meskipun demikian,
sebagian artis mengikuti U-Roy untuk mencari inspirasi.[2][4] Rekaman-
rekaman yang dibuat para deejay untuk pertama kalinya dalam sejarah
menjadi lebih penting daripada rekaman yang menampilkan para penyanyi.
Tren baru lainnya adalah album-album yang menampilkan sound clash,
yakni album berisi lagu-lagu dari rival deejay yang saling bersaing
atau grup-grup sound system yang berlomba satu lawan satu untuk
memenangi apresiasi para pendengar dalam suatu pertunjukan live.
Kaset-kaset sound clash keluaran underground sering mendokumentasikan
kekerasan yang timbul akibat persaingan tersebut.
Dua bintang deejay terbesar dari era awal dancehall adalah Yellowman
dan Eek-a-Mouse, keduanya lebih memilih humor daripada kekerasan.
Yellowman menjadi deejay Jamaika pertama yang dikontrak oleh sebuah
label rekaman Amerika Serikat, dan untuk sementara waktu di Jamaika
dapat menikmati tingkat popularitas yang dapat menyaingi masa kejayaan
Bob Marley.
Para deejay wanita juga mulai bermunculan pada awal dekade 1980-an,
termasuk di antaranya: Sister Charmaine, Lady G, Lady Junie,
Junie Ranks, Lady Saw, Sister Nancy, dan Shelly Thunder.
Dancehall menghadirkan generasi baru para produser seperti Junjo Lawes,
Linval Thompson, Gussie Clarke, dan Jah Thomas yang mengambil alih
peran para produser yang telah mendominasi di era tahun 1970-an.
Dunia musik reggae dancehall dikejutkan oleh lagu hit tahun 1985
dari King Jammy, "(Under Me) Sleng Teng" yang dibawakan oleh Wayne
Smith dengan memakai ritme yang sepenuhnya digital. Lagu "(Under Me)
Sleng Teng" dari Wayne Smith sering disebut sebagai lagu reggae
pertama yang memakai ritme dari kibor Casio MT-40. Namun klaim
tersebut tidak sepenuhnya tepat karena sebelumnya sudah ada
contoh-contoh lagu dengan ritme digital, misalnya singel Horace
Ferguson berjudul "Sensi Addict" (Ujama) yang diproduseri oleh
Prince Jazzbo pada tahun 1984.
Ritme "Sleng Teng" nantinya dipakai oleh artis-artis lain untuk
lebih dari 200 rekaman berikutnya. Lagu-lagu dancehall yang menonjolkan
dendang sang deejay dengan pengiring berupa musik synthesizer telah
beranjak jauh dari konsepsi hiburan musik pop Jamaika.
Penyair dub Mutabaruka pernah berkata, "Kalau reggae 1970-an
merah, hijau, dan emas, maka pada dekade berikutnya adalah rantai emas."
Dancehall sudah jauh tercabut dari akar dan budaya reggae yang lembut,
dan bahkan sudah terjadi perdebatan di kalangan penggemar sejati mengenai
tempat genre musik ini di dalam musik reggae.
Perubahan tersebut menghadirkan generasi baru para artis, di antaranya:
Buccaneer, Capleton, dan Shabba Ranks yang kemudian terkenal sebagai
bintang ragga. Sejumlah produser baru juga menjadi terkenal, misalnya:
Philip "Fatis" Burrell, Dave "Rude Boy" Kelly, George Phang, Hugh
"Redman" James, Donovan Germain, Bobby Digital, Wycliffe "Steely"
Johnson and Cleveland "Clevie" Brown (alias Steely & Clevie).
Mereka bangkit untuk menantang posisi Sly & Robbie. Para deejays
makin memusatkan perhatian pada kekerasan dengan tokoh-tokoh utamanya
seperti Bounty Killer, Mad Cobra, Ninjaman, dan Buju Banton.
Sebagai pelengkap suara deejay yang kasar berkembang pula gaya vokal
"sweet sing" yang berkembang dari roots reggae dan R&B, serta ditandai
oleh falsetto dan intonasi yang hampir feminin. Pinchers, Cocoa Tea,
Sanchez, Admiral Tibet, Frankie Paul, Half Pint, Conroy Smith, Courtney
Melody, Carl Meeks, dan Barrington Levy termasuk di antara para artis
yang mencobanya.
Lagu-lagu yang dirilis pada awal 1990-an seperti "No, No, No" dari
Dawn Penn, "Mr. Loverman" dari Shabba Ranks, "Worker Man" dari Patra,
dan "Murder She Wrote" dari Chaka Demus and Pliers berhasil menjadi
hit besar di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Variasi lain dari
dancehall juga sukses di luar Jamaika dari pertengahan hingga akhir
1990-an. Tanya Stephens mencuat sebagai artis wanita berpengaruh
pada akhir 1990-an dengan lagu hit "Yuh Nuh Ready Fi Dis Yet".
Pada awal dekade 2000-an, Elephant Man and Sean Paul berhasil mencapai
sukses di Amerika Serikat, dan menghasilkan sejumlah lagu hit Top 10
Billboard, termasuk "Gimme the Light", "We Be Burnin'", "Give It Up
To Me", dan "Break It Off" (duet bersama Rihanna). Sean Paul juga
telah memiliki beberapa singel nomor satu, di antara: "Get Busy",
"Temperature", dan "Baby Boy" (duet bersama Beyoncé).
VP Records mendominasi pasar musik dancehall dengan artis-artis seperti
Sean Paul, Elephant Man, and Buju Banton. VP sering bekerja sama dengan
label rekaman mayor seperti Atlantic dan Island dalam usahanya memperluas
distribusi, terutama di pasar Amerika Serikat.
_____________
Penutup
_____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Selamat malam...!
________________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
No comments:
Post a Comment