#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Panjar Tebing lewat humorisasi Rok-nya
boru Tobing (ece-ece) yang dipanjat para putra Batak)
~ Info dan Humorisasi ala putra Batak Angkola ~
___________________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Jika kita mengacu ke Sumatra Utara, maka Tebing adalah nama suatu
wilayah di Sumut yang bupatinya....
Tebing di Sumatra Utara "jika kita melihat dari posisi kita melihat"
maka ada namanya Tebing Curam dan ada namanya Tebing Tinggi. Tebing
yang tinggi biasanya akan di naiki dan tebing yang curum akan
dituruni.
Nah...!
Postingan ini akan menyajikan informasi seputar "Kenaikan di Tebing
Tinggi" yang bisa tebingnnya di Tebing Tinggi, bisa pula di tebing-
tebing lainnya di Negeri ini. Madung...? Sudah...?
Adapun "Tebing" sebagai "Tobing" dalam Bahasa Batak, kapan-kapan kita
bicarakan, karena "Tobing" bisa juga sebagai marga disamping sebagai
Tebing.
Tebing Naik Tobing dalam bahasa batak artinya Si Tobing Naik Tebing,
atau "Tebing di naiki si Tobing". Tebing atau Tobing ini di tanah
Batak bukan saja sebagai tempat bersarang berbagai macam burung, ulok
dan lain sebaginya, juga sebagai tempat bersarang semut yang dalam
bahasa bataknya di sebut "Porkis".
Karena itu...!
Tebing atau Tobing ini-pun dimasukkan juga dalam karya satra batak
yang salah satu syairnya berbunyi :
Mangittir di tobing
di doit porkis palapakku
marpikir au sattokkin
di lojongkon halak barutulangku
arti bebasanya :
Memanjat tebing saya
di gigit semut telapak kakiku
selagi saya berpikir
di larikan orang pacar kesayanganku.
atau
Huida boru Tobing rohangki humosinghosing
bollow...bollow hi-hi...
bollow...bollow ha-ha...
(Menyimak info sekitar Panjar Tebing lewat humorisasi Rok-nya
boru Tobing (ece-ece) yang dipanjat para putra Batak)
~ Info dan Humorisasi ala putra Batak Angkola ~
___________________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Jika kita mengacu ke Sumatra Utara, maka Tebing adalah nama suatu
wilayah di Sumut yang bupatinya....
Tebing di Sumatra Utara "jika kita melihat dari posisi kita melihat"
maka ada namanya Tebing Curam dan ada namanya Tebing Tinggi. Tebing
yang tinggi biasanya akan di naiki dan tebing yang curum akan
dituruni.
Nah...!
Postingan ini akan menyajikan informasi seputar "Kenaikan di Tebing
Tinggi" yang bisa tebingnnya di Tebing Tinggi, bisa pula di tebing-
tebing lainnya di Negeri ini. Madung...? Sudah...?
Adapun "Tebing" sebagai "Tobing" dalam Bahasa Batak, kapan-kapan kita
bicarakan, karena "Tobing" bisa juga sebagai marga disamping sebagai
Tebing.
Tebing Naik Tobing dalam bahasa batak artinya Si Tobing Naik Tebing,
atau "Tebing di naiki si Tobing". Tebing atau Tobing ini di tanah
Batak bukan saja sebagai tempat bersarang berbagai macam burung, ulok
dan lain sebaginya, juga sebagai tempat bersarang semut yang dalam
bahasa bataknya di sebut "Porkis".
Karena itu...!
Tebing atau Tobing ini-pun dimasukkan juga dalam karya satra batak
yang salah satu syairnya berbunyi :
Mangittir di tobing
di doit porkis palapakku
marpikir au sattokkin
di lojongkon halak barutulangku
arti bebasanya :
Memanjat tebing saya
di gigit semut telapak kakiku
selagi saya berpikir
di larikan orang pacar kesayanganku.
atau
Huida boru Tobing rohangki humosinghosing
bollow...bollow hi-hi...
bollow...bollow ha-ha...
Aku nemu promo menarik di Lazada nih. Yuk coba lihat!
Nama Produk: Hanger Panjat Tebing Panjat Dinding Climbing
Harga Produk: Rp16.000
Harga Diskon: Rp16.000
Para kawan diman-pun berada...!
Khsusnya yang bukan orang Batak.
Inilah sebabnya atau alasannya, mengapa orang batak tidak terlalu suka
memanjat tebing, "Karena mereka takut, pada saat mereka memanjat
pacar atau boorutulangnya ini dilarikan orang (Boleh percaya dan tidak-pen)
Dan itu pula-lah sebabnya,mengapa sebagian besar para putra batak
lebih suka memanjat Rok Borutulang-nya dari pada memanjat Tebing.
Mengapa begitu...!
Karena orang Batak itu tahu, bahwa di dalam rok Borutulagnya ini
ada juga tebing, yang menurut hemat sebagian orang Batak lebih
penting untuk dipelihara dan di panjat dari pada tebing-tebing
apa-pun yang ada di Nusantara ini, apalagi kalau tebing tersebut
miliknya para Boru Tobing.
O...oooo boru Tobing...
boi do ho gabe tu au
dang martitel dope au
behama baenonku...
"Wahai cewe bermarga Tobing
mau ngak kau sama aku
tapi belum ada gelarku
bagaimana mau saya bilang"
Dan ini tebing-nya boru Tobing yang penulis maksud :
Nama Produk: Olahraga Panjat Tebing Luar Ruangan, Pegangan Tali, Penyelamatan Teknik Ketinggian Tinggi, Perlindungan Jatuh, Perangkat Mengunci Sendiri Anti Jatuh
Harga Produk: Rp956.000
Harga Diskon: Rp531.000
...dan yang ini.... Luar biasa :
Para kawan dimanapun berada...!
Selamat menyimak...!
Macam info kelengkapan dari tebing ini.
_______________________________________________________________
Sekilas info Panjat Tebing Rock Climbing
________________________________________________________________
Panjat Tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing
merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan
merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa
dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan
peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya.
Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur
batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45°
dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada perkembangannya kegiatan panjat tebing berevolusi menjadi
berbagai dimensi kegiatan: olahraga yang mengejar prestasi,
petualangan yang mengejar kepuasan pribadi, dan sebagai kegiatan
profesi untuk mencari nafkah yaitu Kerja pada Ketinggian.
* Sejarah Panjat Tebing Indonesia
Nama Produk: harness panjat tebing climbing,,pengaman panjat tiang listrik
Harga Produk: Rp59.500
Harga Diskon: Rp59.500
Pada sekitar tahun 1960, perkembangan panjat tebing di Indonesia dimulai,
dimana Tebing 48 di Citatah, Bandung. mulai dipakai sebagai ajang latihan
oleh pasukan TNI AD.
Tahun 1976, merupakan awal mula panjat tebing modern di Indonesia dimulai,
yaitu ketika Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah, Bandung
dan diteruskan dengan mendirikan SKYGERS ''Amateur Rock Climbing Group''
bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan Agus R,
yang pada tahun 1977.
Tahun 1979, Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium Taman Ismail
Marzuki, Jakarta. yang merupakan upaya mempublikasikan olahraga panjat
tebing di Indonesia. Skygers mengadakan Sekolah Panjat Tebing yang
pertama pada tahun 1981.
Tahun 1980, Tebing Parang, Purwakarta, Jawa Barat. Untuk pertama kalinya
dipanjat oleh team ITB, dan masih pada tahun yang sama Wanadri menjadi
team Indonesia pertama yang melakukan ekspedisi ke Cartenzs ''Pyramide'',
mereka gagal sampai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan
Cartenzs Timur.
Tahun 1982, terjadi tragedi dengan merenggut korban tewas pertama
panjat tebing Indonesia adalah Ahmad, salah satu pemanjat asal Bandung,
tragedi terjadi ketika melakukan pemanjatan pada Tebing 48 di Citatah.
Pada tahun 1984, Skygers dan Gabungan Anak Petualang memanjat Tebing
Lingga di Trenggalek, Jawa Timur serta Tebing Ulu Watu di Bali.
Tahun 1985, Tebing Sorelo, Lahat, Sumatra Selatan. dipanjat oleh Team
Ekspedisi Anak Nakal.
Pada tahun 1986, Kelompok Gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing
Bambapuang di Sulawesi Selatan, Lalu Kelompok Unit Kenal Lingkungan
Universitas Padjajaran memanjat Gunung Lanang di Jawa Timur, Team
Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di Bendungan, Si Gura-gura,
Sumatra Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berhasil dengan
menciptakan lintasan baru. Sebagai catatan, bahwa kompetisi panjat
tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, kompetisi
dilaksanakan pada tebing alam dan sempat ditayangkan oleh Televisi
Republik Indonesia.
Tercatat pada tahun 1987, Ekspedisi Wanadri yang menyelesaikan pemanjatan
di Tebing Unta di Kalimantan Barat, Kelompok Trupala memanjat Tebing
Gajah di Jawa Tengah dan Skygers memanjat Tebing Sepikul di Jawa Timur.
Pada tahun ini pula lomba panjat tebing di Indonesia yang pertama
dilaksanakan, yaitu di Tebing Pantai Jimbaran, Bali.
Tahun 1988, Kantor Menpora bekerjasama dengan Kedutaan Besar Perancis
mengundang empat pemanjat mereka untuk memeperkenalkan dinding
panjat serta memberikan kursus pemanjatan. Pada akhir acara, terbentuk
Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia(FPTGI), yang diketuai
oleh Harry Suliztiarto.
Pada tahun yang sama Aranyacala Trisakti mengadakan ekspedisi
panjat tebing, pada Tower III, Tebing Parang, Jawa Barat. yang
dipanjat oleh kelompok yang kesemua anggotanya putri. Kelompok
putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor. Sandy
Febryanto (Alm) dan Djati Pranoto melakukan panjat kebut yang pertama
dilakukan di Indonesia, di Tower I Tebing Parang, yang mana merupakan
pemanjat tebing besar pertama yang dilakukan tanpa menggunakan
alat pengaman, waktu yang diperlukan adalah empat jam.
Pada tahun ini(1988), Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing memerlukan
waktu lima hari pemanjatan dan menjadi penyebab kagagalan untuk
memenuhi target dua hari pemanjatan di Dinding Utara Eiger, Alpen,
Perancis. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil
menciptakan lintasan baru pada dinding yang sama.
Keberangkatan Sandy Febriyanto dan Djati Pranoto ke Yosemite, AS.
untuk memanjat Half Dome guna memecahkan rekor Speed Climbing,
pada tahun 1988, dan mengalami kegagalan pula di El Capitan.
* Sejarah Panjat Tebing Modern di Indonesia
21 April 1988 14.45 WIB Kaum Pendaki Tebing/Gunung menyatakan Pembentukan
Federasi Pemanjat Gunung Indonesia di Tugu Monas. DOkumen ini pada
perjalanannya berubah menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia. Dan
hingga ini federasi pendaki gunung masih belum keliatan.
Tahun 1989, dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah
dengan gugurnya salah satu pemanjat terbaik: Sandy Febriyanto, terjatuh
di Tebing Pawon, Citatah, Bandung. Tapi tak lama, semangat almarhum
seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi
panjat tebing di bumi pertiwi ini, seperti: Ekspedisi Putri Lipstick
Aranyacala memanjat Tebing Bambangpuang, lalu dari Arek Arek Young
Pioner Malang memanjat Tebing Gajah Mungkur di seputaran Kawah Gunung
Kelud, Kelompok Mega dari Univeritas Taruma Negara mengadakan Ekspedisi
Marathon Panjat Tebing yang merambah tebing-tebing Citatah, Parang,
Gajah Mungkur dan berakhir di Uluwatu, Bali. dalam waktu hampir sebulan,
ini merupakan marathon panjat tebing pertama di Indonesia.
Pada tahun ini(1989) tak kurang sepuluh kejuaraan panjat tebing
diselenggarakan, beberapa yang besar diantaranya: Unpad Bandung, Tri
Sakti Jakarta, ISTN Jakarta, Markas Kopassus Grup I di Serang, dua kali
oleh Trupala Jakarta (Balai Sidang Ancol).
Kelompok Kapa Ul dan Geologi ITB. Di akhir tahun 1989, ditutup dengan
gebrakan Budi Cahyono yang melakukan pemanjatan solo di Tebing Tower
III Parang, ini merupakan artificial solo Climbing pertama pada tebing
besar di Indonesia.
Tahun 1990, Lomba Panjat Dinding Nasional (LPDN) di gelar di Jakarta,
dengan ketinggian 15 meter dan dibangun empat sisi. Pada tahun ini pula,
Pataga Jakarta mendaki Puncak Carstenz Pyramide dan Puncak Jaya.
Tahun 1991, Rapat Paripurna Nasional FPTI yang pertama di selenggarakan
di Puncak Jabar. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia mengirimkan
atlit panjat tebing di kejuaraan Oceania- Australia, empat atlit yang dikirim
hanya Andreas dan Deden Sutisna yang mendapat peringkat keempat dan lima.
Dengan keikutsertaan ini membuka mata dunia panjat tebing Internasional,
bahwa Indonesia sudah memepunyai atlit panjat tebing berskala Internasional.
FPTI mengeluarkan peraturan panjat dinding pertama dan Pengda FPTI Jatim
bekerjasama dengan Impala Univeritas Merdeka Malang yang mengadakan Climbing
Party di Lembah Kera, diikuti oleh puluhan pemanjat, membuat jalur-jalur
pada Lembah Kera dan diskusi panjat tebing.
Gabungan tim panjat tebing Putri yang terdiri dari Atlet Aranyacala Trisakati,
Mahitala Unpar dan IKIP Bandung Mengadakan pemanjatan di Half Dome, AS.
Ekspedisi pemanjatan putri tahun 1991 di Cima, Ovest, Italy. Pada tahun ini
pula tercatat beberapa kecelakaan di dinding panjat: Zainudin tewas di
Samarinda karena tidak memasang pengaman, tiga pemanjat lagi jatuh dan
cedera (lumpuh dan patah tulang), semua kejadian tersebut disebabkan oleh
tidak diikutinya prosedur keselamatan pemanjatan. Satu prestasi lagi
dilakukan oleh Maully MW Wibowo, melakukan pemanjatan solo (free solo)
pertama di Bambapuang.
Tahun 1992, Kejurnas Panjat Tebing I, di selenggarakan di Padang. Tampil
sebagai juara adalah kontingen dari Jakarta. Ronald Marimbing dan Panji
Santoso mengikuti Asian Championship di Seoul. Sementara Mamay S, Salim
dan Maully MW Wibowo mengikuti kursus Juri dan Pembuat Jalur disambung
dengan Rapat CICE Asia. Budi Cahyono, yang dikontrak oleh perusahaan
Rokok, berangkat ke Taiwan untuk melakukan Pemanjatan Iklan. FPTI
diterima secara resmi menjadi anggota UIAA, disusul dengan pengiriman
ke Rapay CICE Asia di Hongkong.
Pada tahun 1994, Tim FPTI gagal berangkat ke Fixroy dan Aconcagua. Secara
resmi FPTI menjadi Anggota KONI yang ke 50. Ronald M dan Nunun Masruruh
menduduki peringkat ke sembilan dan keduabelas di kejuaraan Asia ke III
di Jepang, sementara Hendricus Mutter rapat CICE di Jepang. Mamay S’Salim
dan Kresna Huiarna melakukan pembuatan jalur di tebing-tebing Taiwan.
Tahun 1995, Rapat Paripuma Nasional FPTI III, terselenggara di Kaliurang,
Yogyakarta. Kejumas Panjat Tebing ke III diadakan di Alun-alun Utara
Yogyakarta, dan Juara Umum diboyong oleh DKI Jakarta dengan menggeser
kontingen Jawa Barat dan Sumatra Barat. Dalam Kejumas III ini pula mulai
dilombakan kelas panjat Speed yang pertama diadakan di Indonesia. Masih
pada bulan yang sama, tahun 1995, di Yogyakarta diadakan pula kursus Juri
dan Pembuat Jalur, diikuti oleh Pengurus Pengda FPTI series dari ABRI
dan Pramuka.
Pada tahun 1997, Asmujiono dan disusul Missirin (Kopassus) yang tergabung
dalam expedisi gabungan sipil dan militer ke Puncak Everest, berhasil
mencapai puncak dan berhasil menjadi orang Asia Tenggara pertama yang
mencapai Puncak Everest.
Tahun 2000, panjat tebing resmi menjadi cabang olah raga yang dipertandingkan
di Pekan Olahraga Nasional ke XV, di Surabaya sebagai cabang olahraga mandiri.
Pada tahun yang sama, Sekolah Vertical Rescue angkatan pertama diselengggarakan
oleh Perguruan Panjat Tebing SKYGERS Indonesia dengan jenazah Roni Aral yang
berhasil dievakuasi oleh tim vertical rescue SKYGERS dari kedalaman 600m di
Gunung Cikuray, Jawa Barat.
Tahun 2001, tim vertical rescue SKYGERS terlibat dalam evakuasi dua jenazah
di Gunung Salak, Jawa Barat.
Pada tahun 2003, rekor baru pembuatan jalur panjat tebing alam terbanyak
tercipta sebanyak 400 buah jalur pemanjatan oleh Tedi Ixdiana. Tebing Siung
di Kawasan Yogjakarta digempur oleh tim SKYGERS , berakhir dengan terciptanya
45 jalur. Tedi Ixdiana dan Tim MATRA membuat jalur free climbing pertama
di Gunung Krakatau, Selat Sunda.
Pada Tahun 2004, Pemanjatan Tebing Pantai Jawa dan Bali oleh SKYGERS dan
Tim EXPEDITION METRO TV 2004. termasuk pemanjatan Tebing Mandu, Indonesia.
Tahun 2004 panjat tebing resmi menjadi cabang olahraga yang memperebutkan
medali di PON 2004. Sesuai SK FPTI No. 108/SKEP-PPFPTI/07.04 cabang panjat
tebing pada PON 2004 memperebutkan 14 medali emas yaitu:
Perorangan kesulitan putra
Perorangan kesulitan putra
Perorangan kecepatan putra
Perorangan kecepatan putri
Perorangan jalur-pendek putra
Perorangan jalur-pendek putri
Beregu kesulitan putra
Beregu kesulitan putri
Beregu kecepatan putra
Beregu kecepatan putri
Beregu jalur-pendek putra
Beregu jalur-pendek putri
Beregu ganda-campuran kesulitan
Beregu ganda-campuran kecepatan
Tahun 2005, Indonesia menggirimkan Tedi Ixdiana dan Murjayanti untuk
mengikuti kejuaraan panjat tebing alam “International Invitation
Tournament”, di Huguan Taihang Mountain Gorges, Chiangzhi, China.
Pada tahun yang sama pula, pemanjatan pada tujuh air terjun di Indonesia
diprakarsai oleh tim EXPEDITION-MERTO TV dan SKYGERS.[2]
Pedoman Kompetisi (PDK) Panjat Tebing Indonesia diterbitkan. PDK berisi
peraturan untuk mempersiapkan dan menjalankan kompetisi panjat tebing
yang sangat komprehensif. Isi PDK mengacu pada Competition Rules yang
dikeluarkan oleh UIAA.
Tahun 2006 Sirkuit Panjat Tebing Indonesia pertama kali digelar di Musi
Banyuasin. Amri (Jawa Barat) dan Emi Zainah (DKI Jakarta) sebagai juara
untuk nomor lead putra dan putri. Nomor kecepatan putra dan putri dijuarai
oleh Abudzar Yulianto (Jawa Timur) dan Evi Neliwati (Jawa Timur), sedangkan
nomor Jalur-pendek keluar sebagai juara pertama adalah kembali Abudzar
Yulianto dan Hj WIlda keduanya mewakili propinsi Jawa Timur.
Sirkuit Panjat Tebing Indonesia II dilakukan di Samarinda, Kalimantan Timur
pada tanggal 1 September 2006. Pada sirkuit ini pertama kali dilombakan
kompetisi untuk para pemanjat dari kalangan militer/kepolisian dimana
Praka Bobby Sahanaya (Denarhanud Rudal 002 Bontang) keluar sebagai juara
di nomor kecepatan sedangkan untuk nomor kecepatan peringkat pertama diraih
oleh Agus Setiawan (Brimob Satuan III/Pelopor Kelapa Dua Jakarta).
Tahun 2007 FPTI menggelar Musyawarah Nasional yang menghasilkan perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah menyesuaikan dengan UU
Sistem Keolahragaan Nasional (UU No. 3 tahun 2005).
Evi Neliwati mencatatkan namanya sebagai pemanjat tebing Indonesia pertama
yang meraih peringkat pertama pada Seri Kejuaraan Dunia (World Cup Series)
2007 yang dilaksanakan di Singapura. Evi menyisihkan saingan terberatkan
dari Rusia. Catatan ini seolah menghapus kutukan bahwa para pemanjat kita
seperti Etta Handrawati, Erianto Rojak dan lainnya yang selalu kalah dari
para pemanjat Rusia.
Pada PON 2008 Kalimantan Timur, cabang olahraga panjat tebing memperebutkan
21 medali emas dari nomor perorangan dan beregu.
May 2010 Sport Climbing resmi menjadi cabang olahraga resmi SEA Games 2011,
hal ini diputuskan dalam Pertemuan the SEA Games Federation di Jakarta
30 May 2010. Berita Gembira merupakan hasil dari perjualan panjang komunitas
panjat tebing se-Asia Tenggara yang dimotori oleh The Southeast Asia Climbing
Federaion (SEACF) sejak terbentukan lembega tersebut tahun 1996 di Jakarta.
Pada 2011 panjat tebing pertama kali menjadi cabang olahraga yang memperebutkan
medali yaitu sebanyak 10 medali emas pada SEA Games 2011 Palembang, Indonesia.
Keputusan itu dihasilkan pada pertemuan the SEA Games Federation Maret 2011
di Bali, Indonesia.
13 Nopember 2011 Aan Aviansyah (21) atlit panjat tebing Indonesi berhasil
mengukirkan namanya sebagai atlit pertama yang meraih medali emas pada
cabang olahraga Panjat Tebing pada ajang SEA Games XXVI 2011 di Jakabaring,
Palembang, Sumetara Selatan. Tim panjat tebing Indonesia meraih 9 dari 10
emas yang diperebutkan, hasil ini menjadi penghalang utama cabang panjat
tebing pada SEA Games berikutnya.
Pemandu WIsata Panjat Tebing: Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Pemandu Wisata Panjat Tebing terbit sesuai Surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.194 Tahun 2011. Standar ini sejatinya untuk
memastikan bahwa tebing-tebing Indonesia akan menjadi target tujuan wisata
global dan pemandu pemanjatan adalah anak bangsa sendiri.
* Panjat Tebing Post Modern
12 Desember 2012 Tedi Ixdiana dan kawan-kawan meproklamirkan berdirinya
Komunitas Panjat Tebing Merah Putih yang mempunyai fokus kegiatan pada
panjat tebing alam antara lain pembukaan dan pembuatan jalur pemanjatan,
pendataan tebing dan jalur pemanjatan, konservasi tebing alam, pembentukan
jejaring vertikal rescue.
30 Desember 2013 Katalog Panjat Tebing Indonesia terbit secara online di
media Internet. Katalog ini berisi data-data kawasan, tebing dan jalur
panjat tebing yang ada di seluruh Indonesia. Pada perjalanannya katalg
juga berisi istilah dan dokumen terkait dengan panjat tebing.
Katalog ini merupakan kontribusi dari Komunitas Panjat Tebing Merah Putih
dimana pengumpulan data dilakukan sejak pertengahan tahun 2011.
19-26 Nopember 2013 Komunitas Panjat Tebing Merah Putih membuka kawasan
pemanjatan pertama di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Pada kegiatan
tersebut dituntaskan pembuatan Jalur ke-1.000 untuk Indonesia di tebing
Mama Painemo, Teluk Kabui, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
10 Januari 2014 berdiri komunitas panjat tebing di Kabupaten Raja Ampat,
Papua Barat dibawah naungan Komunitas Panjat Tebing Merah Putih.
Gerakan post modern ini sepertinya ingin mengembalikan ruh kegiatan panjat
tebing pada tebing alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang
jumlahnya ribuan itu, yang jika tidak mulai dipikirkan hanya akan jadi
tontonan tuan rumah.
15 Mei 2014 sudah dipastikan bahwa panjat tebing tidak menjadi cabang
olahraga yang dilombakan pada pesta olahraga Asia Tenggara (SEA Games)
2015 di Singapura. Kepastian ini berdasarkan hasil pertemuan the SEA Games
Federation yang diadakan di Singapura.
* Lembaga Panjat Tebing di Indonesia
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI)
Pengurus di tingkat propinsi adalah:
Pengurus Daerah Propinsi Aceh
Pengurus Daerah Propinsi Sumatera Utara
Pengurus Daerah Propinsi Sumatera Barat
Pengurus Daerah Propinsi Riau
Pengurus Daerah Propinsi Kepulauan Riau
Pengurus Daerah Propinsi Sumatera Selatan
Pengurus Daerah Propinsi Jambi
Pengurus Daerah Propinsi Bengkulu
Pengurus Daerah Propinsi Lampung
Pengurus Daerah Propinsi Banten
Pengurus Daerah Propinsi Jawa Barat
Pengurus Daerah Propinsi Jawa Tengah
Pengurus Daerah Propinsi DI Yogyakarta
Pengurus Daerah Propinsi Jawa Timur
Pengurus Daerah Propinsi Bali
Pengurus Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat
Pengurus Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur
Pengurus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan
Pengurus Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
Pengurus Daerah Propinsi Sulawesi Utara
Pengurus Daerah Propinsi Kalimantan Selatan
Pengurus Daerah Propinsi Kalimantan Barat
Pengurus Daerah Propinsi Kalimantan Timur
Pengurus Daerah Propinsi Kalimantan Tengah
Pengurus Daerah Propinsi Papua Barat
Badan Standarisasi Pemanjatan Indonesia
Lembaga Pelatihan dan Sertifikasi Panjat Tebinng Indonesi
DI setiap propinsi ada pengurus tingkat kota atau kabupaten.
* Jenis Batuan Tebing
Jenis batuan tebing yang biasa digunakan untuk pemanjatan dalam
olah raga panjat tebing adalah sebagai berikut;
• Batu Andesit
• Batu Kapur (Limestone)
• Batu Karang
* Peralatan Panjat Tebing
Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah
pemanjat, tehnik pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan
akan dipengaruhi oleh kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun
antisipasinya.
Berikut beberapa peralatan dasar yang digunakan untuk memanjat tebing:
• Helm,
pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada
umumnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan. Helm digunakan
untuk pemanjatan pada tebing alam, selain untuk menhindari benturan
kepada pada tebing juga untuk mengurangi risiko jika tertimpa banda
jatuh. Untuk pemanjatan artifisial (terutama saat kompetisi)
penggunaan helm tidak lazim.
• Kernmantle rope/Tali kernmantle,
merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan
dengan jarak ketinggian tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata
adalah 70 meter.
Jenis kernmantle untuk pemanjatan terbagi menjadi dua: dinamik
dan statik. Tali dinamis biasa digunakan untuk pemanjatan dengan
teknik lead (rintisan) karena ketika pemanjat terjatuh akan
mempunyai elastitas yang cukup baik sehingga menghindari terjadi
cedera dalam (khususnya tulang belakang). Tali statik pun tidak
sarankan untuk digunakan mengingat elastitasnya yang sangat rendah
yang berbahaya pada energi yang terpaksa harus diterima oleh tubuh
jika terbebani saat pemanjat terjadi.
• Climbing Shoes/
Sepatu Panjat untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki
kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu pemanjat untuk berpijak pada
permukaan vertikal, dan melindungi kaki dari tajamnya bebatuan
maupun gesekan bebatuan yang kasar.
• Chalk bag/Kantung kapur,
merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium klorida,
yang membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada telapak tangan
ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan
pemanjat tetap stabil.
• Sling,
sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling
dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian
pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik
dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki
banyak variasi.
• Full Body harness,
merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness
biasa digunakan untuk dunia kerja, rescue dan flying fox. Body
harness membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.
• Seat harnes,
selain Full Body harness dikenal juga seat harness. Untuk
pemanjatan sport dan petualangan (mounteineering) lazim
digunakan seat harness, karena simple. Sedangkan full body
harness digunakan di dunia industri. Perbedaan full-body dan
seat-haness adalah saat pemanjat jatuh full body harness akan
mempunyai kemungkinan yang sangat besar pemanjat akan jatuh dengan
posisi kaki dibawah, sedangkan seat-harness mempunyai kemungkinan
kepala berada dibawah ketika terjatuh. Sehingga untuk dunia kerja
yang sangat menghindari risiko, seat harness tidak dibenarkan
untuk digunakan.
• Sarung tangan,
akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat
maupun rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali
pengaman.
• Hammer/palu,
sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa
piton pada panjat tebing, cara membawa hammer akan lebih
mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan pada
bahu pemanjat.
• Carabiners,
diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis
peralatan. Carabiners memiliki banyak bentuk dan variasi,
umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner
non screw gate dan carabiner screw gate. Carabiners biasa
dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan,
carabiner sangat kuat karena sebuah nyawa disandarkan pada
carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya
jatuhnya pemanjat dari ketinggian.
• Quickdraw/runner,
merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya
digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends,
tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.
• Hand ascender,
merupakan peralatan yang digunakan untuk
membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan
tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis ascender
lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah
digeser jika tidak memiiki beban.
• Ascender handle,
juga merupakan jenis ascender. Ascender
handle merupakan pengembangan dari hand ascender dengan fungsi
yang dimiliki kurang lebih sama.
• Rigger plate,
berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan,
karena dalam beberapa kasus dibutuhkan beberapa lintasan dalam
satu anchor point fix. Rigger plate terdiri dari sebuah plat
yang memiliki beberapa lubang, yang dapat ditempati oleh lebih
dari 2 pengaman.
• Edge Rollers,
Merupakan pelindung tali yang didesign untuk
mencegah terjadinya gesekan antara tali dengan sudut bidang,
dinding batu, dan sebagainya.
• Padding,
berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari
gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan sudut tebing,
dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas, matras,
karet tebal yang tahan terhadap gesekan.
• Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD), Friends
merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam
panjat tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian
ujung friends menyempit dan melepaskannya pada celah yang
diinginkan. Friends sangat fleksible, karena dapat digunakan
pada berbagai ukuran celah/rongga.
• Pitons,
merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing,
piton memiliki empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades
dan Angle.
• Nuts/Chock friends
merupakan jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya
dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock
friends memiliki ukuran yang berbeda-beda untuk itu nuts biasanya
tersedia dalam set.
• Hexes/chock hexentris,
memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi
hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes tetap memiliki kekuatan yang
baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes tersedia dalam
beberapa ukuran.
• Tricams,
merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda
bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya
relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.
• Figure eight/figur
delapan, peralatan ini termasuk salah satu
Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan
vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8,
ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg.,
menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu
kelemahan alat ini ketika digunakan.
• Autostop,
berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman
automatis, system kerja pengereman automatis akan bekerja ketika
handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan
sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban dari
ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan
tambahan kombinasi ascender.
* Teknik Panjat Tebing
Tehnik-tehnik pemanjatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
seluruh medan tebing, antara lain:
• Face Climbing,
Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang
memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang
digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga
keseimbangan tubuh.
• Friction / Slab Climbing,
Teknik ini semata-mata hanya
mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan
pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran
permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan
terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang
normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan
maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik,
sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
• Fissure Climbing,
Teknik pemanjatan dengan fissure climbing
ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota
badan untuk melakukan panjatan.
Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari fissure climbing,
dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;
a. Jamming,
teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar.
Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu
pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan
cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan
pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah
pengaman sisip.
b. Chimneying,
teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney).
Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong
di salah satu sisi tebing.
Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi
menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan
diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong
ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan
berat badan.
c. Bridging,
teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).
Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan
pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki
sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi
sebagai penjaga keseimbangan.
d. Lay back,
teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan
kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi
celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan
menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya.
kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan
untuk menghasilkan daya angkat.
e. Hand traverse,
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal).
Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk
memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat
rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan
tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu
dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi
lebih rata.
f. Mantelself,
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya
agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat
berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat
badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan
tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari
menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu
dengan dorongan kaki.
strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu
sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun
keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan
yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk
memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin,
me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih
tujuan pemanjatan.
* Jenis Pemanjatan Berdasarkan Pemakaian Peralatan
Berikut jenis-jenis pemanjatan berdasarkan peralatan yang
digunakan dalam pemanjatan tebing:
a. Free Climbing,
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling
baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan
dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik
dan mengikuti prosedur yang tepat.
Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila
jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi
walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau
melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki
diamankan oleh belayer.
b. Artificial (Aid) Climbing,
Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti piton,
bolt, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian
sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali
memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai. Tujuan dari
aid climbing adalah untuk menambah ketinggian.
c. Free Solo Climbing,
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar-benar
melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.
Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman.
Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus
benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan dan keputusan
untuk pergerakan pada rute yang dilalui.
Bahkan kadang-kadang ia harus menghafalkan dahulu segala gerakan,
baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan
melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada
lintasan yang sama.
Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga
hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan
melakukannya. Teknik pemanjatan ini sangat tidak disarankan
mengingat risiko yang dihadapi adalah tertinggi dari teknik
pemanjatan lain.
* Istilah
Kawasan panjat tebing adalah wilayah pemanjatan yang terdiri minimal
dari satu tebing alam pemanjatan.
Tingkat Kesulitan Jalur Pemanjatan adalah skala subyektif untuk mengukur
seberapa sulit sulit suatu jalur pemanjatan. Tingkat kesulitan diukur
oleh para pemanjat yang mencoba suatu jalur, berdasarkan percobaan itu
ditentukanlah tingkat kesulitan. Di dunia dikenal berbagai sistem pengukuran.
Yang banyak digunakan di Indonesia adalah skala pengukuran US Yosemite
System yaitu menggunakan notasi 5.xx (5.1 - 5.15).
Jalur tersulit yang ada di Indonesia adalah di tingkat 5.13b yaitu jalur
Si Berat di Tebing 125, Kawasan Pemanjatan Citatah, Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat. Sedangkan kebanyakan tingkat kesulitan pemanjatan di Indonesia
adalah berkisar di 5.9-5.10.
Tebing artifisial adalah fasilitas dinding panjat yang dibuat manusia.
Tebing alam (natural rock) adalah tebing batu yang dapat dilakukan
sebagai tempat untuk melakukan pemanjatan tebing
Bouldering (jalur-pendek) adalah cara memanjat suatu jalur yang berisi
minimal satu titik-fokus kesulitan. Jenis jalur bouldering mempunyai
ketinggian maksimum yang aman dilakukan pemanjatan tanpa menggunakan
mengaman tali.
* Crux adalah titik tersulit pada jalur pemanjatan.
Red-point adalah nilai yang diperoleh seorang pemanjat jika berhasil
melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman pada suatu jalur
pemanjatan setelah melakukan percobaan pemanjatan lebih dari satu kali.
On-sigth adalah nilai tertinggi yang diperoleh oleh seorang pemanjat
jika berhasil melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman
dengan satu percobaan dan tanpa melihat pemanjat lain sebelumnya
melakukan pemanjatan pada jalur tersebut.
Lead climbing adalah teknik memanjat jalur pemanjatan dimana pemanjat
pertama memasang peralatan pengaman dan diamankan oleh seorang pengaman
(belayar) dari bawah. Teknik pemanjatan ini cocok untuk pemanjat yang
telah mempunyai kemampuan memadai untuk melakukan pemanjatan.
Top-rope climbing adalah teknik memanjat suatu pemanjatan dimana tali
pengaman pemanjatan telah terpasang pada titik akhir pemanjatan dan
pemanjat tidak perlu memasang sendiri pengamanan selama pemanjatan.
Pada pemanjatan ini pemanjat nyaris tidak mungkin jatuh jika gagal
melakukan pemanjatan. Teknik ini digunakan untuk pemanjat pemula yang
akan melakukan pemanjatan suatu jalur.
Jalur-tersedia adalah jalur pemanjatan telah dibuat oleh pemanjat
sebelumnya yang telah diberi pengaman permanen (berupa hanger atau
piton) sehingga pemanjat lain tinggal mengaitkan cincin kait untuk
mengamankan pemanjatannya.
____________
Penutup
____________
Demikian info kutipan Wikipedi-nya para kawan sekalian yang memang
sedikit penulis padukan dengan gaya bahasa Angkola, hingga topik ini
memberi kesan ada hubungan.
"Majulah Para Pemajat Tebing Nuantara" lewat macam persatuan atau
oragniasi atau federasinya.
...dan...
Selamat malam...!
___________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment