#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Sepeda dalam hubungannya dengan Sepeda
dalam hubungannya dengan dengan Pengertian, Sejarah, Fixed Gear,
Freewheel dan Jenis)
_______________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Beberapa link dibawah ini berhubungan dengan Olah Raga, al :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/09/dari-motocross-angkola-sampai-motocross.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/balap-motor-pemahaman-umum-kejuaraan.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/balap-mobil-pemahaman-umum-kejuaraan.html
Untuk melengkapinya, berikut info sekitar Sepeda.
Selamat menyimak...!
_____________________________
Sekilas info tentang Sepeda
_____________________________
* Sepeda gunung
Sepeda dilengkapi lampu depan, dengan berbagai tas dan alat penyimpanan
Rancangan sepeda Drais, 1817
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat
duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.
* Sejarah
Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda
diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu
sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang
dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya
istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih
sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede)
bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya
"Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan
kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati
109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan
engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,
atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang
pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun
1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk
menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden,
ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi,
model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan
kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron
sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran
Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan
mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip
pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki
mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan
engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan
penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat
engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah
orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda
dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang
dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memper
kenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan
baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan
besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor
safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi
suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan
guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah
bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker
(penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang
dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya
terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu
populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya
pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang
didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah
tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju
sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-
ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin
menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan
Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai
disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati.
Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.
* Fixed Gear
Fixed Gear sendiri adalah nama yang cukup harafiah, ini bukan
julukan, nama keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak
bergerak/paten dan Gear = gigi/gir. So logically Fixed Gear
adalah gir yang tidak bergerak, kurang lebih begitu pengertiannya.
Secara simple, yang menggerakan sebuah sepeda (ataupun kendaraan
lain) adalah bagian yang disebut “Drivetrain.”
Drivetrain sendiri sebenarnya adalah gabungan berbagai komponen
yang saling terhubung dan merupakan dasar sistem penggerak sepeda,
yang terdiri dari pedal, lengan crank (crankarm), gir depan
(chainring), gir belakang (cog), dan tentunya rantai (chain).
Gabungan komponen di bagian pedal dikenal sebagai “Crank” atau
“Crankset”, yaitu pedal, crankarm, dan chainring. Lalu rantai
akan melingkari chainring dan mengikatnya dengan cog yang
terhubung dengan roda belakang.
Ketika pedal diinjak, crankarm akan mengikutinya, memutar chainring
yang tertempel, yang kemudian menarik rantai yang juga otomatis
mengajak cog untuk berputar, dan karena ia menempel pada roda
belakang, berputarlah roda itu dan meluncurlah kita. Simple
mechanism, yang kurang lebih tidak pernah berubah sejak
diciptakannya sistem ini.
Kesederhanaan sistem ini membawa sebuah kendala. Keterikatan semua
komponen drivetrain ini adalah yang membuat logika “memutar pedal
maka roda belakang pun berputar” bisa berjalan. Dengan logika yang
sama, artinya selama roda belakang berputar, pedal pun akan berputar.
Karena semua komponen drivetrain ini terikat mati satu sama lain,
tanpa ada pergerakan bebas. Gir belakang yang hanya berputar
mengikuti putaran rantai atau roda dikenal sebagai “Fixed Gear.
”Pedal diputar ke depan, roda belakang berputar ke depan. Pedal
diputar ke belakang, roda berputar ke belakang. Dan demikian
juga sebaliknya.
Karena relasi antara kaki, crank, rantai, dan roda belakang yang
menjadi “satu kesatuan” ini, maka untuk mengatur laju kecepatan
perputaran roda pun bisa dikendalikan oleh otot kaki kita sendiri.
Bahkan untuk menghentikan sepeda secara total pun bisa dilakukan
dengan sepeda fixed gear tanpa menggunakan bantuan rem pada umumnya.
Jadi penggunaan rem pada sepeda fixed gear menjadi sebuah pilihan
optional, apakah pengendara ingin lebih aman dengan memasang rem
atau cukup percaya diri dengan kemampuannya menghentikan sepeda
dengan kekuatan kaki semata. Mekanisme ini berbeda dengan rem
“Torpedo,” yang akan dijelaskan setelah ini.
Sekitar 20 tahun setelah diciptakan sistem “chaindrive” fixed
gear ini, muncul sebuah teknologi baru yang dikenal sebagai
“Freewheel”, atau secara harafiah, “Roda Bebas.”
* Freewheel
Freewheel ini sendiri adalah sistem gir belakang yang memberikan
kebebasan roda belakang berputar secara independan dari pedal.
Jadi ketika pedal diputar, rantai dan roda belakang akan mengikuti
seperti biasa, namun ketika kaki berhenti memutar pedal, rantai
ikut berhenti bergerak, gir belakang pun berhenti memutar, tapi
roda belakang tetap bisa berputar sesuai momentum. Bisa dibilang
drivetrain freewheel hanya terkunci searah saja.
Karena roda belakang kini tidak terkunci mati dengan perputaran
pedal, pengguna sepeda bisa lebih nyaman bersepeda, dengan
menggunakan teknik “coasting.” (Melaju tanpa terus-terusan
memutar pedal) Freewheel inilah yang lebih sering kita jumpai
di sepeda-sepeda modern dan segala bentuknya, dari sepeda anak-
anak hingga sepeda Tour de France.
Sistem rem “Torpedo”, yaitu sepeda yang remnya menggunakan
metode injak pedal. Rem torpedo sendiri dipasang pada sepeda
yang berbasis freewheel, dan menjadi bagian internal dari hub
roda belakang. Sepeda torpedo bisa diidentifikasi dari sebuah
tuas kecil yang keluar dari hub belakang dan “diikat” pada
chainstay frame sepeda. Sekilas sepeda torpedo bisa terlihat
seperti sebuah sepeda fixed gear yang breakless/tanpa rem,
namun karena drivetrainnya berbasis freewheel, ia tidak akan
dikategorikan ke dalam sepeda fixed gear.
Sepeda Fixed Gear/Fixie/Doortrap adalah sepeda yang drivetrainnya
tidak menggunakan freewheel. Semua bentuk sepeda, semua warna,
apapun fungsinya, ukuran dan jumlah rodanya, merknya, dapat
dikategorikan menjadi sepeda fixie ketika drivetrainnya
menggunakan sistem fixed/tanpa freewheel.
* Jenis-jenis sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan
biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka
yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
Sepeda jalan raya, digunakan untuk balap jalan raya, bobot
keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan
dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
Sepeda BMX, merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak
digunakan untuk atraksi
Sepeda kota (citybike) adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan
dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis sangat menekankan
aspek funsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.
Sepeda mini, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak,
baik beroda dua maupun beroda tiga
Sepeda angkut atau sepeda yang berdesain klasik (tua), termasuk dalam
kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos dan sepeda ontel yang
memiliki besi kuat dan diameter roda yang besar mampu untuk keperluan
berboncengan dan membawa barang.
Sepeda lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan
detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
Sepeda Balap, sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan
digunakan untuk balapan.
Sepeda Motor, bertenaga mesin dengan mengunakan bahan bakar berjenis
bensin sebagai sumber daya utamanya. Dengan semakin berkembangnya
teknlogi pada industri kendaraan roda dua.
________________
Penutup
________________
Semikian infonya para kawan sekalian...!
...da...
Selamat malam...!
____________________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
(Menyimak info sekitar Sepeda dalam hubungannya dengan Sepeda
dalam hubungannya dengan dengan Pengertian, Sejarah, Fixed Gear,
Freewheel dan Jenis)
_______________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Beberapa link dibawah ini berhubungan dengan Olah Raga, al :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/09/dari-motocross-angkola-sampai-motocross.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/balap-motor-pemahaman-umum-kejuaraan.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/balap-mobil-pemahaman-umum-kejuaraan.html
Untuk melengkapinya, berikut info sekitar Sepeda.
Selamat menyimak...!
_____________________________
Sekilas info tentang Sepeda
_____________________________
* Sepeda gunung
Sepeda dilengkapi lampu depan, dengan berbagai tas dan alat penyimpanan
Rancangan sepeda Drais, 1817
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat
duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.
* Sejarah
Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda
diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu
sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang
dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya
istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih
sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede)
bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya
"Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan
kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati
109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan
engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,
atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang
pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun
1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk
menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden,
ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi,
model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan
kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron
sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran
Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan
mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip
pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki
mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan
engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan
penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat
engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah
orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda
dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang
dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memper
kenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan
baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan
besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor
safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi
suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan
guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah
bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker
(penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang
dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya
terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu
populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya
pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang
didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah
tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju
sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-
ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin
menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan
Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai
disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati.
Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.
* Fixed Gear
Fixed Gear sendiri adalah nama yang cukup harafiah, ini bukan
julukan, nama keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak
bergerak/paten dan Gear = gigi/gir. So logically Fixed Gear
adalah gir yang tidak bergerak, kurang lebih begitu pengertiannya.
Secara simple, yang menggerakan sebuah sepeda (ataupun kendaraan
lain) adalah bagian yang disebut “Drivetrain.”
Drivetrain sendiri sebenarnya adalah gabungan berbagai komponen
yang saling terhubung dan merupakan dasar sistem penggerak sepeda,
yang terdiri dari pedal, lengan crank (crankarm), gir depan
(chainring), gir belakang (cog), dan tentunya rantai (chain).
Gabungan komponen di bagian pedal dikenal sebagai “Crank” atau
“Crankset”, yaitu pedal, crankarm, dan chainring. Lalu rantai
akan melingkari chainring dan mengikatnya dengan cog yang
terhubung dengan roda belakang.
Ketika pedal diinjak, crankarm akan mengikutinya, memutar chainring
yang tertempel, yang kemudian menarik rantai yang juga otomatis
mengajak cog untuk berputar, dan karena ia menempel pada roda
belakang, berputarlah roda itu dan meluncurlah kita. Simple
mechanism, yang kurang lebih tidak pernah berubah sejak
diciptakannya sistem ini.
Kesederhanaan sistem ini membawa sebuah kendala. Keterikatan semua
komponen drivetrain ini adalah yang membuat logika “memutar pedal
maka roda belakang pun berputar” bisa berjalan. Dengan logika yang
sama, artinya selama roda belakang berputar, pedal pun akan berputar.
Karena semua komponen drivetrain ini terikat mati satu sama lain,
tanpa ada pergerakan bebas. Gir belakang yang hanya berputar
mengikuti putaran rantai atau roda dikenal sebagai “Fixed Gear.
”Pedal diputar ke depan, roda belakang berputar ke depan. Pedal
diputar ke belakang, roda berputar ke belakang. Dan demikian
juga sebaliknya.
Karena relasi antara kaki, crank, rantai, dan roda belakang yang
menjadi “satu kesatuan” ini, maka untuk mengatur laju kecepatan
perputaran roda pun bisa dikendalikan oleh otot kaki kita sendiri.
Bahkan untuk menghentikan sepeda secara total pun bisa dilakukan
dengan sepeda fixed gear tanpa menggunakan bantuan rem pada umumnya.
Jadi penggunaan rem pada sepeda fixed gear menjadi sebuah pilihan
optional, apakah pengendara ingin lebih aman dengan memasang rem
atau cukup percaya diri dengan kemampuannya menghentikan sepeda
dengan kekuatan kaki semata. Mekanisme ini berbeda dengan rem
“Torpedo,” yang akan dijelaskan setelah ini.
Sekitar 20 tahun setelah diciptakan sistem “chaindrive” fixed
gear ini, muncul sebuah teknologi baru yang dikenal sebagai
“Freewheel”, atau secara harafiah, “Roda Bebas.”
* Freewheel
Freewheel ini sendiri adalah sistem gir belakang yang memberikan
kebebasan roda belakang berputar secara independan dari pedal.
Jadi ketika pedal diputar, rantai dan roda belakang akan mengikuti
seperti biasa, namun ketika kaki berhenti memutar pedal, rantai
ikut berhenti bergerak, gir belakang pun berhenti memutar, tapi
roda belakang tetap bisa berputar sesuai momentum. Bisa dibilang
drivetrain freewheel hanya terkunci searah saja.
Karena roda belakang kini tidak terkunci mati dengan perputaran
pedal, pengguna sepeda bisa lebih nyaman bersepeda, dengan
menggunakan teknik “coasting.” (Melaju tanpa terus-terusan
memutar pedal) Freewheel inilah yang lebih sering kita jumpai
di sepeda-sepeda modern dan segala bentuknya, dari sepeda anak-
anak hingga sepeda Tour de France.
Sistem rem “Torpedo”, yaitu sepeda yang remnya menggunakan
metode injak pedal. Rem torpedo sendiri dipasang pada sepeda
yang berbasis freewheel, dan menjadi bagian internal dari hub
roda belakang. Sepeda torpedo bisa diidentifikasi dari sebuah
tuas kecil yang keluar dari hub belakang dan “diikat” pada
chainstay frame sepeda. Sekilas sepeda torpedo bisa terlihat
seperti sebuah sepeda fixed gear yang breakless/tanpa rem,
namun karena drivetrainnya berbasis freewheel, ia tidak akan
dikategorikan ke dalam sepeda fixed gear.
Sepeda Fixed Gear/Fixie/Doortrap adalah sepeda yang drivetrainnya
tidak menggunakan freewheel. Semua bentuk sepeda, semua warna,
apapun fungsinya, ukuran dan jumlah rodanya, merknya, dapat
dikategorikan menjadi sepeda fixie ketika drivetrainnya
menggunakan sistem fixed/tanpa freewheel.
* Jenis-jenis sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Pengelompokan
biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka
yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
Sepeda jalan raya, digunakan untuk balap jalan raya, bobot
keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan
dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
Sepeda BMX, merupakan kependekan dari bicycle moto-cross, banyak
digunakan untuk atraksi
Sepeda kota (citybike) adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan
dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis sangat menekankan
aspek funsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.
Sepeda mini, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak,
baik beroda dua maupun beroda tiga
Sepeda angkut atau sepeda yang berdesain klasik (tua), termasuk dalam
kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos dan sepeda ontel yang
memiliki besi kuat dan diameter roda yang besar mampu untuk keperluan
berboncengan dan membawa barang.
Sepeda lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan
detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
Sepeda Balap, sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan
digunakan untuk balapan.
Sepeda Motor, bertenaga mesin dengan mengunakan bahan bakar berjenis
bensin sebagai sumber daya utamanya. Dengan semakin berkembangnya
teknlogi pada industri kendaraan roda dua.
________________
Penutup
________________
Semikian infonya para kawan sekalian...!
...da...
Selamat malam...!
____________________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
No comments:
Post a Comment