#SELAMAT SIANG PARA PELAJAR#
(Memahami cerita Sampuraga agar jadi si ingoton di natading
dohot tauladan di namamboto - Pesan cerita tuk para pelajar SD)
___________________________________________________________________Berikut sambungan Sampuraga 1 adik-e :
Sampuraga :
O...uma, uma...o...uma, hita nahais manyogot tuduk potang. Pangomo an hum namambuat soban, undenggan ma uma au kehe tan dang mangaratto tu Huta Naleban, uma...olo uma,...olo uma !
Ibunya :
Sampuraga, anakku amang si nuan tunas, hodo batu-batu ni pusu ku Amang, ulang tinggalhon au Amang nasosak napas. Muda lak ka ma amang simanjojakmu tu nadaoma so martujuan, tu ise do amang partonaonku, tudia doho amang nangkan jalahan.
Sampuraga :
Muda langka pe au atcogot, tibu do au mulak, ate-atekku pe marngot-ngot huboto do uma madung marsak.
Ibunya :
Anggo nungi damang keputusannmu, lakkami nadabe tarambatan hupabuatho Amang dohot do’akku, horas maho amang marhator kisan. Hutukkus indahan balanjomu, hutaon Amang marsuap ilu ni mataulangho lupa Amang tu Inangmu nadung mabalu.
Para adik-e, setelah mendapat persetujuan dari ibunya maka Sampuragapun, berangkat merantau ke Huta Na Leban. Huta na Leban ini terakhir diketahui adalah suatu kerajaan yang bernama si “Rambas”,
Kerajaan ini ada di Panyabungan Mandailing saat ini. Dan situsnya pun ada ditempat desa si Rambas.
Kita lanjut para adik-e. Setelah si Sampuraga di kerajaan si “Rambas” maka beliapun memulai aktifitasnya, bekerja keras merobah kehidupan ke hal yang lebih baik sesuai dengan tujuan.
Karena kerja kerasnya, prestasinya dan lain hal, maka si Sampuragapun mendapat perhatian dari Raja, Sampuraga berkesempatan untuk mendapat pekerjaan pada usaha dagang yang dimiliki oleh Raja Silanjang. Kebiasaannya bekerja dengan rajin dan jujur mendapat pujian dari sang raja sehingga rajapun mempercayakan sepenuhnya kepada usaha perdagangannya sehingga menjadi maju sangat pesat.
Dengan sendirinya Sampuraga menjadi kaya raya. Kehidupannya sudah menjadi saudagar kaya dengan penampilan bagaikan raja pula. Raja Silanjang menjadi salut kepada kesuksesan Sampuraga sehingga dia berniat mengawinkan putrinya dengan Sampuraga.
Niatan itu tidak disia-siakan oleh Sampuraga lalu dia secara resmi melakukan pinangan. Tiba saatnya perkawinan dilangsungkan dalam suatu pesta meriah dengan mengundang raja-raja di sekitar negri itu.
Berita pesta perkawinan itupun sampai ke telinga ibunya. Ibunya serasa tidak percaya bahwa anaknya ternyata telah sukses di negri orang dan menjadi seorang raja yang sedang melangsungkan perkawinannya.Sempat terlintas dipikiran ibunya dan bertanya dalam hatinya mengapa Sampuraga tidak memberitahukan rencana perkawinannya dengan putri raja itu kepada saya, apakah dia sudah melupakan saya...? pikir ibunya.
Namun masih terngiang ditelinganya bagaimana Sampuraga meyakinkan ibunya bahwa dia harus berhasil untuk merubah nasib mereka. Ibunya memberanikan diri untuk menghadiri pesta perkawinan Sampuraga anaknya itu.
Dengan bersusah payah maka diapun sampailah di tempat acara berlangsung.Dengan tubuh tua dan lusuh, ibunya terlihat menyolok disekitar pesta itu. Ibunya berusaha untuk bertemu langsung kepada Sampuraga, namun dia selalu tersingkir dari keramaian para undangan para raja-raja dan orang-orang kaya itu.
Tapi para adik-e, jarak antara Padang Bolak dengan Panyabung an tidaklah sedekat jarak antara Lobu Jelok dengan Hutasuhut, hanya dengan mambelok saotik ma ka kitapun akan sampai. Untuk sampai dari Padang Bolak ke Panyabungan pada masa lampau bisa jadi harus melalui l7 lapis gunung yang penuh dengan hutan belantara, tor tu tor, rura tu rura, tobing tu tobing, gasgas tu gasgas, rungga tu rungga, harus dilalui untuk dapat sampai ke Kerajaan Si Lanjang atau si Lancang di Panyabungan.
Belum lagi tempat-tempat angkernya mual di toru ni haruaya bagas parpodo man ni segala jihin, parbegubegu an asar ni sagala begu. Semuanya ini harus dilalui oleh ibu Sampuraga ini. (...bersambung ke Sampuraga 3) Tu Sampuraga 3
Selamat Siang...!
No comments:
Post a Comment