Tuesday, June 23, 2015

Dugderan Semarang 2015 dan Masjid Besar Kauman


#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekitar Dugderan Semarang 2015dan Masjid Besar Kauman
Semarang)
______________________________________________________________







___________________

Kata Pengantar
___________________

Prosesi pawai Dugderan adalah pawai menyambut bulan Suci Ramadhan.
Pawai ini kini digabungkan kegiatannya bersama sama 3 masjid utama kota
Semarang, yakni Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman,
Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Demikian Wikipedia Ind menyampaikan sekilas tentang Pawai Dugderan di
Masjid Kauman semarang.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan dugderan tersebut dalam hubungannya
dengan Masjid Kauman ini dan bagaimana pelaksanaannya adalah isi utama
dari postingan ini.

Dan sebelum penulis menguraikannnya mari terlebih dahulu melihat sekilas
tentang Masjid Kauman Semarang ini. Selamat menyimak....!
_________________________________________

Sekilas Masjid Besar Kauman Semarang
_________________________________________









Ket :
Masjid Besar Kauman Semarang Masa kini

* Pemahaman Umum

Masjid Besar Kauman Semarang adalah sebuah masjid yang berada di Semarang.
Dahulu masjid ini bernama Masjid Agung Semarang sesuai dengan nama yang
tertulis di gerbang Masjid dan tertulis di fasad depan masjid.

Tulisan dengan aksara arab cukup besar, namun masyarakat lebih mengenal
masjid ini dengan sebutan Masjid Besar Kauman Semarang.

* Lokasi











Ket :
Masjid Besar Kauman Semarang dengan latar depan Alun Alun Kota Semarang,
tahun 1935 . Alun alun kota Semarang sendiri sudah beralih fungsi sejak
tahun 1938 kini sudah penuh sesak menjadi kawasan pertokoan Pasar Yaik,
Pasar Johar, gedung BPD dan Hotel Metro

Letak Masjid Besar Kauman Semarang tadinya berdiri megah di depan alun
alun kota Semarang. Namun kemudian sejak tahun 1938 alun alun tersebut
beralih fungsi menjadi kawasan komersil yaitu dengan adanya Pasar Johar,
Pasar Yaik, gedung BPD dan Hotel Metro yang kemudian menjadi area Kawasan
Perdagangan Johar. Masjid Besar Kauman Semarang kini terjepit di antara
bangunan bangunan tinggi yang mengepungnya.

Masjid Kauman ini beralamat di Jl. Alun-alun Barat Nomor 71 Semarang.
Sekarang Masjid Kauman atau Masjid Besar Semarang letaknya tidak lagi
berada dalam wilayah Kampung (Kelurahan) Kauman, tetapi masuk dalam
wilayah Kelurahan Bangunharjo Semarang Tengah.

* Sejarah Masjid Besar Kauman Semarang








Ket :
Masjid Kauman Semarang tahun 1953

Menurut inskripsi berbahasa dan berhuruf jawa yang terpatri di batu
marmer tembok bagian dalam gerbang masuk ke Masjid Besar Kauman Semarang,
masjid ini dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun
1749M. lengkapnya inskripsi tersebut berbunyi seperti berikut :

“Pemut kala penjenengane Kanjeng Tuwan Nikolas Harting hedelir gopennar
serta sarta Direktur hing tanah Jawi gennipun kangjeng Kyahi Dipati
Suradimanggala hayasa sahega dadosse masjid puniki kala Hijrat 1170”

Dalam bahasa Indonesia nya :

“Tanda peringatan ketika kanjeng Tuan Nicoolass Hartingh, Gubernur serta
Direktur tanah Jawa pada saat Kanjeng Kyai Adipati Suramanggala membangun
hingga jadinya masjid ini pada tahun 1170 Hijrah”

Tuan Nicoolass Hartingh sendiri seperti yang disebutkan dalam inskripsi
tersebut adalah tokoh utama penggerak lahirnya perjanjian Giyanti pada
tahun 1755 yang memecah wilayah Kesultanan Mataram atau dikenal dengan
Palihan Nagari menjadi wilayah kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat
berpusat di Yokyakarta dan Kasunanan Surakarta. Atas upayanya Nicoolas
Hartingh kemudian dihadiahi rumah dinas oleh pemerintah penjajahan Belanda
(VOC) di daerah tugu muda dengan nama De Vredestein atau Wisma Perdamaian.

Masjid Besar Kauman Semarang ini yang kini masih berdiri kokoh adalah
bangunan yang didirkan oleh Adipati Suradimanggala (Kiai Terboyo) menggantikan
masjid lama yang rusak parah akibat kebakaran selama geger pecinan di
Semarang tahun 1741.

Lokasi masjid lama ini berada di sebelah timur alun alun diseberang
barat kali Semarang. Masjid tua ini pernah dipugar pada masa penjajahan,
pada tahun 1889 sampai 1904 dikarenakan pernah terjadi kebakaran pada
masjid tersebut. Pada waktu pemugaran Masjid Kauman ditangani seorang
arsitek Belanda bernama Gakampiyan.

* Arsitektur









Ket :
Gerbang Masjid Kauman Semarang

Bangunan Masjid Besar Semarang yang ada sekarang adalah bangunan yang
keempat, yang merupakan lanjutan dari masjid keadipatian sebelumnya
Pertama kali masjid dibangun di kawasan Mugas (Mugasari), tetapi karena
penduduknya tidak berkembang masjid dipindahkan ke Bubakan yang penduduknya
lebih ramai sehubungan kawasan ini telah berkembang menjadi kota pelabuhan.

Bersamaan timbulnya pemberontakan orang-orang Cina terhadap Pemerintahan
Kolonial Belanda, terjadi kebakaran yang menimpa perumahan termasuk
bangunan masjid. Atas pertimbangan lokasi masjid yang terlalu dekat
dengan perkampungan Cina, maka oleh Bupati Semarang Suro Hadimenggolo II
(1713 - 1751) pembangunannya kembali dipindahkan ke kawasan Kanjengan,.
Pembangunan masjid selesai tahun 1760, di masa pemerintahan Bupati Suro
Hadimenggolo III (1751-1773).

Namun bangunan masjid baru ini pada tahun 1885 kembali mendapat musibah,
terbakar karena disambar petir. Pembangunan kembali masjid di lokasi
yang sama baru dimulai pada tahun 1889 atas bantuan Bupati Raden
Tumenggung Tjokrodipuro, dan selesai pada tahun 1890.

Arsitektur Masjid Besar Kauman Semarang ini sering disebut dengan
konsep tektonika. Sistem yang mirip dengan struktur tumpang pada
bangunan tumpang berpenyangga berpilar lima pada bangunan bangunan
pra Islam di tanah Jawa.

Menurut Ir. Totok Roesmanto, diterapkannya sistem tektonik dalam
pembangunan Masjid Besar Kauman Semarang ini bukan menggunakan soko
guru layaknya Masjid Agung Demak, menunjukkan ketidakmampuan ahli
bangunan Belanda pada masa itu mencerna aplikasi sistem konstruksi
brunjung empyak pada bangunan tajuk tradisional.

Penggunaan sistem tektonik ini mengarah kepada struktur bangunan yang
rigid. Empat sokoguru digantikan dengan pilar pilar bata penopang
rangkaian pilar dan balok kayu di atasnya.

Pada rangkaian bangunan ini juga dikenal sistem dhingklik yang menopang
pilar pilar balok kayu yang lebih kecil di atasnya dan bntuk bangunan
itu dan seterusnya.

Dari tahun pendirian Masjid Besar Kauman Semarang ini, menjadikan
Masjid Kauman Semarang sebagai masjid pertama di Jawa yang bercitra
tradisional, namun menggunakan konstruksi modern. Karya demikian
dikenal dengan sebutan arsitektur masjid modern tradisionalistik.








Ket:
Interior Masjid Kauman Semarang

Secara keseluruhan masjid kauman ini mencirikan bangunan tradisional Jawa.
Dengan atap limas besusun tiga yang mempunyai arti filosofi Iman, Islam,
dan Ikhsan. Bentuknya seperti bangunan Majapahit, disokong 36 pilar.
Tajug paling bawah menaungi tempat ibadah, tajug kedua lebih kecil, dan
tajug tertinggi berbentuk limas. Limas tersebut berhias mustika, sementara
pintunya dari rangkaian daun waru.

Semua tajug ini ditopang kayu jati. Ciri khas yang mengacu pada tradisi
Arab atau Persia. Ornamen seperti ini hampir serupa pada Masjid Agung Demak.

Pada bagian utama masjid, yaitu ruang salat, hanya diperbolehkan bagi
muslim laki-laki. Di sini berdiri seperti singgasana nan megah, kursi
mimbar tempat khotbah. Ukiran kayu mimbar ini tampak rumit.

Lengkungan-lengkungannya indah. Pahatan halus menunjukkan kelenturan
tangan berseni pembuatnya. Di pojok terdapat pula jam bandul kuno
yang masih digunakan. Untuk mencapai ruang salat utama, jamaah melewati
beberapa pintu di sisi kanan dan kiri (bagi perempuan). Barisan pintu
ini pun terbuat dari kayu jati bermotif pahatan kotak-kotak sederhana.

Masjid aslinya sendiri kini cukup sulit untuk dilihat karena sudah
tertutup oleh bangunan masjid baru dibagian depan masjid asli ditambah
dengan himpitan gedung gedung disekitarnya.aslinya masjid ini beratap
seng, kini sudah diganti dengan genteng beton.

Sebuah menara yang cukup tinggi juga sudah menjadi pelengkap bagi Masjid
Besar Kauman Semarang ini. Tampakan depan nya sudah jauh lebih modern
tanpa kehilangan keaslian bangunan aslinya.










Ket :
Menara Masjid Kauman Semarang

Selama bulan ramadhan di Masjid Kauman, usai shalat dzuhur hingga menjelang
ashar, selalu dipenuhi banyak orang. Mereka mendengarkan pengajian
Al Qur'an yang dipimpin oleh seorang ulama yang mampu menghafal Al Qur'an
di luar kepala atau dikenal dengan sebutan Al Hafiz.

Sepanjang sejarah, Masjid Kauman selalu ramai dikunjungi oleh umat muslim
dari berbagai penjuru, terutama para musafir yang berdagang di Pasar Johar,
Semarang. Selama bulan ramadhan usai sholat dzuhur, ratusan umat muslim
memadati serambi masjid, guna mengikuti fadillah atau pengajian
Al qur'an yang dipimpin oleh Kyai Haji Ahmad Naqib, seorang ulama Semarang,
yang mampu menghafal Al Qur'an di luar kepala, atau dikenal dengan sebutan
Al Hafiz. Selain hafal Al Qur'an, Al Hafiz juga mampu menafsirkan inti
dari setiap kata dan ayat Al Qur'an, yang disampaikan dalam bahasa Jawa.








Ket :
Tampilan Depan









Ket :
Bedug wulung mangunsari








Ket :
Bagian Depan










Ket :
Prasasti di gapura masjid kauman
___________________________________

Sekilas Tradisi Dugderan Semarang
___________________________________

* Prosesi Pawai Dugderan

Prosesi pawai Dugderan adalah pawai menyambut bulan Suci Ramadhan.
Pawai ini kini digabungkan kegiatannya bersama sama 3 masjid utama kota
Semarang, yakni Masjid Agung Semarang atau lebih dikenal Masjid Kauman,
Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Dalam pawai dugderan direncanakan mengambil dua garis start, di Masjid
Kauman yang dipimpin Wali Kota Semarang dan Masjid Baiturrahman yang
dipimpin Gubernur Jateng. Kedua rombongan pawai yang berangkat dari
dua masjid berbeda kemudian dipertemukan Jl Ahmad Yani. Selanjutnya
berangkat bersama-sama menuju MAJT.

Pada awalnya pawai dugderan berangkat dari halaman Balai Kota menuju
Masjid Kauman. Namun beberapa tahun terakhir, rute pawai diteruskan
hingga ke MAJT.

Perubahan konsep itu juga mencakup lokasi pasar malam yang selalu
menyertai tradisi dugderan yang memiliki ikon unik, yakni karakter
warak ngendhog. Pasar malam dugderan ini sejak tahun 2008 ditempatkan
di sekitar MAJT.

Sementara tahun-tahun sebelumnya selalu di sekitar Masjid Kauman. Upaya
pengembangan pawai dugderan ini untuk lebih menyemarakkan kegiatan tradisi
budaya yang sudah ada sejak lama.

Prosesi Pawai Dugderan Masjid Kauman Semarang 2015






















Ket :
Warga antusias menunggu pawai Dugderan di Masjid Agung Semarang, 

Selasa (16/6). Foto: metrosemarang.com/fariz fardianto

SEMARANG – Ribuan warga Kota Semarang hari ini tumplek-blek
di jalan sepanjang Masjid Kauman untuk menyaksikan pawai
pembukaan Dugderan, Selasa (16/6). Iring-iringan rombongan
karnaval Dugderan yang berjalan dari Balai Kota akan mampir
ke Kauman sebelum dilanjutkan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Lebih lanjut di :
http://metrosemarang.com/warga-semarang-berkerumun-di-kauman-sambut-pawai-dugderan

________________________




































Dugderan merupakan sebuah karnaval khas Semarang yang menjadi
tanda datangnya bulan suci Ramadhan. Nama Dugderan sendiri
berasal dari kata dug dan der. Dug dari kata bedug dan der
merupakan istilah yang merujuk pada letusan. Ini tidak lain
karena dalam Dugderan juga dimeriahkan dengan suara meriam
dan petasan. Di jaman dulu, tabuhan bedug dan meriam dibunyikan
sebagai tanda memasuki tanggal 1 Ramadhan. Tahun ini, Dugderan
akan dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 16 Juni 2015. So,
bagi yang ingin menikmati kemeriahan Dugderan tahun ini,
segera ajukan cuti ya!

lebih lanjut di :

http://yogyakarta.panduanwisata.id/wisata-religi/dugderan-2015-karnaval-semarang-menyambut-bulan-ramadhan/
______________________________




















Budaya  Jawa, China, dan Arab bertemu pada acara “Dugderan” Semarang,
pawai yang menandai tepat satu hari sebelum Ramadhan. Perpaduan tiga
budaya tersebut terlihat dari sejumlah tarian dan busana dari para
peserta pawai Dugderan yang dimulai dari Halaman Balai Kota Semarang
Jalan Pemuda, Semarang.

Lebih lanjut di :
http://www.mediasemarangonline.com/2014/06/dugderan-pesta-menjelang-ramadhan.html

Koleksi lainnya :







_____________

Penutup
_____________

Demikian infonya para kaum muslimin muslimat sekalian, semoga
dapat memperluas wawasan kita khsusnya dibidang Masjid Kauman
Semarang dalam hubungannya dengan tradisi-nya di  bulan Ramadhan.

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh












_______________________________________________________________
Cat :
Sell your ad space with BidVertiser


No comments:

Post a Comment