#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak perbedaan tradisi masa pacaran di Jerman
dan Tanah Batak serta tradisi perjodohannya)
____________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Postingan ini adalah pendalaman dari link :
yang mana pada link tersebut, penulis berilustrasi tentang
seorang putra batak bernama Tigor menikah dengan boru Jerman
bernama Martina.
Untuk tambahan pengetahuan khsusnya dibidang "Perbedaan masa
pacaran dan tatacara pernikahan serta tradisi perjodohan" antara
tanah Batak dan Jerman berikut infonya.
Selamat menyimak...!
_____________________________________________________
Beda pernikahan di Jerman dengan tanah batak dalam
hubungannya dengan masa pacaran dan main catur
_____________________________________________________
* Dalam hubunganya dengan Masa pacaran (margandak/martandang)
Cara markusif adalah cara umum di tanah batak dalam
menyampaikan pesan cinta laki-laki pada lawan jenisnya
dan cara ini adalah cara satu-satunya yang diketahui
orang batak pada masa lampau khsusnya.
Jika si gadis merasa suka pada orang yang mangkusifnya
maka tak jarang sang gadis batak tersebutpun akan
memberikan salendang atau ulos atau abit sebagai tanda
rasa sukanya.
Di Jerman, khsusnya utuk masyarakat yang masih menerapkan
cara-cara pacaran tradisional, jika seorang pemuda merasa
suka dengan lawan jenisnya maka beliau akan meletakkan
bunga di halaman sang gadis tersebut.
Jika sang gadis merasa suka, maka bunga itu akan diambil
sang gadis untuk kemudian diletakkan diruan tamu rumahnya.
Situs lewat alamat :
mengatakan :
"Bangsa Jerman adalah sebuah bangsa yang mau bekerja keras,
berpikir realistis, memandang penting hal praktis dan bangsa
yang tidak suka membual, kelebihan-kelebihan tersebut juga
terefleksikan dengan gamblang dari adat istiadat pernikahan
mereka
Dalam memilih pasangannya orang Jerman memiliki cara unik.
Sebagai contoh di daerah Bonn, anak muda menaksir seorang
gadis, maka pada tanggal 30 April atau 1 Mei meletakkan
sebatang pohon white oak di depan rumah si gadis.
Jikalau sang gadis merasa tertarik dengan pemuda itu, dia
akan meletakkannya di dalam ruang tamu rumahnya. Si pemuda
setelah mengetahuinya, dengan segera menghadiahi sebuah
cincin permata, sang gadis menerima cincin tersebut dan
mencium mesra si jejaka, untuk menyatakan rasa terima
kasihnya dan menerima cintanya.
Ketika kedua belah pihak merasa cocok satu sama lain dan
merasa tak dapat dipisahkan satu sama lain, maka mereka
saling menghadiahi sebuah cincin perak sebagai pertanda
pertunangan.
Sewaktu melangsungkan pesta pernikahan, kedua pihak saling
memberi cincin emas, menandakan cinta kasih mereka murni
bagai emas untuk selamanya". tulisnya.
* Dalam hubungannya dengan catur
Tanah batak memang populer dengan permainan caturnya,
nyaris semua laki-laki batak tau bagimana caranya main catur.
Begitupun sungguh jarang atau mungkin tidak pernah para
lelaki batak belajar serius main catur agar beliau di
cintai para boru batak.
Kecendrungannya malah lelaki batak yang bisa main catur
tersebut akan tidak terlalu disukai boru batak karena
alasan-alasan tertentu. Dan para tulang atau nantulang
batakpun sepertinya tidak ada yang memilih berenya
(Suami dari anak prempuannya) menjadi menantu atau suami
dari borunya.
Sedangkan di Jerman sebaliknya, mereka para kaum lelaki
yang pintar main catur sepertinya lebih berpeluan besar
pula untuk mendapatkan para gadis-gadisnya, karena adanya
dukungan dari orang tua yang suka pada menantunya yang
pintar main catur.
Lebis jelasnya situs Selvy.blogspot.com sampai mati
mengatakan :
Di arah barat laut kota Berlin terdapat sebuah kota kecil
bernama: Hirschberg, karena seluruh penduduk menggandrungi
kompetisi catur, mendapat julukan sebagai “Kota Catur”.
Di tempat tersebut, bagi yang ulung dalam bermain catur,
sangat dihormati orang.
Para pemuda ketika hendak menyatakan cinta kepada seorang
gadis, mereka berupaya membekali dirinya dengan seni catur,
dengan harapan akan memperoleh perhatian dari sang gadis.
Jika seorang jejaka hendak menyatakan cinta kepada seseorang,
maka dikirimnya surat kepada nona tersebut, berharap bisa
diberi peluang bertanding catur dengan ayah si gadis.
Jikalau sang gadis bereaksi positif terhadap si pemuda,
disepakatilah waktu bagi si pemuda untuk bertandang ke
rumahnya. Pada saat si jejaka bertanding dengan calon
“Juragan mertua”, si gadis dengan seluruh keluarganya
pada menyaksikan dari samping.
Si jejaka mengeluarkan seluruh jurus simpanannya dan
“Juragan mertua” menghadapinya dengan serius. Setelah
melalui beberapa gebrakan, akhirnya si jejaka yang menang,
si “Juragan mertua” selain tidak akan marah, malah
mengucapkan selamat. Maka sang perjaka akan menerima
pelayanan istimewa dari seluruh anggota keluarga,
urusan percintaanpun dengan demikian telah berhasil
dengan sukses besar.
_________________________________________
Lain-lain seputar Perjodohan di Jerman
_________________________________________
* Hal mencari jodoh selama 40 hari
Di atas pulau Fuhr, terdapat sebuah hotel dengan fasilitas
nan mewah, khusus bagi muda-mudi lajang, terdapat fasilitas
dengan tujuan menyediakan peluang kebersamaan bagi mereka
yang malu membuka mulut, orang yang mendaftarkan dirinya
pada hotel tersebut diharuskan memiliki persyaratan kepribadian
setia, jujur dan terkenal reputasi baiknya serta masih membujang,
waktu menginap maksimal 40 hari.
Dalam rentang waktu tersebut, petugas hotel menggunakan
berbagai peluang agar muda-mudi bisa saling bertemu dan saling
berkenalan. Pengguna hotel juga bisa melalui telepon dalam
kamarnya menyatakan cintanya kepada si orang asing, agar terhindar
dari situasi salah tingkah jikalau ditolak apabila bertatapan
muka langsung. Banyak orang selama menginap di hotel tersebut,
berhasil mencapai tujuan memperoleh jodohnya.
* Hal mencari jodoh dengan membuat video Clips
Memilih pasangan melalui video sangat digemari oleh putri-putri
Jerman. Sebagian gadis itu karena berbagai sebab dalam masalah
penyelesaian perkawinan eksis kesulitan, maka mereka mengeluarkan
biaya untuk membuat sebuah video clips pelamaran.
Di bawah pengarahan cermat sutradara dan kameraman, kelebihan si
gadis dalam hal memasak, menjahit, tempat tinggalnya, paras dan
bentuk tubuh serta ketrampilan ditampilkan secara hidup di atas
layar. Meski adalah seorang gadis yang biasa-biasa saja, di atas
layar bisa diubah menjadi gadis yang cantik dan menyenangkan.
Sedangkan apa saja kekurangan si gadis, hanya suaminya yang
paling jelas, sesudah menikah tentunya.
______________________________________________________
Hal memecahkan piring/botol untuk mengusir kegundahan
masa lampau sebagai salah satu tradisi pernikah di Jerman
______________________________________________________
Pada daerah-daerah tertentu di Jerman, hingga sekarang masih
mewarisi kebiasaan ritual pernikahan kuno tertentu, misalkan
sebuah contoh di daerah Bonn yang masih nge-trend yakni ritual
“Bude Abend” yang sebelum pernikahan membanting ember dan memecah
piring.
Sama halnya dengan situasi di negara Eropa lainnya, pemuda-pemudi
Jerman kebanyakan di dalam gereja melangsungkan ritual pernikahan
dan di rumah melangsungkan pestanya. Pihak lelaki menutup biaya
untuk acara di gereja, daftar nama para tamu peserta pesta
pernikahan kebanyakan ditentukan oleh mempelai wanita. Akan
tetapi, pada kebanyakan situasi, orang tua pihak mempelai selalu
berunding dengan besan mereka, masing-masing mengusulkan separo
nama tamu, dengan begitu bisa menghindari munculnya hal tidak
menyenangkan pada saat pesta berlangsung.
Pesta pernikahan pada umumnya, daftar nama tamu biasanya
termasuk anggota keluarga kedua keluarga, kawan kedua belah pihak
orang tua, para teman mempelai pria dan wanita, secara garis besar
ditentukan berdasarkan perbandingan yang setara.
Di dalam suasana pesta yang khidmad, mempelai pria yang berbusana
pakaian kebesaran yang keren dan bergandengan tangan dengan
mempelai wanita yang bergaun putih, di bawah kawalan dari pengapit
pengantin laki-perempuan, memasuki arena pesta pernikahan, para
undangan menyatakan selamat kepada pengantin baru, kedua mempelai
menyatakan rasa terima kasih kepada hadirin satu persatu.
Secara tiba-tiba, suara “Ting ting tang tang” pecahan piring dan
bunyi gaduh bantingan mangkuk, selain itu juga tiada henti, persis
bagaikan suara petasan pada saat malam tahun baru Imlek. Ternyata,
dengan mengikuti kebiasaan tradisional setempat, sebelum resmi
nikah harus melangsungkan ritual membuang yang lama (sial) –
menyongsong yang baru.
Para undangan yang mengikuti acara pesta, setiap orang pada membawa
aneka macam mangkuk pecah, piring retak, botol rusak dlsb. Di dalam
ritual, orang-orang pada berlomba membanting piring dan memecah botol,
silih berganti, suara gaduh tidak berhenti.
Benda-benda rombeng yang dibawa dan dibanting para tamu berserakan
di lantai, orang tua pengantin wanita dengan tersenyum simpul
mengumpulkan pecahan benda-benda tersebut dan disapu menjadi satu
dan dimasukkan ke dalam sebuah koper kulit-besi butut serta
disulut dengan api di tengah halaman, para hadirin mengelilinginya
sembari menyanyi dan menari, bersorak sorai dan berlompatan.
Di dalam konseosi tradisional orang Tionghoa, pada masa pesta
berpantangan memecahkan barang, konsepsi tradisional orang Jerman
justru terbalik.
Mereka menganggap dengan membanting dan melempar keras-keras, bisa
membantu memperlai berdua menghapus kegundahan masa lampau dan
menyongsong permulaan yang indah, di dalam perjalanan kehidupan
yang panjang, sang suami-isteri bisa selalu mempertahankan asmara
yang hangat, selama hidup tak berpisah hingga rambut memutih.
Yang lebih menarik ialah, suami isteri pengantin baru tidak
boleh menikmati malam pertama dengan tenangnya, melainkan
berkonsentrasi penuh, dengan seksama memperhatikan keadaan
sekeliling. Selalu saja ada tetangga kiri kanan yang secara
berkala memecahkan seperangkat porselen, sesudah kedua mempelai
itu mendengarnya, sebagai reaksinya diharuskan dengan segera
memecah juga sebuah benda. Seolah-olah pihak lain memecah sebuah
benda pecah-belah adalah mengucapkan selamat kepada mereka,
maka mereka juga membanting sebuah porselin untuk menunjukkan
rasa terima kasih.
Sumber :
___________
Penutup
___________
Demikian infonya, semoga memberi manfaat khsusnyadalam
perluasan pengetahuan, "Lain padang lain belalangnya".
Selamat malam ...dan ....horas...!
____________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment