Friday, March 2, 2012

"HARIMAN SIREGAR"

#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Tokoh Tinju) _______________________________________________________________

      Dongan ale dongan, dongan nadua tolu. Dengan tanpa perlu banyak embel-embel, berikut hal-hal yang berhubungan dengan Hariman Siregar sebagai tokoh penting sepanjang masa khususnya pagi para dongan yang menjadi mahasiswa pun mahasiswi. _________________

Lahir dan Besar
_________________

- Hariman lahir di Padangsidempuan, Sumatera Utara, 1 Mei 1950. Hariman merupakan putera ke empat dari pasangan Kalisati Siregar dan ibunya yang bermarga Hutagalung.

- Sejak SD sampai Kuliah ia selesaikan di Jakarta. Putera pensiunan pegawai Departemen Perdagangan ini pada akhirnya kuliah di UI.
____________

Masa Kuliah
____________
- Pada tahun 1973 terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (DEMA UI), di saat aksi di berbagai kampus meningkat.

- Sejak 1972, Hariman sudah diangkat sebagai Sekjen Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) lewat kongres di Makassar.

- Peristiwa penting yang perlu dicatat pada masaini, kegiatan demonstrasi memprotes kebijakan Orde Baru, yang dilakukan oleh salah satu tokoh mahasiswa, bernama Arif Budiman, dan kawan-kawan, dalam kasus pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

- Mengkritik strategi pembangunan yang sudah menyimpang dengan “cita-cita Orde Baru.” yang dianggap lebih banyak mengurusi angka pertumbuhan ekonomi ketimbang pemerataan sosial.

- Pada masa ini Hariman Siregar juga aktif mengikuti macam seminar maupun kongres.

- Kongres yang paling bersejarah adalah pada 24 Oktober 1973, di kampus Salemba ada lagi diskusi yang menghadirkan tokoh dari berbagai angkatan. Ada bekas Wali Kota Jakarta Sudiro, ada Menlu Adam Malik, tokoh pers B.M. Diah, tokoh ’66 Cosmas Batubara, sampai Ketua DMUI Hariman Siregar.

Hasil diskusi inilah yang kemudian dibacakan di TMP Kalibata, lalu dikenal sebagai Petisi 24 Oktober.
__________________________

Bertemu Presiden Soeharto
__________________________
- Dongan ale dongan, setelah mengikuti macam kegiatan yang berhubungan dengan protest mahasiswa pada Orde Baru maka Hariman Siregar bersama 10 utusan dari perguruan tinggi lainnya ketemu sama Presiden.

- Mereka ingin menanyakan tentang strategi pembangunan RI yang dianggap timpang itu. Lusanya, Presiden ternyata bersedia menerima pimpinan mahasiswa dari berbagai kampus. Di luar dugaan, dalam pertemuan tertutup yang dihadiri Mensesneg Sudharmono, terlontar beberapa pertanyaan yang kasar dan menuding- nuding. “Saya jadi bingung,” kata Hariman.

- Pak Harto, yang ketika itu tampak kalem, menutup pertemuan singkat itu dengan menyerahkan Buku RAPBN kepada mahasiswa. ______________________________________________

Kunjungan Perdana Menteri Tanaka ke Indonesia ______________________________________________
Dongan ale dongan, seperti diketahui bahwa pada tanggal 15 Januari PM Tanaka akan datang ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden guna membicarakan kebijaksanaan ekonomi.

- Hariman Siregar mengusulkan agar mahasiswa bisa bertemu pada tanggal tersebut dengan PM Tanaka. Dan PM ini menyetujuinya. - Pada saat yang sama mahasiswa sebagian justru berkata "Sebenarnya, ketika itu tuntutan DEMA UI untuk berdialog dengan PM Tanaka sudah diterima, dan dijadwalkan pada 15 Januari. Tapi, “Saya ditekan teman- teman dari seluruh Indonesia itu. Kalau datang, berarti pengkhianat.

- Akhirnya, dialog diganti demonstrasi jalanan,” cerita Hariman. Dia mengaku sangat bingung menerima desakan ini. “Saya stres,” kata Hariman. Pada pagi 15 Januari itu, dia sampai membuka bajunya yang dibasahi keringat. Dan, meledaklah malapetaka itu. ______________________________________

Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) ______________________________________
Dongan ale dongan...! jika "Malari" diartikan dalam bahasa batak tentunya bisa berarti "Mamarlojong" bukan ? Tapi dalam tulisan ini, bukan marlojong itu yang dimaksud meskipun pada saat ini mahasiswa banyak yang marlojong- lojong. Tapi :

- Malari adalah Malapetaka Lima Belas Januari - Malari adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974 di Jakarta. Di hari kelabu itu, pusat pertokoan yang dikenal dengan Proyek Senen di Jakarta dibakar orang.

- Dalam peristiwa yang bisa dikatakan “hari anti Jepang” itu, lebih-kurang 807 buah mobil dan 200 sepeda motor dari berbagai merk Jepang dirusak/dibakar, 144 bangunan dirusak, 11 orang mati, 100 orang luka-luka, 17 luka parah, 775 orang ditangkap. Sebanyak 160 kilogram emas dari berbagai toko di daerah pecinan, mulai Senen sampai Glodok di Jakarta Barat amblas digondol orang.

- Peristiwa itu terjadi selama kunjungan tiga hari PM Jepang Kakuei Tanaka di Jakarta (14-17 Januari 1974). Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) Jan P Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi anti modal asing.

- Sehari setelah tamu negara ini meninggalkan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang dijaga ketat oleh tentara, suasana panas mulai mereda. Tapi buntutnya cukup serius. Lima koran terkemuka dan dua majalah di Jakarta diberangus. Sejumlah tokoh, di antaranya Prof. Sarbini Sumawinata, Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Buyung Nasution, Fahmi Idris, Subadio Sastrosatomo, Laksamana Muda Mardanus, Sjahrir, Rachman Tolleng, Hariman Siregar, ditahan. Hariman sendiri tidak sampai penuh menjalani vonis hukuman 6 tahun yang dijatuhkan atas dirinya. ___________________________________________________

Sekilas Pemikiran Hariman Siregar Tentang Demograsi ___________________________________________________
- Bagi Hariman, demokrasi adalah bagaimana membangun partisipasi yang lebih luas dengan meruntuhkan oligarki dan feodalisme yang telah menginfiltrasi partai-partai politik sebagai instrumen pelanggeng kekuasaannya. Menurutnya, demokrasi jangan hanya sekedar prosedural seperti pemilu lima tahunan. dengan kata lain, Hariman ingin mengatakan bahwa demokrasi harus substansial. Dengan demikian, demokrasi memiliki dua tujuan. Pertama, menggerakkan partisiapasi yang lebih luas kepada rakyat untuk terlibat aktif dalam urusan bersama (publik).

- Bukan saja berpartisipasi untuk memilih pemimpin, melainkan juga berpartisipasi untuk dipilih menjadi calon pemimpin. Kedua, adalah bagaimana memecahkan persoalan bersama (publik), termasuk suksesi kepemimpinan tanpa kekerasan. Beragam kepentingan yang ada dirembugkan, sejak rembug di tingkat kampung hingga ke level yang lebih tinggi. Jika rembugkan itu gagal mencapai konsensus baru dilakukan pemungutan suara. Lebih jauh lagi, Hariman ingin mengatakan bahwa demokrasi kita adalah musyawarah mufakat.
___________

Kesimpulan
___________
    Dongan ale dongan, dongan na dua tolu. Berikut hal yang dapat saya sipulkan :

- Hariman Siregar adalah seorang tokoh mahasiswa pada masa pemerintahan soeharto. Beliau punya peran besar dalam menegakkan demograsi di Indonesia hingga sebagian isi pikirannya bertentangan dengan orba. Pertentangan ini memuncak pada saat datangnya PM Tanaka dari Jepang ke Indonesia pada tanggal 15 Januari 1974

- Bagi Soeharto, kerusuhan 15 Januari 1974 mencoreng kening, karena peristiwa itu terjadi di depan hidung tamu negara, PM Jepang. Malu yang tak tertahankan menyebabkan ia untuk selanjutnya amat waspada terhadap semua orang/golongan serta melakukan sanksi tak berampun terhadap pihak yang bisa mengusik pemerintah.

- Dongan ale dongan, demikian kilas balik tokoh kita pada pagi ini, semoga menjadi pengetahuan yang manfaat. Selamat Pagi dan Selamat beraktivitas. Enter...!(rfs)
_________________________________________________________________
Cat : Sumber macam situs Hariman Siregar
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment