Sunday, October 16, 2016

Tari Rapa'i Geleng Aceh sebagai Siar Agama


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Tari Rapa'i Geleng - Aceh)
_____________________________________________________










________________

Kata Pengantar
________________

Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan
nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan
tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapa'i
Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Aceh
Selatan.

Demikian wikipedia menginforamsikan tujuan atau fungsi
dari Tari Rapa'i Geleng - Aceh para kawan sekalian.

...dan...

Berikut info lengkapnnya.

Selamat menyimak...!

____________________________________________________

Sekilas info tentang Tari Rapa'i Geleng - Aceh
____________________________________________________









* Pengertian


Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang
berasal dari wilayah Aceh Bagian Selatan tepatnya
Manggeng, yang sekarang masuk kawasan Kabupaten
Aceh Barat Daya. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh
seorang anonim di Aceh Selatan.

Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian
yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama,
kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan
masyarakat.

Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat
dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak
dasar dari unsur Tari Meuseukat.

Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya
yang memainkan tarian ini ada 12 orang laki-laki yang
sudah terlatih.

Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat
tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan
solidaritas yang dijunjung tinggi.

Kostum yang dipakai berwarna hitam kuning berpadu
manik-manik merah.


* Fungsi









Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan
nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan
tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapa'i
Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Aceh
Selatan.

Saat itu tarian ini dibawakan pada saat mengisi kekosongan
waktu santri yang jenuh usai belajar. Lalu, tarian ini
dijadikan sarana dakwah karena dapat membuat daya tarik
penonton yang sangat banyak.

* Gerakan








Tarian Rapai Geleng memiliki 3 babak yaitu:

Saleuem (salam)
Kisah (baik kisah rasul, nabi, raja, dan ajaran agama)
Lani (penutup)

Gerakan tarian ini diikuti tabuhan rapa'i yang berirama
satu-satu, lambat, lama kemudian berubah cepat diiringi
dengan gerak tubuh yang masih berposisi duduk bersimpuh,
meliuk ke kiri dan ke kanan. Gerakan cepat kian lama
kian bertambah cepat.








Pada dasarnya, ritme gerak pada tarian rapai geleng hanya
terdiri dalam empat tingkatan; lambat, cepat, sangat cepat
dan diam. Keempat tingkatan gerak tersebut merupakan
miniatur karakteristik masyarakat yang mendiami posisi
paling ujung pulau Sumatera, berisikan pesan-pesan pola
perlawanan terhadap segala bentuk penyerangan pada
eksistensi kehidupan agama, politik, sosial dan
budaya mereka.









Pada gerakan lambat, ritme gerakan tarian rapa'i geleng
tersebut memberi pesan semua tindakan yang diambil mesti
diawali dengan proses pemikiran yang matang, penyamaan
persepsi dan kesadaran terhadap persoalan yang akan timbul
di depan sebagai akibat dari keputusan yang diambil merupakan
sesuatu yang harus dipertimbangkan dengan saksama.

Maaf dan permakluman terhadap sebuah kesalahan adalah sesuatu
yang mesti di berikan bagi siapa saja yang melakukan
kesalahan.

Pesan dari gerak beritme lambat itu juga biasanya diiringi
dengan syair-syair tertentu yang dianalogikan dalam bentuk-
bentuk tertentu. Sebagai contoh bisa tergambar dari nukilan
syair dari salah satu bagian tarian.

Meunyo ka hana raseuki
Nyang bak bibi rhot u lua
Bek susah sare bek seudeh hate
Tapike la'en tamita
Kalau sudah tak ada rezeki
Yang sudah di bibir pun jatuh ke luar
janganlah susah, jangalah bersedih hati
Mari kita pikirkan yang lain untuk di cari



Kata “raseuki” yang bermakna “rezeki” dalam syair di atas,
merupakan simbol dari peruntungan. Bagi masyarakat Aceh,
orang yang melakukan perbuatan baik kepada mereka dimaknakan
sebagai sebuah keberuntungan.

Makna sebaliknya, ketika orang melakukan perbuatan jahat,
maka masyarakat Aceh mengartikan ketakberuntungan nasib
mereka, dan ketakberuntungan itu merupakan permaafan.

Gerakan beritme cepat adalah gerak kedua, sesaat pesan yang
terkandung dalam gerakan beritme lambat namun sarat makna
usai dituturkan.









Pada gerakan ini, pesan yang disampaikan adalah pesan
penyikapan ketika perbuatan jahat, yang dimaknakan sebagai
ketakberuntungan nasib, kembali dilakukan oleh orang atau
institusi yang sama. Penyikapan tersebut bisa dilakukan
dalam bentuk apapun, tapi masih sebatas protes keras
belaka. Seperti bunyi syair di bawah;

Hai la'ot sa-
-ila, umbak meu-
-alon, kapai di-
-ek tron meulumba-
lumba hai bacut treuk
Salah bukon sa-
-lah lon away phon
salah away bak gata
Wahai laut (?)-
-(?), ombak ber-
-alun, kapal
naik dan turun, berlomba
lomba sedikit lagi
Salah bukan sa-
lahku awalnya
Salah awalnya ada padamu









Gerakan beritme cepat ini tak lama, kemudian disusul dengan
gerakan tari beritme sangat cepat mengisyaratkan chaos menjadi
pilihan dalam pola perlawanan tingkat ketiga.

Sebuah perlawanan disaat protes keras tak diambil peduli.
Tetabuhan rapa-i pada gerakan beritme sangat cepat inipun
seakan menjadi tetabuhan perang yang menghentak, menghantam
seluruh nadi, membungkus syair menjadi pesan yang mewajibkan
perlawanan dalam bentuk apapun ketika harkat dan martabat
bangsa terinjak-injak.

Cuplikan sajak “perang” nya (alm) Maskirbi yang biasa dilantunkan
menjadi syair dalam gerakan beritme cepat pada tarian rapai
geleng ini bisa menjadi contoh sederetan syair-syair yang
dijadikan pesan.

Doda idi hai doda idang
Geulayang blang ka putoh taloe
Beu reujang rayek banta sidang
Jak tulong prang musoh nanggroe
Doda idi hai doda idang (nyanyian nina bobo untuk anak)
Layangan sawah telah putus talinya
Cepatlah besar wahai ananda
Pergilah, perangi musuh negeri

Pada titiknya, semua gerakan tadi berhenti, termasuk
seluruh nyanyian syair. Ini merupakan gerakan akhir
dari tarian. Gerakan diam merupakan gerakan yang
melambangkan ketegasan, habisnya semua proses interaksi.

* Syair








Syair yang dibawakan tergantung pada syahi. Hingga
sekarang syair-syair itu banyak yang dibuat baru namun
tetap pada fungsinya yaitu berdakwah.

Contoh:

Rapa'i Geleng; Pesan Perlawanan dalam Tarian Aceh

Alhamdulilah pujoe keu Tuhan
Nyang peujeuet alam langet ngon donya
Teuma seulaweuet ateueh janjongan
Pang ulee alam rasul ambiya
Segala Puji kepada Tuhan
Yang telah menciptakan langit dan dunia
Selawat dan salam pada junjungan
Penghulu alam Rasul Anbiya
Nanggroe Aceh nyoe teumpat lon lahe
Bak ujong pante pulo Sumatra
Dilee baroe kon lam jaroe kaphe
Jinoe hana le aman seuntosa
Daerah Aceh ini tempat lahirku
Di ujung pantai pulau Sumatera
Dulu berada di tangan kafir
Kini telah aman dan sentosa

____________

Penutup
____________

Demikian inonya para kawan sekalian....!

...dan...

Selamat malam...!









___________________________________________________________________
Cat :
Rapai Geleng Sanggar Bungong Jeumpa - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=5BfBIbMkgK4
Gema Citra Nusantara - Tari Rapa'i Geleng - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=15S2rl7Vnoc

No comments:

Post a Comment