Wednesday, April 6, 2016

Burung-Burung Dari Sorga dari ordo Passeriformes



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar famili Paradisaeidae / Burung-Burung Dari
Sorga dari ordo Passeriformes)
________________________________________________________________________





____________________

Kata Pengantar
____________________


Postingan ini adalah bagian dari :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/burung-nuri-nuri-bayan-dan-nuri-raja.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/wisata-taman-burung-bali-bali-bird-park.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/taman-burung-tmi-pengertian-lokasi.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/merak-ayam-burung-pengertian-jenis.html

Selamat menyimak...!

____________________________________________________________________

Sekilas info Paradisaeidae / Burung-Burung Dari
Sorga dari ordo Passeriformes
___________________________________________________________________



















Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae
dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur,
pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.

Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada
banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang
tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya.

Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram
dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan
Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.


* Sepsimen

Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea,
termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda.
Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi
dagang.

Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan
kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para
penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah
mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya.

Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris)
dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.









Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin
jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk
bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin.

Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki
tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik
seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan
sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.

Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir
selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur
(Mackay 1990).

Cukup beralasan apabila burung cenderawasih disebut-sebut sebagai
bird of paradise. Bagaimana tidak, burung yang menjadi maskot Papua
ini memang memiliki keindahan dengan warna bulu yang indah.

Karena kemolekan warnanya, burung cenderawasih disebut sebagai burung
dari surga atau bird of paradise. Bahkan, kabarnya karena keindahannya
itu juga burung ini jarang turun ke tanah atau seringnya terbang di
udara dan hinggap di dahan pohon.








Warna bulu cenderawasih yang mencolok biasanya merupakan kombinasi
beberapa warna yang lain seperti hitam, cokelat, oranye, kuning, putih,
biru, merah, hijau, dan ungu. Burung ini semakin molek dengan keberadaan
bulu memanjang dan unik yang tumbuh dari paruh, sayap, atau kepalanya.

Burung cendrawasih yang berbulu indah ini biasanya adalah pejantan. Bulu
indah tersebut menjadi modal cenderawasih jantan untuk menarik perhatian
betina pada musim kawin.

Selain memamerkan keindahan bulu mereka, cenderawasih jantan bahkan
melakukan gerakan-gerakan atraktif serupa tarian yang dinamis dan indah
untuk merebut perhatian betina.

Tiap jenis cenderawasih memiliki jenis tarian dan atraksi yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Cenderawasih betina cenderung berukuran lebih
kecil dengan warna bulu yang tidak seindah dan sesemarak warna
cenderawasih jantan.

Warna yang dimiliki burung surga ini bermacam-macam dan menjadi salah
satu indikator pengelompokan jenis mereka. Burung cendrawasih
dikelompokkan dalam  famili Paradisaeidae; terdiri dari 13 genus
dan sekira 43 spesies (jenis).

Habitat aslinya di hutan-hutan lebat yang umumnya terletak di daerah
dataran rendah dan hanya dapat ditemukan di Indonesia bagian timur
terutama pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.

Kabarnya, Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies cendrawasih
terbanyak. Diduga terdapat sekira 30 jenis cendrawasih di Indonesia,
28 jenis diantaranya dapat ditemukan di Papua.

Burung cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis
yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi
maskot Papua, masyarakat di Papua juga sering menggunakan bulu
cenderawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.

Sebab keindahan bulunya, keberadaan burung cenderawasih ini kian lama
kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan
serta kerusakan habitat hidup di alam bebas menjadi beberapa penyebab
utama kian langkanya burung ini.







Bahkan di akhir abad 19 dan awal abad 20, bulu cenderawasih marak
diperdagangkan karena menjadi trend penghias topi wanita di Eropa.
Tapi kini burung cantik yang eksotis ini dikategorikan sebagai jenis
satwa yang dilindungi.

Di Indonesia sendiri, beberapa jenis cenderawasih diantaranya
cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja,
cendrawasih merah, dan toowa telah masuk dalam daftar jenis satwa yang
dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.









Pemanfaatan bulu burung cenderawasih masih diperbolehkan hanya untuk
kepentingan masyarakat lokal dalam menghiasi pakaian adat mereka. Itu
pun tentu tidak secara berlebihan dan untungnya masyarakat Papua memiliki
kearifan lokal dan adat untuk turut menjaga kelestarian burung ini.

Berikut adalah beberapa jenis dan karakteristik burung cenderawasih.

1. Lesser bird of paradise (Paradisaea minor)

Di antarasekian banyak jenis cenderawasih, mungkin burung ini yang paling
dikenal kebanyakan orang. Burung ini memiliki warna merah kecoklatan dengan
mahkota kuning dan punggung atas kuning kecoklatan.

Burung jantan jenis ini memiliki tenggorokan berwarna hijau  zamrud tua,
sepasang ekor yang panjang dan dihiasi dengan bulu hiasan sayap yang berwarna
kuning dan putih. Habitat asli burung ini terdapat hampir di seluruh hutan
bagian utara Papua Nugini dan juga pulau-pulau sekitar, seperti Pulau
Misool dan Yapen.

2. Cenderawasih Merah atau Red bird of paradise (Paradisaea rubra)

Dinamakan cendrawasih merah sebab burung ini memiliki warna bulu dominan
merah darah. Kombinasi warna lain tampak pada bagian muka; bulu muka warna
gelap, memiliki semacam mahkota atau jambul berwarna hijau zamrud, paruh
dan sedikit di bawah leher berwarna kuning terang.

Pada bagian ekornya terdapat dua buah bulu memanjang serupa tali atau
pita berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Cenderawasih merah hanya
terdapat di hutan dataran rendah, di antaranya di Pulau Waigeo dan Batanta,
Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Di Desa Sawinggrai yang terletak di Distrik Meos Mansar, cenderawasih
merah merupakan ikon khas desa kecil ini. Di desa tersebut, Anda dapat
menyaksikan langsung burung jenis ini di habitat asli melakukan atraksi
menari pada jam-jam tertentu, yaitu pada pagi dan petang hari di musim kawin.

3. Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)

Sekilas postur burung jantan jenis ini mirip dengan perkutut, hanya saja ia
berwarna hitam dengan kening putih dan mata berwarna biru gelap. Tengkuknya
berwarna biru; sedikit di bagian dada atas (mulai dari bawah paruh) berwarna
perpaduan hijau dan emas.

Ciri khas yang mencolok dari jantan burung jenis ini adalah adanya tiga bulu
memanjang yang tumbuh dari ujung tiap matanya (masing-masing 3 helai).
Sementara itu, burung betinanya berwarna coklat dan mata berwarna kuning gelap.

4, King of Saxony bird of paradise (Pteridophora alberti)

King of Saxony bird of paradise adalah jenis burung pengicau yang terbilang
kecil sebab memiliki panjang sekira 22 cm.  Burung jantan berwarna hitam
dan kuning tua.

Bulu mantel dan punggungnya tumbuh memanjang berbentuk serupa tudung berwarna
hitam. Pada bagian mulai dari dada hingga ke perut berwarna putih kekuningan.
Iris matanya berwarna coklat tua dan paruhnya berwarna hitam dengan bagian
dalam mulut berwarna hijau laut.

Yang membuatnya atraktif dan eksotis adalah adanya dua helai bulu kawat
bersisik yang berwarna biru langit mengilap yang tumbuh mulai dari wajahnya.
Panjangnya dapat mencapai 40 cm, seolah tak seimbang dengan tubuhnya yang kecil.

Sementara burung betinanya berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis
dan bintik gelap. Burung betina tidak “mengenakan” mantel dan tidak memiliki
bulu kawat yang memanjang. Burung betina berukuran lebih kecil ketimbang
burung jantan.

5. Wilson’s bird of paradise (Cicinnurus respublica)

Jantan Wilson’s Bird of Paradise yang berukuran kecil sekira 21 cm ini berwarna
perpaduan merah darah dan hitam. Ia “mengenakan”  jubah kecil berwarna kuning
terang di bagian tengkuk. Pada bagian kepala, ia seolah memakai penutup kepala
berwarna biru langit, sedikit lebih terang dibandingkan warna kakinya yang
juga biru.

Selain perpaduan warna yang menarik, keunikan burung ini adalah memiliki
dua bulu ekor yang berwarna ungu dan bentuknya melengkung serupa sulur.
Sedangkan pada burung betina memiliki warna kecoklatan dan bermahkota biru.

Selain burung cenderawasih di atas, masih banyak jenis lain dengan warna
dan variasi bulunya bermacam-macam dan tak kalah cantik. Semoga burung
dari surga ini tidak akan menjadi semacam dongeng untuk generasi penerus
karena tindakan tidak bertanggung jawab manusia yang mengancam kelestariannya.

* Spesies










Genus Lycocorax

Cenderawasih gagak, Lycocorax pyrrhopterus
Genus Manucodia

Manukodia mengkilap, Manucodia atra
Manukodia jobi, Manucodia jobiensis
Manukodia leher-berkerut, Manucodia chalybata
Manukodia jambul-bergulung, Manucodia comrii
Manukodia terompet, Manucodia keraudrenii
Genus Paradigalla

Paradigala ekor-panjang, Paradigalla carunculata
Paradigala ekor-pendek, Paradigalla brevicauda
Genus Astrapia

Astrapia arfak, Astrapia nigra
Astrapia elok, Astrapia splendidissima
Astrapia ekor-pita, Astrapia mayeri
Astrapia stephanie, Astrapia stephaniae
Astrapia huon, Astrapia rothschildi
Genus Parotia

Parotia arfak, Parotia sefilata
Parotia karola, Parotia carolae
Parotia berlepschi, Parotia berlepschi
Parotia lawes, Parotia lawesii
Parotia timur, Parotia helenae
Parotia wahnes, Parotia wahnesi
Genus Pteridophora










Cenderawasih panji, Pteridophora alberti
Genus Lophorina

Cenderawasih kerah, Lophorina superba
Genus Ptiloris

Toowa cemerlang Ptiloris magnificus
Toowa timur Ptiloris intercedens
Toowa surga Ptiloris paradiseus
Toowa viktoria Ptiloris victoriae
Genus Epimachus

Paruh-sabit kurikuri, Epimachus fastuosus
Paruh-sabit coklat, Epimachus meyeri
Paruh-sabit paruh-hitam, Epimachus albertisi
Paruh-sabit paruh-pucat, Epimachus bruijnii
Genus Cicinnurus

Cenderawasih belah-rotan, Cicinnurus magnificus
Cenderawasih botak, Cicinnurus respublica
Cenderawasih raja, Cicinnurus regius
Genus Semioptera

Bidadari halmahera Semioptera wallacii
Genus Seleucidis

Cenderawasih mati-kawat, Seleucidis melanoleuca
Genus Paradisaea

Cenderawasih kuning-kecil, Paradisaea minor
Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda
Cenderawasih raggiana, Paradisaea raggiana
Cenderawasih goldi, Paradisaea decora
Cenderawasih merah, Paradisaea rubra
Cenderawasih kaisar, Paradisaea guilielmi
Cenderawasih biru, Paradisaea rudolphi
"Melampitta" Besar

Melampitta besar, "Melampitta" gigantea - dikelompokkan di sini untuk sementara
Sebelumnya dikelompokkan di sini

Cenderawasih loria, Cnemophilus loriae -
mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae
(pematuk buah beri) (Cracraft & Feinstein 2000).

Cenderawasih jambul, Cnemophilus macgregorii -
mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (Cracraft & Feinstein 2000).

Cenderawasih dada-kuning, Loboparadisea sericea -
mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae
(Cracraft & Feinstein 2000).

Penghisap-madu elok (sebelumnya "Cenderawasih elok"),
Macgregoria pulchra -

baru-baru ini ditemukan sebagai Burung penghisap madu (Cracraft & Feinstein 2000).
Melampitta kecil, Melampitta lugubris - beberapa waktu ditempatkan disini
sementara; mungkin termasuk Orthonychidae

* Hubungan dengan Manusia







Masyarakat di Papua sering memakai bulu Cenderawasih dalam pakaian
dan adat mereka, dan beberapa abad yang lalu bulu itu penting untuk
dibuat topi wanita di Eropa. Perburuan untuk mendapat bulu dan
perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa
jenis ke tingkat terancam; perusakan habitat karena penebangan hutan
sekarang merupakan ancaman utama.



___________

Penutup
___________














Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan..

Selamat malam...!

_________________________________________________________________________
Cat :
Paw w Parku Lazienkowskim prezentujacy swój ogon.
https://www.youtube.com/watch?v=1-2RO5wLur0
The Most Beautiful Peacock Dance Display Ever - Peacocks Opening Feathers HD & Bird Sound (1)
https://www.youtube.com/watch?v=qDvFdj-pFMc
? ¦_[_¯o_¯]?[_¯e_¯] ?  PIED PEACOCK  •.¸¸. ???
https://www.youtube.com/watch?v=6SlgpOzWuFU

http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment