Thursday, November 27, 2014

Wisata : Pelabuhan Ratu (Pantai Karang Hau dan Pantai Citepus) dalam Catatan Khusus


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menceritakan cerita Penulis dan keluarga pada pembaca angkolafacebook.
blogspot.com tentang Wisata ke Pelabuhan Ratu - Sukabumi bersama warga
Perum Taman Cimanggis Permai-Depok pada hari Sabtu dan Minggu, 22-23
November 2014 sekaligus menikmati lagu-lagu Daerah Sunda, Jawa,
Ambon dan Batak)

_____________________________________________________________






__________________

Kata Pengantar
__________________

Horas...horas...horas...!

Alkisah di awal bulan November 2014, berkunjunglah penulis dari Cibinong
Bogor kerumah saudara yang dalam istilah tutur Batak disebut Uda di Taman
Cimanggis Permai - Depok.

Pada saat sampai di tempat, rupanya sang Uda/Nanguda ini bersama sebagaian
Warga Taman Cimanggis Permai ini sedang menyusun rencana untuk berwisata
ke Pelabuhan Ratu - Sukabumi.

"Kau mau ikut Lin...?" Begitu tanya Uda ini pada penulis. untuk kemudian
membuat penulis dan istri saling marsipanotnotan/saling menatap. Mengetahui
tatapan istri, yang memberi kode seolah setuju, maka penulispun berkata
sama Uda ini dan kawan-kawannya untuk Ikut Serta "Jika memang Boleh".

....Dan...

Boleh rupanya...!

Dan kamipun dimasukkan dalam daftar Wisata untuk kemudian di beritahu
berangkat pada hari Sabtu 22 November 2014 Jam 15.00 Wib dan pulang
hari Minggu, 23 November 2014 Jam 15.00 Wib Pula.

Para kawan...!

Ingin tahukah anda bagaimana perjalanan wisata tersebut di jalankan
ataupun nikmati...?

Jika ingin...!

Berikut ceritanya dalam dukungan "Catatan Khusus"...dan...

"Selamat Menyimak...!"
_____________________________________

Ketemu di  Pintu Masuk Tol Sentul - Bogor
_____________________________________

Jadi begitulah rupanya jika yang melaksanakan wisata adalah para
orang tua dan anak-anaknya. Urusan sedikit rumit tapi tetap terselesaikan.

Dan untuk kelancarannya, 3 mobil wisata yang telah disepakati tidak
lagi sama dalam perjalanan antara Depok dengan Sentul. Tapi masing-
masing mencari / menjemput orang yang ikut dalam daftar wisata tersebut
dengan perjanjian "Kumpulnya di pintu Masuk Tol Sentul - Bogor"
sekitar jam 4 sore.
__________________________________________________________

Berangkat jam 4 Sore dengan tujuan Rumah Salah Seorang Teman di
Cibadak, Pelabuhan Ratu  - Sukabumi
__________________________________________________________










Para kawan...!

Inilah mungkin salah satu manfaat "Banyak Teman" dalam hidup ini, gunanya
bukan saja dapat diajak kerjasa sama dalam mencari hepeng tapi juga dapat
diajak kerja sama dalam menghemat hepeng.

Direncana awal, kami sebenarnya bermaksud untuk melakasakan survey dulu
tentang dimana harus menginap jika sampainya malam hari. Tapi karena
telah ada kawan-nya kawan yang bersedia di rumahnya menginap sebelum
pagi tiba, maka kamipun pada akhirnya memutuskannya menginap di rumah
kawan yang di Desa Cibadak tersebut.

Al kisah...!

Roda mobilpun di putar, hepeng jalan tolpun dibayarkan untuk kemudian
merasakan macet sekitar 1 jam setelah jalan tol tersebut terlampaui di
daerah Ciawi - Bogor.

Macet pun terlampaui untuk kemudian melaju pula ke arah Sukabumi, sementara
jam pada saat itu telah menunjukkan jam 17.45 Wib. Setelah kurang lebih
2 jam di perjalanan Jalan Raya Suka Bumi ini pada akhirnya sampailah
ke Simpang Tiga-nya daerah Kec. Cibadak (Cibadak ada dua)

Suatu simpangan dimana kita harus belok kanan jika dari arah Jakarta
dan jika lurus akan tembus ke Kota Sukabumi. Simpangan ini sesungguhnya
simpangan yang dalam pikiran penulis adalah "Jalur Alternatif" menuju
Pelabuhan Ratu melewati Cikadang. Sedangkan jalur utamanya kita harus
melaju lagi beberapa Km ke arah Sukabumi baru kemudian belok kanan di
Cisaat.

Oya...!

Ini photo perjalanannya saat berhenti di salah satu Pom Bensin
daerah Ciawi malam hari, yang mau minum yang mau Sholat silahkan
Sholat  :







_______________________________________________

Jalur Alternatif Penuh Tikungan Tajam dan Tanjakan
_______________________________________________

Pinpinan regu yang sekaligus supir penentu perjalanan dan dalam
panggilan pertemanan disebut Bung Alex pada akhirnya memutuskan melalui
jalan Alternatif ini dan dua supir yang mengikutipun dengan sendirinya
mengikuti pula.

1 km pertama sepertinya tidak terlihat ada masalah dalam perjalanan
tersebut, jalanannya juga cukup bagus dan luas. Begitupun salah seorang
anggota wisata merasa heran, "Mengapa mobil umum" tidak ada yang
lewat jalur tersebut, padahal saat itu waktu baru menunjukkan sekitar
jam 20.00 Wib. Yang terlihat hanyalah mobil-bobil pribadi.

Karena hal ini di ucapkan cukup keras maka sang supir kamipun menjawab
"Bisa jadi mobil sudah habis, penumpangpun sudah tidak ada lagi" sahut
sang supir dengan maksud sedikit menentramkan penumpangnya.

Hahahahahaha....

Memasuki Km ke-5 setelah simpangan Cibadak tersebut sesuatu yang lainpun
mulai terasa. Supir kamipun yang sebenarnya telah pernah ke Pelabuhan Ratu,
beberapa tahun silam mulai ingat bahwa jalan yang mereka lalui itu bukanlah
jalan utamnya.

Jalannya meskipun bagus, tapi tanjakannya nyaris di gigi 1-pun tak mampu
menyelesaikannya, tikungannya juga cukup tajam pun dikirikanan jalan penuh
dengan jurang yang jika mobil terjatuh mungkin tidak akan terlihat dari
pinggir jalan tersebut.

Mengetahui kondisi ini, para kaum ibupun mulai mulai Istigfar dan merepet,
ada yang bilang, "Dari pada lewat jalan tersebut lebih baik lewat jalur
lama meskipun macet dan ada pula yang bilang kalau pulangnya nanti jangan
lagi lewat jalur tersebut, jika masih lewat situ, lebih bagus ngak usah
pulang.


Cuma saya dan Pembaca yang tahu ini, jangan kalian bilang-bilang...!
Di sepanjang perjalanan Jalur Alternatif ini, saya melihat sepertinya
ada satu Kampung penuh dengan wanita, cantik-cantk kali terlihat.
Mereka duduk-duduk di pinggir jalan tersebut dengan berbagi macam
dandanan yang memberi kesan seolah wanita borngin/malam.

Mereka seolah berpesan "Bahalah daku, kemanapun abang pergi meski
hanya semalam setelah itu tinggalkan juga nga

Hebatnya...!

Bung Alex sebagai pinpinan regu yang sekaligus supirnya tidak merasa ada
masalah dengan jalan tersebut. Baginya terkesan cukup biasa-biasa aja.

Dan rupanya...!

Setelah ditelusuri dan menurut pengakuannya, beliau sudah cukup sering
melalui jalur tersebut, hingga beliau paham benar dengan kondisi
jalan, sementara yang lainnya juga menurutnya sudah cukup ahli karena
telah kali-kali melewati jalur-jalur tajam daerah daerah Jawa dan Sumatra.

Para kawan khususnya yang tahu mobil...!

Pernahkan anda masuk dengan gigi 1 untuk melewati suatu tanjakan, sampai
giginya habis/gas-nya kandas tapi tanjakannya belum terselesaikan untuk
kemudian bomilnya berhenti di tengah tanjakan, semntara remnya di tekan
sekeras mungkin hingga mengeluarkan bau kampas rem (karet).

Hahahaha....!

Haruskah dipereikan sekalian agar rutcur tu toruan / maksuDnya mau maju
tapi malah atrek. Siapakah yang salah jika tertabrak mobil dibelakangnya.
Ataukah di ganjal aja pakai kaki...!

Alhamdulillah....! 

Masalah ini terselesaikan meski sang Istri dan kaum ibu
lainnya mengalami spot jantung.

Para kawan...!

Jika di Sumatra populer istilah "Kelok Sambilan" maka kelok jalan
alternatif Pelabuhan Ratu ini nyaris menyamainya.

Singkat cerita...!

Kurang lebih jam 21.30 sampailah kami di rumah kawan yang di tuju
yaitu di Cibadak Pelabuhan Ratu (Melewati simpang ke Pantai Pelabuhan
Ratu dari Kota Kec. Pelabuhan Ratu / akan balik kembali ke kota ini
jika mau ke pantai).

Dan ini photo kenanganya dalam suasana pagi di
Hari minggu :










Cat khusus :

Cuma saya dan Pembaca yang tahu ini, jangan kalian bilang-bilang...!
Di sepanjang perjalanan Jalur Alternatif ini, saya melihat sepertinya
ada satu Kampung penuh dengan wanita, cantik-cantk kali terlihat.
Mereka duduk-duduk di pinggir jalan tersebut dengan berbagi macam
dandanan yang memberi kesan seolah wanita borngin/malam.

Mereka seolah berpesan "Bahalah daku, kemanapun abang pergi meski
hanya semalam setelah itu tinggalkan juga ngak apa-apa asal bersama
hepeng" Begitu terjemahan bebas prilakunya menurut penulis.

Dan hal ini mengigatkan penulis pada "Nyi Blorong" dalam kisih cerita
"Nyi Roro Kidul" pada masa Kerajaan Pajajaran. Dalam kisah itu "Nyi
Blorong" digambarkan bukanlah wanita baik-baik dan merupakan anak buah
dari "Nyi Roro Kidul".

Para kawan...!

Tentang "Nyi Roro Kidul" ini dalam hubungannya dengan Pelabuhan
Ratu dapat anda perdalam lewat link :

Oya...!

Di sebagian Masyarakat Pelabuhan Ratu ada istilah "Kampung Monyet",
apakah kampung tersebut di atas yang dimaksud, penulis tidak tahu
persis.

Ehem...!

Kita Lanjut cerita :
________________

Do'a Syukur
________________

Setelah kami sampai di tempat, maka sang pipmpinan regupun mangajak
untuk melksanakan do'a syukur sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Bung Lubis, sang Guru Agama Islam yang memimpin do'a
sat itu :

"Marilah kita berdo'a dan mengucap rasa Syukur atas diberiNya
kita keselamatan untuk sampai di tempat ini" katanya untuk kemudian
termenung beberapa saat sekaligus memberi kesempatan pada saudara
yang di luar agama Islam untuk berdo'a atau bersyukur.

Kemudian bung lubis inipun berkata :

Alhamdulillah...!

"Syukur padaMu ya Allah, bahwa kami dapat sampai ketempat ini dengan
selamat tanpa kurang suatu apapun dan berikan juga kami keselamatan
dan kesehatan serta selamat dalam perjalanan kami sampai pulangnya".
katanya, untuk kemudian di aminkan bersama :

Amin ya robbal Alamin....dst....untuk kemudian di akiri dengan Surah
Yang merupakan Inti dari Qur'an itu sendiri yaitu Al Fatiha.

"AL Fatiha...!" Lanjutnya pula.
















Amin...

Dan selesai sudah do'a dan ucapan rasa Syukur itu.

____________________________________________________________

Photo gambaran Suasana di Rumah Kawan pada saat sampai, menginap
untuk kemudian berangkat ke Pelabuhan Ratu (Pantai Haur dan Citepus)
_____________________________________________________________









Tak pala banyak cerita...!

Dan terhadap hal ini penulis ingin berkata :

"Trims pada para saudara teman dari teman yang telah menyediakan
rumah/tempatnya untuk kami menginap semalam".

Cat Khusus :

Dari hasil bincang-bincang dengan penduduk setempat pun dari hasil
mengamati ini info yang saya dapat untuk perluasan wawasan kita :

- Di tempat ini cukup banyak wanita yang menikah terlalu muda.
  Bahkan saking mudanya, baru tammat SD sudah menikah.

- Di tanah Batak, pada umumnya membincarakan wanita yang menjanda
  agak tabu, tapi di tempat ini sepertinya tidak. Dan sepertinya
  pula banyak yang menjanda di tempat ini. Mau...?

- Di banyak tempat, anak-anak pada umumnya mengaji Sore hari. Tapi
  di tempat ini justru mengaji di pagi Hari yaitu habis Sholat
  Subuh.

Ini photo saat pulang ngajinya dan cobala dulu pikirkan apa nilai
lebihnya mengaji pagi-pagi sekali ini dibanding sore. Biar gantian
dulu kita berpikir :





















- Dipikiran penulis, sholat Shubuh di tempat ini (Mushollah) paling
  banyak 5 - 10 orang. Ternyata lebih dari 30 orang. Begitu azan
  subuh dikumandangkan pintu-pintu rumah-rumah penduduk setempat
  serentak terbuka seperti di komandokan, para laki-lakinya berdatangan
  ke musholla tersebut. Benar-benar suatu kekagetan nyata bagi
  penulis.

- "Banyak berjalan banyak dilihat" cukup benar bagi penulis untuk
  peristiwa ini.

- Penduduk setempat sepertinya mendirikan rumah di jurang-jurang
  pinggir jalan raya tersebut, hingga atap rumahnyapun banyak
  yang sama rata dengan pintu rumah tetangganya. Suatu keberanian
  yang patut di acungkan jempol.

- Parabola mereka sama dengan parabolanya orang Angkola, Tapanuli
  Selatan
- Mata pencaharian penduduk setempat lebih banyak jadi Petani dari
  pada jadi Nelayan. Begitupun cukup banyak juga yang kerja di
  Jakarta dengan janji pulang sama istrinya "Tergantung Pendapatan".
  Mengerti kalian kan...?

Lanjut...!

Dan selanjutnya menyiapkan diri untuk berangkat ke Pantai Karang Hau
dan Pantai Citepus.
___________________________________________________________

Berangkat Menuju Pantai Karang Hau di wilayah Pantai Pelabuhan Ratu
___________________________________________________________

Jam 08.00 Wib pipinpinan rombonganpun mengajak untuk berangkat ke
Pantai Karang Hau. Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan
kami pun sampai.

Dan pada saat sampai di tempat yang pertama kami perbuat adalah
membuat "Photo Kenagan di Karang Hau tersebut". Ini sebagian dari
potonya.

Bagaimana...! Serukan para kawan...!
Makanya tinggal aja kerjaan kalian, bawa anak istrinya berangkat
kalian ke Pelabuhan Ratu sekarang...!










Catatan Khsus :

- Menurut hemat penulis, disebut pantai Karang Hau karena pantai
  ini memang berisi batu Karang, keras, hitam kecoklat-coklatan,
  tajam dan bergaris-garis.

- Kurang lebih 300 meter dari pantai ini berisi Batu Karang semua,
  karena itu pantai ini tidaklah bisa digunakan untuk mandi pantai
  pun untuk berselancar karena berisiko.

- Batu karang ini tidak pula berjejer pas di tepi pantainya, tapi
  ada beberapa batu karang yang menjorok ke laut, hingga memberi
  kesan kita seolah ada di laut pada saat di batu karang ini.

- Birunya laut, besarnya ombak, tingginya buih air laut yang
  menghantam batu karang membuat pantai ini terasa lebih ribut,
  lebih menarik pun lebih indah dan menantang untuk melakukan
  permainan adu cantik atau indah hasil photo.


- Jika anda menginginkan hasil photo dengan latar belakang ombak
  yang lagi menyembur dengan tanpa perlu membasahi baju anda, maka
  anda harus punya hitungan kapan saatnya objek di potret. Jika
  hitungan salah maka yang dipotret bisa saja menjadi basah dan
  kamera atau Hp anda pun bisa kena air laut.

Ini salah satu hasilnya yang dicepret si Boru Angin yang mana
penulis harus lari cepat setelah photo agar baju tidak basah :










Adapun tentang Sepatunya,mengapa harus saya pegang, karena sang
Ratu Pantai Mengingatkannya :




















Oya...!

- Sesungguhnya di Pantai "Karang Haur" ini juga bisa mandi air laut
  karena di tengah-tengah batu karang tersebut terdapat beberapa
  lobang dengan diameter 1 - 3 meter dan kedalaman 1-2 meter.

- Batu Karang yang berlobang dan dapat digunakan mandi inilah yang
  menyebabkan mengapa pantai ini disebut "Karang Haur".


- "Karang" artinya ya karang, sedangkan "Haur"artinya batu berlobang
  seperti tungku. Apa iya ya...? Iyakan ajalah...!

Ini hasil photo lainnya dan silahkan dicocok-cokkan dengan uraian
di atas kalau mau di cocokkan :













Ini juga ada di Karang Hau :







____________________________________________________

Dari Pantai "Karang Hau" ke "Pantai Citepus" melewati
Samudra Beac Hotel atau Hotel Samudra-nya Soekarno
____________________________________________________


Ehem...! Ehem...! Ehem...!

Pada saat menuju "Karang Hau" sesungguhnya "Pantai Citepus" ini
sudah kami lewatinya, tapi tidak pula berhenti karena pimpinan
rombongan mungkin punya rencana tersendiri sehubungan dengan ada
beberapa anak yang ikut dalam rombongan dan besar kemungkinan akan
mandi.

Diantara "Pantai Karang Hau" dengan "Pantai Citepus" ada
namanya Samudra Beac Hotel atau Hotel Samudra. Dan hotel ini kami
lewati, tapi tidak mampir karena tidak ada urusan dan tidak pula
ada undangan dari pihak hotel.

"Yah...! beginilah kalau yang berwisata bukan Menteri, bukan
pula anggota Dewan. Kita datang juga orang tidak tahu, dan kita pulang
juga mereka tidak tahu" Kata bung Hasibuan, yang dimaksudkannya pada
para pengelola Samudra Hotel tersebut yang tidak mengetahui kedatangannya
ke Pelabuhan Ratu.

"Coba saya jadi Menteri atau anggota Dewan" sudah dapat dipastikan
saya pasti akan di undang pihak Hotel Samudra untuk menginap di
tempatnya dengan pilihan semua kamar kecuali kamar No. 308" lanjutnya
pula.

Itula dia hotelnya itu kawan, kalian lihat ngak...?
Itu yang ada tulisan No. 308 itu :




















Para kawan...!

Jika anda ingin bertanya "Ada apa dengan Kamar Hotel nomor 308 dan
mengapa tidak boleh ditempati...?" maka jika penulis yang harus
menjawabnya, maka inilah jawabannya :

- Kamar Hotel No. 308 adalah kamarnya "Nyi Roro Kidul". Wikipedia
  Indonesia mengatakan :

"Hotel Samudra Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, menyediakan 
kamar 308 yang dicat berwarna hijau untuk Kanjeng Ratu Kidul. Setidaknya 
pada awal tahun 1966, presiden pertama Indonesia, Sukarno, terlibat 
dalam penentuan lokasi serta ide Hotel Samudra Beach Hotel

Di depan kamar 308 terdapat pohon Ketapang tempat Sukarno memperoleh
inspirasi spiritualnya. Di dalam kamar tersebut juga dipasang lukisan
terkenal "Nyai Rara Kidul" oleh Basuki Abdullah".

- Dengan demikian jelas sudah alasannya dan sesungguhnya bukan hanya
  Hotel Samudra ini yang melakukan juga Hotel lainnya.

"Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan
ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 
di Hotel Grand Bali Beach. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang
tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah
pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan
dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, tidak untuk
dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul.

Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis
mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.

Para kawan...!

Setelah melewati Samudra Hotel ini, pada akhirnya sampailah kami di
Pantai yang namanya "Pantai Citepus - Pelabuhan Ratu.
______________________________________

Di Pantai Citepus - Pelabuhan Ratu
______________________________________

Ini photo di sekitar pantai ini :






















Pada saat sampai di tempat, suasana pantainya belumlah ramai. Maklum
saat itu baru jam 10.30 Pagi. Begitupun beberapa anak-anak dan dewasa
sedang mandi di tepi pantai tersebut.

Robonga kamipun yang di ikuti oleh kurang lebih 10 anak-anak langsung
berlari kepantai untuk ikut mandi dan bermain-main ombak bersama anak
lainnya.

Para orang tuapun mulai ribut, mulai berteriak-teriak untuk selalu
mengingatkan anaknya agar jangan sampai terlalu ke dalam laut karena
takut akan kehempasan ombak.

Beberapa orang tua tak puas pula dengan hanya berteriak, beliau
justru ikut mandi air laut sekalian mengawasi anak-anak. Sementara
yang lainnya, yang hanya ikut seorang diri tanpa anak ataupun suami,
ikut seorang diri tanpa anak maupun istri sibuk mencari tempat, posisi
di mana dan kearah mana harus berphoto biar terlihat indah dan
romantis meski usia sudah sekian. Bolehkan ...?

Dan inilah hasil photo romantismenya :







Catatan Khusus :

- Dapat dikatakan semua yang ikut dalam wisata ini merasa puas di
  pantai ini, karena bukan saja waktunya cukup lama juga tersedia
  macam minuman dan makanan yang dapat di pilih sesuai selera.

- Harganya memang sedikit mahal, tapi tidak mencapai 2 kali lipat
  dari harga umumnya, apalagi mencapai 3 kali lipat. Bagi penulis
  harga yang cukup pantas di tempat wisata, "Meskipun tidak ada UU
  Negara ini yang menentukan bahwa harga barang / makanan harus
  mahal di tempat wisata".

Begitupun...!

- Khusus untuk makanan-makanan dari laut, apakah ikan atau Udang
  sepertinya cukup mahal, padahal seharusnya murah karena kita
  berada di tepi pantai. 1 Porsi Udang = 45.000 dan 1 Kg Ikan
  Bakar = 80.000,-

Hahahaha....

Harga memang relatif, "Orang miskin suka mengatakan mahal dan
orang kaya suka mengatakan 'Biasa itu atau murah". Karena itu
dari pada sibuk memprotes harga mahal mungkin lebih baik 
sibuk bekerja agar menjadi orang kaya.

"Sudahkah anda kaya...?"

Hehehehehe....Jika belum...!

"Maka jadilah orang Kaya...! hingga apapun yang anda sukai
anda bisa membelinya dan tak perlu tawar menawar.

Baya...rrrrr....! Beraba semua....?

Oya...!

- Pada Pemda Pelabuhan Ratu atau Pengelola Pantai Citepus...!
  Pada saat penulis kunjungi "ada orang yang seharusnya punya hak
  asasi, tapi menjadi tak punya hak azasi" di tempat tersebut
  sebayak 3 orang. 2 Laki-laki dan 1 Perempuan.

  Maksud penulis "Orang Gila...!"

- Dengan terhindarnya "Orang Gila" dari macam tempat Wisata Pelabuhan
  Ratu, maka tempat itu akan semakin disukai wisatawan (Jangan cuma
  cari uang masuk dari wisatawan, tapi perhatikan juga wisatawannya
  apakah mereka cukup puas atau tidak, apa keluhannya, dll.

- Mungkin untuk masa yang akan datang, perlu dibuat UU yang intinya
  berisi, "Wisatawan yang tidak puas di tempat wisatanya, berhak
  menuntut uang wisatawannya yang masuk ke kas daerah di kembalikan
  Pemda setempat".

Kenapa rupanya...!

Masa maksud hati untuk menyenang-nyenangkan diri (Berwisata), ngak
taunya jadi membikin "susah diri" gara-gara harga makanan/minuman
terlalu mahal dan di kejar-kejar orang gila lagi.

Al hasil...!

Pulang wisata, bukannya jadi fress tapi menjadi stress...!

- Masjid ternyata tersedia juga di Pantai Citepus ini. Cuma sayang
  tempat wudhunya hanya tersedia bagi laki-laki sehingga harus gantian
  dengan wanita.

Anehnya...!

Begitu luasnya pantai Citepus ini sebagai tempat makan minum, kalau
tidak diteras masjid tersebut tak puas juga sebagian orang, maka
jadilah tempat masjid tersebut sebagai tempat makan minumnya para
wisatawan padahal sudah dilarang.

Alagleh...!

Kapanlah kita ini punya kesadaran, "Sudah dibilang jangan berperang,
masih berperang juga. Matila kau...! Sudah dibilang jangan buang
sampah sembarangan masih sembarangan juga. Kotorlah jadinya...!

- Bikin kalianlah para Pengelola Wisata Pelabuhan Ratu keranjang
  sampah di pantai ini, agar sampahnya tidak sampai beterbangan
  ke laut yang pada akhirnya ke pantai juga.

- Jika tidak...! Pantai citepus ini bisa menjadi pantai sampah 10
  tahun kedepan...! Lebih baik mencegah dari pada mengobati, kan
  begitunya.

...pun...

Kalau bisa-ba, "Bikin juga tulisan sitirif merk di Pantai ini,
seperti yang di Karang Hau itu, sehingga wisatawan tak perlu
bertanya-tanya di pantai mana mereka berada.

Bila Perlu...!

Bikin satu Huruf tingginya 20 meter lebarnya 7 meter dan
ketebalannya 1 meter pula, sehingga wisatawan dapat duduk-duduk
di huruf tersebut sambil memandang laut dan ber photo-photo
atu ber-kodak-kodak bahasa Batak Angkolanya.. Kenapa rupanya...?
Kan banyak ikan di Laut Pelabuhan Ratu itu, mahal lagi harganya...!
Itulah di jualin dan jangan dimakan, kami aja tak makan ikan
kalian itu. Cukup kan biayanya dari penjualan ikan itu...?

Akhg...!

Kita ini...!

Macam mana kita ini...!

_______________________________________________________

Sekilas tentang Ombak, Hanyutnya orang ke laut 
dan Penjaga Pantai
_______________________________________________________


Para kawan...!

Untuk dapat memahami hal di atas, maka penulispun ikut juga
mandi atau bermain-main dengan ombak pantai Citepus ini.

...dan...

Ini info yang penulis dapat :

* Dalam hubungannya dengan ombak

- Terjadinya buih ombak sebelum mencapai pantai disebabkan
  ombak pertamanya meluncur deras kearah laut setelah terlebih
  dahulu mencapat pantai, sementara dari laut sendiri telah
  ada menyusul ombaklainnya

- Benturan ombak ini yang menyebabkan terjadinya buih-buih
  putih yang kemudian terdorong lagi ke pantai.

- Ombak yang datang dari laut menuju pantai ini ada jenis
  dari segi warnanya, satu berwarna agak kecoklatan dan satu
  lagi berwarna agak ke-biruan.

- Ombak yang coklat tersebut adalah ombak yang datang dan penuh
  denganpasir sedangkan yang biru tanpa pasir / murni air laut.

- Perpaduan warna ini yang membuat ombak tersebut menjadi terlihat
  indah, hingga mata kitapun tidak bosan melihatnya

* Dalam hubungannya dengan terbawanya orang yang 
   mandi di pantai ke dalam laut :

- Semakin besar ombak membentur kepantai semakin besar pula
  dorongan air lautnnya ke arah laut yang dengan sendirinnya
  berpeluang besar pula membuat orang yang mandi di pantai
  terdorong ke arah laut.

- Jika jarak ombak susulannya jauh, dengan sendirinya orang yang
  terdorong kearah laut tersebut akan semakin jauh pula / tidak
  ada ombak yang mendorongnya lagi kembali ke pantai.

- Pasir yang ada di pantai tersebut sesungguhnya tidak stabil
  dan tidak dapat dibuat sebagai penahan diri untuk tidak bergeser
  dari benturan ombak / pasir pijakan kaki selalu bergeser-geser.

- Naas bagi orang yang terhanyut tersebut, jika belia terbawa
  pula langsung ke ka laut yang dalamnya karena dasar laut itu
  sendiri tidak beda dengan daratan, ada yang datar dan ada juga
  yang curam. dst.

- Berenang di air yang tenang sesungguhnya lebih mudah dari pada
  berenang di air yang ada ombaknya

- Ombak yang terlalu besar membentur tubuh bisa saja membuat
  seseorang merasa kaget hingga kurang kontrol diri.

Cat Khsusus :

Sudah semestinya setiap orang yang main-main ombak atau yang
berenang di tepi pantai perlu di awasi.

* Tentang Penjaga Pantai









Paten juga...!

Pantai ini rupanya menyediakan juga Penjaga Pantainya lengkap
dengan benderanya. Tapi sayang penjaga painya kabur-kabur melulu,
entah kemana aja dia itu. Padahal dia yang paling di andalkan kalau
terjadi sesuatu di pantai ini.

Ujang...!

Jangan kau tingal-tinggalkan posmu itu...!
Dan para wisatawan jika rezeki kalian terbagi, bagila pula sama
penjaga pantai ini, kan anak kalian sudah di awasinya. Hehehehe...
________________________________________________

Penutup (Pulang dan Ucapan Terimaksih)
________________________________________________

* Pulang






Setelah semua merasa puas, maka sang pinpinan regupun mengajak
pulang, setelah terlebih dahulu membeli oleh-oleh wisatanya
masing-masing. Apa yang mau dibayar pun dibayarin, termasuk
saung tempat duduk-duduknya.

Kurang lebih jam 14.30 Wib, roda mobilpun mulai diputar ke arah
jalan raya Suka Bumi. Dan sebelum sampai ke simpang tiganya maka
sang pimpinan rombonganpun mengajak untuk istirahat sekalian isi
bensin :

Perjalananpun di lanjut...!

Dan sampailah di Jalan Raya Sukabumi, untuk kemudian sampai ke Ciawi
dan tembus ke Jalan Tol Sentul untuk kemudian memutar ke jalan Raya
Jakarta Bogor dan masuk ke Cibinong dan lanjut lagi ke Simpangan
Depok dan akhirnya sampaialah ketempat awal pemberangkaan yaitu
Perum Taman Cimanggis Permai dengan selamat.

* Ucapan Terimakasih

Atas terlaksananya wisata Pantai Pelabuhan Ratu ini, maka penulis
dan keluarga (Istri) mengucapkan :

"Terimakasih pada pimpinan rombongan pun pada Bapak/Ibu/Saudara/i
yang ikut dalam wisata tersebut yang telah memberikan kesempatan
bagi kami untuk berwisata"

Dan mohon ijin...!

Photo-photo wisatanya, "Dicantumkan juga di angkolafacebook.blogspot,
com ini dengan maksud sebagai kenang-kenagan pun sebagai bahan masukan
untuk yang ingin berwisata ke tempat tersebut, pun masukan bagi para
pengelola wisata pantai Pelabuhan Ratu.

"Majulah tempat-tempat wisata Pantai Nusantara, khsusnya Pelabuhan Ratu,
dan kalau bisa "Jadilah Pelabuhan Ratu sebagai tempat wisata pantai No.1
di Nusantara ini mengalahkan Pantai Cerita Banten dan Pantai Kuta Bali

* Do'a









"Ya Allah ya Tuhan kami...!

Syukur kami ucapkan kepadaMU, atas diberikannya kesehatan
dan keselamatan hidup ini, hingga sampai saat ini kami juga
masih dapat menikmati alam Peabuhan Ratu hasil ciptaan'Mu
itu"


Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, 
waqina 'adzabannar" 

"Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan pada kami di 
dunia dan akhirat"

Amin...amin...amin ya Robbal Alamin...!

Para kawan...!

Selamat malam...!



______________________________________________________
Cat :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/11/ratu-pantai-selatan-dan-legenda-nyi.html 
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork


No comments:

Post a Comment