"SELAMAT PAGI TAPANULI"
(Mengambil Hikmah Dari Cerita Abu Nawas) ________________________________________________________________
Para kawan...!
- Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun Alrasyid dan pengikutnya meninggalkan istana untuk berburu. Namun di tengah perjalanan, Abujahil menyusul dengan terengah-engah di atas kudanya.
“Baginda, Baginda! Hamba mau mengusulkan sesuatu,” katanya setelah
mendekat sang raja. “Apa usulmu itu, Abujahil?” tanya Baginda Raja
keheranan.
“Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan banyak penduduk,
bagaimana kalau kita sayembarakan saja?” ujar Abujahil dengan mimik
serius.
-Baginda terdiam sejenak dan mengangguk-angguk.“Hamba ingin beradu
ketangkasan dengan Abunawas, bagaimana Baginda? Pemenangnya mendapat
sepundi uang emas. Tapi kalau kalah, hukumannya memandikan kuda-kuda
istana, selama satu bulan,” tutur Abujahil meyakinkan sang raja.
-“Hei, hadiah saja yang kau pikirkan. Lantas bagaimana caranya adu
ketangkasan ini?” sela Baginda agak marah. Setelah memberi tahu idenya,
Baginda setuju, maka dipanggillah Abunawas oleh salah satu punggawa.
- Abunawas menghadap. Ia pun diberi petunjuk panjang lebar oleh Baginda.
Pada awalnya Abunawas menolak karena ia tahu semua ini akal bulus
Abujahil yang ingin menyingkirkan dirinya dari istana.
Tapi Baginda memaksa dan Abunawas tidak bisa mengelak. Abunawas pun
berpikir sejenak. Ia tahu kalau Abujahil sekarang diangkat menjadi
pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang
seekor binatang buruannya di hutan nanti.
- Namun karena kecerdikannya, Abunawas malah tersenyum riang. Abujahil
yang melihat perubahan raut muka Abunawas menjadi penasaran. Batinnya
berkata, tak mungkin Abunawas mengalahkan dirinya kali ini.
- Akhirnya Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja
dan segenap rakyat menunggu, siapa yang bakal memenangkan lomba berburu
ini.
- Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup oleh Perdana Menteri.
Abujahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara,
di pinggir istana.
- Anehnya, Abunawas memacu kudanya sedang-sedang saja, sehingga diteriaki
para penonton.
- Menjelang sore, tampak kuda Abujahil memasuki pintu gerbang istana.
Ia pun diteriaki para penonton dan mendapat tepuk tangan meriah sekali.
Di sisi kiri-kanan kudanya tampak puluhan hewan yang mati terpanah.
Tak hanya itu, kuda tambahan juga memanggul binatang buruan lainnya.
Abujahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya
di tengah lapangan. mungkin Abunawas mengalahkanku!?” teriaknya lantang.
- Penonton di sekitar arena semakin ramai bertepuk tangan. Tidak berapa
lama, terdengar suara kaki kuda Abunawas. Semua orang menertawakan dan
kembali meneriakinya. Tapi, Abunawas tidak tampak gusar. Ia malah
tersenyum dan melambaikan tangan.
“Tenang, tenang, rakyatku! Kita akan mengetahui apa yang akan dilakukan
Abunawas. Dan kita juga akan tahu, siapa pemenangnya kali ini,” kata
raja yang ikut gusar melihat polah Abunawas.
- Baginda menyuruh dua orang punggawanya maju ke tengah lapangan dan
menghitung binatang buruan Abujahil.
“Satu, dua, tiga, empat, lima…dua puluh, tiga puluh lima ekor kelinci,
ditambah lima ekor rusa, dan dua babi hutan!” teriak salah satu punggawa.
“Kalau begitu akulah pemenangnya, sebab Abunawas tidak membawa seekor
binatang pun. Hahahaha,” teriak Abujahil lantang.
“Aku, Abujahil, berhak memenangkan lomba ini. Lihat binatang buruanku
banyak, mana silakan memandikan kuda-kuda istana.
Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting
jumlahnya,” kata Abunawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi
ribuan semut merah.
“Sekarang coba hitung ini, satu, dua, tiga, empat, seratus, duaratus,
selebihnya tidak usah dihitung,” ungkap Abunawas.
- Tanpa banyak berkata, Abujahil tak sadarkan diri alias semaput gara-gara
melihat semut merah Abunawas. Baginda tertawa terpingkal-pingkal dan
langsung memberi hadiah pada Abunawas.
Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan! (*)
Ditulis dalam Abu Nawas. Tag: Abu Nawas. 3 Kome
_______________________________________________________________
Armilun Hoetasoehoet, Adie Hts dan 8 orang lainnya menyukai ini.
_________________________________________________________________
Para kawan...! Selamat Pagi...! Disini alamatnya jika ingin tahu sekilas
tentang siapa Abu Nawas :Dison
(Mengambil Hikmah Dari Cerita Abu Nawas) ________________________________________________________________
Para kawan...!
- Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun Alrasyid dan pengikutnya meninggalkan istana untuk berburu. Namun di tengah perjalanan, Abujahil menyusul dengan terengah-engah di atas kudanya.
“Baginda, Baginda! Hamba mau mengusulkan sesuatu,” katanya setelah
mendekat sang raja. “Apa usulmu itu, Abujahil?” tanya Baginda Raja
keheranan.
“Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan banyak penduduk,
bagaimana kalau kita sayembarakan saja?” ujar Abujahil dengan mimik
serius.
-Baginda terdiam sejenak dan mengangguk-angguk.“Hamba ingin beradu
ketangkasan dengan Abunawas, bagaimana Baginda? Pemenangnya mendapat
sepundi uang emas. Tapi kalau kalah, hukumannya memandikan kuda-kuda
istana, selama satu bulan,” tutur Abujahil meyakinkan sang raja.
-“Hei, hadiah saja yang kau pikirkan. Lantas bagaimana caranya adu
ketangkasan ini?” sela Baginda agak marah. Setelah memberi tahu idenya,
Baginda setuju, maka dipanggillah Abunawas oleh salah satu punggawa.
- Abunawas menghadap. Ia pun diberi petunjuk panjang lebar oleh Baginda.
Pada awalnya Abunawas menolak karena ia tahu semua ini akal bulus
Abujahil yang ingin menyingkirkan dirinya dari istana.
Tapi Baginda memaksa dan Abunawas tidak bisa mengelak. Abunawas pun
berpikir sejenak. Ia tahu kalau Abujahil sekarang diangkat menjadi
pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang
seekor binatang buruannya di hutan nanti.
- Namun karena kecerdikannya, Abunawas malah tersenyum riang. Abujahil
yang melihat perubahan raut muka Abunawas menjadi penasaran. Batinnya
berkata, tak mungkin Abunawas mengalahkan dirinya kali ini.
- Akhirnya Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja
dan segenap rakyat menunggu, siapa yang bakal memenangkan lomba berburu
ini.
- Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup oleh Perdana Menteri.
Abujahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara,
di pinggir istana.
- Anehnya, Abunawas memacu kudanya sedang-sedang saja, sehingga diteriaki
para penonton.
- Menjelang sore, tampak kuda Abujahil memasuki pintu gerbang istana.
Ia pun diteriaki para penonton dan mendapat tepuk tangan meriah sekali.
Di sisi kiri-kanan kudanya tampak puluhan hewan yang mati terpanah.
Tak hanya itu, kuda tambahan juga memanggul binatang buruan lainnya.
Abujahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya
di tengah lapangan. mungkin Abunawas mengalahkanku!?” teriaknya lantang.
- Penonton di sekitar arena semakin ramai bertepuk tangan. Tidak berapa
lama, terdengar suara kaki kuda Abunawas. Semua orang menertawakan dan
kembali meneriakinya. Tapi, Abunawas tidak tampak gusar. Ia malah
tersenyum dan melambaikan tangan.
“Tenang, tenang, rakyatku! Kita akan mengetahui apa yang akan dilakukan
Abunawas. Dan kita juga akan tahu, siapa pemenangnya kali ini,” kata
raja yang ikut gusar melihat polah Abunawas.
- Baginda menyuruh dua orang punggawanya maju ke tengah lapangan dan
menghitung binatang buruan Abujahil.
“Satu, dua, tiga, empat, lima…dua puluh, tiga puluh lima ekor kelinci,
ditambah lima ekor rusa, dan dua babi hutan!” teriak salah satu punggawa.
“Kalau begitu akulah pemenangnya, sebab Abunawas tidak membawa seekor
binatang pun. Hahahaha,” teriak Abujahil lantang.
“Aku, Abujahil, berhak memenangkan lomba ini. Lihat binatang buruanku
banyak, mana silakan memandikan kuda-kuda istana.
Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting
jumlahnya,” kata Abunawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi
ribuan semut merah.
“Sekarang coba hitung ini, satu, dua, tiga, empat, seratus, duaratus,
selebihnya tidak usah dihitung,” ungkap Abunawas.
- Tanpa banyak berkata, Abujahil tak sadarkan diri alias semaput gara-gara
melihat semut merah Abunawas. Baginda tertawa terpingkal-pingkal dan
langsung memberi hadiah pada Abunawas.
Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan! (*)
Ditulis dalam Abu Nawas. Tag: Abu Nawas. 3 Kome
_______________________________________________________________
Armilun Hoetasoehoet, Adie Hts dan 8 orang lainnya menyukai ini.
_________________________________________________________________
Para kawan...! Selamat Pagi...! Disini alamatnya jika ingin tahu sekilas
tentang siapa Abu Nawas :Dison
No comments:
Post a Comment