Monday, May 26, 2014

Budaya yang tak budaya dari tanah Batak


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar budaya yang tak budaya dari tanah
batak yaitu budaya marsisindiran).
__________________________________________________________












________________

Kata Pengantar
________________

Horas...horas...horas...!

Horas untuk anda sebagaimana sepantasnya tutur diucapkan diantara
kita yang suka menyebutnya, "Halak Hita". yang mungkin sama maksudnya
halak nasa parasaan dalam suka dan duka.

Mohon ijin, malam ini mengeluarkan pendapat dulu seputar istilah
"Marsisindiran" dintara sub suku batak yang sudah sama kita ketahui
memang ada dalam kenyataannya atau "Adong dalam Praktekna".

Penulis tidak berani berkata, "90% masyarakat batak yang sudah dewasa
dari salah satu sub suku batak, apakah dia Toba, Simalungun, Angkola,
atau Mandailing pernah menyindir sub suku batak lainnya baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.

Tapi penulis berani menulis, "90% masyarakat batak yang sudah dewasa
dari salah satu sub suku batak, apakah dia Toba, Simalungun, Angkola,
atau Mandailing pernah menyindir sub suku batak lainnya baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.

Tingginya asumsi/dugaan sindir menyindir diatara sub suku batak
atau memasyarakatnya "Sindir menyindir" diantara sub suku batak
menyebabkan penulis ingin berkata :

"Masyarakat batak telah menciptakan suatu budaya batak yang 'TAK'
budaya batak yaitu budaya sindir menyindirnya masyarakat batak di
atara sub suku batak".

Mengacu pada asumsi atau pendapat penulis diatas, maka lewat postingan
ini penulis ingin melihat bagaimana seluk beluk sindir menyindir ini
di tanah batak.

Selamat menyimak...!
__________________________________

Sekilas Istilah Marsisindiran
__________________________________

Menurut hemat penulis, "Marsisindiran" dalam bahahasa batak, khsusnya
bahasa Angkola diambil atau berasal dari bahasa melayu yaitu "Sindir".
Dan sindir dalam arti kata.com diartikan sebagai berikut :
http://artikata.com/arti-351240-sindir.html

1. celaan; ejekan;
pukul anak -- menantu, pb mengata-ngatai (mencela) seseorang,
tetapi perkataan itu ditujukan kpd orang lain;

me·nyin·dir v mengkritik (mencela, mengejek, dsb) seseorang secara
tidak langsung atau tidak terus terang;

pukul anak -- menantu, pb mengata-ngatai (mencela) seseorang, tetapi
perkataan-perkataan itu ditujukan kpd orang lain;

sin·dir-me·nyin·dir v 1 saling (berganti-ganti) menyindir: - saja
kerjanya setiap hari; 2 hal menyindir: - dl mengutarakan cinta adalah kuno;

me·nyin·dir·kan v mengatakan sesuatu (biasanya ejekan, celaan, dsb) dng
tidak langsung atau tidak terus terang: ia hanya berani - maksudnya;
ter·sin·dir v kena sindir; merasa disindir: - aku oleh kata-katanya;
sin·dir·an n perkataan (gambar dsb) yg bermaksud menyindir orang; celaan
(ejekan dsb) yg tidak langsung: gambar -;
pe·nyin·dir n orang yg suka menyindir

Jika uraian diatas dihubungakan dengan postingan ini, maka yang penulis
maksud dengan "Marsisindiran" adalah dikeluarkannya ungkapan-ungkapan 
ata lisan atatau bahsa lisan dari salah satu sub suku batak pada sub
suku batak lainnya dengan maksud mengejek, mencela, atau mengkritik.
______________________________

Video Gambaran Marsisindiran
______________________________

Berikut gambaran videonya yang penulis ambil dari salah satu CD Lawak
Lagu Batak 2010 bersama Jack Marpaung Dkk :






Mengacu pada video tersebut, maka jelas kita menemukan adanya unsur
marsisindiran antar sub suku batak. Begitupun...! Menurut hemat
penulis sindiran tersebut masih dalam batas-batas, dengan kata lain
tidak terlalu berlebihan atau tidak pala masindirTU (Etika bahasa
masih terjaga apalagi di diucapkan untuk lawakan, bukan untuk
menyindir).
________________________________________________________________

Istilah Marsisindiran dalam Hubungannya dengan Istilah sebagai
Budaya dan Tak sebagai Budaya
________________________________________________________________

* Marsisindiran sebagai budaya batak

Pada situs wikipedia dikatakan :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan 
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan 
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk
berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.

Pendapat penulis :

Mengacu pada uraian diatas, maka "Marsisindiran" dalam istilah bahasa batak
yang dilakukan antar sub suku batak "Jelas merupakan budaya batak", karena
marsisindiran inibukan saja suatu hal yang diwariskan juga juga mengandung pandangan
atas keistimewaan dari masing-masing sub suku batak tersebut yang tercermin dari
prilaku masyarakatnya masing-masing.

* Marsisindiran tak budaya batak

Karena secara umum budaya adalah sesuatu yang dibanggakan, sesuatu
yang jadi pedoman juga sesuatu yang cukup sering untuk dipertontonkan
dengan tujuan tertentu, maka lainnya halnya dengan "Marsisindiran"

Marsisindiran bukan sesuatu yang dibanggakan, juga bukan pedoman
pun bukan sesuatu yang perlu dipertontonkan apali diperlombakan
karena itu, "Marsisindiran tak lah suatu budaya batak".
______________________________________________________________

Macam Kalimat Penyindir antara sub suku batak (Tidak diungkapkan
secara jelas karena dianggap rahasia orang batak pun menghindari
penghapalan sindirin-pen)
______________________________________________________________

1. ne...ne...ne...ne...ne...botul la kau......

2. la....la...la...la...tak punya malu kau kayak...

3. re...re...re....re...politmu bukan main sudah
   seperti orang....

4. ka...ka...ka...ka...makan aja semua biar songon
   halak ahaiho....

Dll ..... sebagainya yang sesungguhnya secara umum memberi
kesan bahwa sub suku batak yang satu lebih hebat dari sub
suku batak lainnya.
____________________________________________

Alasan Marsisindiran antara sub Suku Batak
____________________________________________

Menurut hemat penulis marsisindiran lebih cenderung dilakukan
karena spontanitas dari pada karena sesuatu unsur atau alasan
yang sengaja dicari-cari.  

Jika kita mencari alasannya maka akan ada disekitar :

1. Adanya rasa tidak suka pada suatu prilaku atau tindakan dari
   orang yang disindir.

2. Adanya rasa cemburu dengki atau gut-gut dari orang yang
   menyindir

3. Sebagai bentuk lain dari sifat manusia untuk menutupi kelemahan
   diri sendiri, sekaligus menonjolkan kelemahan orang lain.

4. Pembelaan diri

5. Dll

_____________________________________________

Tempat  Marsisindirana antara sub Suku Batak
_____________________________________________

l. Lopo-lopo tanah batak

Adalah tempat yang umum digunakan, khsusnya oleh para pria. Mereka
cenderung membuatnya sebagai lelucon pengisi waktu senggang.

2. Pasar

Di pasar-pasar batak juga cukup sering terjadi, apalagi pasar batak
pada umumnya dimasuki oleh macam sub suku batak khsusnya di hari
pekan, sehingga banyak kebiasaan-kebiasaan budaya dari orang yang
bersangkutan terbawa-bawa.

Contoh :
Tidaklah sama bagi setiap sub suku batak penilaian terhadap penting
tidaknya menjaga penampilan seorang ibu pada saat berjualan di pasar

3. Rumah tangga

Mereka yang menikah antar sub suku tak jarang juga dirumahnya
marsisindiran terjadi, dengan tanpa sadar atau sadar masing-masing
pihak membanggakan kebudayaannya atau hal lainnya sesuai dengan
topik pembicaraan.

Contoh :
Singkong dimata orang Toba dan Angkola bisa berbeda nilainya.

4. Sawah / Ladang

Juga tak lepas dari tempat marsisindiran itu. Kata-kata dasar
cukup sering diucapkan bagi mereka yang sawah atau ladannya
bersebelahan antar sub suku.

5. Sekolah

Juga tak lepas dari marsisindiran ini, hingga tak heran guru yang
bertugas dari sub suku batak tertentu ditempatkan pada sub
suku batak lainnya mengalami kesulitan komunikasi hingga cukup
banyak yang minta pindah tugas.

* Di Dunia Maya

Dunia maya. apakah itu blog, fb. youtube, dll juga tak lepas
dari marsisindiran ini. Bahkan menurut hemat penulis, "Cukup banyak
yang lepas kontrol, hingga kata "TU"-pun cukup banyak yang masuk
kategorinya.

Begitupun ... !

Meski ini bukan suatu yang baik masih tetap dapat dimaklumi, megingat
belum samnay tafsir kebebasan dalam mengeluarkan pendapat bagi setiap
orang.
____________________________________________

Resiko Marsisindiran antara sub Suku Batak
____________________________________________

Resiko hilangnya nyawa sesungguhnya belum pernah penulis dengar, tapi
kalau hanya sebatas perang mulut memang cukup sering terjadi apalagi
bagi yang berumah tangga dan bertetangga.

Saling membenci dengan sendirinya terjadi, karena tidaklah sama pemahaman
setiap orang pada suatu persoalan. Semakin jauhnya perjodohan antara sub
suku bisa jadi efek lainnya.

Dalam lingkup yang besar, seperti dalam acara-cara budaya atau adat bisa
menyebabkan tidak lancarnya acara. Bahkan menjadi tidak terlaksana karena
orang batak pada umumnya raja yang banyak mensinonimkannya harus yang
dibilang baru yang betul. Dll...
_____________________________________________

Manfaat Marsisindirana antara sub Suku Batak
_____________________________________________

Meski sifatnya negatif, menurut penulis tetap saja ada manfaatnya yaitu
dibidang "Intropeksi adat atau budaya" untuk dapat lebih disesuaikan
sebagaimana seharusnya.

Jika sindiran menyangkut prilaku rasa malas, tidak bisa berhemat, atau
suka minum-minum, judi dll dengan sendirinya diharapakan menjadi sebaliknya
karena itu sindiran inipun cenderung tidak ditanggapi orang secara emosi
meski kadang menimbulkan rasa sakithati pada saat di dengar.

Begitu juga sindiran-sindiran yang bertujuan untuk mengingatkan para
parjalang agar tidak lupa Kampung Halaman, apalagi tujuan marjalangnya
sudah tercapai atau tidak tercapai, sementara ditempat parjalangan
justru menjadi orang yang tak beres, jadi perampok, pencopet, atau
panakko.

Jack Marpaung dkk, lewat istilah "Peta Kemiskinan". mengajak untuk
membangun bona pasogit :






_____________________________________________________________

Tingkat usia dan jenis kelamin marsisindiran antara sub Suku Batak
______________________________________________________________

Sepertinya tak ada batas usianya, pada tingkat anak-anakpun bisa terjadi
karena ada orang lain yang mengajari baik secara sengaja atau tidak.
Pada tingkat dewasa marsisindiranini akan menjadi semakin meningkat,
jika hal ini dilakukan antara naposo nauli bulung bisa mereka menjadi
saling membenci tapi bisa juga justru menyebabkan saling jatuh cinta.

Jatuh cinta memang suatu hal yang tidak rasional jika terjadi karena
marsissindiran antara sub suku batak, tapi kenyataannya cukup banyak
juga yang kemudian berumahtangga dan harmonis sampai tua, sementara
marsisindirannyapun tetap jalan terus.

Rasanya tidak pada perempuan juga tidak lepas dari marsisindiran ini,
bahkan dibeberapa tempat mereka lebih bersemangat dalam membicarakannya
hingga memberi kesan, bahwa sub sukunya telah sempurna sedangkan yang
lainnya tidak ada yang beres.
_________________________________

Marsisindiran sebagai warisan
_________________________________

Sungguh tak pantas, "Marsisindiran" kita wariskan pada keturunan kita.
Tapi sadar atau tidak, menurut hemat penulis, "Justru cukup banyak
yang mewariskannya".

Para orang tua halak hita kadang tanpa sadar, sindiran-sindiran
tersebut diucapkannya pada anaknya, sedangkan sianak yang mungkin
tak bermaksud menangkap tapi justru tertangkap pula".

Yah...begitulah seterusnya, hingga cukup logis untuk dikatakan, "Sungguh
marsisindiran ini susah dihilangkan dari tanah batak".
____________________________________________

Marsisindiran Paling Seru dari Tanah Batak
_____________________________________________

Menurut hemat penulis, marsisindiran paling seru dari tanah batak
adalah "Marsisindirannya antara suami dan istiri yang mana mereka
berasal dari sub batak yang berbeda. Bisa istinya Angkola suaminya
Toba atau sebaliknya. Dan bisa juga Suminya Angkola dan istrinya
Mandailing, dll".

Mereka yang telah membentuk keluarga ini bisa melakukannya berpuluh-
puluh kali bahkan beratus-ratus kali dengan mengulang-ulang sindiran
yang sama.

Serunya...!

Keluarga yang seperti ini cukup bayak juga yang terus dapat bertahan
hingga mereka sampai punya cucu. Adapun sianak bisanya tidaklah
mengikuti gaya sindiran dari salah satu orang tuanya, tapi akan lebih
banyak mengikuti lingkungan dimana sianak bersama orang tuanya tinggal.

Tetap bertahannya satu keluargayang saling sindir menyindir, menyebakan
masalah ini susah untuk diputuskan apakah sesuatu yag salah atau sesuatu
yang benar.

______________________________

Sumber Inspirasi Postingan
______________________________

1. CD Lawaks Batak
























2. CD Bangso Batak (Si Raja Batak)





















________________________________________________

Batasan Marsisindiran untuk tetap dapat bernilai Positif
________________________________________________

Karena susahnya menyimpulkan marsisindiran sesuatu yang negatif atau postif
dalam postingan ini maka penulis berpendapat untuk dapat membuat marsisindiran
ini tetap bernilai postif maka :













































__________

Penutup
__________

1. Maka jelas, "Sangat susah menyimpulkan marsisindiran antara sub suku
   batak sebagai seuatu yang baik atau postif atau sesuatu yang tidak baik
   atau negatif.

2. Hal ini mengingat adanya manfaat postif dari sindiran-sindiran tersebut
   sebagai bahan intropeksi diri untuk mengetahui bagaimana segarusnya
   suatu budaya, adat, tradisi, atau norma pun nilai-nilai dijalankan.

Begitupun...!

3. Sindiran-sindiran ini akan sangat negatif, "Jika yang memberikan sindiran
   berlebihan dalam mengucapannya, hingga tafsir sindiran tidak lagi sebagai
   bahan intropeksi diri tapi sudah menjadi penghinaan dan perendahan harga
   diri antara sub suku batak.

Karena itu...!

5. Bagi kita semua halak batak hendaknya selalu mengingat, dalam memberikan
   sindiran jangan sampai pake TU "

   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"
   "MasindirTU dapat mengakibatkan masakit hatiTU"


6. Meski masakit Hati TU dapat terjadi, kita tetap dapat memakluminya jika
   kita sadar, "Namarhahurangan do hita Sude".

Para kawan...!

"Bangso Batak dari Trio Lasidos untuk anda sebagai penutup postingan

......dan....
 
Selamat malam...! Horas...horas...horas...!

___________________________________________________________
Cat :


PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment