#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar kelemahan istilah adat Tapsel namandokkon
"Adat Hombar Agama" atau "Adat Selaras Agama" dalam realisasinya
pada kehidupan bermasyarakat khsusnya dalam pemutusan perkara
pernikahan di nasamarga)
________________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/idola-manguak-misteri-di-parnikahan-di.html
penulis mengurai tentang "pernikahan Semarga" dalam tinjauan Adat
Tapsel dan sepertinya tidak susah untuk memutuskan bahwa "pernikahan
Tersebut adalah Sesuatu yang salah".
Lewat Link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/06/pilihan-parnikahan-di-halak-batak.html
sepertinya pula dengan mudah dikatakan, "Belum tentu suatu pernikahan
yang salah".
Pada keduanya, penulis bersaran, "Agar masyarakat Batak" khsusnya Tapsel
agar hati-hati dan bijaksana dalam memberi pendapat mengenai hal ini.
Alasannya pada keduanya belum penulis uraikan mengapa harus hati-hati
dalam membicarakannya, tapi konsep pada saat menulisnya telah ada di
pikiran penulis yaitu, "Adat Hombar Agama".
Artinya...!
Karena adat hombar Agama, "Masalah menjadi susah diputuskan".
Jika kita memutuskan berdasarkan adat jelas kita sudah tidak menghombar
kannya pun jika kita memutuskannya berdasarkan agama. Mengenai pentingnya
pahombar adat ini, juga diperjelas oleh Khoirudin S lewat link :
http://www.khoiruddinsiregar.com/pantun-poda-na-denggan.html
Katanya :
Tidak boleh bertentangan antara dua unsur ini. Pahombar adat dohot ibadat.
Itulah pepatah masarakat Tapanuli bagian Selatan.
Hubungannya dengan postingan ini :
Bagaimana sebenarnya, "Cara orang Tapanuli Selatan itu pahombar adat
dohot agama, bukakankah keduanya adalah hal yang nyaris bertentangan,
dan hal ini sangat terasa pada sejarah masuknya Agama Islam ke Tanah
Batak yang memberi kesan adalah agama yang dipaksakan karena kuatnya
pertentangan tersebut.
Maka postingan inipun mencoba memberi pendapat lewat ilustrasi gambar
harimau dan Singa yang mana harimau adalah adat dan Singa adalah
Agama dan Orang Tapanuli Selatan berusaha untuk membuatnya jalan
bersama.
Selamat menyimak...!
_________________________________________________
Sekilas Gambaran Proses Penselarasan Adat dan Agama
_________________________________________________
____________
Penutup
____________
Dari uraian 3 postingan pembahasan pernikahan di nasamarga di tambah
postingan ini penulis ingin berkata :
1. Karena cintanya masyarakat Batak itu, khsusnya Tapsel pada tanah
kelahirannya pun adanya rasa hormat pada para oppung-oppung pendahulu
maka masyarakat Tapsel itu tidaklah rela untuk menghilangkan adat dari
kehidupan bermasyarakatnya.
2. Karena mereka sadar mereka adalah muslim dan mereka tahu bahwa
ajaran adat itu tidak semua sesuai atau cocok dengan agama Islam
maka merekapun menseleksinya lewat Istilah "pahombar adat dohot
Agama".
3. Dipikiran penulis, mereka sadar bahwa pahombar itu bukanlah hal
yang mudah karena beberapa aturan adat yang berhubungan dengan budaya
animisme harus mereka singkirkan.
4. Dalam beberapa hal memang tersingkir, "Fakta berkata beberapa acara
adat tidak lagi seperti yan dilaksanakan oleh para oppung-oppung
pendahulu mereka.
Tapi...!
lewat postingan ini penulis ingin berkata, "Tidak semua ajaran adat
dan agama itu dapat di hombarkan".
Mari sama menjawab :
Apakah pernikahan semarga (Semarga induk) sesuatu "yang tidak bertentangan
dengan adat dan agama...? atau apakah pernikahan semarga sesuatu yang
cocok dengan agama dan adat...?
Mungkin ini pekerjaan rumah untuk para koum yang membidangi adat dan agama.
Selamat borngin...!
___________________________________________________________________
Cat :
* Mungkin untuk hal-hal tertentu anda harus memilih hingga anda tidak
ragu dengan apa yang anda perbuat.
(Menyimak info sekitar kelemahan istilah adat Tapsel namandokkon
"Adat Hombar Agama" atau "Adat Selaras Agama" dalam realisasinya
pada kehidupan bermasyarakat khsusnya dalam pemutusan perkara
pernikahan di nasamarga)
________________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/idola-manguak-misteri-di-parnikahan-di.html
penulis mengurai tentang "pernikahan Semarga" dalam tinjauan Adat
Tapsel dan sepertinya tidak susah untuk memutuskan bahwa "pernikahan
Tersebut adalah Sesuatu yang salah".
Lewat Link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/06/pilihan-parnikahan-di-halak-batak.html
penulis mengurai dan melihat pernikahan semarga dengan arah pernikahan
di nasohorong (Mangaligi sian marga induk) dalam tinjauan Islam dansepertinya pula dengan mudah dikatakan, "Belum tentu suatu pernikahan
yang salah".
Pada keduanya, penulis bersaran, "Agar masyarakat Batak" khsusnya Tapsel
agar hati-hati dan bijaksana dalam memberi pendapat mengenai hal ini.
Alasannya pada keduanya belum penulis uraikan mengapa harus hati-hati
dalam membicarakannya, tapi konsep pada saat menulisnya telah ada di
pikiran penulis yaitu, "Adat Hombar Agama".
Artinya...!
Karena adat hombar Agama, "Masalah menjadi susah diputuskan".
Jika kita memutuskan berdasarkan adat jelas kita sudah tidak menghombar
kannya pun jika kita memutuskannya berdasarkan agama. Mengenai pentingnya
pahombar adat ini, juga diperjelas oleh Khoirudin S lewat link :
http://www.khoiruddinsiregar.com/pantun-poda-na-denggan.html
Katanya :
Tidak boleh bertentangan antara dua unsur ini. Pahombar adat dohot ibadat.
Itulah pepatah masarakat Tapanuli bagian Selatan.
Hubungannya dengan postingan ini :
Bagaimana sebenarnya, "Cara orang Tapanuli Selatan itu pahombar adat
dohot agama, bukakankah keduanya adalah hal yang nyaris bertentangan,
dan hal ini sangat terasa pada sejarah masuknya Agama Islam ke Tanah
Batak yang memberi kesan adalah agama yang dipaksakan karena kuatnya
pertentangan tersebut.
Maka postingan inipun mencoba memberi pendapat lewat ilustrasi gambar
harimau dan Singa yang mana harimau adalah adat dan Singa adalah
Agama dan Orang Tapanuli Selatan berusaha untuk membuatnya jalan
bersama.
Selamat menyimak...!
_________________________________________________
Sekilas Gambaran Proses Penselarasan Adat dan Agama
_________________________________________________
____________
Penutup
____________
Dari uraian 3 postingan pembahasan pernikahan di nasamarga di tambah
postingan ini penulis ingin berkata :
1. Karena cintanya masyarakat Batak itu, khsusnya Tapsel pada tanah
kelahirannya pun adanya rasa hormat pada para oppung-oppung pendahulu
maka masyarakat Tapsel itu tidaklah rela untuk menghilangkan adat dari
kehidupan bermasyarakatnya.
2. Karena mereka sadar mereka adalah muslim dan mereka tahu bahwa
ajaran adat itu tidak semua sesuai atau cocok dengan agama Islam
maka merekapun menseleksinya lewat Istilah "pahombar adat dohot
Agama".
3. Dipikiran penulis, mereka sadar bahwa pahombar itu bukanlah hal
yang mudah karena beberapa aturan adat yang berhubungan dengan budaya
animisme harus mereka singkirkan.
4. Dalam beberapa hal memang tersingkir, "Fakta berkata beberapa acara
adat tidak lagi seperti yan dilaksanakan oleh para oppung-oppung
pendahulu mereka.
Tapi...!
lewat postingan ini penulis ingin berkata, "Tidak semua ajaran adat
dan agama itu dapat di hombarkan".
Mari sama menjawab :
Apakah pernikahan semarga (Semarga induk) sesuatu "yang tidak bertentangan
dengan adat dan agama...? atau apakah pernikahan semarga sesuatu yang
cocok dengan agama dan adat...?
Mungkin ini pekerjaan rumah untuk para koum yang membidangi adat dan agama.
Selamat borngin...!
___________________________________________________________________
Cat :
* Mungkin untuk hal-hal tertentu anda harus memilih hingga anda tidak
ragu dengan apa yang anda perbuat.
No comments:
Post a Comment