Tuesday, January 17, 2012

"MANYORU DAPOT-DAPOT SADA"

"SELAMAT PAGI TAPANULI"
(Sekilas Pendapat Mengenai Perjalanan Hidup)
_______________________________________________________________
     Doitdoda atau dongan ito di nadaoda, mambege istilah "dapot-dapot sada" sepertinya terbayang seseorang yang sedang manyoru ambasang bukan ? atau manyoru jambu yang kemudian dikumpul disuatu tempat yang secara umum kita sebut kupia, hadangan, belek, atau ember bukan ? ya...! sepertinya demikian yang tergambar dipikiran saya dengan istilah ini. Begitupun bukan kejadian manyoru yang mau saya uraikan tapi "Gambaran perjalanan hidup yang hampir sama dengan manyoru, manyoru dapot-dapot sada".

    Dongan ale dongan...! memperhatikan perjalanan hidup manusia didunia ini sepertinya tak jauh beda dengan menaiki suatu tangga. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui sesuai dengan perkembangan usia. Tahapan itu ada yang di sebut bayi, anak-anak, pra remaja, remaja, orang tua torus jadi kakek atau nenek. Begitupun dari segi pendidikan, Paud, Tk, SD, SMP, SMA, Sarjana, dst. Dari segi karir juga tak jauh beda, karyawan biasa, kepala Seksi, Bagian sampai ke Pimpinan utama di negeri. Begitupun di swasta tetap ada tahapannya. Tahapan-tahapan ini jelas memberi gambaran yang harus di lalui manusia untuk dapat disebut ini atau itu.  Proses ini tak jauh beda dengan manyoru, untuk dapat disebut satu hadangan atau ember ada jumlah tertentu yang harus dikumpulkan/disoru sada-saa.

   Dongan saparcolekan (istilah FB), bagaimana dengan materi/kekayaan yang halak hita bilang sinadongan ? apakah sama dengan manyoru ? jawaban saya sepertinya tak jauh beda, untuk dapat disebut seseorang itu halak nakayo ada satu proses juga yang harus dilalui. Proses mangumpul sada-sada barang/ materi hingga jumlah menjadi banyak. Dan jumlah banyak ini kita sebut sabakul hepeng atau sabakul soruan. Dan soruan ini menciptakan identitas bagi seseorang sebagai halak na kayo.

Dongan sapanuturan, lae, ipar sangape appara...! Bagaimana dengan ke- imanan yang dalam pengistilahan gelar agama kita sebut ustat, guru ngaji, wali atau haji ? sepertinya sama, hanya satu proses mengumpul dapot-dapot sada parbinotoani/kepintarani hingga mencapai satu takaran/jumlah hingga identitas/gelar diucapkan.

Dongan ale dongan...! uraian diatas sepertinya sudah memberi gambaran bagi kita untuk menyimpulkan :

- Hangoluan adalah suatu proses pengumpul "Dapot-dapot sada" tentang aha nai inginkon dihangoluanon dalam hubungannya dengan kepentingan dunia dan akhirat.

- Dalam proses mengumpul atau mayoru sada-sada membuat manusia yang satu dengan yang lain menjadi ada yang saling mendukung, saling menerangi, saling mengisi dan saling menyayangi. Tapi cukup banyak juga yang menjadi saling mencaci, memaki, membenci, memitnah dan tak jarang pula saling membunuh padahal rap namayorudo di tano ni Tuhanon.

Dongan ale dongan...! Jika hangoluan memang adalah suatu proses manyoru dapot-dapot sada untuk dapat sonang di namangolu, maka saya ingin berkata manyorulah dengan tetap menjujung tinggi norma sosial (adat/budaya) dan norma agama. Sungguh Allah Swt telah menjajikan rezeki bagi kita semua ummatnya.

Enter malangsung, mabisai. Enter.....! ido, lalu do palang. Kakakakkk...(rfs)

No comments:

Post a Comment