#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Satrawan Asal Tapanuli)
_______________________________________________________________Para kawan....!
Hahahaha...aha mattong hudokkon pembukaan ni tu lisanon ate, ro dabo songon nabuntu, harana ma 69 attong dongan tulisan dibaen di blog on. Jadi tulisan on adalah pa 70 hon. Wajarkan dongan buntu ? Hehehe...padahal target nagot capaion di ronde pertama ni bolog on 100 judul. Ah......sakali nai Ah...........ido. Baru kaluar sian kabuntuanon.
Langsung mada ate : Dongan ale dongan, ale-ale dongan, ale-ale doda dongan, Dongan...! olo. Botul doda. Mudana porcaya hamu ligi di marga- marga ni halak Batak. Madung...!....Madungggggggggggggggg...! Oke...!
Dibuatnya tulisan ini adalah untuk tahu lebih banyak mengenai Sastrawan kita ini yaitu "Armijn Pane". Bagaimana otobiografinya, sepakterjangnya dikesustraan dan pendapat para ahli kepadanya. Dengan mengetahi ini, semoga kecintaan kita pada satra lebih dapat ditingkatkan.
Berikut urutan uraiannya yang sengaja saya buat beda dengan tulisan-tulisan lainnya :
_______________
SASTRAWAN
_______________
- Armijn Pane adalah seorang Sastrawan Indonesia. - Pada tahun 1933 bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah mendirikan majalah Pujangga Baru.
- Salah satu karya sastranya yang paling terkenal ialah novel Belenggu
- Jasa-jasa belia sangat besar dalam perkembangan dunia kesusastraan Indonesia di tahun 1940-an.
_______________
LAHIR & WAFAT
_______________
- Armijn Pane, lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, 18 Agustus 1908. Dari delapan bersaudara dua orang mewarisi bakat ayahnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane.
– Armijn Pane meninggal pada hari Senin, tanggal 16 Februari 1970, pukul 10.00, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada umur 61 tahun.
___________________
HASIL KARYANYA
___________________
1. Gamelan Djiwa. (Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, 1960)
2. Djiwa Berdjiwa, (Balai Pustaka. 1939) b. Novel Belenggu, (Dian Rakyat, 1940) c. Kumpulan Cerpen 1. Djinak-Djinak Merpati. (Balai Pustaka, 1940) 2. Kisah Antara Manusia. (Balai Pustaka, 1953) d. Drama “Antara Bumi dan Langit” (Pedoman, 27 Februari 1951)
__________________________________________________
MACAM PENDAPAT PADA HASIL KARYA AMIJN PANE
__________________________________________________
- Dr. H.B. Jassin (1954:67—70) mengatakan bahwa Belenggu merupakan karya sastra modern Indonesia yang pertama menggambarkan kehidupan kaum intelektual sebelum perang.
- Di dalam menulis sajak, Armijn Pane berhasil mengumpulkan sajaknya di dalam dua kumpulan Jiwa Berjiwa yang menurut tafsiran Ayip Rosidi berarti jiwa yang hidup (dalam Anita, 1993).
- Prof. Dr. Teeuw (dalam Anita, 1992) menyatakan bahwa Armijn Pane adalah pelopor Angkatan 45. - pendapat Prof. Teeuw. Karya Armijn Pane memperlihatkan adanya pengaruh Noto Soeroto, Rabindranath Tagore, Krisnamurti, dan pelajaran Theosofie. Gerakan kesusastraan sesudah tahun 1880 di negeri Belanda tampak juga memengaruhi karyanya.
__________________________________
PENGALAMAN BARTHIN ARMIJN PANE
__________________________________
- Di Taman Ismail Marzuki sebulan sebelum ia meninggal 15-1-1970 membuktikan cintanya pada sastra. Ceramah itu berjudul “Pengalaman Batin Pengarang Armijn Pane”.
- Dalam ceramah itu pengarang mengungkapkan pengalamannya yang berkaitan dengan kepengarangannya dan sedikit menyinggung soal angkatan.
- Butir-butir pikiran yang disampaikannya pada saat itu adalah :
(1) “Mengapa Aku Rela dan Ikhlas Jadi Pengarang”,
(2) “Bagaimana Aku Memperbaharui Kerelaan dan Keikhlasanku sebagai Pengarang di Zaman Sekarang ”,
(3) “Sikap Hidup Bagi Pengarang”,
(4) “Struktur Mengarang Fase-Fase Mengarang”,
(5) “Pengarang Keagamaan dan Pengarang Nasional”,
(6) “Apa yang Perlu Kita Dapat dari Pengarang-Pengarang Luar Negeri”,
(7) “Apakah Pengarang Manurut Pendapat Pengarang”,
(8) “Serba Sedikit Tentang Angkatan”.
- Armijn mengakui bahwa kepengarangannya banyak didorong oleh kesadaran kebangsaannya. Ia juga mengatakan bahwa saat itu sedang disiapkan roman yang ketiga. Akan tetapi, roman itu tidak muncul.
- Armijn berpendapat bahwa Angkatan 1920—1930 mempunyai pengabdian. - Angkatan Pujangga Baru memiliki tanda pro pada yang baru, dinamis, anti yang fanatik, dan anti yang naif.
- Angkatan 45 memiliki tanda sebagai pejuang, - Angkatan 50 mengemukakan masalah sosial, dan Angkatan terbaru memperlihatkan aksi. ___________________________________________
PENDAPATNYA PADA PENGARANG INDONESIA ___________________________________________
- Tentang kekhasan Indonesia dalam dunia kepengarangan, ia menganjurkan agar pengarang Indonesia mendapatkan kekhasan Indonesia.
- Akan tetapi, tidak berarti pengarang Indonesia dilarang mencontohkan pengarang asing, bahkan ia menganjurkannya asal tidak melakukan plagiat. Mengenai karya sastra yang lahir tahun 1920—1930, bahkan sampai sekarang,
_____________
KESIMPULAN
_____________
Armijn Pane memang seorang satrawan besar Indonesia angkatan 45. Perannya dalam mengembangkan kesusatraan Indonesia sangat besar. Harapannya semoga kesusastraan Indonesia mendapat ke-khasan tersendiri dan kalau bisa menghindari plagiat atau menciplak. ________________________________________________________________
Para dongan Selamat Pagi dan Selamat Beraktivitas kembali. Dan jangan lupa jika ada waktu mari sama kita pelajari kembali hasil karya ni oppungta halak Pangurabaan ini.
Enter...!(rfs)
______________________________________________________________
Sejak di posting sampai 25 Agustus 2012 dilihat 10 kali.
No comments:
Post a Comment