Wednesday, June 11, 2014

Suku Batak Angkola : protomalayans.blogspot.com dan angkolafacebook.blogspot.com serta galeri1msad.blogspot.com


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info dari protomalayans.blogspot.com tentang Suku
Angkola sekaligus melengkapi beritanya dengan menambahkan
photo Masjid Sri Alam Dunia Sipirok Mashali sebagai salah
satu bukti Sejarah Masuknya Islam ke Angkola pun menyimak dan
memahami istilah "Proto Malayan")
__________________________________________________________









_________________

Kata Pengantar
_________________

"Sebagian masyarakat suku Batak Angkola memeluk agama Islam
setelah mendapat pengaruh Islam dari Tuanku Lelo (bermarga
Nasution), yang menyebarkan Islam dengan pedangnya, dalam
misi Padri (1821) dari Minangkabau. Tetapi sebagian lain
tetap mempertahankan agama adat yang telah mereka amalkan
sejak dari zaman leluhurnya, seperti pelbegu dan malim.

Tetapi tak lama kemudian masuknya pasukan Belanda ke wilayah
ini mengusir pasukan Padri yang berusaha mengislamkan wilayah
Angkola ini, dan sebagian masyarakat Angkola yang tadinya 
bertahan dari pengaruh Islam Padri, akhirnya menerima ajaran 
Kristen yang diperkenalkan oleh para misionaris Belanda di 
wilayah Angkola ini".

Demkian kutipan berita atau info mengenai Suku Angkola dari
http://protomalayans.blogspot.com/2012/08/suku-batak-angkola.html
untuk kemudian menampilkan gambar seperti di bawah ini :


















Bagi penulis tiada yang salah dengan info ini, hanya sanya
sebagai pembaca menimbulkan tanya-tanya dalam diri :

"Agama yang diceritakan ada 2, mengapa photo agamanya satu.
Adakah yang memposting photo tersebut belum punya photo
tentang Masjid Sri Alam Dunia Sipirok Mashali sebagai salah
satu bukti sejarah masuknya Agama Islam ke Angkola...?"

Jika memang belum punya pada saat di posting, maka angkola
facebook.blogspot.com akan melengkapinya lewat postingan
ini.

Berikut kelengkapan kutipannya dan kelengkapan postingannya,
selamat menyimak...!
_____________________________________________

Kelengkapan Kutipannya (Kutipan di atas)
_____________________________________________

Suku Batak Angkola, adalah salah satu suku Batak yang
bermukim di daerah Angkola yang berada di kabupaten
Tapanuli Selatan provinsi Sumatra Utara.

Nama Angkola berasal dari nama sungai di Angkola yaitu
(sungai) batang Angkola. Menurut cerita, sungai ini diberi
nama oleh Rajendra Kola (Chola) I, penguasa kerajaan Chola
(1014 - 1044 M) di India Selatan ketika itu yang masuk
melalui Padang Lawas.

Daerah Angkola sendiri terbagi dua wilayah yang sebelah
Selatan Batang Angkola diberi nama Angkola Jae (Hilir)
dan sebelah Utara diberi nama Angkola Julu (Hulu).

Gadis Angkola






Sepeninggal kekuasaan Radjendra Chola I, muncul seorang tokok
dari Tano Angkola, yang bernama Oppu Jolak Maribu yang bermarga
Dalimunthe. Oppu Jolak Maribu ini mendirikan huta (kampung)
pertama di daerah Angkola yang bernama Sitamiang.

Berikutnya seperti Pargarutan yang artinya tempatnya mengasah
pedang. Tanggal yaitu tempatnya menaggalkan hari/tempat kalender
batak dan lain-lain.

Kemudian masuklah suku-suku lain dari segala penjuru ke wilayah
Angkola. Suku-suku pendatang ini ada yang berbaur dengan
suku Angkola dan ikut dalam adat-istiadat suku Angkola,
tetapi ada juga yang tetap mempertahankan adat nya sendiri.

Rumah adat suku Angkola























Marga-marga pada masyarakat Angkola pada umumnya adalah Dalimunthe,
Harahap, Siregar, Nasution, Ritonga, Batubara, Daulay  dan lainnya.
Beberapa marga-marga yang ada pada suku Angkola ini terdapat juga
pada suku Batak Toba dan Batak Mandailing. Secara sejarah,
sepertinya suku Batak Angkola ini masih berkerabat dengan
suku Batak Toba dan Batak Mandailing. Walaupun saat ini mereka
menyatakan berbeda satu sama lain.

Kadang bagi masyarakat lain, di luar suku Batak, agak
membingungkan untuk membedakan antara suku Batak Angkola dengan
suku Batak Mandailing. Karena dari segi budaya dan bahasa, bisa
dikatakan nyaris mirip, hanya dibedakan dari dialek yang berbeda.
Intonasi bahasa Batak Angkola sendiri lebih lembut dibanding
dengan intonasi bahasa Batak Toba, tetapi masih lebih keras
dibanding intonasi bahasa Batak Mandailing.

Sebagian masyarakat suku Batak Angkola memeluk agama Islam
setelah mendapat pengaruh Islam dari Tuanku Lelo (bermarga
Nasution), yang menyebarkan Islam dengan pedangnya, dalam
misi Padri (1821) dari Minangkabau. Tetapi sebagian lain
tetap mempertahankan agama adat yang telah mereka amalkan
sejak dari zaman leluhurnya, seperti pelbegu dan malim.

Tetapi tak lama kemudian masuknya pasukan Belanda ke wilayah
ini mengusir pasukan Padri yang berusaha mengislamkan wilayah
Angkola ini, dan sebagian masyarakat Angkola yang tadinya
bertahan dari pengaruh Islam Padri, akhirnya menerima ajaran
Kristen yang diperkenalkan oleh para misionaris Belanda di
wilayah Angkola ini.

Masyarakat Batak Angkola pada umumnya hidup sebagai petani,
seperti membuka lahan padi sawah maupun ladang. Selain itu
mereka juga menanam berbagai jenis sayur-sayuran sampai ke
tanaman keras seperti kopi arabica dan lain-lain. Kegiatan
lain adalah memelihara ternak seperti ayam, bebek, angsa
dan juga kerbau atau sapi.

sumber:
minsanlubis.blogspot.com
foto: 4shared.com
foto: sosbud.kompasiana.com
foto: minsanlubis.blogspot.com
foto: gkpa.wordpress.com
wikipedia
dan sumber lain
http://protomalayans.blogspot.com/2012/08/suku-batak-angkola.html
________________________________________________

Kelengkapan Postingannya (Masjid Sri Alam Dunia 
Sipirok Mashali atau MSAD Sipirok Masholi)
________________________________________________

Ini beberapa Photonya :

































Ini link gabaran sejarahnya dan situs-nya :
http://galeri1msad.blogspot.com/2012/08/sejarah-msad-sipirok-nasholi.html
_________________________________

Sekilas tentang istilah Proto Malayan
_________________________________

Sukubangsa Proto Malayan sudah ada sejak 7000 tahun SM (BC) atau sekitar
9000 tahun yang lalu. Hidup dalam satu kesatuan sukubangsa yang terisolasi 
di dataran tinggi China, tepatnya di dataran tinggi Yunan, hidup dan
berkembang menjadi suatu populasi yang besar hidup berkelompok, berladang
dan berburu selama ribuan tahun. Dataran tinggi Yunan adalah suatu daerah
yang subur dan terisolasi di pegunungan.

Namun pada 5000 - 2000 tahun SM (BC), bangsa Mongol yang suka berperang
mulai melebarkan daerah jajahan di wilayah Asia daratan dan secara perlahan
memasuki dataran tinggi Yunan. Bangsa Mongol merampas berbagai wilayah dan
mendesak Sukubangsa Proto Malayan. Akibat agresi dari bangsa Mongol ini, 
sukubangsa Proto Malayan terdesak ke pesisir. Tetapi di pesisir mereka
juga mendapat tekanan dari bangsa Syan yang sudah lebih dahulu berada
disana, mereka sempat bertahan beberapa abad, tetapi dengan masuknya
bangsa Arya-Dravidian dengan pasukan militernya membuat mereka
terpecahbelah.

Sekelompok orang naik ke pegunungan di Formosa Taiwan, dan membentuk
komunitas yang disebut sebagai Suku Tayal.

Kelompok lain menuju perbatasan Thailand dan Burma membentuk komunitas yang
dinamakan Suku Karen dan ada juga kelompok yang bertahan di sepanjang
Sungai Mekong yang membentuk komunitas bernama Suku Meo.

Sedangkan yang mencoba bertahan di pesisir pada akhirnya harus menyeberang
lautan dan tersebar ke segala penjuru Asia Tenggara sampai ke wilayah Asia
Pasifik hingga Samudra Hindia dalam jumlah besar.

Sebagian kelompok mendarat di kepulauan-kepulauan lepas pantai sebelah barat
Sumatra. Di sana membentuk beberapa komunitas 'Rumpun Batak Pulau' yang terdiri 
dari Suku Enggano, Suku Mentawai, Suku Nias dan Suku Simalur. 

Kelompok lain mendarat di Barus dan membentuk suatu komunitas yang kemudian
menjadi cikal bakal Rumpun Batak.

Selain itu dari kelompok ini ada juga yang meneruskan perjalanan ke
pedalaman hutan Sumatra, terpecah dalam beberapa kelompok masuk ke
pedalaman hutan Sumatra bagian tengah (Riau, Sumatra Barat dan Jambi).
Diduga salah satunya adalah Suku Anak Dalam.

Kelompok lain mendarat di kepulauan Riau dan membentuk beberapa komunitas kecil
serta mengisolasi diri di pulau-pulau terpencil. Komunitas-komunitas ini terdiri
dari Suku Utan di pulau Rempang. Suku Anak Laut di pulau Batam, Suku Sakai,
Suku Sawang dan Suku Akit di pulau Bengkalis.

Kelompok lainnya mendarat di Sumatra bagian selatan yang terbagi atas 3 kelompok,
yaitu satu kelompok menuju Danau Ranau dan disebut sebagai suku Abung, Kelompok
kedua bertahan di lampung dan membentuk komunitas yang disebut sebagai suku
Lampung. Kelompok ketiga menuju Danau Ranau dan membentuk suku Komering dan
suku Daya.

Konon menurut cerita masyarakat Lampung, dari kelompok terakhir ini sebagian
memisahkan diri dan meneruskan perjalanan ke Danau Toba, inilah yang menjadi 
cikal bakal suku Toba (Batak). Ini ditambahkan dengan adanya kemiripan bahasa 
antara kelompok-kelompok ini.
.
Selain itu dari kelompok yang menyusuri garis pantai Sumatra bagian barat
mendarat di Kalimantan sebelah selatan, membentuk komunitas bernama
Suku Ma'anyan. Suku Ma'anyan ini banyak memiliki kemiripan bahasa dan dialek
dengan 'Rumpun Batak Pulau'. Saat ini Suku Ma'anyan dikenal dengan sebutan
sebagai Suku Dayak Ma'anyan.

Sedangkan sukubangsa Proto Malayan yang memotong jalur laut mendarat di
Kalimantan sebelah barat datang dalam jumlah besar langsung menyebar di
seluruh wilayah Kalimantan, membentuk komunitas-komunitas yang semuanya
dikenal sebagai Suku Dayak.

Penyebaran lain ada yang mendarat di Pulau Lombok yang dikenal sebagai Suku
Sasak, tetapi karena pengaruh masuknya Hindu dan Islam, budaya Proto Malayan
yang diusungnya secara perlahan terkikis, tetapi kalau dilihat dari beberapa
peninggalan sejarah membuktikan Suku Sasak dahulunya pengusung budaya
Proto Malayan.

Dalam penyebaran Proto Malayan ada yang sampai ke Sulawesi dan membentuk 
komunitas yang bernama Suku Toraja, dimana budaya, rumah adat, pakaian,
warna dan dialek sangat akrab dengan rumpun suku Toba (Batak).

Proto Malayan berikutnya yang mendarat di Sulawesi adalah Suku Wajo, yang
punya hubungan kuat dengan suku-suku terpencil di kepulauan wilayah Riau,
Suku Bajau di Kalimantan dan Suku Laut di Malaysia dan Burma. Keahlian suku
ini di laut terbentuk karena sempat bertahan lama di pesisir Indochina
selama beberapa abad. Sebagian kecil dari kelompok ini meneruskan perjalanan
hingga ke Madagascar.

Penyebaran Sukubangsa Proto Malayan terus terjadi hingga ke Filipina, dan 
membentuk suatu komunitas yang bernama Suku Bontoc. Para peneliti beranggapan
Suku Bontoc merupakan kelompok Proto Malayan yang menyusuri garis pantai
barat Sumatra yang sebagian mendarat di pulau-pulau sebelah barat Sumatra,
mendarat di Kalimantan bagian selatan dan sebagian kecil meneruskan perjalanan
ke Filipina serta sisanya terus hingga sampai Madagascar. Bahasa suku Bontoc
mirip dengan bahasa suku Dayak Ma'anyan di Kalimantan.

Sedangkan kelompok Proto Malayan lain mendarat di Filipina membentuk komunitas 
yang bernama suku Igorot. Dari kelompok ini ada yang memisahkan diri dan
mengisolasi diri di pegunungan dan dikenal sebagai suku Batac dan menetap
di wilayah Palawan. Bahasa suku Igorot ini sangat mirip dengan 
bahasa Toba (Batak). 

Penyebaran Sukubangsa Proto Malayan ini terus ke beberapa kepulauan Pasifik
hingga ke Lautan Hindia dan Kepulauan Andaman dan Nicobar.

Sumber :
http://protomalayans.blogspot.com/2010/05/proto-malayan.html
____________

Penutup
____________

Demikian isi postingan ini...dan salam hormat penulis Angkola
facebook.blogspot.com pada penulis protomalayans.blogspot.com

Selamat malam dan horas...!
________________________________________________________________
Cat :
Link Affiliasi: http://ngeklik.com/?id=parlin72


No comments:

Post a Comment