Wednesday, October 30, 2013

Belajar Bahasa Batak Angkola 2 : 10 contoh penyusunan aksara Batak Angkola


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN HALAK BATAK DAN BUKAN HALAK BATAK#
(Mempelajari cara penulisan aksara Batak Angkola serta memberikancontoh
10 cara penulisan)
_______________________________________________________________



























___________

Pengantar
___________






















Para kawan...!

Entah apa sebabnya tak ngerti awa. Namun sering sekali orang
membuat daftar, membuat tulisan dengan "Tanpa memasukkan Angkola"
sebagai salah satu sub dari suku batak itu sendiri. Yah...seperti
daftar Aksara Batak di atas, tak ada Angkola bukan...?

Bukan nimmu mattong...! Bukan begitula pula bilang...!

Anehnya, serunya, hebatnya...! Tak pernahnya orang Angkola itu
"Mengaku sukunya sebagai Suku yang bukan Suku Batak". Sementara
Suku Karo, Mandailing dan Simalungun "Kadang mereka bilang mereka
itu bukan suku Batak dengan macam argumentasi.

"Kayak takut aja sebagian orang ini kehilangan orang Mandailing,
Karo dan Simalungun sebagai bagian dari sub suku batak itu",
begitu pikir penulis.

"Kalau mereka tak mau disebut sebut sebagai orang batak, kenapa
rupanya. Ngapain harus dibujuk-bujuk jadi orang batak, sementara
dia ngak mau jadi orang batak". Ah....hebat kalila kalian orang
orang yang tak memasukkan Angkola sebagai orang batak ba.

Begini...!

Batak Angkola jelas merupakan bagian dari suku batak itu. Karena
itu pula, meskipun tabel diatas tidak mencantumkan Aksara Batak
Angkola tapi penulis sebagai orang Sipirok Angkola pernah
mempelajari Aksara Batak Angkola itu di SD 4 Sipirok. Atau SD
Sikola Desa dalam sebutan masyarakat setempat atau SD 1442786
dalam bahasa hitungan.

Pada saat penulis mempelajari hal ini, penulis ingat tidaklah
dipelajari di atas buku, tapi justru di atas lei dengan alat
tulis yang disebut gerep. Dan sebelum mempelajari hal ini, ibu
guru SD penulis yang dalam sebutan ibu penulis "Uma Dadliana"
selalu terlebih dahulu menyanyikan lagu wajib belajar tempoe
dulu dengan lirik :



Untuk mengenang masa belajar tersebut, sekaligus untuk mengulang
kaji, pun memberi bukti bahwa Angkola adalah bagian dari suku
batak itu, maka postingan inipun kembali mengkaji "Cara penulisan
sekaligus menginformasikan pada para pembaca angkolafacebook.
blogspot.com tentang Aksara Batak Angkola tersebut.

Susunan postingan sebagai berikut :

1. Sekilas Aksara Batak
2. Sejarah Aksara Batak
3. Aksara Batak Toba dalam Ina ni Surat dan Anak ni Surat
4. Contoh penulisan Aksara Batak dalam Kamus Batak
5. Aksara Batak Angkola dalam Ina ni Surat dan
   anak ni surat
6. Sepuluh contoh penulisan Aksara Batak Angkola
6. Penutup

Dan bagi para kawan orang Angkola jika ada yang salah dalam
penginformasian saya mohon diberitahu.

Selamat menyimak...!
_____________________________

1. Sekilas Aksara Batak 
_____________________________
















*Hal Nama

Bahasa Batak mempunyai aksara bernama Surat Batak

*Hal Rumpun

Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa yang dituturkan di
Sumatera Utara. Kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok yang
dijuluki Northwest Sumatra-Barrier Islands dalam rumpun bahasa
Melayu-Polinesia.

*Hal Pembagiannya:

Kelompok Utara
Simalungun
Kelompok Selatan
__________________________________________________

Sejarah Aksara Batak (Bermula dari Mandailing)
__________________________________________________

Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan
bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara
lainnya.

Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan
wilayah. Secara garis besar, ada lima varian surat Batak di Sumatra,
yaitu Karo, Toba, Dairi, Simalungun, dan Mandailing.

Aksara ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati
oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan
penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai
pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak.

*Hal ciri khas Aksara Batak

Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi
merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata.

Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar.
Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau
apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini
bisa diubah-ubah.

Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi
mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra,
ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u.

Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu. Penulisan dimulai
dari atas ke bawah, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan.
(Sumber: Kozok, Uli. 2009.

Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman
Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta:
École française d'Extrême-Orient, Kepustakaan Populer Gramedia.)

Jenis aksara dan penyebaran

Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri.
Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain.
Ada empat varian Surat Batak yang utama, sesuai rumpun bahasa
Batak, yaitu: Karo, Toba , Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Angkola
-Mandailing.

Dengan membandingkan kelima aksara Batak dan mengadakan analisa
nama-nama huruf diakritik maka Prof. Dr. Uli Kozok dari University
of Hawai'i at Manoa, dapat membuktikan bahwa aksara Batak mula-mula
ada di Mandailing.

Dari Mandailing aksara Batak menyebar ke kawasan Toba Timur
(perbatasan dengan Simalungun), lalu ke Simalungun dan ke Toba Timur.
Dari Toba Timur aksara Batak menyebar lagi ke Pakpak Dairi,
sedangkan dari Toba Barat ke Simalungun, sedangkan aksara Karo
menunjukkan pengaruh baik dari Pakpak-Dairi maupun dari Simalungun.
(Sumber: Kozok, Uli. 2009. Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan
Batak,

Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII.
Jakarta: École française d'Extrême-Orient, Kepustakaan Populer Gramedia.)

Aksara / huruf Batak atau disebut ‘Surat Batak’ adalah huruf-huruf
yang dipakai dalam naskah-naskah asli suku Batak (Toba, Angkola/
Mandailing, Simalungun, dan Karo).

Kelompok bahasa sub suku ini mempunyai kemiripan satu sama lain
dan sebenarnya adalah cabang dari suatu bahasa Batak tua (Proto
Batak). Naskah asli itu sebagian besar berupa pustaha (laklak),
sebagian kecil lainnya dituliskan pada bambu dan kertas.


Hampir semua orang Batak yang menulis buku tentang Batak selalu
memasukkan satu bab atau bagian bukunya tentang Surat Batak atau
paling tidak ia membuat sebuah tabel abjad Batak. Ini menunjukkan
mereka bangga akan warisan budaya leluhurnya itu. Tetapi sayang
sekali karena kurangnya pemahaman kerap kali salah kaprah dan
tidak jelas.

Kekeliruan ini akan nyata kalau kita terapkan untuk membaca suatu
naskah asli Pustaha. Berani saya bertaruh, pasti akan sulit kita
baca, alias membuat kita bingung sendiri. Bahkan dalam buku-buku
wajib pelajaran aksara Batak yang dipakai di sekolah di daerah
Tapanuli banyak dijumpai kekeliruan ini.

Soalnya sekarang bagaimana membenahi ini semua ? Banyak buku
bermutu dari pakar asing yang sangat baik bisa dipakai sebagai
rujukan. Tetapi masalahnya adalah semuanya ditulis dalam bahasa
asing, Jerman atau Belanda, Sekarang ini sudah jarang kita
yang menguasainya.

Syukurlah beberapa tahun lalu, Dr.Uli Kozok, seorang ahli
bahasa kuno (filolog) berkebangsaan Jerman, yang menyunting
putri Tanah Karo, telah menulis sebuah buku panduan ringkas
Surat Batak yang sangat baik dalam bahasa Indonesia “Warisan
Leluhur, Sastra Lama dan Aksara Batak”, 1999. Kozok yang pernah
menjadi pengajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
(1990-1991) menulis disertasi tentang sastra Batak Ratapan
(andung-andung).Dengan buku panduan Dr.Kozok ini diharapkan
putra asli Batak yang berminat bisa memiliki bahan acuan yang
baik untuk meneliti naskah-naskah tua yang hampir punah, dan
masih tersebar di berbagai tempat di luar ataupun di dalam
negeri. Ia juga telah membuat suatu font Surat Batak sehingga
sekarang kita boleh melakukan pengetikan computer dengan aksara
Batak.Naskah pustaha sekarang sudah sangat langka dan tersebar di
beberapa perpustaakan di Eropa. Diperkirakan jumlahnya hanya 2000
buah. Bagaimana caranya mengembalikannya ke tanah air perlu
dipikirkan.

Naskah batak yang ditemukan dalam bentuk bambu ataupun tulang
kerbau dan kertas sangat kecil jumlahnya. Perlu dicatat, sastra
Batak kebanyakan tidak ditulis melainkan dialihkan turun temurun
secara lisan. Surat Batak hanya dipergunakan untuk ilmu kedukunan,
surat menyurat (ancaman). Di daerah Karo, Simalungun, Angkola juga
dipakai untuk menulis syair/nyanyian ratapan. Jadi legenda, mitos,
cerita rakyat (turi-turian), umpama, umpasa, teka-teki (torhan-
torhanan), silsilah (tarombo) tidak akan anda jumpai dalam bentuk
naskah Batak asli. Khusus mengenai silsilah marga yang diturunkan
dengan tradisi lisan, belakangan menimbulkan berbagai versi.
Tidak jarang pecah perselisihan, yang sebenarnya lebih
berpangkal pada ego kelompok dan tribalisme.

Kebanyakan naskah berbentuk pustaha. Pustaha adalah semacam buku
terbuat dari kulit kayu (laklak) yang dilipat sedemikian rupa dengan
sampul terbuat dari kayu alim. (lampak) yang lebih keras. Yang
dituliskan pada pustaha pada pokoknya adalah soal-soal yang
menyangkut ilmu kedukunan (hadatuon). P.VoorhoeveL.Manik yang
meneliti 461 pustaha di beberapa perpustakaan di Eropa, sebagaimana
dikutip oleh Kozok, membagi ilmu hadatuon :

1. Ilmu hitam (Pangulubalang, Pamunu tanduk, gadam dll)
2. Ilmu putih (Pagar, Sarang timah, Porsimboraon, dll)
3. Ilmu lain-lain (Tamba tua, Dorma, Parpangiron dll)
4. Obat-obatan
5. Nujum :
Dengan perbintangan (Pormesa na sampulu dua, panggorda na ualu,
pane na bolon, porhalaan, dsb) Dengan memakai binatang (Aji
nangkapiring, Manuk gantung, Porbuhiton dsb) Nujum lain-lain (Rambu
siporhas, Panampuhi, Hariara marsundung di langit, Parombunan dsb).

Sumber :
http://hutagalung-cyber.blogspot.com/2012/11/AksaraBatak.html
_________________________________________________________

3. Aksara Batak Toba dalam Ina ni Surat dan Anak ni Surat
   serta aturan penulisannya)
_________________________________________________________

Mencacu pada uraian di atas, ada dua hal yang harus di ketahui
setiap orang jika ingin menulis aksara batak Toba yaitu :

3.1. Tahu susunan Ina ni Surat Aksara Batak Toba

Pada ina ni aksara batak ini dikatakan situs diatas :

Untuk menuliskan semua kata-kata asli bahasa Batak. Sebenarnya
hanyalah dipergunakan aksara-aksara yang telah diperkenalkan itu.
Tetapi karena pengaruh bahasa asing maka terpaksalah dibuat
aksara-aksara yang lain untuk melengkapi aksara yang sudah ada
itu, yaitu : wa, ka , ya, nya dan ca.

Karena menulis garis yang agak melengkung jauh lebih mudah dan
merasa senang dari pada membuat garis lurus, maka bentuk aksara-
aksara Batak “Surat Batak” itu menjadi melengkung.

Cara menulis aksara Batak sama saja dengan menulis huruf latin,
yaitu dari kiri ke kanan.

Surat Batak tidak mempunyai tanda baca seperti koma, titik koma
dan lain sebagainya. Yang ada hanya tanda untuk menyatakan sebuah
kalimat berakhir dengan bentuk seperti.

Pada surat Batak tak ada huruf besar atau kecil, sebab aksara
Batak itu bentuknya sama. Anak huruf, Hatadingan (-) “e”; dan
hamisaran/paninggil (..-) “ng” berada pada induk huruf dan
hamisaran/paninggil “ng” dapat melekat dengan anak huruf,
seperti haluaan (o), singkora (x), dan hamisaran; Paninggil
“ng” selalu melekat pada anak huruf, seperti haluaan (o),
singkora (x).

Dikatakan juga :

Sistem tradisi penulisan didalam bahasa Batak Toba diduga telah
ada sejak abad ke-13, dengan aksara yang mungkin berasal dari
aksara Jawa Kuna, melalui aksara Sumatera Kuno. Aksara ini
bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku
kata/silaba atau silabis.

Jumlah lambang /tanda itu sebanyak 19 buah huruf yang disebut
juga induk huruf dan ditambah 7 jenis anak huruf.Pada dasarnya
huruf /ka/ tidak pernah ditemukan dalam bahasa Batak Toba,
misalnya orang Batak Toba pada mulanya bila menyebutkan kopi
adalah hopi, dan hoda [bukan kuda]. Tetapi sekarang ini orang
Batak tidak lagi menyebutnya hopi melainkan kopi, itulah
perubahan pelafalan dalam bahasa Batak Toba.


3.2. Tahu anak ni aksara batak Toba 



Pada anak ni aksara batak ini dikatakan situs di atas :

Anak huruf dalam aksara Batak Toba terdiri atas 7 buah yang
dipergunakan untuk mengubah bunyi induk huruf, misalnya bunyi
/i, u, o,e/ dan menambah bunyi /ng/ pada induk huruf tersebut.

Selanjutnya di katakan mengenai penggunaan anak ni aksara
abatak ini, sbb :

Haluaan (…. o) bunyi /i/, yakni mengubah bunyi induk huruf
menjadi bunyi /i/.

Haboruan atau haborotan (…>) bunyi /u/, yakni mengubah bunyi
induk huruf menjadi bunyi /u/.

Singkora atau siala (…x) bunyi /o/, yakni mengubah bunyi induk
huruf menjadi bunyi /o/.

Hatadingan (-…) bunyi /e/, yakni mengubah bunyi induk huruf
menjadi bunyi /e/.

Paninggil atau hamisaran bunyi /ng/, yakni menambah tanda garis
di atas induk huruf sebelah kanan yang menjadi bunyi /ng/ atau
tanda diakritis yang menutup suku kata dengan bunyi.

Sikorjan (…=) bunyi /h/ yang terikat. Selain bunyi “h” yang
dapat berdiri sendiri ada juga bunyi “h”. yang terikat kepada
induk huruf (ina ni surat).

Dahulu kala dalam pustaha Batak tidak mengenal huruf “h” yang
terikat, akan tetapi mengenal huruf “h” yang bebas (tidak terikat)
pada ina ni surat (induk huruf). Tanda huruf “h” (sikorjan) yakni
membubuhi tanda garis dua diatas induk huruf agak ke sebelah kanan,
yang pada akhirnya berbunyi /h/.

Pangolat (\), merupakan garis miring berfungsi untuk merubah
bunyi vokal menjadi bunyi konsonan atau tanda diakritis yang
menghilangkan bunyi dari huruf induk pada akhir suku kata.

Untuk pemenggalan di akhir kata, dipakai tanda kurung tutup misalnya
tanda [ ) ].

Untuk mengakhiri kalimat dipergunakan tanda kembang [ ]

Semua aksara ditulis di bawah garis dengan tujuan agar
kelihatannya rapi dan mudah ditulis. Huruf besar dan huruf
kecil tidak ada perbedaan.

Kata dalam aksara Batak ditulis tanpa jarak, tidak mempunyai
batas permisah antar kata. Untuk menulis aksara Batak ditulis
agak melengkung sedikit (punggungnya agak bungkuk sedikit).

3.3. Aturan /Patik dohot poda ni surat Batak :

Ingkon jumolo do ina ni surat bahenon,
misalnya morhamisaran “ng” ipe asa maranak; morhatadingan “e”;
morhaboruan “o” morhauluan “i”; morhaboritan “u”.

Ingkon jumolo do ina ni surat marhajoringan “h” (di Simalungun
dohot Karo) ipe asa maranak; hatalingan “e” ; haboruan “o”
hauluan “i”.

Ingkon jumolo do ina na tu inana tongonon “manongan “,
ipe asa mangihut anakna bahenon.

Ndang jadi tu anak ni surat ampe hamisaran i, ingkon tu
ina ni surat do parjolo, ipe asa maranak, morhauluan
manang morhaboruan.
_________________________________________________

4. Contoh penulisan Aksara Batak dalam Kamus Batak
_________________________________________________













































_____________________________________

Pengembangan Aksara Batak
______________________________________

Situs Huta Galung Cyber.Blogspot.com mengatakan :

Untuk mengantisipasi perkembangan zaman, sesuai dengan amanat GBHN,
maka tokoh-tokoh masyarakat Batak melalui seminar pada tanggal 17
Juli 1988, telah mencoba mengembangkan aksara Batak dari 19 induk
huruf menjadi 29 induk huruf. Dengan demikian, maka bahasa Indonesia
akan dapat dituliskan dengan aksara Batak.

Surat Batak yang di sepakati 17 Juli 1988 dikembangkan oleh masyarakat
Batak Angkola-Sipirok-Padang Lawas-Mandailing-Toba-Toba-Dairi-
Simalungun dan Batak Karo.

Berikut aksara yang dikembangkan tersebut :
























________________________________________________

5. Aksara Batak Angkola dalam Ina ni Surat dan
   anak ni surat
________________________________________________

* Ina ni Surat Batak Angkola


























* Anak ni Surat Batak Angkola
















*Ina dan anak ni Surat Batak Angkola serta contohnya 


_______________________________________________

6. Sepuluh contoh penyusunan aksara Batak Angkola
________________________________________________

Mengacu pada dasar penulisan aksara Batak Angkola di atas,
maka berikut 10 contoh dan mohon di koreksi para kawan
khsusnya dari Angkola apakah sudah benar atau belum :

1. Sipirok

________________________________________
 
2. Mangan (Makan)

________________________________________

3. Manyabi di saba (Motong padi di sawah)

________________________________________

4. Marsak na mangolu (Stres yang hidup)

________________________________________

5. Juhut ni lombu (Daging lembu)

________________________________________

6. Boru ni tulang sian Medan (Anak perempuan 
tulang dari Medan)


7. Kirim solom ni abang di kakak da anggi (Salam dari 
    abang untuk kakaknya adek



8. Mangaligi Tangga tu langit (Melihat tangga ke langit)



9.
10. Sai majo anggia ate, molo hurangtopet, patopet-topet so topet
      (Segitu dulula kalau kurasdi paspaskan aja agar pas)




__________

Penutup
__________

Demikian yang dapat disajikan pada malam hari ini, semoga info dapat
menginspirasi kita semua untuk tetap makai aksara batak ini dalam
urusan tulis menulis ni halak hita.

Dan sebagai saran, anda yang masih dalam gelar "Naposo Nauli Bulung
nu Huta" akan sangat bagus menulis surat pakai aksara batak ini kepada
haholongan anda. Yang bukan saja dapat lebih mencintai budaya batak itu,
juga dapat memberikan kesan, "Kesan pertama yang begitu menggoda
lewat tulisan aksara batak".

Para kawan batak maupun non batak...!

Selamat malam...!
_________________________________________________
Cat :
Font akasara batak dapat juga anda peroleh dari link :
http://hutagalung-cyber.blogspot.com/2012/11/AksaraBatak.html
*Suara pada video di atas bukanlah suara yang sesungguhnya, hanya
hasil olah FL Studi 10.
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment