Monday, July 27, 2015

Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam Sejarah dan Analisa

#SELAMAT MALAM PARA TEMAN #
(Menyimak info sekitar Pelajar Islam Indonesia khsusunya dibidang Bola
Terjangnya mulai dari sejak berdirinya Sampai Sekarang)
__________________________________________________________________





_____________________



Kata Pengantar
_____________________

"Apala yang mau saya tulis di malam ini ...?" Demikian demikian apalah-apalah
penulis atau tanya-tanya penulis dimalam ini untuk kemudian mencari info
seputar Hari-Hari Penting di Indonesia di bulan Juli. Dan berikut harinya
dari sumber Wikipedia Ind.

Juli

1 Juli: Hari Bhayangkara
1 Juli: Hari Buah
5 Juli: Hari Bank Indonesia
9 Juli: Hari Satelit Palapa
12 Juli: Hari Koperasi
22 Juli: Hari Kejaksaan
23 Juli: Hari Anak Nasional
23 Juli: Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
29 Juli: Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
31 Juli: Hari Lahir Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati

Tertarik pada kejadian tanggal lahirnya Pelajar Islam Indonesia (PII),
maka tulisan inipun penulis postingkan dengan maksud untuk perluasan 
wawasan ke- Islaman sekaligus untuk lebih menyemangati Para Pelajar
Islam Indonesia untuk dapat berbuat lebih banyak demi kemajuan bangsa
Indonesia ini.

Selamat menyimak
__________________________________________________

Sekilas Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII)
__________________________________________________

* Pemahaman Umum

Pelajar islam Indonesia merupakan salah satu organisasi kaderisasi dan 
juga di sebut organisasi pasca kemardekaan karena berdirinya setelah 
baru berapa tahun Indonesia memproklamasikan kemardekaannya dari penjajah 
belanda. Dimana organisasi ini didirikan sebagai upaya untuk kaderisasi 
muslim dan candikia pemimpin yang bergerak dalam bidang pendidikan dan 
kebudayaan yang sesuai dengan ajaran islam, ini sesuai dengan visi 
dan misi PII.

Adapun salah satu pendorong terbentuknya organisasi PII ini sendiri 
dalah dualisme sistem pendidkan dikalangan umat islam di Indonesia 
yang merupakan warisan kolonialisme Belanda yakni pondok pesantren 
dan sekolah umum, mengubah pandang yang berbeda tentang siswa dan 
santri dan juga gejolak politik sebagai mempertahankan kemerdekaan.

* Latar Belakang berdirinya PII

Ket:
Masjid Kauman - Jogjakarta

Sejak tanggal 25 Februari 1947 Yoesdi Gazali sedang beri'tikap di mesjid 
Besar Kauman Yogyakarta terlintaslah dalam pikiran beliau gagasan untuk 
memebentuk sutu organisasi bagi para islam yang dapat mewadahi segenap 
lapisan pelajar islam. 

Kemudian gagasan tersebut disampaikan dalam pertemuan di gedung Smp 2 
sekodiningratan, yogyakarata. Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut 
diantaranya adalah Anton Timur Djailan, Amir Syahri dan Ibrahim Zarkasji 
dan semua yang hadir dalam pertemuan tersebut. Sepakat untuk mendirikan 
organisasi PII

Dan pada tanggal 4 mei i947 resmilah organisasi ini menjadi sebuah 
organisasi islam yang pertama didirikan di kota Yogyakarta, yang 
diantara pendirinya

1.Yoesdi Ghazali
2.Anton Timur Jaelani
3.Amir Syahri
4.Ibrahim Zarkasji

Adapun salah satu pendorong terbentuknya PII adalah dualisme sistem 
pendidikan dikalangan umat islam Indonesia yang merupakan warisan 
klonialisme Belanda yakni Pondok Pesantren dan sekolah umum. 

Masing-masin memiliki oreantasi yang berbeda, pondok pesantren berorientasi 
ke Akhirat sementara sekolah umum berorientasi ke Dunia. Akibatnya PII 
juga terjadi perpecahan menjadi dua bagian dan juga sebagai pendorong 
didirika PII ini adalah merupakan sebagai motivasinya gejolak politik 
untuk mempertahankan kemerdekaan da mengubah pandangan yang berbeda 
siswa dan santri.

* Visi dan misi PII

Visi
Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan islam

Misi
Kaderisasi manusia muslim dan cendikia pemimpin.

* Silsilah Ketua Umum Pengurus besar PII

1. Joesdi Ghazali 1947
2. Noersjaf 1947-1948
3. Anton Timur Jailani 1940-1952
4. Ridwan Hasjim 1952-1954
5. Amir Hamzah Wirjosuekanto 1954-1956
6. Ali Undaja 1956-1958
7. Wartomo Dwijuono 1958-1960
8. Taher Sahabuddin 1960-1962
9. Ahmad Juwaeni 1962-1964
10. Syarifuddin Siregar Pahu 1964-1966
11. Husnie thamrin 1966
12. Utomo Dananjaya 1966-1969
13. Husein Umar 1969-1973
14. Usep Tatuddin 1973-1976
15. Yusuf Rahimi 1973-1976
16. Ahmad Joenanie Aloetsjah 1976-1979
17. Mashuri Amin Mukhri 1979-1983
18. MUTAMMIMUL ULA 1983-1986
19. Colidin Ya'cubs 1986-1989
20. Agus Salim 1989-1992
21. Syaefunnur Mazzah 1992-1995
22. Abdul Hakam Naja 1995-1998
23. Djayadi Hanan 1998-2000
24. Abdi Rahmat 2000-2002
25. Zulfikar 2002-2004
26. Delianur 2004-2006
27. Muhammad Zaid Markarma 2006-2008

* PII dibawah tahun 2000-an

Organisasi PII adalah organisasi yang membentuk kaderisasi muslim dan 
cendikia yang terbentuknya atas dorongan dalam beberapa aspek diantaranya 
gejolak politik yang dijadikan sebagai untuk mempertahankan kemerdekaan 
dan mengubah cara pandang yangberbdeda tentang siswa dan santri, siswa 
paham regular dan santri paham islam.

Organisasi PII ini juga disebut sebagai organisasi paska kemerdekaan di 
karenakan terbentuknya PII setelah dua tahun setelah Indonesia memperoleh 
kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Sekarang ini PII tidak berkembang seperti tahun 1998-nan yang dimana 
pada saat itu peforma PII sangat berurat akar dalam jiwa masyarakat dan 
umat manusia Indonesia yang dikarenakan budaya organisasi yang begitu 
kuat dengan tradisi keilmuan yang bernuansa islam.

* Tugas Pokok, Fungsi dan Usaha

Pelajar Islam Indonesia memiliki tugas pokok melaksanakan pelatihan, 
taklim dan kursus bagi para pelajar Islam guna menumbuhkan kader umat 
dan kader bangsa yang berkepribadian muslim, cendekia dan memiliki 
jiwa kepemimpinan (AD Bab V Pasal 5). 

Sementara itu, organisasi ini berfungsi sebagai wadah pembinaan kepribadian 
muslim, pengirim sukses studi, sarana berlatih dan alat perjuangan bagi 
pelajar Islam (AD Pasal 6).

Untuk mewujudkan tujuannya, PII bergerak secara independen di bidang 
pen-didikan, kebudayaan dan dakwah. Adapun upaya yang dilakukan PII -
sesuai dengan Bab VI Pasal 7, adalah: 

1. Mendidik anggotanya untuk menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Mengembangkan kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, minat dan bakat 
anggo-tanya.

3. Mendidik anggotanya untuk memiliki dan memelihara jiwa independen / mandiri 
dan kesanggupan berdiri sendiri tanpa ketergantungan kepada orang lain.

4. Membangun mental dan menumbuhkan apresiasi keilmuan serta kebudayaan 
yang sesuai dengan Islam bagi anggotanya.

5. Membangun anggota menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan cakap dalam 
mengelola arus informasi global dunia serta menangkal dampak negatif 
produk-produk budaya asing dan arus informasi global tersebut.

6. Membantu dalam pemenuhan minat dan kebutuhan serta mengatasi 
problematika siswa.

7. Menyelenggarakan kegiatan sosial untuk kepentingan Islam dan umat 
Islam, serta umat manusia pada umumnya.

8. Menumbuhkembangkan semangat dan kemampuan anggota untuk menguasai, 
memanfaatkan serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 
bagi kesejahteraan umat manusia.

9. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan anggota untuk memahami, 
mengkaji, mengapresiasi dan melaksanakan ajaran serta tuntunan Islam 
dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

10. Mencetak kader-kader pemimpin yang memiliki pandangan hidup Islami, 
kelu-asan pandangan dunia global dan kepribadian muslim dalam segala 
bidang kehidupan.

* Sepak Terjang PII di Nusantara

Pada tahun 1996 melalui sistem kaderisasinya PII mengusung isu 
peradabannya yang mana gerakan islam ketika itu belum menyentuh 
sama sekali, itu menjadi ruh gerakan PII dan pada tahun 1998 ini 
di PII budaya organisasi begitu kuat dengan tradisi keilmuan nuansa 
keislaman budaya ilmiah yang dibangun dan memberikan implikasi pada 
produtifitas dakwah PII. Nuansa struktur itu begitu kental dengan 
nuansa peradaban yang mau dibangun.

Pada saat ini PII pantas mendapatkan pertanyaan tentang ekstensinya dan 
ladang dakwahnya, sekarang tidak banyak siswa yang pamalir dengan 
nama PII, tidak seperti 1998. Dimana pada saat itu feforma PII begitu 
mengakar dalam benak umat dan rakyat Indonesia. 

Sekarang apa yang harus dilakukan kader PII dalam masalah problematika ini.
Kita ketahui peradaban-peradaban islam yang telah dibangun sebelumnya 
kemudian mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh problem ilmu, situasi 
ini yang tidak kondusif bagi pengembangan ilmuan pengetahuan itu telah 
mengakibatkan lemahnya penguasaan umat islam terhadap konsep-konsep 
sentral dan fundamental yang digali dari dalam ajaran dan pandangan 
hidup islam.

Selain sisi internal ada juga bukti-bukti adanya faktor eksternal 
yang menjadi penyebab lemahnya umat islam misalnya dalam bidang pendidikan 
sekuler yang dibawa bersama dengan proses penjajahan membawa serta 
penyebaran prinsip-prinsip ilmu, filsafat, dan cara pandang barat, 
tradisi-tradisi kebudayaan sekuler disebarkan melalui hiburan. Kondisi 
ini bisa saja berpengaruh terhadap PII sebagai miniature peradaban bahwa 
hilangnya tradisi ilmu, budaya ilmiah, nuansa keislaman adalah penyebab 
kemunduran kualitas kader PII.

Ditengah guncangan PII yang ditandai dengan problematika yang 
beranekaragam tidak mungkin menyerahkannya kepada siswa yang menjadi 
objek dakwahnya ini juga kurang adanya jaminan mutu solusi ketika 
menyerahkannya ketingkat struktur organisasi karena benturan kebijakan 
dan realitas dilapangan kadang-kadang membawanya pada kekerdilan dalam 
memandang realitas sehingga lebih banyak waktu untuk mengidentifikasi 
persoalan dari realisasi solusi konstruktif yang telah 
diformulasikan satu-satunya jawaban adalah memulainya dari level yang 
paling atas dari jenjang kualifikasi kader di PII dengan asumsi bahwa 
mereka sebagai poros kaderisasi.

* Sepak Terjang PII di Kancah Internasional

SEGERA setelah berdiri, PII juga membuka perwakilan luar negeri. Mereka 
yang pernah menjadi perwakilan PII di luar negeri adalah Hasan Muhammad 
(Ame-rika Serikat), S. Arifin (Swiss), Shawabi (Mesir), Mukti Ali (Pakistan), 
Ilyas Ismed (Filipina), dan Emzita (Irak).

Selain itu PII juga merintis program AFS (American Fields Service) di 
Indonesia memulai tahun 1956 dengan pengiriman tujuh orang siswa ke 
Amerika Serikat. Termasuk dalam rombongan pertama ini adalah penyair 
Taufiq Ismail dan ZA Maulani. Mereka yang pernah mengikuti program 
ini antara lain TANRI Abeng (Mantan Menteri Negara Pemberdayaan BUMN 
Kabinet Habibie) dan Arief Rahman (Kepala SMU Lab School). Selain itu 
ada juga peserta non PII, yaitu Ariel Haryanto (mantan dosen UKSW Salatiga). 

Pada masa pemerintahan orde lama program ini sempat dilarang oleh Waperdam 
Subandrio. Sekarang program ini dilanjutkan oleh Yayasan Bina Antar Budaya.
Pasang surut PII di tanah air juga mempengaruhi PII di percaturan 
internasi-onal. Kiprah PII di forum internasional menyurut. Baru mulai ada 
peningkatan aktif-Itas di luar negeri pada awal 1990-an. 

Pada tahun 1990, PII ikut membidani berdirinya Federasi Perhimpunan 
Pelajar-Pelajar Islam Asia Tenggara (PEPIAT) yang berkedudukan di Malaysia. 
Dan saat ini, mengingat situasi Malaysia yang secara politis belum stabil, 
maka PII akan mengupayakan agar posisi PEPIAT bisa dipindahkan ke 
Indonesia. 

Selain itu PII juga ikut berpartisipasi dalam Regional Islamic Da'wah of 
South East Asia And Pacific (RISEAP) dan International Islamic Federation 
of Students Organization (IIFSO). Bahkan pada kongres IIFSO di Istambul, 
1996, Ketua Umum PB PII periode 1995-1998 A. Hakam Naja, terpilih sebagai 
Financial Secretary.

Sekarang PII juga mulai merintis lagi pembukaan perwakilan luar negeri, 
dimulai dari Malaysia, Mesir, Australia, dan Yordania. Melalui manajer 
perwakilan luar negeri ini PII mengusahakan beasiswa bagi anggotanya untuk 
melanjutkan studi di luar negeri. Yang sudah berjalan adalah di 
International Islamic University (iiu) Malaysia dan Al-Azhar University 
di Kairo, Mesir.
____________________________________________________________

Sekilas Analisa Penulis Pada Organisasi PII secara Umum
____________________________________________________________

Menyimak Macam info diatas penulis ingin mengatakan:

1. Sungguh sangat bagus alasan dibentuknya PII ini oleh Yoesdi Ghazali 
   dan Teman-Teman di Tahun 1947. Menurut hemat penulis sampai tahun 1987
   yaitu saat penulis masih SMA Dualisme orientasi pendidikan di Nusantara
   dibawah Kepemimpinan Orde Baru sangat terasa "Gap-nya".

   Bahkan ada kesan:
   Pendidikan yang berorientasi pada kepentingan Pemerintah / Dunia akan
   dianggap lebih sukses dari pada mereka yang pendidikannya berorientasi
   pada Akhirat / pesanteren. Hingga tak heran pada masa-masa ini para
   orang tua akan berusaha menyekolahkan anaknya untuk masuk sekolah
   negeri.

2. Indonesia memang bukan negara Islam tapi pendududuknya mayoritas
   Islam, sehingga cukup logis jika siswanya juga akan lebih suka
   sekolah di pesanteren dari pada sekolah Negri. Tapi kenyataannya
   tidak demikian. Karena itu penulis pribadi sangat setuju dengan 
   adannya Organisasi Pelajar Islam Indonesia ini.

Karena itu pula penulis, melalui angkolafacebook.blogspot.com ingin
mengatakan:

"Selamat Hari Pelajar Islam Indonesia" Th. 2015




3. Jelas dan cukup jelas ...!
   Bahwa kita masyarakat Muslim Indonesia tak bisa berkata bahwa, "PII
   sekarang ini sudah lebih Bagus dari PII tahun-tahun sebelumnya ".
   Tapi kita dapat mengatakan bahwa disekitar Tahun 1995 - 1999 adalah
   masa-masa kejayaan PII. Sepakterjang mereka dalam mewujudkan Visi
   dan Misinya bukan saja hebat di Tanah Air tapi juga Hebat di Negara
   Negara lain.

   .... Dan .... terhadap hal ini penulis ingin mengatakan:

Semoga kedepan, Sepakterjang PII ini dalam perwujudan Visi dan Misi-nya
Lebih terlaksana, apalagi mengingat saat ini Sekolah-Sekolah Pesantren
lagi banyak diminati oleh masyarakat. Semoga ...! Amin ya Robbal Alamin.
____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan kaum muslimin muslimat sekalian. 
Kiranya info-info bermanfaat khsusnya dibidang perluwasan 
wawasan Pendidikan ke-Islaman kita.

Jika Anda orang tua dan punya anak yang ingin sekolah di Pesantren,
apakah dia pilih pesanteren di Tanah Angkola, Pesantren di Tanah
Mandailing atau mungkin Pesantren di Tanah Padang atau Tanah Jawa,
maka ijinkanlah para orang tua.

Dengan menyekolahkan Anak Anda di Pesantren-Pesantren Nusantara,
berarti Anda telah turut mensukseskan visi dan misi dari Pelajar
Islam Indonesia.

Dan percayalah ...!

Anak Anda yang telah menjadi santri itu akan mendapatkan ke Asyikan 
dan ketenangan dalam belajar. Tiap pagi dan sore hari mereka akan
berbusana rapi menyandang kitab suci untuk kemudian mengaji hilir
mudik silih berganti.

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh ...!











____________________________________________________________________
Cat. Sumber:
http://id.wikipidia.org/wiki/pelajar islam indonesia


No comments:

Post a Comment