Sunday, March 3, 2013

"VIDEO RESPON "Demo Masyarakat TAPSEL Part III DAN IV"

_______________________

Respon 3 dari Pencintai Damai :


Comentar Pencintai Damai :

Lewat perngertian konotatif/makna ganda, maka di
pikiran penulis ada 3 jenis ungut-ungut dilihat
dari pemakian kalimatnya 

1.Ungut-Ungut Poken Aek :

"Ucok...! hum namarungut-ungut sajodo karejomu damang.
Tolu do pinggan nagot basuonmu, mamarungut-ungut kho
satonga ari. Hum nagot tu poken aek sajodo karejomu.
" Ning orang tuai.

Jadi ungut-ungut dalam hal ini lebih dekat dengan
perasaan gelisah, kurang bersedia, tidak ikhlas
pada sesuatu yang di lakukan.

2. Ungut-Ungut Setoran :

"Marsak anggia namangaluon, sadari dope iba jadi RT
mai demo, padahal so nakembali dope modal. Naing dope
uppu ni api, tidak  mengenal musim. Tiop ari
marapi api. Tuginjang iba sala, tu toru apa lagi.
Setoran iba sala, so setoran apalagi. Ah....hhhh...
ke majo marungut-ungut ba...!"

Jadi ungut-ungut dalam hal ini, suatu solusi untuk
keluar dari suatu masalah dengan jalan menyenangkan diri.

Hubungannya dengan video di atas :

Para pendemo itu adalah parungut-ungut poken aek, 
hidup dalam  kegelisahan, merasa tidak dihargai,
pekerjaan susah, nalaku,  tak punya hepeng, ikkayu
ikkayu lalat, sambal-sambal torung tapi
berkerja jalan terus.

Sedangkan Pak Bupati adalah Parungut-Ungut Setoran, 
meskipun beliau punya persoalan dan tidak di sukai
sebagian orang, tapi beliau tetap bisa makan enak.
Hari ini rendang beguluai, besok kakap, ikkayu lalat
padao tusi, ikan asin najolodoi. Medan Jakarta setiap
saat, para mentri sude dongan, yang penting itu
kompak kita.

Bedakan cara marungut-unguti pendemo dan yang di
demo...? (Damilah Tapanuli Selatan)



_______________

Respon 4 dari Pencintai Damai :


Comentar Pencintai Damai :

Satu minit pertama mendengar "Seruling Batak" ini,
terbayang olehku hamparan padi tanah-tanah persawahan
di Tapsel. Perkiraan sekitar satu bulan lagi akan siap di panen.

Satu minit kedua, terbayang pula olehku tiba-tiba
datang angin yang sangat kencang, hingga beberapa
sopo-pun harus roboh. Padi yang berada dalam lupak-
lupak tertinggipun dengan sendirinya "Malapat".

Sebulan kemudian, padi yang malapat tersebutpun
di panen dan ternyata "Lambang". Lambang memang 
satu istilah ni halak hita yang menurut penilaian
penulis sama artinya dengan "Nol"

Hubungannya dengan video diatas, karena di Tapsel
sudah terlanjur demo, maka prestasi pembangunan
Tapsel seperti yang dilaporkan pak Bupati pada
saat peresmian Dewan Kesenian Sipirok maka
perstasi itupun/hasil itu seperti terkesan
"Lambang" padahal duit yang dikeluarkan itu telah
bermilyard-milyar.

Ada apa para pendemo Tapsel, "Sudahkah hati tertutup
dan tiada maaf bagimu...? Mengapa bisa lambang pak
Bupati...? (Damailah Tapanuli Selatan)

3. Ungut-ungut seperti Video di atas
(Tidak Comment isi pesannya)
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment