#SELAMAT MALAM P-ARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Ebiet G Ade dalam otobiografi, hasil-
hasil karya musik dan macam penghargaan, pun menikmati macam
video musiknya dalam comentar potong cerita dan lanjut cerita
dari penulis"
_____________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
________________
"Kita mesti telanjang..." ammah...! "Dan benar-benar bersih..."
sodap...!
"Gugusan hari-hari..." alagle...! "Indah bersamamu.. e...e...egh...
Camelia..."
"Mendung...benarkah pertanda akan segera turun hujan...
Deras....."
Ehem...ehem...ehem...!
Memanglah memang...! Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far ini yang lebih
dikenal dengan Ebiet G Ade, adalah penyanyi legendaris Nusantara
yang sungguh sangat pantas untuk di acungkan jempol.
Sair-sayirnya...lagu-lagunya...puisi-puisinya...sunguh menyentuh
kalbu hingga cukup logis para pendengar lagu-lagu Ebiet G Ade
ingin langsung melakukan suatu kebaikan, meski kemudian harus
terlupakan karena lagu tersebuit juga habis.
"Diputar lagu kebaikan maka timbul niat baik. Berhenti lagu
kebaikan maka berhenti pula niat baik" itu kata lainnya. Dan itu
biasa bagi kita, anda atau pembaca blog ini yang mungkin memang
lebih suka jadi pendengar yang baik.
Iyakan...kawan...! Ito nauli lagu...! Botulang parsikutek...!
Tak usah bohonglah kita. Siapala diantara kita yang setelah
mendengar lagu - lagu Ebiet yang bertemakan bencana langsung
pigi ketempat bencana tersebut, karena memang lagu-lagu beliau
cukup sering dilantunkan pada berita-berita bencana di Nusantara.
Silakan tunjuk tangan kalau ada. Ha...kan...! Ngak ada kan...!
Begitupun Penulis yakin...!
Nyaris pada setiap orang yang pendengar lagu Ebiet G Ade "Akan
terjadi proses penguatan pesan atau motiv atau harapan untuk
melakukan sesuatu sesuatu sesuai tema tema lagu tersebut". Dan
sesederhananya sesuatu yang dilakukan pendengar jika berhubungan
dengan tema bencana adalah "Do'a" yang untuk sebagian orang
terucap langsung, sebagian lagi dalam hati, agar yang kena
bencana diberikan ketabahan hati.
"Mungkin Tuhan mulai bosan...melihat tingkah kita yang selalu
bangga dengan dosa-dosa...atau alam mulai enggan bersahabat
dengan kita....coba kita bertanya pada rumput..." syair Ebiet G Ade.
Para kawan...!
Seminggu yang lalu seorang teman menyarankan penulis video dari
Ebiet G ade di youtube. Entah siapa penyarannya penulis tidak
tahu, "Begitupun penulis ucapkan terimakasih...". Dan ini video
musiknya.
Selamat mendengarkan...!
(Menyimak info sekitar Ebiet G Ade dalam otobiografi, hasil-
hasil karya musik dan macam penghargaan, pun menikmati macam
video musiknya dalam comentar potong cerita dan lanjut cerita
dari penulis"
_____________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
________________
"Kita mesti telanjang..." ammah...! "Dan benar-benar bersih..."
sodap...!
"Gugusan hari-hari..." alagle...! "Indah bersamamu.. e...e...egh...
Camelia..."
"Mendung...benarkah pertanda akan segera turun hujan...
Deras....."
Ehem...ehem...ehem...!
Memanglah memang...! Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far ini yang lebih
dikenal dengan Ebiet G Ade, adalah penyanyi legendaris Nusantara
yang sungguh sangat pantas untuk di acungkan jempol.
Sair-sayirnya...lagu-lagunya...puisi-puisinya...sunguh menyentuh
kalbu hingga cukup logis para pendengar lagu-lagu Ebiet G Ade
ingin langsung melakukan suatu kebaikan, meski kemudian harus
terlupakan karena lagu tersebuit juga habis.
"Diputar lagu kebaikan maka timbul niat baik. Berhenti lagu
kebaikan maka berhenti pula niat baik" itu kata lainnya. Dan itu
biasa bagi kita, anda atau pembaca blog ini yang mungkin memang
lebih suka jadi pendengar yang baik.
Iyakan...kawan...! Ito nauli lagu...! Botulang parsikutek...!
Tak usah bohonglah kita. Siapala diantara kita yang setelah
mendengar lagu - lagu Ebiet yang bertemakan bencana langsung
pigi ketempat bencana tersebut, karena memang lagu-lagu beliau
cukup sering dilantunkan pada berita-berita bencana di Nusantara.
Silakan tunjuk tangan kalau ada. Ha...kan...! Ngak ada kan...!
Begitupun Penulis yakin...!
Nyaris pada setiap orang yang pendengar lagu Ebiet G Ade "Akan
terjadi proses penguatan pesan atau motiv atau harapan untuk
melakukan sesuatu sesuatu sesuai tema tema lagu tersebut". Dan
sesederhananya sesuatu yang dilakukan pendengar jika berhubungan
dengan tema bencana adalah "Do'a" yang untuk sebagian orang
terucap langsung, sebagian lagi dalam hati, agar yang kena
bencana diberikan ketabahan hati.
"Mungkin Tuhan mulai bosan...melihat tingkah kita yang selalu
bangga dengan dosa-dosa...atau alam mulai enggan bersahabat
dengan kita....coba kita bertanya pada rumput..." syair Ebiet G Ade.
Para kawan...!
Seminggu yang lalu seorang teman menyarankan penulis video dari
Ebiet G ade di youtube. Entah siapa penyarannya penulis tidak
tahu, "Begitupun penulis ucapkan terimakasih...". Dan ini video
musiknya.
Selamat mendengarkan...!
Dan dibawah ini beberapa info yang berhubungan dengan Ebiet G
Ade. Selamat menyimak...!
_________________________________________________
Sekilas Ringkasan Ebiet G. Ade dalam comentar potong
cerita dan lanjut cerita dari penulis"
_________________________________________________
Nama lahir Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far
Lahir 21 April 1954 (umur 59)
Bendera Indonesia Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia
Pekerjaan Penyanyi
Tahun aktif 1979 - sekarang
Pasangan Koespudji Rahayu Sugianto
Anak Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih
Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas
Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih
Segara "Dega" Banyu Bening
Orang tua Aboe Dja'far (ayah)
Saodah (ibu)
Situs resmi http://www.ebietgade.com/
Tanda tangan Signature of Ebiet G Ade.png
* Hal Nama dan keluarga orangtuanya
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi,
Banjarnegara, merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak
Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain.
*Hal nama dan keluarganya
Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai
Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982,
ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan:
Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)
Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).
Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili
Ebiet dalam mengecek sound system menjelang ayahnya manggung. Anak
keduanya pun sudah merambah ke dunia musik, dan dikenal dengan nama
panggung Adera.
* Hal Cita-cita
Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter,
pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi kendati ia
lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni
yang berawal dari kepenyairan.
Potong cerita :
Yah begitulah hidup di Nusantara ini, sungguh banyak orang yang
melenceng dari cita-cita awalnya, tak terkecuali dari jurusan atau
fakultas-fakultas yang dipilih pada saat kuliah.
Ada yang cita-citanya jadi dokter ngak taunya jadi pemain bola.
Ada juga yang cita-citanya jadi pengacara ngak tuanya jadi
parkara-kara. Begitupun masih tetap banyak orang bercita-cita,ngak
jadi pelajaran sama mereka. Heran awa...!
Lanjut cerita...!
* Hal Pendidikan
Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri)
Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta.
Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta.
Di sana ia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia
tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung
dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi:
Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana
di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
* Hal terciptanya nama Ebiet G Ade
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris
semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet,
mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari
tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih
sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya.
Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian
ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau
dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.
Potong Cerita :
Iya la pula ya...! Nama aslinya "Abid" dibaca "Ebied". Berati kalau
ada orang namanya "Ali" bisala itu dibaca "Elien" ya...? Ah...hhhh...
tapi mau tidak orang yangnamnay itu di panggil elien...?
Lanjut cerita....!
*Hal hubungannya dengan Emha Ainun Najib
Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan
seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah
yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar
yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah
ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas
(cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi
semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah,
karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
* Hal puisi yang dibuat jadi lagu
Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta
sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidak mampuannya membaca
puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa
membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi.
Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu
istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti
yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono.
Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan
gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak
sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi
karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari
puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut
Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.
Potong Cerita :
Pantasla pula...syair lagunya indah-indah, rupanya lirik lagu disusun
dalam bentuk puisi. Hebat...hebat...pilihan katanya benar-benar
pilihan. Ngak seperti lagu-lagu sekarang, banyak yang enak di
telinga orang aja, dfitelinga awa justru jadi berisik. Contoh kalianlah
Ebiet G ade ini dalam menciptakan lagu biama...!
Lanjut Cerita :
*Hal mengetahui cara main gitar
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam,
lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya
menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan,
Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan
puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan
positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya
ini sebagai hobi belaka.
* Hal pertama kali diterima rekaman
Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub
yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos,
akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara.
Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia
diterima di Jackson Record pada tahun 1979.
Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh
dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya
ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat
juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih
baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya
dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan
publik di sana.
Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat,
untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria
sebagai rekan yang membantu musiknya.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia.
Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran
tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson
Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya
itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar.
* Hal bikin perusahaan rekaman sendiri
Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang
memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan
Seraut Wajah.
Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia,
akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar industri musik dan
memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan
album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo
(alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun
(didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project).
Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung
oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia
mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen
ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani.
Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan
tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh
Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai
lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka,
sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004,
bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis
tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.
Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th
Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman.
Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya,
bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.
Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80
di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri
para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama
yang pernah popular pada dekade 80-an.
*Hal Tema-tema umum lagu Ebiet G Ade
Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan
Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas
beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah
Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan
Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis
"Untuk Kita Renungkan". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan
saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.
____________________________________________________
Album-album Ebiet G Ade dalam potong cerita dan lanjut
cerita dari penulis
____________________________________________________
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru.
Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu
lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang.
Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan
musisi-musisi berbakat.
Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya.
Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan
oleh berbagai perusahaan rekam.
* Album studio
Camellia I (1979)
Camellia II (1979)
Camellia III (1980)
Camellia 4 (1980)
Potong cerita :
Camelia 1 - 4 ini telah penulis posting di blog ini lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/10/pesan-cinta-dari-kampus-tercinta.html
Sungguh luar biasa lagu Camelia ini, pesannya begitu mendalam,
mengigit dan menyentuh hingga kedasar sanubari. Jika dalam istilah
batak ada namnaya "Holong mangalap holong" maka lagu inilah salah
satu contohnya dalam urusan muda-mudi atau naposo nauli bulung.
Lanjutan cerita :
Langkah Berikutnya (1982)
Tokoh-Tokoh (1982)
1984 (1984)
Zaman (1985)
Isyu! (1986)
Menjaring Matahari (1987)
Sketsa Rembulan Emas (1988)
Seraut Wajah (1990)
Kupu-Kupu Kertas (1995)
Cinta Sebening Embun (1995)
Aku Ingin Pulang (1996)
Potong Cerita :
Pada saat menikah 1992, penulis telah memiliki 7 Album casset
dari Ebiet G Ade, tapi kemudian casset ini berhilangan, apakah
karena salah naro, dipinjam kawan, kebanjiran, rusak manyekut-
nyekut, penulis sudah lupa. Maklumla kawan pada masa itu, awa
pula ngontrak dan setiap yang awa kontrak dijual pula sama yang
punya ngontrakan akibatnya behilangan jadinya casset-casset
ebit G ade awa.
Alagle...Nasib...! yang lalu biarlah berlalu meski cita-cita
bahat nasolalu. Alhamdulillah...! lek laku iba, imajo napenting.
Lanjut cerita :
Gamelan (1998)
Balada Sinetron Cinta (2000)
Bahasa Langit (2001)
In Love: 25th Anniversary (2007)
Masih Ada Waktu (2008)
Tembang Country 2 (2009)
Serenade (2013)
*Kompilasi
Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
Perjalanan Vol. I (1988)
Perjalanan Vol. II (1988)
Seleksi Album Emas (1990)
Seleksi Album Emas II (1994)
16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
20 Lagu Terpopuler (1997)
Lagu-Lagu Terbaik (1997)
Renungan Reformasi (1997)
16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
Ilham Seni (1998)
Best of the Best (1999)
Akustik (2001)
Balada Country (2002)
M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
Nyanyian Cinta (2003)
Tembang Renungan Hati (2003)
Tembang Slow (2004)
Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Yogyakarta (2006)
Tembang Cantik (2006)
Lagu dari album lain
Untuk Anakku Tercinta (1982) dalam album "ASEAN Pop Song Festival ke 2".
Surat Dari Desa (1987) dalam album "Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987"
ditulis oleh Oding Arnaldi.
Berita kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir)
Mengarungi Keberkahan Tuhan (2007; ditulis bersama Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono) dalam album "Rinduku Padamu".
Potong Cerita :
Mana dia lagunya...? Begitu pikir-pikiran untuk kemudian berpikir
pula mencari lagunya dan akhirnya di temukan. Ini dia :
Ini liriknya :
Sungguh hikmah
Hari ulang tahunku
Aku bersyukur ke hadirat Illahi
Tunjukkanlah arah
Jalan yang terbaik
Berlayar menuju pantai tujuan
Walau aku jauh di negeri seberang
Aku berdoa dengan penuh harapan
Kuatkanlah hati
Teguhkanlah iman
Bekal hidup menjemput masa depan
Hidup takkan pernah sepi tantangan
Menguji kesabaran kita
Hidup takkan pernah putus cobaan
Kita mesti tetap tegar bertahan
Mari kita lanjutkan
Tugas dan pengabdian
Mengarungi keberkahan Tuhan
Mensyukuri kemurahan Tuhan.
Lewat situs :
http://www.presidenri.go.id/rinduku-padamu/mengarungi-keberkahan-tuhan.html
dikatakan oleh pak SBY :
Dengan berkah Tuhan, saya berulang tahun 9 September 2007
di negara kangguru, Australia. Setelah mengakhiri kegiatan
pertemuan puncak APEC yang sangat padat, dan sesaat sebelum
meninggalkan Sydney kembali ke tanah air, saya abadikan rasa
syukur dan do'a saya kepada Yang Maha Kuasa dalam lagu yang
bernafaskan do'a dan harapan tersebut. Pada saat akhir, lagu
ini mendapat sentuhan; baik lagu maupun liriknya oleh maestro
ita Ebiet G. Ade.
Lanjut cerita :
_______________
Penghargaan
_______________
Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain :
18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya
dari album Camellia I hingga Isyu!
Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
BASF Awards (1984 - 1988)
Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
Duta Lingkungan Hidup (2006)
Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.
___________
Penutup
___________
Demikian sajian infonya para kawan...! Semoga info mengenai lagu
lagu Ebiet G Ade ini dapat menginspirasi kita untuk dapat lebih
mencintai hidup, "Bikin hidup lebih hidup meski roda jaman menggilas
kita" itu kata lainnya. Baik untuk urusan dunia maupun untuk urusan
akhirat.
"Roda jaman menggilas kita, terseret tertatih-tatih
sungguh hidup terus diburu, berpacu dengan waktu
syair Ebiet G Ade.
"Tak ada yang dapat menolong, selain yang di sana,
tak ada yang dapat membantu Selain yang di sana"
Lanjutnya pula.
Dialah Tuhan....Dialah Tuhan.....
Oh, oh, oh Tuhan....
Hmm, hmm, hmm Tuhan....
Selamat malam para kawan...!
__________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment