#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar berita "Suami Kristen, Istri Islam" dari koran
toba.com sekaligus sekaligus menanggapinya lewat cara berpikir Islam
yang penulis pelajari).
_____________________________________________________________
_______________
Kata Pengantar
_______________
Begini para saudara pembaca blog angkolafacebook.com yang saya
hormati...!
Hari ini saya membaca tulisan dari korantoba.com dengan judul
"Suami Kristen, Istri Islam" lewat link :
http://www.korantoba.com/2013/09/kristen-islam.html
Pada saat selesai membaca judulnya saja, saya langsung berpikir,
"Pernikahan si Istri Islam tersebut tidak sah karena terlanggarnya
sayarat atau tidak terpenuhinya syarat "seorang suami muslim" bagi
ummat Islam.
Setelah itu, penulispun membacanya sampai tuntas untuk kemudian
ada keinginan menanggapinya secara serius pula.
Alasannya...!
Alangkah rusaknya ummat, baik Kristen maupun Islam jika
memakai cara berpikir seperti si Batara dalam berita tersebut.
Kesan yang timbul dipikiran penulis, "Si Batara ingin bukan lagi hanya
sebatas gereja yang mengerti dirinya, tapi juga agama itu harus
mengerti dirinya". Padahal dipikiran penulis, agama bukanlah suatu
hal yang perlu ditundukkan, tapi ditaati ajarannya. Dengan kata
lain, "Ada kesan seolah agama itu mereka permainkan, padahal
aturan mainnya sudah cukup jelas".
Sehubungan dengan hal tersebut...!
Maka penulis akan coba menanggapinya per alinea dari seluruh
tulisan pada judul berita tersebut. Karena menurut penulis hanya
dengan cara seperti itulah akar masalah persoalannya lebih
jelas tergambar, untuk kemudian akan penarik tarik kesimpulannya
hingga kita memperoleh manfaat dari kejadian ini.
Anda pembaca silakan berkomentar jika ada yang mau dikomentari
pula.....dan...selamat menyimak...!
_______________________________________________________
Kutipan berita koran Toba dan tanggapan penulis dalam susunan
per alinea hasil copy paste penulis
_______________________________________________________
Alinea 1 :
JARAR SIAHAAN — Bahtera hidup suami istri Batara Tambunan
dan Suzila Devylina Natsir mirip dengan kisah Cahyo Fadhol
dan Diana, dua sejoli dalam film Cinta Tapi Beda. Mereka
langka, karena di Indonesia pernikahan dua insan berbeda
iman adalah anomali.
Tanggapan Alinea 1 :
Ya betul...! Karena agama sesungguhnya bukanlah permainan.
Agama adalah suatu ketentuan, suatu pedoman yang harus di
ikuti oleh ummat penganut agama tersebut agar diakui tetap
sebagai ummat-Nya. Ketika dilanggar maka anomalilah.
Alinea 2 :
Di Tanah Batak, yang sebagian besar penduduknya umat Kristen,
hampir mustahil menemukan laki bini beragama campuran
Kristen-Islam. Satu dari hampir-tidak-ada itu adalah Batara
(50) dan Suzila (47), warga Desa Tambunan, Kecamatan Balige,
Kabupaten Toba Samosir. Batara, yang telah dikeluarkan dari
Gereja HKBP, diinterviu Koran Toba beberapa waktu lalu.
Tanggapan Aline 2 :
Saya sebagai penanggap menyimpulkan bahwa, "Apa yang ditulis
oleh wartawan Koran Toba" ini adalah suatu berita, karena itu
isi tulisan ini dipikiran saya adalah fakta, "Fakta sebagai
mana yang terlihat dan terdengar oleh penginterviu-nya.
Artinya penginterviuw tidak memasukkan pendapatnya dalam
berita ini (Hanya menulisnya saja).
Ket :
foto patung Si Raja Batak dan Batara Tambunan
Batara Tambunan, S.Si. di depan patung Siraja Batak di kompleks
museum T.B. Silalahi Center di Desa Pagar Batu, Toba Samosir.
Foto: Jarar Siahaan/Koran Toba
Alinea 3 :
"Saya menganggap diri saya masih jemaat HKBP, tetapi HKBP melihat
saya bukan lagi jemaat. Gereja HKBP telah memecat saya selama 25
tahun sampai sekarang, karena saya menikahi perempuan muslim,"
kata sarjana Universitas Riau, Pekanbaru, ini.
Tanggapan Alinea 3 :
Sepengetahuan saya istilah "Anggapan" bukanlah suatu pedoman yang
dapat dipercaya dalam agama apapun yang ada di dunia ini. Pedomannya
adalah kitab suci masing-masing agama.
Jika memang kitab suci agama Kristen memang berkata seperti itu,
maksud saya setiap jemaat yang keluar dari agama Kristen maka
dikeluarkan juga dari gereja, maka tindakan itu adalah benar
(Logika dalam agama=mengikuti apa yang ada di kitab dan bukan
yang ada dipikiran manusia).
Apa jadinya agama jika mengikuti apa yang ada dipikiran manusia.
Bukankah ini sama dengan agamalah yang tunduk pada mausia dan
bukan sebaliknya.
Hal lainnya...!
Didalam Agama Islam, seorang muslim tidak bisa dipecat hanya
karena muslim tersebut menikah dengan agama Kristen.
(Tidak ada pecat memecat dalam agama Islam. Yang ada itu sanksi
yang umum disebut dosa dengan macam pembagiannya, ada juga
namanya makruh dan Haram/ada firmannya).
Alinea 4 :
Orang tua dan sanak saudara Batara Tambunan adalah pemeluk
Kristen Protestan dan terdaftar sebagai jemaat HKBP. Anak-anaknya
juga pengikut Yesus Kristus, tapi tidak sejak mereka kanak-kanak
selazimnya yang berlaku di gereja. Ketiga anaknya, "Tidak dibaptis
ketika kecil, tapi setelah mereka dewasa. Ya, cari dulu agamanya,"
katanya.
Tanggapan Alinea 4 :
Anak seorang muslim tidaklah disuruh orang tuanya mencari agamanya.
Orang tua muslim wajib hukumnya membuat anaknya juga menjadi tetap
pemeluk agama Islam, karena itu agama Islam sangat ketat mengatur
hal ini dalam kitabnya. Si anak bisa diberi sanksi sesuati petunjuk
agama Islam jika tidak mengikuti ajaran agama ayahnya (Ada firmannya).
Alinea 5 :
Ia dan istrinya, yang berasal dari keluarga muslim, tidak mengotot
agar anak-anaknya menjadi Kristen atau Islam. Mereka diberi
kebebasan berpikir, belajar, dan memilih religi masing-masing
setelah cukup dewasa.
Tanggapn Alinea 5 :
Jika ada pembaca blog ini adalah agama Kristen dan orang tua anda
juga memberikan kebebasan pada anda untuk memilih agama, maka
penulis ingin berkata, "Masuklah agama Islam saudara yang beragama
Kristen karena agama Islam adalah agama yang benar sesuai dengan
ajaran agama kami/ada firmannya".
Alinea 6 :
Salah satu anaknya yang berusia 21 tahun, mahasiswa, baru pada
tahun 2013 ini resmi menjadi Nasrani, setelah mengikuti pembaptisan
di Gereja HKBP. Tatkala anaknya menerima sakramen baptisan kudus
di gereja, istrinya yang muslimah itu pun hadir menyaksikan.
Tanggapan Alinea 6 :
Semoga si anak yang telah memilih tersebut tidak menyesal atas
pilihannya dan semoga pula tidak memilih karena pengaruh orang
tuanya, hingga apa yang dikatakan orangtuanya pada alinea diatas
menjadi benar).
Alinea 7 :
Sejak awal menikah, istrinya sudah terbiasa hadir di gereja,
seperti untuk mengikuti undangan pemberkatan pernikahan tetangga
atau handai tolan. Di rumah mereka di Desa Tambunan, ketiga anak
Batara sering melihatnya berdoa secara Kristen, dan saban hari
memperhatikan ibu mereka bersembahyang secara Islam. Batara
merelakan anak-anaknya untuk mempelajari doktrin Kristen dan
Islam, hingga mereka sudah cukup yakin untuk menganut salah satu
agama sesuai kemauan hati sendiri.
Tanggapan Alinea 7 :
Jika penulis adalah anak itu, "Alangkah bingungnya saya melihat
orang tua saya, satu melaksanakan ajaran agama Islam satu lagi
melaksanakan ajaran agama Kristen. Apakah agama memang seperti
itu, begitu mungkin pikiran saya sebelum saya menjadi paham
betul/dewasa apa agama itu".
Dan jika teman-teman saya bertanya apa agama saya, maka saya
jawab apa. Jika saya salah, salah karena melanggar apa. Karena
melanggar peraturan orang tuakah atau karena melanggar sesuatu
yang tidak saya mengerti, dll. Ayah saya menyuruh saya ke gereja,
ibu saya menyuruh saya ke masjid, mau kemanakah saya...?
Jika demikian halnya, "Masihkah saya menyebut orang tua saya
sebagai orang yang baik atau benar...?"
Tanggapan Aline 8 :
Lae Batara yang bergama Kristen, saya ingin sampaikan padamu,
salah satu yang enak dalam agama Islam ini, adanya ketentuan
dari Tuhan kami, bahwa anak tetap bisa membahagiakan orang
tuanya ketika orang tua tersebut telah meninggal atau mati.
Dan itulah salah satu alasan mengapa agama Islam itu sangat
menginginkan punya anak yang shaleh.
Lae...!
Saya ingin sampaikan padamu secara pribadi dan agak rahasia yang
dalam bahasa Angkolanya "Homin hita do naamboto-on) ima :
Moloma Ilmu pangatahuan Kristen dohot Islami diukur 100 porsen.
Torus dipalajari hamu 50% agama Kristen dohot 50% nai ajaran
agama Islam, baru kemudian pilima agama hagiotmu, maka au
Rahmat Parlindungan Siregar yakin, hamu pe akan mamili agama
islami".
Syaratna Lae :
Ulang bandingkon bia keadaan ni ummat dohot ajaran ni agamai-i.
Kasarna Lae...! Nadong pe jolma nasadunia on mangikuti ajaran
di agama Islam, anggo agama Islami lek natongma agama Islami.
Begitupun HKBP :
Tak adapun kalian mengikuti ajaran HKBP se tano batak, maka
HKBPitu tetap HKBP. Iyakan...?
Kita perdalam dikit...!
Didalam Agama Islam tidak ada istilah, "Karena orang Aceh
taat-taat beragama Islam, maka kami yang muslim berada ditanah
Batak harus taat-taat juga".
Alinea 9 :
Andai kata pun ada anaknya yang memilih agama selain Kristen dan
Islam, misalnya Buddha atau Parmalim, Batara takkan melarang.
"Itu, kan, urusan dia dengan Tuhan-nya. Sama seperti saya tidak
memaksa istri saya menjadi Kristen."
Tanggapan Alinea 9 :
Disinala ketahuan, "Lae tidak tahu banyak mengenai agama dan
Lae sebenarnya ragu dengan agama Kristen yang Lae anut". Kan
karena yakinnya kita agama kita itu benar, makanya anak kita,
kita ajak juga mengikuti agama kita. Kalau kita tidak yakin,
yah...dengan sendirinya anak kita akan kita suruh mencari
agamanya. Macam mananya Lae ini...?
Mohon maaf Lae...!
Menurut penilaianmunya itu, "Istrimu itu Islam. Menurut ajaran
Agama Islam, istrimu itu bukannya Islam yang termasuk taat lagi.
Alasannya, beliau atau itoku ini, telah melanggar syarat-syarat menjadi
agama Islam dalam pernikahan.
Salah satu syarat itu adalah, "Calon Suami Harus Islam". Logika
pandangan agamanya, "Karena lae bukan islam maka pernikahannya
tidak sah". Tidak terpenuhinya sayarat-syarat dalam pernikahan
Islam dengan sendirinya beliau atau keluarganya, menjadi keluarga
yang bukan Islam.
Lae...!
Saya beritahu :
"Agama Islam tidak ada mengeluarkan ijin dalam bentuk tertulis
bahwa seorang itu telah dinyatakan keluar dari agama Islam" Tapi
ajaran agama Islam itu sendiri sudah memberi pengajaran pada
ummatnya apakah beliau masih Islam atau tidak /ada firmannya)
Karena itu...!
Setiap agama Islam tahu, "apakah dia masih agama Islam yang taat
atau atau tidak". Dan semua ini kami rangkum dalam istilah, "Rukun
Islam". Kalaupun di Negara ini, ada surat yang menerangkan seseorang
apa agamnya itu adalah ajaran pemerintah didalam pengendalian
menteri Agama.
Dan kalau bisa, janganlah ada halak hita lagi memilih agama Parmalaim,
karena agama itu belum terdaftar/sah di kemenerian agama RI. Jangan
menyusuahkan diri sendiri.
Alinea 10
Toleransi suami istri ini bukan sekadar basa-basi. Suzila, contohnya,
ikut sibuk menyiapkan kue saat Natal, dan Batara mengantar istrinya
itu ke masjid pada bulan Ramadan. "Saya ikut mengantar zakat fitrah
ke masjid di Tambunan," kata lelaki yang sehari-hari aktif sebagai
Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Balige ini.
Tanggapan Alinea 10 :
Agama Islam memang tidak melarang ummatnya hidup untuk bertoleransi.
Tapi ingat...! Toleransi si Ito ini tetap tidak dapat membuat
keluarganya sebagai keluarga Islam.
Perlu kita ketahui...!
Untuk urusan budaya batak-nya atau Negaranya Toleransi itu diperluakan,
tapi untuk urusan agama, toleransi itu ada batasannya.
Maksud saya begini :
Saya agama Islam karena toleransinya kalian yang beragama kristen
kalian kasihlah saya jambar babi, apakah itu akan saya makan karena
toleransi saya pula pada kalian...? Jelas tidak...! Haram hukumnya
bagi ummat Islam makan Babi.
Karena itu, "Toleransiseperti yang si Batara dan Istrinya ini
perbuat tidak ada artinya dalam keluarga Islam).
Dengan kata lain...!
Tidak ada firman dalam Islam yang mengatakan "Seorang istri yang
suaminya kristen akan mendapat pahala jika si istri membantu suaminya
dalam membuat kue natal/firman adalah dasar utama dari setiap tindakan
ummat islam, setelah itu ada namanya Hadist dan Ijma sebagai pedoman
dari pemeluk agama Islam.
Intinya Lae :
Karena itoku ini si Suzila tidak bersuamikan agama Islam, maka hukum-
hukum agama Islam itupun sudah tidak berlaku sama dia. Di agama
Islam, istri memang harus taat pada suaminya agar beliau dapat pahala
atau masuk sorga. Tapi suami yanjg dimaksud harus Islam bukan suami
agama kristen.
Alinea 11 :
Pasangan suami istri berbeda agama ini bisa hidup harmonis karena
komitmen mereka sejak menikah untuk menghormati perbedaan iman.
Bagi Batara Tambunan, istrinya adalah sosok muslimah yang berani,
karena dia berkeras hati mempersuami seorang lelaki Kristen. Padahal,
sesuai hukum fikih, perempuan Islam tidak diperbolehkan menikah
dengan lelaki nonmuslim.
Tantangan justru datang dari kerabat dan rekan Batara yang beragama
Kristen. Banyak yang mendesaknya untuk secara paksa memurtadkan
istrinya dari Islam ke Kristen, namun ia bergeming. Ia berkukuh
bahwa ihwal bertuhan adalah perkara personal tiap insan dan tidak
boleh dicampuri oleh siapa pun, termasuk suami atau orang tua.
Tapi, tentu saja, kemenduaan Tuhan dalam rumah tangga Batara
Tambunan ini tidak sah menurut hukum Indonesia. Sebab itulah
sampai sekarang mereka tidak punya akta pernikahan Catatan Sipil.
"Kan, tidak bisa diurus," katanya.
Alinea 12 :
Yah memang begitulah seharusnya "tidak ada surat Pernikahan".
Agama itu adalah suatu urusan serius, "Bukan urusan main-main
seperti yang diperbuat si Batara ini dan Istrinya". Siapa yang
berani bilang di Nusantara ini bahwa pernikahan mereka ini adalah
pernikahan serius...????????
Penulis malah menjadi ragu, "Lae si Batara Ini orang batak apa
tidak...! Orang batak itu biasanya jelas dan tegas dan semua itu
terperintahkan pada orang batak lewat macam umpasanya. "Katakan
keluarga Kristen kalau Kristen, katakan Keluarga Islam kalau
keluarga Islam dan tidak ada di antara keduanya".
Alinea 12 :
Pengalaman hidup Batara, dalam menilai kualitas atau kebaikan
seseorang, ia tidak berpegang pada apa agamanya atau seberapa
saleh ia beribadah. Banyak orang yang tak pernah absen berdoa
ke gereja atau masjid tetapi perilakunya tetap jahat, seperti
pejabat-pejabat yang taat beragama dan sekaligus taat juga
melakukan korupsi. Mereka menamengi diri dengan agama untuk
berkamuflase, bermuka dua, menutupi sisi buruk mereka yang
sesungguhnya.
Tanggapan Alinea 12 :
Namanya juga menilai, yah nilai ajalah Batara. Cuma perlu kita
ketahui, "Prilaku seseorang itu sangat dekat dengan ketaatannya
beragama". Dan itulah sebabnya mengapa agama mengajarkan bagaimana
cara berprilaku yang benar. Adapun ketaatan itu sendiri adalah
variabel pilihan manusia untuk taat sekali, kurang taat atu tidak
taat. Jadi jangan dipisahkan. Jika dipisahkan maka agama itupun
menjadi tidak berguna.
Alinea 13 :
"Kemunafikan! Dia korupsi, dia menyeleweng, tetapi dia ke gereja.
Bagaimana dia bisa berdiri di gereja, apakah tidak bertentangan
dengan batinnya sendiri?"
Diceritakan, ia pernah bertemu dan berbincang-bincang dengan
sepuluh orang Jerman, laki-laki dan perempuan, di kota turis
Parapat. Ia kaget mendapati mereka semua tidak menganut agama
apa pun. "Kami bukan orang Kristen. Orang tua kami pun bukan.
Kami tidak beragama, tapi kami percaya kepada Tuhan. Yang
terpenting adalah saling mengasihi."
Tanggapan Alinea 14 :
Jangankan 10 orang batara, 100 ribu orangpun, orang Jerman berbicang
dengan saya, saya tetap agama Islam. Karena agama Islam itu tidak
mengikuti apa yang dikatakan orang, tapi mengikuti apa yang dikatakan
Tuhan.
Alangkah lucunya orang Jerman itu, "Jika yang terpenting saling
mengasihi, jadi apa dasar dia untuk mengasihi". Mungkinkah menurut
anda pembaca status angkolafacebook.com kita dapat mengasihi tanpa
ada dasarnya.
Tarola Logika dia atau pikiran dia. Siapa yang menciptakan logika
dia kalu bukan sang pencipta. Menurut hemat saya orang Jerman itu
adalah manusia sombong yang tetap dapat saya maklumi mengapa
mereka sombong.
Kita perdalam dikit...!
Bayangkan tiga orang manusia berpikir seperti ini :
1. Si A percaya bahwa alam ini adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan tetap
terlibat dalam mengendalikan alam dan segala isinya.
2. Si B percaya alam ini di ciptakan Tuhan, tapi setelah dicipta
kannya maka diserahkannya pada manusia dalam pengendaliannya.
3. Si C tidak percaya pada Tuhan, alam dan segala isinya ini
termasuk dirinya adalah suatu kebetulan.
Menurut anda, dimanakah posisi si orang Jerman ini dalam tiga cara
berpikir diatas....? Tidak semua apa yang ada di luar itu lebih
hebat dari pada apa yang ada di tanah batak. Jadilah batak tulen
dan jangan jadi batak yang mudah terombang ambing.
Alinea 14 :
Jujur saja, kata Batara, hampir setiap hari Ahad, "Saya paling
malas ke gereja." Ia mengaku hanya sekali dalam sekian tahun
mengikuti kebaktian Minggu. Ia takut mengucapkan kesaksian dan
doa-doa kristiani di dalam gereja, karena dalam praktik sehari-
hari sikap hidupnya tidak sungguh-sungguh mencerminkan kesalehan
Yesus.
Tanggapan Alinea 14 :
Artinya orang kegereja aja belum tentu dapat mencerminkan kesalehan
Yesus, apa lagi tidak ke gereja. Maka rusaklah kau Batara. Macam
mananya cara berpikir kita ini.
Alinea 15 :
Ia lalu mencontohkan salah satu hipokrisi jemaat. Tidak sedikit
orang Kristen yang tetap menunjukkan sikap bermusuhan bahkan di
dalam gereja sendiri. Di sakramen marulaon na badia Paskah, misalnya,
ada umat yang tidak rela menjabat tangan orang lain yang tak
disukainya. Padahal, kata Batara Tambunan mengutip Doa Bapa Kami,
"Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami. Itulah mengapa saya bilang munafik."
Tanggapan penulis 15 :
Alagle...!
Lucu kalila tulisan ini, "Benar ngak ini tulisan kalian ini para
wartawan korantoba.com, jangan mengada-ada kalian" Tambak rusakla nanti
orang batak gara-gara tulisan kalian ini.
Masa mau ke gereja saja, harus setengah mati memikirkan orang lain
dulu baru mau ke gerjea. Ah....! udala...udala...pusing pula awa
jadinya memikirkan prilaku si Batara ini. Begitu banyaknya halak
batak di dunia ini, cuma kaula mungkin yang begini cara berpikirnya
Batara ataupun Lae.
Coba kau tengok ke belakang kau dulu...!
Uda diketawain si Raja batak kau, "Mengapa si Batara ini lain dari
pada yang lain....? Begitu mungkin dalam hatinya.
___________
Penutup
___________
Begini...!
1. Pertama saya ingin sampaikan pada korantoba, "trims atas dimuatnya
berita ini, karena sesungguhnya sangat banyak manfaat berita ini
bagi pembaca khsusnya halak hita sebagai bahan intropeksi diri
masing-masing dalam hubungannya dengan keluarga dan agama.
2. Trimakasih juga pada sdr Batara dan keluarga atas kesediaannya memberikan
informasi seputar keadaan keluarganya, karena sesungguhnya ini juga
menjadi masukan khsusnya bagi Pandeta ataupun para Ustat tanah Batak
tentang keadaan ummatnya.
Terlepas dari kedua hal di atas, saya pribadi ingin berkata pada para
putra putri tano batak, "Agar cara berkeluarga seperti apa yang dimuat
koran Toba ini jangan di tiru". Karena cara ini salah menurut agama
Kristen dan Islam.
Dengan kata lain...!
Memberi kesan, "Seolah ajaran agama itu salah" padahal cara berpikir
mereka yang salah pada ajaran agama itu. Mereka menginginkan agar
agama mengerti mereka atau mungkin agar agama tunduk pada mereka.
Padahal agama adalah sesuatu yang harus ditaati sesuai dengan ajaran
agama itu sendiri apapun agamanya.
Agama adalah keseriusan dan bukan permainan. Karena itu, siapapun
yang menjalankan agamanya dengan serius maka imbalannya adalah sorga.
Tentu sebaliknya, siapa yang mempermainkannya masuk neraka.
Dan ini bukanlah pernyataan saya, bukan pula peryataan pendeta ataupun
ustat atau si Raja Batak tapi kata ajaran agama itu sendiri.
Agama Kristen tidak mengajarkan, "Bagaimana cara menikah ummat Kristen
dengan ummat muslim dengan tetap mengakui kekeristenanya. Begitupun
sebaliknya, Islam tidak punya pengajaran bagaimana cara menikah dengan
ummat Kristen dan yang menikah tersebut tetap dinyatakan sebagai agama
Islam.
Para pembaca angkolafacebook.com yang saya hormati...!
Mari sama perdalam Ilmu Keagaaan kita masing-masing dan serius kita
menjalaninya hingga terhindar dari keraguan dan cara berpikir yang salah
Selamat malam...!
__________________________________________________________
Cat :
* Anda dapat melaju ke link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/06/suami-kristen-istri-islam-2-logika.html
jika ingin tahu, "Bagaimana Logika dimainkan dalam Islam".
(Menyimak info sekitar berita "Suami Kristen, Istri Islam" dari koran
toba.com sekaligus sekaligus menanggapinya lewat cara berpikir Islam
yang penulis pelajari).
_____________________________________________________________
_______________
Kata Pengantar
_______________
Begini para saudara pembaca blog angkolafacebook.com yang saya
hormati...!
Hari ini saya membaca tulisan dari korantoba.com dengan judul
"Suami Kristen, Istri Islam" lewat link :
http://www.korantoba.com/2013/09/kristen-islam.html
Pada saat selesai membaca judulnya saja, saya langsung berpikir,
"Pernikahan si Istri Islam tersebut tidak sah karena terlanggarnya
sayarat atau tidak terpenuhinya syarat "seorang suami muslim" bagi
ummat Islam.
Setelah itu, penulispun membacanya sampai tuntas untuk kemudian
ada keinginan menanggapinya secara serius pula.
Alasannya...!
Alangkah rusaknya ummat, baik Kristen maupun Islam jika
memakai cara berpikir seperti si Batara dalam berita tersebut.
Kesan yang timbul dipikiran penulis, "Si Batara ingin bukan lagi hanya
sebatas gereja yang mengerti dirinya, tapi juga agama itu harus
mengerti dirinya". Padahal dipikiran penulis, agama bukanlah suatu
hal yang perlu ditundukkan, tapi ditaati ajarannya. Dengan kata
lain, "Ada kesan seolah agama itu mereka permainkan, padahal
aturan mainnya sudah cukup jelas".
Sehubungan dengan hal tersebut...!
Maka penulis akan coba menanggapinya per alinea dari seluruh
tulisan pada judul berita tersebut. Karena menurut penulis hanya
dengan cara seperti itulah akar masalah persoalannya lebih
jelas tergambar, untuk kemudian akan penarik tarik kesimpulannya
hingga kita memperoleh manfaat dari kejadian ini.
Anda pembaca silakan berkomentar jika ada yang mau dikomentari
pula.....dan...selamat menyimak...!
_______________________________________________________
Kutipan berita koran Toba dan tanggapan penulis dalam susunan
per alinea hasil copy paste penulis
_______________________________________________________
Alinea 1 :
JARAR SIAHAAN — Bahtera hidup suami istri Batara Tambunan
dan Suzila Devylina Natsir mirip dengan kisah Cahyo Fadhol
dan Diana, dua sejoli dalam film Cinta Tapi Beda. Mereka
langka, karena di Indonesia pernikahan dua insan berbeda
iman adalah anomali.
Tanggapan Alinea 1 :
Ya betul...! Karena agama sesungguhnya bukanlah permainan.
Agama adalah suatu ketentuan, suatu pedoman yang harus di
ikuti oleh ummat penganut agama tersebut agar diakui tetap
sebagai ummat-Nya. Ketika dilanggar maka anomalilah.
Alinea 2 :
Di Tanah Batak, yang sebagian besar penduduknya umat Kristen,
hampir mustahil menemukan laki bini beragama campuran
Kristen-Islam. Satu dari hampir-tidak-ada itu adalah Batara
(50) dan Suzila (47), warga Desa Tambunan, Kecamatan Balige,
Kabupaten Toba Samosir. Batara, yang telah dikeluarkan dari
Gereja HKBP, diinterviu Koran Toba beberapa waktu lalu.
Tanggapan Aline 2 :
Saya sebagai penanggap menyimpulkan bahwa, "Apa yang ditulis
oleh wartawan Koran Toba" ini adalah suatu berita, karena itu
isi tulisan ini dipikiran saya adalah fakta, "Fakta sebagai
mana yang terlihat dan terdengar oleh penginterviu-nya.
Artinya penginterviuw tidak memasukkan pendapatnya dalam
berita ini (Hanya menulisnya saja).
Ket :
foto patung Si Raja Batak dan Batara Tambunan
Batara Tambunan, S.Si. di depan patung Siraja Batak di kompleks
museum T.B. Silalahi Center di Desa Pagar Batu, Toba Samosir.
Foto: Jarar Siahaan/Koran Toba
Alinea 3 :
"Saya menganggap diri saya masih jemaat HKBP, tetapi HKBP melihat
saya bukan lagi jemaat. Gereja HKBP telah memecat saya selama 25
tahun sampai sekarang, karena saya menikahi perempuan muslim,"
kata sarjana Universitas Riau, Pekanbaru, ini.
Tanggapan Alinea 3 :
Sepengetahuan saya istilah "Anggapan" bukanlah suatu pedoman yang
dapat dipercaya dalam agama apapun yang ada di dunia ini. Pedomannya
adalah kitab suci masing-masing agama.
Jika memang kitab suci agama Kristen memang berkata seperti itu,
maksud saya setiap jemaat yang keluar dari agama Kristen maka
dikeluarkan juga dari gereja, maka tindakan itu adalah benar
(Logika dalam agama=mengikuti apa yang ada di kitab dan bukan
yang ada dipikiran manusia).
Apa jadinya agama jika mengikuti apa yang ada dipikiran manusia.
Bukankah ini sama dengan agamalah yang tunduk pada mausia dan
bukan sebaliknya.
Hal lainnya...!
Didalam Agama Islam, seorang muslim tidak bisa dipecat hanya
karena muslim tersebut menikah dengan agama Kristen.
(Tidak ada pecat memecat dalam agama Islam. Yang ada itu sanksi
yang umum disebut dosa dengan macam pembagiannya, ada juga
namanya makruh dan Haram/ada firmannya).
Alinea 4 :
Orang tua dan sanak saudara Batara Tambunan adalah pemeluk
Kristen Protestan dan terdaftar sebagai jemaat HKBP. Anak-anaknya
juga pengikut Yesus Kristus, tapi tidak sejak mereka kanak-kanak
selazimnya yang berlaku di gereja. Ketiga anaknya, "Tidak dibaptis
ketika kecil, tapi setelah mereka dewasa. Ya, cari dulu agamanya,"
katanya.
Tanggapan Alinea 4 :
Anak seorang muslim tidaklah disuruh orang tuanya mencari agamanya.
Orang tua muslim wajib hukumnya membuat anaknya juga menjadi tetap
pemeluk agama Islam, karena itu agama Islam sangat ketat mengatur
hal ini dalam kitabnya. Si anak bisa diberi sanksi sesuati petunjuk
agama Islam jika tidak mengikuti ajaran agama ayahnya (Ada firmannya).
Alinea 5 :
Ia dan istrinya, yang berasal dari keluarga muslim, tidak mengotot
agar anak-anaknya menjadi Kristen atau Islam. Mereka diberi
kebebasan berpikir, belajar, dan memilih religi masing-masing
setelah cukup dewasa.
Tanggapn Alinea 5 :
Jika ada pembaca blog ini adalah agama Kristen dan orang tua anda
juga memberikan kebebasan pada anda untuk memilih agama, maka
penulis ingin berkata, "Masuklah agama Islam saudara yang beragama
Kristen karena agama Islam adalah agama yang benar sesuai dengan
ajaran agama kami/ada firmannya".
Alinea 6 :
Salah satu anaknya yang berusia 21 tahun, mahasiswa, baru pada
tahun 2013 ini resmi menjadi Nasrani, setelah mengikuti pembaptisan
di Gereja HKBP. Tatkala anaknya menerima sakramen baptisan kudus
di gereja, istrinya yang muslimah itu pun hadir menyaksikan.
Tanggapan Alinea 6 :
Semoga si anak yang telah memilih tersebut tidak menyesal atas
pilihannya dan semoga pula tidak memilih karena pengaruh orang
tuanya, hingga apa yang dikatakan orangtuanya pada alinea diatas
menjadi benar).
Alinea 7 :
Sejak awal menikah, istrinya sudah terbiasa hadir di gereja,
seperti untuk mengikuti undangan pemberkatan pernikahan tetangga
atau handai tolan. Di rumah mereka di Desa Tambunan, ketiga anak
Batara sering melihatnya berdoa secara Kristen, dan saban hari
memperhatikan ibu mereka bersembahyang secara Islam. Batara
merelakan anak-anaknya untuk mempelajari doktrin Kristen dan
Islam, hingga mereka sudah cukup yakin untuk menganut salah satu
agama sesuai kemauan hati sendiri.
Tanggapan Alinea 7 :
Jika penulis adalah anak itu, "Alangkah bingungnya saya melihat
orang tua saya, satu melaksanakan ajaran agama Islam satu lagi
melaksanakan ajaran agama Kristen. Apakah agama memang seperti
itu, begitu mungkin pikiran saya sebelum saya menjadi paham
betul/dewasa apa agama itu".
Dan jika teman-teman saya bertanya apa agama saya, maka saya
jawab apa. Jika saya salah, salah karena melanggar apa. Karena
melanggar peraturan orang tuakah atau karena melanggar sesuatu
yang tidak saya mengerti, dll. Ayah saya menyuruh saya ke gereja,
ibu saya menyuruh saya ke masjid, mau kemanakah saya...?
Jika demikian halnya, "Masihkah saya menyebut orang tua saya
sebagai orang yang baik atau benar...?"
Tanggapan Aline 8 :
Lae Batara yang bergama Kristen, saya ingin sampaikan padamu,
salah satu yang enak dalam agama Islam ini, adanya ketentuan
dari Tuhan kami, bahwa anak tetap bisa membahagiakan orang
tuanya ketika orang tua tersebut telah meninggal atau mati.
Dan itulah salah satu alasan mengapa agama Islam itu sangat
menginginkan punya anak yang shaleh.
Lae...!
Saya ingin sampaikan padamu secara pribadi dan agak rahasia yang
dalam bahasa Angkolanya "Homin hita do naamboto-on) ima :
Moloma Ilmu pangatahuan Kristen dohot Islami diukur 100 porsen.
Torus dipalajari hamu 50% agama Kristen dohot 50% nai ajaran
agama Islam, baru kemudian pilima agama hagiotmu, maka au
Rahmat Parlindungan Siregar yakin, hamu pe akan mamili agama
islami".
Syaratna Lae :
Ulang bandingkon bia keadaan ni ummat dohot ajaran ni agamai-i.
Kasarna Lae...! Nadong pe jolma nasadunia on mangikuti ajaran
di agama Islam, anggo agama Islami lek natongma agama Islami.
Begitupun HKBP :
Tak adapun kalian mengikuti ajaran HKBP se tano batak, maka
HKBPitu tetap HKBP. Iyakan...?
Kita perdalam dikit...!
Didalam Agama Islam tidak ada istilah, "Karena orang Aceh
taat-taat beragama Islam, maka kami yang muslim berada ditanah
Batak harus taat-taat juga".
Alinea 9 :
Andai kata pun ada anaknya yang memilih agama selain Kristen dan
Islam, misalnya Buddha atau Parmalim, Batara takkan melarang.
"Itu, kan, urusan dia dengan Tuhan-nya. Sama seperti saya tidak
memaksa istri saya menjadi Kristen."
Tanggapan Alinea 9 :
Disinala ketahuan, "Lae tidak tahu banyak mengenai agama dan
Lae sebenarnya ragu dengan agama Kristen yang Lae anut". Kan
karena yakinnya kita agama kita itu benar, makanya anak kita,
kita ajak juga mengikuti agama kita. Kalau kita tidak yakin,
yah...dengan sendirinya anak kita akan kita suruh mencari
agamanya. Macam mananya Lae ini...?
Mohon maaf Lae...!
Menurut penilaianmunya itu, "Istrimu itu Islam. Menurut ajaran
Agama Islam, istrimu itu bukannya Islam yang termasuk taat lagi.
Alasannya, beliau atau itoku ini, telah melanggar syarat-syarat menjadi
agama Islam dalam pernikahan.
Salah satu syarat itu adalah, "Calon Suami Harus Islam". Logika
pandangan agamanya, "Karena lae bukan islam maka pernikahannya
tidak sah". Tidak terpenuhinya sayarat-syarat dalam pernikahan
Islam dengan sendirinya beliau atau keluarganya, menjadi keluarga
yang bukan Islam.
Lae...!
Saya beritahu :
"Agama Islam tidak ada mengeluarkan ijin dalam bentuk tertulis
bahwa seorang itu telah dinyatakan keluar dari agama Islam" Tapi
ajaran agama Islam itu sendiri sudah memberi pengajaran pada
ummatnya apakah beliau masih Islam atau tidak /ada firmannya)
Karena itu...!
Setiap agama Islam tahu, "apakah dia masih agama Islam yang taat
atau atau tidak". Dan semua ini kami rangkum dalam istilah, "Rukun
Islam". Kalaupun di Negara ini, ada surat yang menerangkan seseorang
apa agamnya itu adalah ajaran pemerintah didalam pengendalian
menteri Agama.
Dan kalau bisa, janganlah ada halak hita lagi memilih agama Parmalaim,
karena agama itu belum terdaftar/sah di kemenerian agama RI. Jangan
menyusuahkan diri sendiri.
Alinea 10
Toleransi suami istri ini bukan sekadar basa-basi. Suzila, contohnya,
ikut sibuk menyiapkan kue saat Natal, dan Batara mengantar istrinya
itu ke masjid pada bulan Ramadan. "Saya ikut mengantar zakat fitrah
ke masjid di Tambunan," kata lelaki yang sehari-hari aktif sebagai
Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Balige ini.
Tanggapan Alinea 10 :
Agama Islam memang tidak melarang ummatnya hidup untuk bertoleransi.
Tapi ingat...! Toleransi si Ito ini tetap tidak dapat membuat
keluarganya sebagai keluarga Islam.
Perlu kita ketahui...!
Untuk urusan budaya batak-nya atau Negaranya Toleransi itu diperluakan,
tapi untuk urusan agama, toleransi itu ada batasannya.
Maksud saya begini :
Saya agama Islam karena toleransinya kalian yang beragama kristen
kalian kasihlah saya jambar babi, apakah itu akan saya makan karena
toleransi saya pula pada kalian...? Jelas tidak...! Haram hukumnya
bagi ummat Islam makan Babi.
Karena itu, "Toleransiseperti yang si Batara dan Istrinya ini
perbuat tidak ada artinya dalam keluarga Islam).
Dengan kata lain...!
Tidak ada firman dalam Islam yang mengatakan "Seorang istri yang
suaminya kristen akan mendapat pahala jika si istri membantu suaminya
dalam membuat kue natal/firman adalah dasar utama dari setiap tindakan
ummat islam, setelah itu ada namanya Hadist dan Ijma sebagai pedoman
dari pemeluk agama Islam.
Intinya Lae :
Karena itoku ini si Suzila tidak bersuamikan agama Islam, maka hukum-
hukum agama Islam itupun sudah tidak berlaku sama dia. Di agama
Islam, istri memang harus taat pada suaminya agar beliau dapat pahala
atau masuk sorga. Tapi suami yanjg dimaksud harus Islam bukan suami
agama kristen.
Alinea 11 :
Pasangan suami istri berbeda agama ini bisa hidup harmonis karena
komitmen mereka sejak menikah untuk menghormati perbedaan iman.
Bagi Batara Tambunan, istrinya adalah sosok muslimah yang berani,
karena dia berkeras hati mempersuami seorang lelaki Kristen. Padahal,
sesuai hukum fikih, perempuan Islam tidak diperbolehkan menikah
dengan lelaki nonmuslim.
Tantangan justru datang dari kerabat dan rekan Batara yang beragama
Kristen. Banyak yang mendesaknya untuk secara paksa memurtadkan
istrinya dari Islam ke Kristen, namun ia bergeming. Ia berkukuh
bahwa ihwal bertuhan adalah perkara personal tiap insan dan tidak
boleh dicampuri oleh siapa pun, termasuk suami atau orang tua.
Tapi, tentu saja, kemenduaan Tuhan dalam rumah tangga Batara
Tambunan ini tidak sah menurut hukum Indonesia. Sebab itulah
sampai sekarang mereka tidak punya akta pernikahan Catatan Sipil.
"Kan, tidak bisa diurus," katanya.
Alinea 12 :
Yah memang begitulah seharusnya "tidak ada surat Pernikahan".
Agama itu adalah suatu urusan serius, "Bukan urusan main-main
seperti yang diperbuat si Batara ini dan Istrinya". Siapa yang
berani bilang di Nusantara ini bahwa pernikahan mereka ini adalah
pernikahan serius...????????
Penulis malah menjadi ragu, "Lae si Batara Ini orang batak apa
tidak...! Orang batak itu biasanya jelas dan tegas dan semua itu
terperintahkan pada orang batak lewat macam umpasanya. "Katakan
keluarga Kristen kalau Kristen, katakan Keluarga Islam kalau
keluarga Islam dan tidak ada di antara keduanya".
Alinea 12 :
Pengalaman hidup Batara, dalam menilai kualitas atau kebaikan
seseorang, ia tidak berpegang pada apa agamanya atau seberapa
saleh ia beribadah. Banyak orang yang tak pernah absen berdoa
ke gereja atau masjid tetapi perilakunya tetap jahat, seperti
pejabat-pejabat yang taat beragama dan sekaligus taat juga
melakukan korupsi. Mereka menamengi diri dengan agama untuk
berkamuflase, bermuka dua, menutupi sisi buruk mereka yang
sesungguhnya.
Tanggapan Alinea 12 :
Namanya juga menilai, yah nilai ajalah Batara. Cuma perlu kita
ketahui, "Prilaku seseorang itu sangat dekat dengan ketaatannya
beragama". Dan itulah sebabnya mengapa agama mengajarkan bagaimana
cara berprilaku yang benar. Adapun ketaatan itu sendiri adalah
variabel pilihan manusia untuk taat sekali, kurang taat atu tidak
taat. Jadi jangan dipisahkan. Jika dipisahkan maka agama itupun
menjadi tidak berguna.
Alinea 13 :
"Kemunafikan! Dia korupsi, dia menyeleweng, tetapi dia ke gereja.
Bagaimana dia bisa berdiri di gereja, apakah tidak bertentangan
dengan batinnya sendiri?"
Diceritakan, ia pernah bertemu dan berbincang-bincang dengan
sepuluh orang Jerman, laki-laki dan perempuan, di kota turis
Parapat. Ia kaget mendapati mereka semua tidak menganut agama
apa pun. "Kami bukan orang Kristen. Orang tua kami pun bukan.
Kami tidak beragama, tapi kami percaya kepada Tuhan. Yang
terpenting adalah saling mengasihi."
Tanggapan Alinea 14 :
Jangankan 10 orang batara, 100 ribu orangpun, orang Jerman berbicang
dengan saya, saya tetap agama Islam. Karena agama Islam itu tidak
mengikuti apa yang dikatakan orang, tapi mengikuti apa yang dikatakan
Tuhan.
Alangkah lucunya orang Jerman itu, "Jika yang terpenting saling
mengasihi, jadi apa dasar dia untuk mengasihi". Mungkinkah menurut
anda pembaca status angkolafacebook.com kita dapat mengasihi tanpa
ada dasarnya.
Tarola Logika dia atau pikiran dia. Siapa yang menciptakan logika
dia kalu bukan sang pencipta. Menurut hemat saya orang Jerman itu
adalah manusia sombong yang tetap dapat saya maklumi mengapa
mereka sombong.
Kita perdalam dikit...!
Bayangkan tiga orang manusia berpikir seperti ini :
1. Si A percaya bahwa alam ini adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan tetap
terlibat dalam mengendalikan alam dan segala isinya.
2. Si B percaya alam ini di ciptakan Tuhan, tapi setelah dicipta
kannya maka diserahkannya pada manusia dalam pengendaliannya.
3. Si C tidak percaya pada Tuhan, alam dan segala isinya ini
termasuk dirinya adalah suatu kebetulan.
Menurut anda, dimanakah posisi si orang Jerman ini dalam tiga cara
berpikir diatas....? Tidak semua apa yang ada di luar itu lebih
hebat dari pada apa yang ada di tanah batak. Jadilah batak tulen
dan jangan jadi batak yang mudah terombang ambing.
Alinea 14 :
Jujur saja, kata Batara, hampir setiap hari Ahad, "Saya paling
malas ke gereja." Ia mengaku hanya sekali dalam sekian tahun
mengikuti kebaktian Minggu. Ia takut mengucapkan kesaksian dan
doa-doa kristiani di dalam gereja, karena dalam praktik sehari-
hari sikap hidupnya tidak sungguh-sungguh mencerminkan kesalehan
Yesus.
Tanggapan Alinea 14 :
Artinya orang kegereja aja belum tentu dapat mencerminkan kesalehan
Yesus, apa lagi tidak ke gereja. Maka rusaklah kau Batara. Macam
mananya cara berpikir kita ini.
Alinea 15 :
Ia lalu mencontohkan salah satu hipokrisi jemaat. Tidak sedikit
orang Kristen yang tetap menunjukkan sikap bermusuhan bahkan di
dalam gereja sendiri. Di sakramen marulaon na badia Paskah, misalnya,
ada umat yang tidak rela menjabat tangan orang lain yang tak
disukainya. Padahal, kata Batara Tambunan mengutip Doa Bapa Kami,
"Ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami. Itulah mengapa saya bilang munafik."
Tanggapan penulis 15 :
Alagle...!
Lucu kalila tulisan ini, "Benar ngak ini tulisan kalian ini para
wartawan korantoba.com, jangan mengada-ada kalian" Tambak rusakla nanti
orang batak gara-gara tulisan kalian ini.
Masa mau ke gereja saja, harus setengah mati memikirkan orang lain
dulu baru mau ke gerjea. Ah....! udala...udala...pusing pula awa
jadinya memikirkan prilaku si Batara ini. Begitu banyaknya halak
batak di dunia ini, cuma kaula mungkin yang begini cara berpikirnya
Batara ataupun Lae.
Coba kau tengok ke belakang kau dulu...!
Uda diketawain si Raja batak kau, "Mengapa si Batara ini lain dari
pada yang lain....? Begitu mungkin dalam hatinya.
___________
Penutup
___________
Begini...!
1. Pertama saya ingin sampaikan pada korantoba, "trims atas dimuatnya
berita ini, karena sesungguhnya sangat banyak manfaat berita ini
bagi pembaca khsusnya halak hita sebagai bahan intropeksi diri
masing-masing dalam hubungannya dengan keluarga dan agama.
2. Trimakasih juga pada sdr Batara dan keluarga atas kesediaannya memberikan
informasi seputar keadaan keluarganya, karena sesungguhnya ini juga
menjadi masukan khsusnya bagi Pandeta ataupun para Ustat tanah Batak
tentang keadaan ummatnya.
Terlepas dari kedua hal di atas, saya pribadi ingin berkata pada para
putra putri tano batak, "Agar cara berkeluarga seperti apa yang dimuat
koran Toba ini jangan di tiru". Karena cara ini salah menurut agama
Kristen dan Islam.
Dengan kata lain...!
Memberi kesan, "Seolah ajaran agama itu salah" padahal cara berpikir
mereka yang salah pada ajaran agama itu. Mereka menginginkan agar
agama mengerti mereka atau mungkin agar agama tunduk pada mereka.
Padahal agama adalah sesuatu yang harus ditaati sesuai dengan ajaran
agama itu sendiri apapun agamanya.
Agama adalah keseriusan dan bukan permainan. Karena itu, siapapun
yang menjalankan agamanya dengan serius maka imbalannya adalah sorga.
Tentu sebaliknya, siapa yang mempermainkannya masuk neraka.
Dan ini bukanlah pernyataan saya, bukan pula peryataan pendeta ataupun
ustat atau si Raja Batak tapi kata ajaran agama itu sendiri.
Agama Kristen tidak mengajarkan, "Bagaimana cara menikah ummat Kristen
dengan ummat muslim dengan tetap mengakui kekeristenanya. Begitupun
sebaliknya, Islam tidak punya pengajaran bagaimana cara menikah dengan
ummat Kristen dan yang menikah tersebut tetap dinyatakan sebagai agama
Islam.
Para pembaca angkolafacebook.com yang saya hormati...!
Mari sama perdalam Ilmu Keagaaan kita masing-masing dan serius kita
menjalaninya hingga terhindar dari keraguan dan cara berpikir yang salah
Selamat malam...!
__________________________________________________________
Cat :
* Anda dapat melaju ke link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/06/suami-kristen-istri-islam-2-logika.html
jika ingin tahu, "Bagaimana Logika dimainkan dalam Islam".
No comments:
Post a Comment