#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Pura di Bali dan Pura di Bogor lewat
hasil kunjungan dan olah info internet juga info sekitar
timbulnya ide atau pemikiran tentang Hukum Islam memasuki
tempat ibadah di luar Islam)
_____________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Al kisah...!
Di tanggal 16 Agustus 2014, saya memenuhi Undangan pernikahan anak/
boru dari seorang teman FB di wilayah Ciapus - Bogor. Setelah acara
ke Undangan selesai, maka sayapun bersama keluaraga (istri) memutuskan
untuk melakukan, "Sekali meringkuh dayung dua tiga pulau terlampai".
Dan pulau yang ingin kami lampai itu adalah "Pura".
Ya...Pura, tempat yang dipikiran penulis, sebagai tempat ibadatnya
agama Hindu.
Menurut tuan rumah yang mengundang kami, pura ini sungguh ramai
dikunjungi oleh masyarakat Bogor. "Pemandangannya cukup bagus dan
sangat luas" katanya.
Dengan tanpa pikir panjang maka kamipun memutuskan untuk mengunjungi
Puranya agama Hindu tersebut.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 minit dari Ciapus, maka
sampailah kami ketempat tersebut, tapi sayang pada saat kami kunjungi
puranya lagi tutup, karena ada kegiatan keagamaan kata petugas
parkir pura ini.
"Macam mana ini ma Rino...?" tanya penulis pada Istri. "Sudah cape-
cape "Menggas pada gigi 1 dan 2 ternyata tak bisa pula masuk kedalam"
lanjut saya pula.
Dan terhadap hal ini sang Istri menjawab :
"Sudahlah photo-photo aja aku di depan Pura ini, biar ada kenang-
kenanganya. Setelah itu pulang aja kita, habis perkara" jawabnya.
Dan inilah hasil photo tersebut para kawan dengan latar belakang
Gunung Salak Bogor :
Bagaimana cantik dan bagus bukan...! Maksud saya pemandangannya.
Kalau istri saya itu sudah pasti cantiknyanya itu. Kalau tidak
saya bilang cantik bisa marah dia. Hahahahaha...
Begini para kawan...!
Pada saat saya photo sitirif kodak si boru angin boru bon-bon ini
terpikirlah olehku :
1. Kalaulah photo ini "Latar belakangnya adalah Pura" alangkah
sedikit janggalnya untuk tidak saya katakan lucu photo tersebut.
Masalahnya beliau inikan berpenampilan Islami, tentu akan sangat
pas jika latar belakangya adalah rumah ibadah yaitu Masjid dan
bukan Pura. Iyakan...???
2. "Bagaimana sebenarnya Hukum Islam memandang ummat Islam memasuki
rumah ibadah di luar Islam" adalah pertanyaan lainnya yang muncul
dipikiran saya pada saat mengkodak sang dongan saripe ini.
Para kawan...!
"Meskipun cape, sesungguhnyalah saya merasa bersyukur juga, tidak
memasuki Pura ini sebelum saya tahu hukum-hukum Islamnya".
Karena itu...!
Postingan Pura pada blog ini adalah info pemancing bagi penulis dan
keluarga untuk mengetahui hukum-hukum agama Islam tersebut. Dan
Link hukum-hukumnya dapat anda ketahui di "Penutup Tulisan".
Selamat menyimak ifo pengetahuannya atau info pemancingnya...!
______________________
Sekilas tentang Pura
______________________
Pura Besakih, pura terbesar di pulau Bali.
Pura adalah istilah untuk tempat ibadah agama Hindu di Indonesia.
Pura di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau
yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Kata "Pura" sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa Sanskerta
(-pur,-puri, -pura, -puram, -pore), yang artinya adalah kota,
kota berbenteng, atau kota dengan menara atau istana. Dalam
perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah "Pura" menjadi
khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah "Puri" menjadi khusus
untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
Tata letak
Pelinggih Meru berbentuk atap bersusun tinggi serupa pagoda
ini adalah salah satu ciri khas arsitektur pura.
Tidak seperti candi atau kuil Hindu di India yang berupa bangunan
tertutup, pura dirancang sebagai tempat ibp ....
yang terdiri dari beberapa lingkungan yang dikelilingi tembok.
Masing-masing lingkungan ini dihubungkan dengan gerbang atau gapura
yang penuh berukiran indah. Lingkungan yang dikelilingi tembok ini
memuat beberapa bangunan seperti pelinggih yaitu tempat suci
bersemayam hyang, meru yaitu menara dengan atap bersusun, serta
bale (pendopo atau paviliun). Struktur tempat suci pura mengikuti
konsep Trimandala, yang memiliki tingkatan pada derajat kesuciannya,
yakni:
.... san): zona terluar yang merupakan pintu masuk
pura dari lingkungan luar. Pada zona ini biasanya berupa lapangan
atau taman yang dapat digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau
tempat persiapan dalam melakukan berbagai upacara keagamaan.
Madya mandala (Jaba tengah): zona tengah tempat aktivitas umat dan
fasilitas pendukung. Pada zona ini biasanya terdapat Bale Kulkul,
Bale Gong (Bale gamelan), Wantilan (Bale pertemuan), Bale Pesandekan,
dan Perantenan.
Utama mandala (Jero): yang merupakan zona paling suci di dalam pura.
Di dalam zona tersuci ini terdapat Padmasana, Pelinggih Meru, Bale
Piyasan, Bale Pepelik, Bale Panggungan, Bale Pawedan, Bale Murda, dan
Gedong Penyimpenan.
Meskipun demikian tata letak untuk zona Nista mandala dan Madya mandala
kadang tidak mutlak seperti demikian, karena beberapa bangunan seperti
Bale Kulkul, atau Perantenan atau dapur pura dapat pula terletak di Nista
mandala.
Pada aturan zona tata letak pura maupun puri (istana) di Bali, baik
gerbang Candi bentar maupun Paduraksa merupakan satu kesatuan rancang
arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar
yang membatasi kawasan luar pura dengan Nista mandala zona terluar
kompleks pura. Sedangkan gerbang Kori Agung atau Paduraksa digunakan
sebagai gerbang di lingkungan dalam pura, dan digunakan untuk membatasi
zona Madya mandala dengan Utama mandala sebagai kawasan tersuci pura
Bali. Maka disimpulkan baik untuk kompleks pura maupun tempat tinggal
bangsawan, candi bentar digunakan untuk lingkungan terluar, sedangkan
paduraksa untuk lingkungan dalam.
Jenis Pura
Terdapat beberapa jenis pura yang berfungsi khusus untuk menggelar
beberapa ritual keagamaan Hindu dharma, sesuai penanggalan Bali.
Pura Kahyangan Jagad:
pura yang terletak di daerah pegunungan. Dibangun di lereng gunung,
pura ini sesuai dengan kepercayaan Hindu Bali yang memuliakan
tempat yang tinggi sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan hyang.
Pura Segara:
pura yang terletak di tepi laut. Pura ini penting untuk menggelar
ritual khusus seperti upacara Melasti.
Pura Desa: pura yang terletak dalam kawasan desa atau perkotaan,
berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Hindu dharma
di Bali.
Sad Kahyangan
Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama
yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi
pulau Bali. Masyarakat Bali pada umumnya menganggap pura-pura berikut
sebagai Sad Kahyangan:
Pura Besakih di Kabupaten Karangasem.
Pura Lempuyang Luhur di Kabupaten Karangasem.
Pura Goa Lawah di Kabupaten Klungkung.
Pura Uluwatu di Kabupaten Badung.
Pura Batukaru di Kabupaten Tabanan.
Pura Pusering Jagat (Pura Puser Tasik)
di Kabupaten Gianyar.
Selain pura-pura Sad Kahyangan tersebut di atas, masih banyak pura-pura
di lainnya di berbagai tempat di pulau Bali, sesuai salah satu
julukannya Pulau Seribu Pura.
Pura Besakih adalah komplek pura utama di Pulau Bali, dan merupakan
pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Pura Besakih
terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem,
Bali, Indonesia.
Salah-satu pura terkenal lainnya adalah Pura Tanah Lot di Desa
Beraban, Kecamatp .....Tabanan. Di Tanah Lot terdapat
dua buah pura yang terletak di atas tebing batu besar, yang merupakan
tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
________________________________________________________
Sekilas tentang Pura Parahyangan Agung Jagatkartta di
Gunung Salak Bogor
________________________________________________________
Dari hasil berkunjung dan hasil olah seleksi info internet, maka
ini info yang saya dapatkan :
1. Pura dengan nama Parahyangan Agung Jagatkarttap
letaknya di gunung Salak Bogor tepatnya di ampung Warungloka
RT 03/09, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
2. Pura ini adalah pura terbesar ke dua setelah Pura Besakih di Bali.
3. Pemandangan disekitar pura ini sungguh sangat bagus dan ini
pemadangannya :
4. Dari hasil berkunjung untuk sampai ke Pura ini dari Cibinong
Bogor sekitar 1 jam, sedangkan dari Ciapus sekitar 30 minit.
Situs lain mengatakan :
Untuk mencapai tempat ini tidak sulit, bisa ditempuh dengan kendaraan
pribadi atau angkutan umum. Jika Anda menggunakan angkutan umum Anda
hanya akan diantar sampai depan jalan menuju pura.
Darisini untuk mencapai pura ada 2 opsi. Pertama Anda bisa naik ojeg
sampai pura seharga Rp 7000, atau Anda bisa jalan kaki sejauh 1 km.
Opsi jalan kaki tidak buruk karena sepanjang jalan udaranya sangat
sejuk dan suasananya begitu asri dipenuhi pepohonan.
5. Pura ini didirikan pada tahun 1995 dan memiliki luas 3 hektar.
Rangkaian acara Ngenteg Linggih (upacara peresmian) Pura Parahyangan
Agung Jagatkartta dimulai pada 19 Agustus 2005; sedangkan puncak
acaranya diselenggarakan pada 18 September 2005, pada saat Purnama
Ketiga, dan berakhir pada 29 September 2005. Cikal bakal Pura ini
sudah didirikan pada 1995, di lokasi yang konon merupakan tempat
suci, dimana terletak petilasan Siliwangi, Raja terbesar Kerajaan
Padjajaran.
6. Ada beberapa peraturan untuk memasuki pura ini. Khususnya bagi para
wanita dilarang masuk bagi yang sedang berhalangan. Untuk para pria
disarankan memakai celana panjang. Jika kesini memakai celana pendek
Anda diwajibkan mengenakan kain sarung.
Setiap pengunjung diberikan kain kuning yang diikatkan di pinggang.
Tidak ada pungutan biaya untuk memasuki tempat ini begitu juga dengan
segala atribut yang dipakai.
Bagi para pengunjung biasa hanya diperbolehkan memasuki beberapa area,
karena area lainnya dikhususkan bagi umat yang ingin beribadah atau
bermeditasi.
7. Tiga pintu gerbang pada tingkat ketiga di Pura Parahyangan Agung
Jagatkartta, yang bernama Kori Agung, memisahkan bagian tengah dan
bagian utama Candi. Dua arca naga dengan ukiran yang sangat indah
menjagai pintu utama Kori Agung di bagian dalam Pura Parahyangan Agung
Jagatkartta.
Pintu gerbang bagian tengah dibuka hanya ketika Pura Parahyangan
Agung Jagatkartta menyelenggarakan acara besar seperti Galungan
(pada tanggal 12 Mei tahun ini), Piodalan (bahasa Bali untuk acara
ulang tahun, tahun ini jatuh pada 12 Agustus), atau ketika para
Sulinggih (pendeta) dari pura lain datang berkunjung untuk mengambil
air suci dalam rangkaian Piodalan di Pura mereka.
Di bagian ini terdapat sebuah Patung Ganesha yang indah. Sepanjang
pendeknya ingatan, saya tidak melihat struktur pintu gerbang Candi
Bentar yang tinggi, yang memisahkan bagian luar (Nista Mandala atau
Jaba Sisi) dengan bagian tengah pura.
8. Berikut beberapa photo dalam pura tersebut :
___________
Penutup
___________
Demikian info sekilasnya para kawan...!
Semoga info dapat meningkatkan perluasan keagamaan kita, pun kiranya
dapat lebih engispirasi kita semua betapa kayanya Nusantara ini dengan
berbagai macam suku dan agama resmi.
Dan terhadap hal ini semua tentu kita sepakat dengan apa ayang telah
kita ketahui bersama yaitu, "Sungguh penting menjaga kerukunan atar
ummat beragama di Nusantara ini".
Dan bagaimana kerukunan ummat beragama ini dilihat dari pandangan
Islam dengan fokus :
"Hukum Islam Memasuki Tempat Ibadah Agama Lain atau di luar agama
Islam....?" dapat anda ketahui lewat link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/08/hukum-islam-memasuki-tempat-ibadah.html
Selamat malam...!
_____________________________________________________________________
Cat :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pura
http://www.thearoengbinangproject.com/pura-parahyangan-agung-jagatkartta-bogor/
http://bogist.com/blog/pura-eksotis-di-bogor/
(Menyimak info sekitar Pura di Bali dan Pura di Bogor lewat
hasil kunjungan dan olah info internet juga info sekitar
timbulnya ide atau pemikiran tentang Hukum Islam memasuki
tempat ibadah di luar Islam)
_____________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Al kisah...!
Di tanggal 16 Agustus 2014, saya memenuhi Undangan pernikahan anak/
boru dari seorang teman FB di wilayah Ciapus - Bogor. Setelah acara
ke Undangan selesai, maka sayapun bersama keluaraga (istri) memutuskan
untuk melakukan, "Sekali meringkuh dayung dua tiga pulau terlampai".
Dan pulau yang ingin kami lampai itu adalah "Pura".
Ya...Pura, tempat yang dipikiran penulis, sebagai tempat ibadatnya
agama Hindu.
Menurut tuan rumah yang mengundang kami, pura ini sungguh ramai
dikunjungi oleh masyarakat Bogor. "Pemandangannya cukup bagus dan
sangat luas" katanya.
Dengan tanpa pikir panjang maka kamipun memutuskan untuk mengunjungi
Puranya agama Hindu tersebut.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30 minit dari Ciapus, maka
sampailah kami ketempat tersebut, tapi sayang pada saat kami kunjungi
puranya lagi tutup, karena ada kegiatan keagamaan kata petugas
parkir pura ini.
"Macam mana ini ma Rino...?" tanya penulis pada Istri. "Sudah cape-
cape "Menggas pada gigi 1 dan 2 ternyata tak bisa pula masuk kedalam"
lanjut saya pula.
Dan terhadap hal ini sang Istri menjawab :
"Sudahlah photo-photo aja aku di depan Pura ini, biar ada kenang-
kenanganya. Setelah itu pulang aja kita, habis perkara" jawabnya.
Dan inilah hasil photo tersebut para kawan dengan latar belakang
Gunung Salak Bogor :
Bagaimana cantik dan bagus bukan...! Maksud saya pemandangannya.
Kalau istri saya itu sudah pasti cantiknyanya itu. Kalau tidak
saya bilang cantik bisa marah dia. Hahahahaha...
Begini para kawan...!
Pada saat saya photo sitirif kodak si boru angin boru bon-bon ini
terpikirlah olehku :
1. Kalaulah photo ini "Latar belakangnya adalah Pura" alangkah
sedikit janggalnya untuk tidak saya katakan lucu photo tersebut.
Masalahnya beliau inikan berpenampilan Islami, tentu akan sangat
pas jika latar belakangya adalah rumah ibadah yaitu Masjid dan
bukan Pura. Iyakan...???
2. "Bagaimana sebenarnya Hukum Islam memandang ummat Islam memasuki
rumah ibadah di luar Islam" adalah pertanyaan lainnya yang muncul
dipikiran saya pada saat mengkodak sang dongan saripe ini.
Para kawan...!
"Meskipun cape, sesungguhnyalah saya merasa bersyukur juga, tidak
memasuki Pura ini sebelum saya tahu hukum-hukum Islamnya".
Karena itu...!
Postingan Pura pada blog ini adalah info pemancing bagi penulis dan
keluarga untuk mengetahui hukum-hukum agama Islam tersebut. Dan
Link hukum-hukumnya dapat anda ketahui di "Penutup Tulisan".
Selamat menyimak ifo pengetahuannya atau info pemancingnya...!
______________________
Sekilas tentang Pura
______________________
Pura Besakih, pura terbesar di pulau Bali.
Pura adalah istilah untuk tempat ibadah agama Hindu di Indonesia.
Pura di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau
yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu.
Kata "Pura" sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa Sanskerta
(-pur,-puri, -pura, -puram, -pore), yang artinya adalah kota,
kota berbenteng, atau kota dengan menara atau istana. Dalam
perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah "Pura" menjadi
khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah "Puri" menjadi khusus
untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
Tata letak
Pelinggih Meru berbentuk atap bersusun tinggi serupa pagoda
ini adalah salah satu ciri khas arsitektur pura.
Tidak seperti candi atau kuil Hindu di India yang berupa bangunan
tertutup, pura dirancang sebagai tempat ibp ....
yang terdiri dari beberapa lingkungan yang dikelilingi tembok.
Masing-masing lingkungan ini dihubungkan dengan gerbang atau gapura
yang penuh berukiran indah. Lingkungan yang dikelilingi tembok ini
memuat beberapa bangunan seperti pelinggih yaitu tempat suci
bersemayam hyang, meru yaitu menara dengan atap bersusun, serta
bale (pendopo atau paviliun). Struktur tempat suci pura mengikuti
konsep Trimandala, yang memiliki tingkatan pada derajat kesuciannya,
yakni:
.... san): zona terluar yang merupakan pintu masuk
pura dari lingkungan luar. Pada zona ini biasanya berupa lapangan
atau taman yang dapat digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau
tempat persiapan dalam melakukan berbagai upacara keagamaan.
Madya mandala (Jaba tengah): zona tengah tempat aktivitas umat dan
fasilitas pendukung. Pada zona ini biasanya terdapat Bale Kulkul,
Bale Gong (Bale gamelan), Wantilan (Bale pertemuan), Bale Pesandekan,
dan Perantenan.
Utama mandala (Jero): yang merupakan zona paling suci di dalam pura.
Di dalam zona tersuci ini terdapat Padmasana, Pelinggih Meru, Bale
Piyasan, Bale Pepelik, Bale Panggungan, Bale Pawedan, Bale Murda, dan
Gedong Penyimpenan.
Meskipun demikian tata letak untuk zona Nista mandala dan Madya mandala
kadang tidak mutlak seperti demikian, karena beberapa bangunan seperti
Bale Kulkul, atau Perantenan atau dapur pura dapat pula terletak di Nista
mandala.
Pada aturan zona tata letak pura maupun puri (istana) di Bali, baik
gerbang Candi bentar maupun Paduraksa merupakan satu kesatuan rancang
arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar
yang membatasi kawasan luar pura dengan Nista mandala zona terluar
kompleks pura. Sedangkan gerbang Kori Agung atau Paduraksa digunakan
sebagai gerbang di lingkungan dalam pura, dan digunakan untuk membatasi
zona Madya mandala dengan Utama mandala sebagai kawasan tersuci pura
Bali. Maka disimpulkan baik untuk kompleks pura maupun tempat tinggal
bangsawan, candi bentar digunakan untuk lingkungan terluar, sedangkan
paduraksa untuk lingkungan dalam.
Jenis Pura
Terdapat beberapa jenis pura yang berfungsi khusus untuk menggelar
beberapa ritual keagamaan Hindu dharma, sesuai penanggalan Bali.
Pura Kahyangan Jagad:
pura yang terletak di daerah pegunungan. Dibangun di lereng gunung,
pura ini sesuai dengan kepercayaan Hindu Bali yang memuliakan
tempat yang tinggi sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan hyang.
Pura Segara:
pura yang terletak di tepi laut. Pura ini penting untuk menggelar
ritual khusus seperti upacara Melasti.
Pura Desa: pura yang terletak dalam kawasan desa atau perkotaan,
berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Hindu dharma
di Bali.
Sad Kahyangan
Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama
yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi
pulau Bali. Masyarakat Bali pada umumnya menganggap pura-pura berikut
sebagai Sad Kahyangan:
Pura Besakih di Kabupaten Karangasem.
Pura Lempuyang Luhur di Kabupaten Karangasem.
Pura Goa Lawah di Kabupaten Klungkung.
Pura Uluwatu di Kabupaten Badung.
Pura Batukaru di Kabupaten Tabanan.
Pura Pusering Jagat (Pura Puser Tasik)
di Kabupaten Gianyar.
Selain pura-pura Sad Kahyangan tersebut di atas, masih banyak pura-pura
di lainnya di berbagai tempat di pulau Bali, sesuai salah satu
julukannya Pulau Seribu Pura.
Pura Besakih adalah komplek pura utama di Pulau Bali, dan merupakan
pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Pura Besakih
terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem,
Bali, Indonesia.
Salah-satu pura terkenal lainnya adalah Pura Tanah Lot di Desa
Beraban, Kecamatp .....Tabanan. Di Tanah Lot terdapat
dua buah pura yang terletak di atas tebing batu besar, yang merupakan
tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
________________________________________________________
Sekilas tentang Pura Parahyangan Agung Jagatkartta di
Gunung Salak Bogor
________________________________________________________
Dari hasil berkunjung dan hasil olah seleksi info internet, maka
ini info yang saya dapatkan :
1. Pura dengan nama Parahyangan Agung Jagatkarttap
letaknya di gunung Salak Bogor tepatnya di ampung Warungloka
RT 03/09, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
2. Pura ini adalah pura terbesar ke dua setelah Pura Besakih di Bali.
3. Pemandangan disekitar pura ini sungguh sangat bagus dan ini
pemadangannya :
4. Dari hasil berkunjung untuk sampai ke Pura ini dari Cibinong
Bogor sekitar 1 jam, sedangkan dari Ciapus sekitar 30 minit.
Situs lain mengatakan :
Untuk mencapai tempat ini tidak sulit, bisa ditempuh dengan kendaraan
pribadi atau angkutan umum. Jika Anda menggunakan angkutan umum Anda
hanya akan diantar sampai depan jalan menuju pura.
Darisini untuk mencapai pura ada 2 opsi. Pertama Anda bisa naik ojeg
sampai pura seharga Rp 7000, atau Anda bisa jalan kaki sejauh 1 km.
Opsi jalan kaki tidak buruk karena sepanjang jalan udaranya sangat
sejuk dan suasananya begitu asri dipenuhi pepohonan.
5. Pura ini didirikan pada tahun 1995 dan memiliki luas 3 hektar.
Rangkaian acara Ngenteg Linggih (upacara peresmian) Pura Parahyangan
Agung Jagatkartta dimulai pada 19 Agustus 2005; sedangkan puncak
acaranya diselenggarakan pada 18 September 2005, pada saat Purnama
Ketiga, dan berakhir pada 29 September 2005. Cikal bakal Pura ini
sudah didirikan pada 1995, di lokasi yang konon merupakan tempat
suci, dimana terletak petilasan Siliwangi, Raja terbesar Kerajaan
Padjajaran.
6. Ada beberapa peraturan untuk memasuki pura ini. Khususnya bagi para
wanita dilarang masuk bagi yang sedang berhalangan. Untuk para pria
disarankan memakai celana panjang. Jika kesini memakai celana pendek
Anda diwajibkan mengenakan kain sarung.
Setiap pengunjung diberikan kain kuning yang diikatkan di pinggang.
Tidak ada pungutan biaya untuk memasuki tempat ini begitu juga dengan
segala atribut yang dipakai.
Bagi para pengunjung biasa hanya diperbolehkan memasuki beberapa area,
karena area lainnya dikhususkan bagi umat yang ingin beribadah atau
bermeditasi.
7. Tiga pintu gerbang pada tingkat ketiga di Pura Parahyangan Agung
Jagatkartta, yang bernama Kori Agung, memisahkan bagian tengah dan
bagian utama Candi. Dua arca naga dengan ukiran yang sangat indah
menjagai pintu utama Kori Agung di bagian dalam Pura Parahyangan Agung
Jagatkartta.
Pintu gerbang bagian tengah dibuka hanya ketika Pura Parahyangan
Agung Jagatkartta menyelenggarakan acara besar seperti Galungan
(pada tanggal 12 Mei tahun ini), Piodalan (bahasa Bali untuk acara
ulang tahun, tahun ini jatuh pada 12 Agustus), atau ketika para
Sulinggih (pendeta) dari pura lain datang berkunjung untuk mengambil
air suci dalam rangkaian Piodalan di Pura mereka.
Di bagian ini terdapat sebuah Patung Ganesha yang indah. Sepanjang
pendeknya ingatan, saya tidak melihat struktur pintu gerbang Candi
Bentar yang tinggi, yang memisahkan bagian luar (Nista Mandala atau
Jaba Sisi) dengan bagian tengah pura.
8. Berikut beberapa photo dalam pura tersebut :
___________
Penutup
___________
Demikian info sekilasnya para kawan...!
Semoga info dapat meningkatkan perluasan keagamaan kita, pun kiranya
dapat lebih engispirasi kita semua betapa kayanya Nusantara ini dengan
berbagai macam suku dan agama resmi.
Dan terhadap hal ini semua tentu kita sepakat dengan apa ayang telah
kita ketahui bersama yaitu, "Sungguh penting menjaga kerukunan atar
ummat beragama di Nusantara ini".
Dan bagaimana kerukunan ummat beragama ini dilihat dari pandangan
Islam dengan fokus :
"Hukum Islam Memasuki Tempat Ibadah Agama Lain atau di luar agama
Islam....?" dapat anda ketahui lewat link :
http://galeri1msad.blogspot.com/2014/08/hukum-islam-memasuki-tempat-ibadah.html
Selamat malam...!
_____________________________________________________________________
Cat :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pura
http://www.thearoengbinangproject.com/pura-parahyangan-agung-jagatkartta-bogor/
http://bogist.com/blog/pura-eksotis-di-bogor/
No comments:
Post a Comment