#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak proses tanya jawab Rahmat Parlindungan Siregar
dengan Akhir Matua Harahap seputar Jembatan Batang Toru)
_______________________________________________________
___________
Pengantar
___________
"Mister google searc carikan sesuatu mengenai "Jembatan Batang Toru"
Enter...!" untuk kemudian terjadi perputaran beberapa saat dan
berakhir pada munculnya beberapa tulisan yang berhubungan dengan
Jembatan Batang Toru, al :
Setelah membuka beberapa situs, pada akhirnya penulis mengetahui
bahwa data yang paling lengkap mengemukakan Jembatan Batang Toru
adalah situs Tapanuli Selatan Dalam Angka.
"Data inilah kupindahkan ke angkolafacebook.blogspot.com" kata hati
penulis untuk kemudian terpikikir, "Masa di copas begtu saja, ngak
enak dong".
Terhadap proses berpikir penulis ini, pada akhirnya timbul inisiatif
untuk mengolah data hasil tulisan Akhir Matua Harahap dalam bentuk
tanya jawab dengan penulis".
"Jawabannya jelas sudah ada yaitu data dari ipar ini, sedangkan
pertanyaannya tinggal menyesuaikan". Lagi pula, "bisa-bisa kita
ajanya hidup ini. Bikin bikinmu kubikin-bikinku". Kata Baginda
Parlaungan poparan Oppu ni Hatunggal dari desa Bagas Nagodang
Sipirok di najolo.
Mengacu pada uraian di atas, maka penulispun membikin "Proses
tanya jawab". Dan jika ada yang kurang pas dari tulisan ini,
penulis sarankan agar langsung ke sumber datanya yaitu :
http://akhirmh.blogspot.com/2013/07/jembatan-batang-toru-air-mengalir-sejak.html
Selamat menyimak...!
____________________________________________________________________
Proses tanya jawab Rahmat Parlindungan Siregar dengan Akhir Matua
Harahap seputar Jembatan Batang Toru
__________________________________________________________________
1. Rahmat Parlindungan Siregar :
Saya tahu jembatan Batang Toru ada di Batang Toru Ipar,
Tapi apa hebatnya jembatan ini...?
1. Akhir Matua Harahap :
Hebatlah...!
Franz Wilhelm Junghuhn (1840-1845). adalah seorang Jerman yang
memiliki gelar dokter yang juga ahli botani, ahli geologi, ahli
paleontologi, mineralogi, vulkanologi, etnolog, meteorologi dan
seorang surveyor hebat--yang bekerja untuk Belanda yang dalam
ekspedisinya ke Tapanuli membuat gambaran topografi dan etnologis
yang rinci.
______________________________________________________
2. Rahmat Parlindungan Siregar :
Mana dia Ipar gambaran topografi dan etnologis itu...?
2. Akhir Matua Harahap :
Ini...! Seorang penjelajah mengabadikan Sungai Batang Toru dan Gunung
Lubuk Raya di dalam sebuah lukisan yang indah mirip aslinya pada
November 1840. (Lihat Lukisan-1).
Sedangkan yang dibawah ini Jembatan Batang Toru 1915
(commons.wikimedia.org)
___________________________________________________________
3. Rahmat Parlindungan Siregar :
Sebelum kita lanjut, ada yang ingin ipar sampaikan mengenai sungai
Batang Toru dalam hubungannya dengan Lubuk Raya...?
3. Akhir Matua Harahap :
Salah satu pesona Batang Toru adalah keberadaan sungai
dan jembatannya. Sungai Batang Toru terkenal memiliki arus yang
sangat deras dan jembatannya yang cukup panjang. Sungai Batang Toru
ini berada di kaki Gunung Lubuk Raya.
Berikut gambar Lubuk Raya sekitar 1843-1847 yang di terbitkan 1852.
___________________________________________________________
4. Rahmat Parlindungan Siregar :
Masih ada lukisan lainnya ipar...?
4. Akhir Matua Harahap :
Lukisan-1: Sungai Batang Toru dan Gunung Lubuk Raya, 1840
Lukisan Sungai Batang Toru dan Gunung Lubuk Raya, 1840
diterbitkan oleh Hermann von Rosenberg tahun 1878 dalam
bukunya 'Der Malayische Archipel. Land und Leute in
Schilderungen, gesammelt während eines dreissig jährigen
Aufenthaltes in den Kolonien'. Leipzig, Verlag von Gustav
Weigel, 1878.
Lukisan ‘Sungai Batang Toru dan Gunung Lubuk Raya’ diambil
dari posisi melihat ke timur (seberang sungai Batang Toru).
Ini sesuai dengan rute perjalanan Junghuhn dari Batavia menuju
Padang, kemudian Sibolga dan selanjutnya ke Batang Toru.
Terlihat bahwa sungai Batang Toru ini sangat perkasa, suatu
sungai yang ketika meluap tidaklah mudah diseberangi. Demikian
juga ketika kondisi sungai normal, arusnya tetap sangat deras.
_________________________________________________________
5. Rahmat Parlindungan Siregar :
Info loponya ipar...! Selain jembatan utama Batang toru, katanya
penduduk setempat juga pernah membuat jembatan gantung yang dalam
bahasa Tapselnya rambin. Ada yang ingin disampaikan...?
5. Akhir Matua Harahap :
Salah satu upaya yang dilakukan oleh penduduk adalah dengan
membuat jembatan suspensi yang terbuat dari rotan di atas Sungai
Batang Toru. Dengan adanya jembatan gantung ini bagi penduduk
akan memudahkan mereka menyeberang dari dan ke Kota Batang Toru.
Berikut, lukisan hasil karya penduduk Batang Toru yang juga
disebut rambin ini diabadikan oleh Franz Wilhelm Junghuhn
6. Rahmat Parlindungan Siregar :
Apa kata Franz Wilhelm Junghuhn mengenai jembatan gatung ini
Ipar...?
6. Akhir Matua Harahap :
Katanya, "Im Auftrage Sr. Excellenz Des General-Governeurs Von
Niederländisch-Indien Hrn. P. Merkus in Den Jahren 1840 Und 1841".
dalam bukunya "Die Battaländer Auf Sumatra"
_______________________________________________________
7. Rahmat Parlindungan Siregar :
Apa artinya itu Ipar...?
7. Akhir Matua Harahap :
Tanya kalian pula google.com kalau mau tahu persisis, begitupun
itu mungkis sejenis pemberitahuan Tentang jembatan gantung ini
sebagai sarana transportasi perdagangan dari Angkola ke Pelabuhan
di Sibolga di jaman dahulu kala.
Ini photo kondisi rambin ditahun1890 :
______________________
8. Rahmat Parlindungan Siregar :
Kembali ke masalah Topografi dari Jembatan Batang Toru Ipar.
Sepengetahuan saya, masuknya Belanda ke Tapanulis Selatan dari
arah Padang atau Mandailing dulu baru ke Angkola begitu juga
dengan masuknya para pejuang perang Padri ke Tapsel, semuanya
masuk dari daerah Padang, padahal kita tahu bahwa Sibolga itu
adalah daerah Pelabuhan yang jaraknya jauh lebih dekat ke
Tapsel. Bagaimana dengan ekspedisi Junghuhn...?
8. Akhir Matua Harahap :
Jika ekspedisi Junghuhn masuk dari teluk Tapanuli di Sibolga menuju
Tapanuli Selatan, maka Belanda pertama kali masuk ke Tapanuli Selatan
justru datang dari arah Natal tahun 1833. Pada waktu itu di Tapanuli
masih suasana Perang Paderi (1825-1838).
__________________________________________
9. Rahmat Parlindungan Siregar :
Artinya bagi saya Ipar, jembatan Besi Batang Toru yang sekarang ini,
pada saat di kunjungi oleh Junghuhn belum ada atau sudah ada tapi
masih sebatas jembatan gantung yang tidak mungkin dilalui oleh
kendaraan Belanda. Ada yang ingin Ipar katakan...?
9. Akhir Matua Harahap :
Pihak Belanda lalu mendirikan benteng Fort Elout di Panyabungan untuk
menyatakan keberadaannya di Tanah Batak sekaligus basis untuk mengepung
perlawanan Imam Bonjol di daerah Pasaman.
Setahun kemudian, Belanda memulai pemerintahan sipil di Tapanuli yang
dipimpin Asistent Resident berkedudukan di Natal. Waktu itu wilayah
Tapanuli masih bagian dari keresidenan yang berkedudukan di Air Bangis.
___________________________________________________________________
10. Rahmat Parlindungan Siregar :
Oke Ipar...! Itu berarti Franz Wilhelm Junghuhn (1840-1845) pada saat
melakukan ekspedisi ini keberadaannya bisa jadi pernah di benteng Fort
Elout tersebut dan merupakan markas bagi beliau untuk mengadakan
macam ekspedisi sesuai dengan kebutuhan Belanda pada saat itu.
Karena itu pula sungguh sangat wajar, jika Junghhun mengabadikan
gambar jembatan gantung atau melukisnya guna kepentingan Belanda.
Dengan kata lain, kalau jembatan besi dibangun di aek Batang Toru
kira-kira berapa biayanya atau penduduk dari luhat mana disuruh
kerja paksa untuk membuat jembatan tersebut. Bagaimana Ipar...?
10. Akhir Matua Harahap :
Sebagai gambaran, sebelum Belanda masuk ke Tapanuli Selatan kawasan
selatan Tanah Batak ini terdiri dari berbagai luhat--dimana setiap luhat
mempunyai pemerintah sendiri dan berdiri secara otonom dan belum pernah
berada dibawah pengaruh siapapun.
Luhat-luhat yang dimaksud adalah Sipirok, Angkola, Marancar,
Padang Bolak, Barumun, Mandailing, Batang Natal, Natal, Sipiongot dan
Pakantan. Kemudian pada tahun 1906 Tapanuli ditingkatkan menjadi
keresidenan dan mengangkat seorang Resident di Padang Sidempuan.
Pada tahap selanjutnya ibukota Tapanuli dipindahkan dari Padang
Sidempuan ke Sibolga sehubungan dengan kebijakan pemerintahan Belanda
membagi wilayah Tapanuli menjadi tiga afdeeling, yaitu: Padang Sidempuan,
Sibolga dan Tarutung. Setiap afdeeling dipecah menjadi onderafdeling.
________________________________________________________________
11. Rahmat Parlindungan Siregar :
Dengan demkian jelas, kemerdekaan luhat-luhat di Tapanuli Selatan
ini hilang setelah masuk Belanda. Dan menjadi logis jembatan
Batang Toru termasuk jalan antara Sidempuan dan Sibolga adalah
hasil kerja rodinya halak hita najolo. Karena itu wajar jika di
dekat jembatan tersebut juga sudah ada desa dari jaman najolo.
12. Akhir Matua Harahap :
Batang Toru antara tahun 1896-1905 ditunjukkan dalam peta yang
diterbitkan pada tahun 1908. Tampak Kota Batang Toru
adalah sebuah kota dimana penduduknya memusat di sekitar jalan
raya dan dekat dengan jembatan Batang Toru.
Berikut photo pendukungnnya :
__________________________________________________________
13. Rahmat Parlindungan Siregar :
Dengan demikian ipar tahun 1905-an keataslah Jembatan Batang Toru
ini di sempurnakan, di bikin jadi jembatan besi. Bagaimana ipar...?
13. Akhir Matua Harahap :
Jembatan yang dulu terbuat dari rotan kemudian dibangun jembatan besi
yang lebih permanen. Dalam perkembangannya jembatan ini kemudian
ditingkatkan mutunya dengan jembatan yang lebih kuat yang pengerjaannya
dilakukan pada tahun 1915.
Berikut photo pendukungnnya :
Photo di bawah ini juga, masih pada tahun yang sama, hanya sanya
kondisi jembatan sudah terlihat lebih sempurna.
________________________________________________________________
14. Rahmat Parlindungan Siregar :
Potong cerita la dulu ipar...! Dari cerita ke cerita banyak orang
bercerita bahwa pada jaman dahulu pada setiap pembangunan jembatan
katanya ada di tanam ulu. Ceritanya sih ulu ini dapat membuat
jembatan tersebut menjadi lebih kokoh. Ada ngak data ipar yang
memberitahu berapa ulu di tanam di jembatan Batang Toru ini...?
14. Akhir Matua Harahap :
.....?????#####////*****&&&&&. Data yang ada ajalah nikmati RPS.
__________________________________________________________
15. Rahmat Parlindungan Siregar :
Oke ipar...! Setelah jembatan ini disempurnakan dengan jembatan
besi pada tahun 1915, apa yang terjadi pada jembatan ini
sesudahnya...?
16. Akhir Matua Harahap :
Jembatan Batang Toru kemudian diperbaiki dengan konstruksi baja
sebagaimana dapat dilihat dalam foto yang direkam antara 1936-1939
Jembatan baru ini dibuat beratap. Jembatan beratap semacam ini di Eropa
dan Amerika biasanya dibangun pada abad ke-19.
Berikut photo perndukungnnya :
_____________________________________________________
17. Rahmat Parlindungan Siregar :
Setelah tahun 1939 ipar...?
17. Akhir Matua Harahap :
Pada masa ageresi militer Belanda 1948 jembatan ini pernah
dirusak ketika masa agresi Belanda untuk menghalangi pasukan Belanda
dari arah Sibolga menuju Padang Sidempuan.
______________________________________________________
18. Rahmat Parlindungan Siregar :
Bagaimana kondisi jembatan Batang Toru ini ipar pada masa
sekarang ini...?
18. Akhir Matua Harahap :
Pada masa kini, jembatan Batang Toru tetap menjadi penghubung yang
strategis antara Batang Toru dengan Padang Sidempuan. Jika dulu
jembatan ini menjadi alat perjuangan namun pada era demokrasi yang
sekarang tidak luput jembatan ini juga dihiasi dengan spanduk-
spanduk dalam pilkada.
Berikut photo pendukungnya dari tapsel.lefora.com
________________________________________________________
19. Rahmat Parlindungan Siregar :
Bagimana dengan debit air sungai Batang Toru ipar, masihkah
dapat digunakan untuk olah raga yang lagi keren-kerennya
sekarang ini. Arung Jeram katanya namanya...?
19. Akhir Matua Harahap :
Mengenai Arung jeram di Sungai Batang Toru ini,
bocahrimba.wordpress.com
mengatakan :
Pada masa ini sungai Batang Toru tidak hanya memiliki riwayat
tentang jembatan yang hebat tetapi juga memiliki potensi yang
besar untuk di kembangkan menjadi tempat wisata adventure sebagai
wisata arung jeram. Keutamaan sungai Batang Toru ini
selain arusnya yang deras juga karena masih tampak alami.
Sungai ini harus tetap terjaga dengan baik, karena sungai Batang
Toru adalah sebuah sungai yang tetap mengalir di sepanjang kawasan
hutan Batang Toru dari dulu hingga nanti.
Berikut photo pendukungnya :
__________________________________________________________
20. Rahmat Parlindungan Siregar :
Oke ipar...! Lengkap sudah pembahasan kita mengenai sungai dan
jembatan Batang Toru ini. Bagaimana kalau kita tutup dengan lagu
"Jembatan Batang Toru". Masih ingakan Ipar liriknya...?
20. Akhir Matua Harahap :
Masih ini dia lirik dan comentarnya dari
http://batangtorukita.blogspot.com/2012/02/lirik-lagu-jembatan-batang-toru.html
Siapa diantara kalian putra putri batangtoru yang masih mengenal lirik
lagu dari jembatan Batangtoru ini?mungin banyak anak2 muda kita ataupun
orangtua bahkan kita sendiri yang sudah melupakan lagu ini,memang sich
lagu ini sudah sangat lama sekali kalau tidak salah Lagu jambatan
Batangtoru sangat populer sekitar tahun 70-an.menurut info2 yang
saya cari dari beberapa sumber Lagu ini tentang seorang pemuda yang
terkendala menikah karena orangtuanya terlibat PKI.Pihak keluarga
perempuan tidak menyetujui lamaran dari keluarga pemuda yang
terlibat tadi.Wah memang sangat menarik sekali ,okeh deh saya
mencoba untuk melestarikan lagu ini dengan mempostingnya disini,
kalau ada liriknya yang salah mohon saran dan kritiknya
batangtoru
Jembatan batang toru
Hau nai maranti batu
Sai sundat mambuat boru dainang
Ala terlibat di gestapu
Dison ma ho inang
Ai nungnga ro surat manjou
Baritama pabege bege dainang
Aut na lao mate nama au
Molo dung habisi
Boras satangkar nasaotiki
Boan dainang ma sude gellengtai
Tu jabu ni oppung nai
gimana?apakah anda masih ingat?mari kita lestarikan batangtoru kita tercinta :)
__________
Penutup
__________
1. Pada masa perang Padri 1800-an Jembatan Batang Toru ini hanyalah
jembatan yang terbuat dari rotan atau kayu yang di buat penduduk setempat
guna kelancaran transportasi ekonomi.
2. Tidak ada data yang memberitahu bahwa jembatan gantung inilah yang
pada akhirnya menjadi jembatan besi sekarang ini. Tak di ketahui apakah
jembatan ini yang menjadi cikal bakalnya.
3. Begitupun menurut hemat penulis, jembatan rambin inilah yang kemudian
disempurnakan menjadi jembatan besi, karena sungguh kurang masuk diakal
jika jembatan besi di buat dari tempat lain, sementara jalanny6a belum ada.
4. Pada masa penjajahan Belanda (1915), jembatan ini kemudian disempurnakan
menjadi jembatan besi dengan tujuan utama untuk kelancaran transportasi
pihak Belanda.
5. Dan pada tahun 1936 jembatan ini kemudian lebih disempurnakan lagi,
diberi atap oleh pihak Belanda.
6. Tiga tahun setelah Indonesia Merdeka tepatnya tahun 1948, jembatan
ini kemudian di rusah oleh masyarakat atau pasukan tentara RI, guna
menghindari masuknya Belanda dari arah Sibolga ke Tapanulis Selatan
pada saat terjadi agresi Belanda.
7. Setelah Indonesia merdeka dan terasa lebih aman maka jembatan
tersebutpun diperbaiki kembali guna kelancaran perekonomian
antara Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.
8. Sampai sekarang jembatan ini masih tetap berdiri kokoh dan perannya
sebagai pelancar roda perekonomian tetap berjalan.
9. Sebagai penutup, pada masyarakat sekitar pun masyarakat umum
Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, mari sama jaga Jembatan yang
penuh sejarah ini, hingga tetap dapat memberi fungsi kebaikan bagi
kita semua. Botima anggia.
Jambatan batang toru
toru nai maratte bosi
pade-pade hamu mangolu
aso mambuat boru nabanabusi
Jambatan batang toru
bolusonma tu si Sibolga
hamu sude halak batang toru
ulang sai pupu hamu marbada
Jambatan batang toru
parmayaman di waktu sore
hamu sude halak batang toru
ulang sego hamu haran ni sere
Jambatan Batang Toru
aek na godang tarida horu
sapanjang hita saleleng mangolu
jalahan poda torus marguru
Jambatan batang toru
lambung nai gunung lubuk raya
hamu sude halak batang toru
tagi hamu anggia poda ni aya
Selamat borngin...!
(Dikompilasi lagi hasil kompilasi dari Akhir Matua Harahap oleh
Rahmat Parlindungan Siregar).
____________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment