#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar batik dalam hubungannya dengan Iwan Tirta
dan Nelson Mandela pun menyimak iklan batiknya)
________________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Tepat di pagi hari tanggal 31 Juli 2014 ini, penulis disuguhi oleh
salah satu media TV dengan berita seputar Iwan Tirta sebagai salah
satu Tokoh Batik Nusantara.
Asumsi penulis, sungguhan berita ini adalah kilas balik kenangan
tentang alm. Iwan Tirta yang memang sudah meninggal 4 tahun yang
lalu pada 31 Juli 2010.
Pada inti beritanya, penyiar TV tersebut berkomentar, "Iwan Tirta
pada masa jayanya memang memasang tarif yang mahal pada hasil-hasil
karya batiknya, hal ini disebabkan, banyaknya pihak lain yang telah
menciplak hasil karyanya.
Terhadap hal ini penulis juga teringat pada yang namanya Nelson
Mandela, yang memang salah satu tokoh dunia yang juga sangat suka
pada batik.
Untuk pengemabangan pengetahuannya, maka pada malam ini penulis
angkolafacebook.blogspotcom akan menyajikan pembaca sekitar batik,
Iwan Tirta dan Nelson Mandela.
Selamat menyimak...!
Oya...!
"Selamat Idul Fitri 1435 H'.
Mohon maaf lahir dan bathin.
________________________
Sekilas mengenai Batik
________________________
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik
bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain
dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.
Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist
dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan
motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
*Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang
bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
* Sejarah teknik batik
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok
Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal
dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang
dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan
bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan
diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk
membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok
semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode
Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba
di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia,
batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat
populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal
setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa
sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik
ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6
atau ke-7.
Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto
(sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari
daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat
bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme
tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal
sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola
seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting,
sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa
sekitar itu.Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan
oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur
abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan
kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa
yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola
batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal
di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan
Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar
ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis
bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu,
dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam
perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat
sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan
sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles.
Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan
selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum
Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai
masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris
pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik
cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan
tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford
merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi,
dan kain telepok.
* Budaya batik
Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif
parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan
Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai
mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya
laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini,
yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat
pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat
ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton
Yogyakarta dan Surakarta.
* Batik Cirebon bermotif mahluk laut
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang
di keraton jawa.
* Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya
boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai
pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan
corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan
hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga
tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda),
termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal
tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat,
karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
* Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk
dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif
halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap
ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup
dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda.
Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau
gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik
dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
* Jenis batik
Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih
2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik
jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis
pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya
daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai
motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan
motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan
tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut
agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang
di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Motif Batik
Batik Tiga Negeri
Batik Jawa Hokokai, 1942-1945
Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa
Batik Buketan
Batik Lasem
Berdasarkan daerah asal
Batik Bali
Batik Banyumas
Batik Madura
Batik Malang
Batik Pekalongan
Batik Solo
Batik Yogyakarta
Batik Tasik
Batik Aceh
Batik Cirebon
Batik Jombang
Batik Banten
Batik Tulungagung
Batik Kediri
Batik Kudus
Batik Jepara / Batik Kartini
Batik Brebes
Batik Minangkabau
Batik Belanda
Batik Jepang
Berdasarkan corak
Batik Kraton
Batik Sudagaran
Batik Cuwiri
Batik Petani
Batik Tambal
Batik Sida Mukti
Batik Sekar Jagad
Batik Pringgondani
Batik Kawung
Batik Sida Luhur
Batik Sida Asih
Batik Semen Rama
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Batik
___________________________________________________________
Sekilas Mengenai Iwan Tirta dalam hubungannya dengan bataik
___________________________________________________________
Kapanlagi.com - Perancang busana terkanal Nusjirwan Tirtaamidjaja atau
Iwan Tirta meninggal dunia, Sabtu (31/07) sekitar 08.30 WIB RS Abdi Waluyo,
Jakarta Pusat. Kabar datang dari sejumlah pesan dan status di Twitter dunia maya.
"Turut berduka cita atas meninggalnya maestro batik Indonesia Iwan Tirta.
Kiranya diberi ketenangan dan yang ditinggalkan diberi ketabahan," demikian
pesan tersebut terpampang di akun Twitter, model Tracy Trinita.
Iwan Tirta terlahir dengan nama Nusjirwan Tirtaamidjaja, di Blora, Jawa
Tengah, 18 April 1935. Dia dikenal sebagai seorang perancang busana yang
terkenal melalui karya busanan yang menonjolkan unsur batik.
Dia merupakan lulusan London School of Economics dan Sekolah Hukum di Yale.
Batik rancangannya salah satunya digunakan sebagai sebagai pakaian tradisional
yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC pada 1994.
Jenazah almarhum kini disemayamlan di rumah duka, Jl. Panarukan 25 Menteng,
Jakarta Pusat. (kpl/dar)
_____________________
Iwan Tirta (lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 – meninggal di Jakarta,
31 Juli 2010 pada umur 75 tahun) adalah seorang perancang busana asal Indonesia
yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan
unsur-unsur batik. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional
yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC tahun 1994.
* Kehidupan
Iwan yang memiliki nama lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja lahir dari pasangan
Sunda dan Minangkabau. Ayahnya, Mohamad Husein Tirtaamidjaja, adalah mantan
anggota mahkamah agung. Setamat dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Iwan mengambil gelar master hukum di Yale University, Amerika Serikat,
dan kemudian di London School of Economics.
Ketertarikannya kepada batik muncul disaat Iwan menerima dana hibah dari
John D. Rockefeller the Third untuk mempelajari tarian keraton Kasunanan
Surakarta. Sejak itu hingga akhir hayatnya, Iwan mengembangkan batik
khas Indonesia, mulai dari pendidikan batik, penelitian hingga promosi
ke mancanegara. Iwan juga mengembangkan filsafat batik Indonesia.
Iwan meninggal pada hari Sabtu pukul 8.30 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo,
Menteng, Jakarta Pusat, dalam usia 75 tahun. Sebelum meninggal, dia sempat
dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo selama sekitar 10 hari. Iwan terkena
stroke setelah mengalami komplikasi penyakit jantung, ginjal, dan sesak napas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Iwan_Tirta
_____________________________________________________________
Sekilas mengenai alm. Nelson Mandela dalam hubungannya dengan batik
_____________________________________________________________
OHANNESBURG - Meninggalnya Nelson Mandela, ikon dunia anti-apartheid,
tidak hanya dirasakan oleh rakyat Afrika Selatan, dan dunia internasional,
melainkan juga bagi Indonesia.
Nelson Mandela, dalam balutan busana busana batik, dengan musisi U2, Bono.
Peraih Nobel Perdamaian 1993 dan Presiden Afrika Selatan 1994-1999 ini
adalah “Duta Batik ” yang merupakan busana khas Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, dan perjumpaan dengan tokoh-tokoh terkemuka
dunia, yang mendapatkan publikasi luas, Nelson Mandela selalu berbusana
batik.
Nelson Mandela berbusana batik saat menerima kunjungan Ibu Negara
Amerika Serikat, Michelle Obama dan kedua putrinya, Malia dan Sasha.
Perkenalan pertama Mandela dengan batik berawal ketika ia berkunjung
ke Indonesia pada 1990-an usai dibebaskan dari penjara di Pulau Roben.
Madiba, panggilan kesayangan rakyat Afrika Selatan bagi Nelson Mandela,
meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menjalani perawatan karena
infeksi paru-paru selama tiga bulan terakhir.
Lebih lanjut di :
http://poskotanews.com/2013/12/06/nelson-mandela-meninggal-dunia-indonesia-kehilangan-duta-batik/
___________________________________
Macam Video Iklan Batik
___________________________________
_________
Penutup
_________
Demikian infonya parakawan...!
"Semoga dapat memperluas wawasan kita bersama, sekaligus untuk lebih
dapat nian mencintai batik Nusantara kita ini".
Selamat malam...!
_____________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar batik dalam hubungannya dengan Iwan Tirta
dan Nelson Mandela pun menyimak iklan batiknya)
________________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Tepat di pagi hari tanggal 31 Juli 2014 ini, penulis disuguhi oleh
salah satu media TV dengan berita seputar Iwan Tirta sebagai salah
satu Tokoh Batik Nusantara.
Asumsi penulis, sungguhan berita ini adalah kilas balik kenangan
tentang alm. Iwan Tirta yang memang sudah meninggal 4 tahun yang
lalu pada 31 Juli 2010.
Pada inti beritanya, penyiar TV tersebut berkomentar, "Iwan Tirta
pada masa jayanya memang memasang tarif yang mahal pada hasil-hasil
karya batiknya, hal ini disebabkan, banyaknya pihak lain yang telah
menciplak hasil karyanya.
Terhadap hal ini penulis juga teringat pada yang namanya Nelson
Mandela, yang memang salah satu tokoh dunia yang juga sangat suka
pada batik.
Untuk pengemabangan pengetahuannya, maka pada malam ini penulis
angkolafacebook.blogspotcom akan menyajikan pembaca sekitar batik,
Iwan Tirta dan Nelson Mandela.
Selamat menyimak...!
Oya...!
"Selamat Idul Fitri 1435 H'.
Mohon maaf lahir dan bathin.
________________________
Sekilas mengenai Batik
________________________
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik
bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain
dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.
Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist
dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan
motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
*Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang
bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
* Sejarah teknik batik
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok
Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal
dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang
dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan
bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan
diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk
membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok
semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode
Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba
di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia,
batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat
populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal
setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa
sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik
ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6
atau ke-7.
Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto
(sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari
daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat
bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme
tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal
sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola
seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting,
sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa
sekitar itu.Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan
oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur
abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan
kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa
yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola
batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal
di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan
Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar
ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis
bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu,
dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam
perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat
sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan
sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam
buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles.
Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan
selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum
Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai
masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris
pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik
otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik
cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan
tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford
merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi,
dan kain telepok.
* Budaya batik
Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif
parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan
Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai
mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya
laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini,
yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat
pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan
membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat
ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton
Yogyakarta dan Surakarta.
* Batik Cirebon bermotif mahluk laut
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden
Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari Bedhoyo Ketawang
di keraton jawa.
* Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya
boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai
pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan
corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan
hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga
tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda),
termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal
tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat,
karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
* Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk
dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif
halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap
ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup
dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda.
Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau
gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik
dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
* Jenis batik
Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih
2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik
jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis
pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya
daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai
motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan
motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan
tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut
agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang
di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Motif Batik
Batik Tiga Negeri
Batik Jawa Hokokai, 1942-1945
Batik Buketan asal Pekalongan dengan desain pengaruh Eropa
Batik Buketan
Batik Lasem
Berdasarkan daerah asal
Batik Bali
Batik Banyumas
Batik Madura
Batik Malang
Batik Pekalongan
Batik Solo
Batik Yogyakarta
Batik Tasik
Batik Aceh
Batik Cirebon
Batik Jombang
Batik Banten
Batik Tulungagung
Batik Kediri
Batik Kudus
Batik Jepara / Batik Kartini
Batik Brebes
Batik Minangkabau
Batik Belanda
Batik Jepang
Berdasarkan corak
Batik Kraton
Batik Sudagaran
Batik Cuwiri
Batik Petani
Batik Tambal
Batik Sida Mukti
Batik Sekar Jagad
Batik Pringgondani
Batik Kawung
Batik Sida Luhur
Batik Sida Asih
Batik Semen Rama
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Batik
___________________________________________________________
Sekilas Mengenai Iwan Tirta dalam hubungannya dengan bataik
___________________________________________________________
Kapanlagi.com - Perancang busana terkanal Nusjirwan Tirtaamidjaja atau
Iwan Tirta meninggal dunia, Sabtu (31/07) sekitar 08.30 WIB RS Abdi Waluyo,
Jakarta Pusat. Kabar datang dari sejumlah pesan dan status di Twitter dunia maya.
"Turut berduka cita atas meninggalnya maestro batik Indonesia Iwan Tirta.
Kiranya diberi ketenangan dan yang ditinggalkan diberi ketabahan," demikian
pesan tersebut terpampang di akun Twitter, model Tracy Trinita.
Iwan Tirta terlahir dengan nama Nusjirwan Tirtaamidjaja, di Blora, Jawa
Tengah, 18 April 1935. Dia dikenal sebagai seorang perancang busana yang
terkenal melalui karya busanan yang menonjolkan unsur batik.
Dia merupakan lulusan London School of Economics dan Sekolah Hukum di Yale.
Batik rancangannya salah satunya digunakan sebagai sebagai pakaian tradisional
yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC pada 1994.
Jenazah almarhum kini disemayamlan di rumah duka, Jl. Panarukan 25 Menteng,
Jakarta Pusat. (kpl/dar)
_____________________
Iwan Tirta (lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 – meninggal di Jakarta,
31 Juli 2010 pada umur 75 tahun) adalah seorang perancang busana asal Indonesia
yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan busanannya yang menggunakan
unsur-unsur batik. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional
yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC tahun 1994.
* Kehidupan
Iwan yang memiliki nama lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja lahir dari pasangan
Sunda dan Minangkabau. Ayahnya, Mohamad Husein Tirtaamidjaja, adalah mantan
anggota mahkamah agung. Setamat dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Iwan mengambil gelar master hukum di Yale University, Amerika Serikat,
dan kemudian di London School of Economics.
Ketertarikannya kepada batik muncul disaat Iwan menerima dana hibah dari
John D. Rockefeller the Third untuk mempelajari tarian keraton Kasunanan
Surakarta. Sejak itu hingga akhir hayatnya, Iwan mengembangkan batik
khas Indonesia, mulai dari pendidikan batik, penelitian hingga promosi
ke mancanegara. Iwan juga mengembangkan filsafat batik Indonesia.
Iwan meninggal pada hari Sabtu pukul 8.30 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo,
Menteng, Jakarta Pusat, dalam usia 75 tahun. Sebelum meninggal, dia sempat
dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo selama sekitar 10 hari. Iwan terkena
stroke setelah mengalami komplikasi penyakit jantung, ginjal, dan sesak napas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Iwan_Tirta
_____________________________________________________________
Sekilas mengenai alm. Nelson Mandela dalam hubungannya dengan batik
_____________________________________________________________
OHANNESBURG - Meninggalnya Nelson Mandela, ikon dunia anti-apartheid,
tidak hanya dirasakan oleh rakyat Afrika Selatan, dan dunia internasional,
melainkan juga bagi Indonesia.
Nelson Mandela, dalam balutan busana busana batik, dengan musisi U2, Bono.
Peraih Nobel Perdamaian 1993 dan Presiden Afrika Selatan 1994-1999 ini
adalah “Duta Batik ” yang merupakan busana khas Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, dan perjumpaan dengan tokoh-tokoh terkemuka
dunia, yang mendapatkan publikasi luas, Nelson Mandela selalu berbusana
batik.
Nelson Mandela berbusana batik saat menerima kunjungan Ibu Negara
Amerika Serikat, Michelle Obama dan kedua putrinya, Malia dan Sasha.
Perkenalan pertama Mandela dengan batik berawal ketika ia berkunjung
ke Indonesia pada 1990-an usai dibebaskan dari penjara di Pulau Roben.
Madiba, panggilan kesayangan rakyat Afrika Selatan bagi Nelson Mandela,
meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menjalani perawatan karena
infeksi paru-paru selama tiga bulan terakhir.
Lebih lanjut di :
http://poskotanews.com/2013/12/06/nelson-mandela-meninggal-dunia-indonesia-kehilangan-duta-batik/
___________________________________
Macam Video Iklan Batik
___________________________________
_________
Penutup
_________
Demikian infonya parakawan...!
"Semoga dapat memperluas wawasan kita bersama, sekaligus untuk lebih
dapat nian mencintai batik Nusantara kita ini".
Selamat malam...!
_____________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment