#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Karya Sastra Fiksi dalam hubungannya dengan
istilah Roman, Prosa, Novel dan Cerpen untuk dapat memahami istilah
Wartawan Romatis Indonesia)
* Di posting untuk mendukung situs Angkola Pers (Publikasi)
__________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Para kawan dimanapun berada...!
Khususnya para Wartawan Romantis Indonesia (WRI)
Menurut hemat penulis istilah Pers/Jurnalistik tidak lepas dari
apa yang namanya Fakta sesuatu yang terlihat atau terdengar
sebagaimana adanya, tidak dikurang dan tidak pula di tambah.
Berhubungan erat juga dengan Logika atau hubungan sebab akibat
pada suatu kejadian.
"Karena begini maka akibatnya begitu atau akbatnya begitu karena
keadaannya begini". Begitu kira-kira.
Ehem...!
Bagaimana dengan istilah Fiksi...?
Maka menurut hemat penulis adalah sesuatu yang bertolak belakang
dengan Pers atau Jurnalistik. Tak terlalu perlu adanya faktanya
ataupun ada logikanya.
"Pokoknya bisa saja terjadi sesuatu dengan tanpa perlu ada alasannya
atau kalau-pun ada, yah...! diada-adakan aja yang dalam bahasa
Angkolanya "Dikarang-karang masongoni / dikarang-karang aja".
Ehem lagi...!
Jika kita memperhatikan hasil karya Pers atau Jurnalistik yang
secara umum kita kenal dengan nama "Koran atau Surat Kabar" maka
Fakta, logika, fiksi atau hasil karang mengarang ada didalamnya.
Nah...!
Untuk lebih tahu banyak mengenai Fiksi ini dalam hubungannya
dengan Pers, maka postingan ini-pun di postingkan.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Hal yang utama bagi penulis mengenai isi postingan ini adalah
mencari jawaban sekaligus memberitahu pemahaman
penulis pada istilah Wartawan Romatis Indonesia.
Sekali lagi, "Selamat menyimak bersama musik Wartawan
Ratu Dunia".
Musik....!
____________________________
Sekilas info tentang Fiksi
____________________________
* Pemahaman Umum
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun
imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung
kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar
manusia.
Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai
dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan.
Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran
yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum,
moral, agama, logika, dan sebagainya.[1] Sesuatu yang tidak mungkin
terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi.
Misalnya seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang
memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas
kasus menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata
ia harus tetap di hukum. Sebuah karya sastra haruslah memiliki
unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika membaca sebuah karya sastra.[1] Unsur ekstrinsik ialah unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
* Genre Fiksi
Meskipun sebuah karya tergolong imajiner tetapi ia memiliki
golongan yang disebut Fiksi Non Fiksi (Nonfiction Fiction)
Sebuah bentuk karya fiksi yang dasar ceritanya merupakan sebuah fakta.
- Yang termaksud kedalam Fksi Non fiksi adalah :
Historical fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya merupakan
sejarah. Novel ini terikat oleh fakta-fakta sejarah, tetapi fiksi
ini memberikan ruang gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan
memberitakan pikiran dan peraaan tokoh lewat percakapan.
Sebagai contoh karya fiksi adalah Bendera Hitam dari kurasan
dan Tentara Islam di Tanah Galia karya Darji Zaidan.
Science fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya fakta
ilmu pengetahuan. Sebagai contoh novel ini adalah 1984,
karya George Orwell.
Biographical fiction, adalah fiksi yang dasar penuliannya fiksi
biografis. Karya biografis juga memberikan ruang bagi fiksionalitas,
misalnya yang berupa sikap yang diberikan oleh penulis, di
samping juga munculnya bentuk-bentuk dialog.
Sebagai contoh karya biografis adalah Bung Karno Penyambung
Lidah Rakyat karya Cindy Adams dan Kuantar Kau ke Gerbang dan
Tahta untuk Rakyat.
* Sejarah Perkembangan Karya Fiksi di Indonesia
Pertama kali sebuah karya fiksi yang masuk ke Indonesia merupakan
karya novel terjemahan,masa ini dinamakan Sastra Melayu Lama sekitar
tahun 1870-an.[2] Pada tahun 1920 terbitlah karya sastra berupa prosa
seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya.
Angkatan ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, karya karya
novelis Indonesia yang terkenal pada masa ini adalah Siti Nurbaya,
Salah Asuhan, dan Si Cebol Merindukan Bulan.
Pada masa berikutnya muncullah angkatan Pujangga Baru sebagai
reaksi keras atas banyak sensor oleh Penerbit Balai Pustaka.
Karya-karya yang terkenal pada masa ini adalah Tenggelamnya
Kapal Van der Wijck, Belenggu dan Di bawah Lindungan Ka'bah.
Lalu muncullah Angkatan '45, angkatan ini lebih realistik
dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan yang terkenal pada
masa ini adalah : Chairil Anwar, Idrus, dan Trisno Sumardjo.
Angkatan berikutnya adalah Angkatan 1950-1960. Ciri karya sastra
dari angkatan ini di dominasi oleh Cerpen dan Puisi.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan,
yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang
berkonsep sastra realisme-sosialis. Karya yang terkenal pada
masa ini adalah Mochtar Loebis, Ramadhan K.H, dan W.S. Rendra.
Dan berikutnya datanglah Angkatan 1966-1970 yang karya sastranya
menganut aliran surealis,arketipe dan absurd.[2] Sastrawan terkenal
pada masa ini adalah : Taufik Ismail, Umar Kayam, dan Titis Basino.
Kemudian pada dekade berikutnya karya sastra lebih di dominasi
oleh roman, angkatan ini dinamakan angkatan 1980-1990.
Sastrawan terkenal pada zaman ini adalah Nh. Dini dan Pipiet Senja.
dan berikutnya adalah Angkatan Reformasi. Pada masa ini banyaknya
karya sastra berupa Novel, Cerpen, dan Puisi yang bertemakan sosial
dan politik.[2] Dan terakhir adalah Angkatan 2000-an. Novelis
terkenal pada masa ini adalah Andrea Hirata.
____________________________
Sekilas info tentang Prosa
____________________________
* Pemahaman Umum
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang
lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari
bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang".
* Jenis
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai
jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa
lama dan prosa baru.
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi
budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas
tanpa aturan apa pun.
________________________________
Sekilas info tentang Roman
________________________________
* Pemahaman Umum
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku
utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya
sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara
mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi
(pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh
segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam,
antara lain sebagai berikut:
1. Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu,
atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca
untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
2. Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan
masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan
masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat
oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta
historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh
dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar,
Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan
yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh
Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan
kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya
seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan.
Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
____________________________
Sekilas info tentang Novel
____________________________
* Pemahaman Umum
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata
novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah
atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka
dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi
yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman
alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita
juga lebih banyak.
* Ciri sebuah novel
Ciri sebuah novel adalah tidak dibaca sekali duduk, plot diarahkan
pada insiden atau peristiwa jamak,watak tokoh dikembangkan secara
penuh, dimensi ruang dan waktu yang lebih meluas, cerita lebih
luas dan mencapai keutuhan secara inklusi.
_________________________________
Sekilas info tentang Cerpen
_________________________________
Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktf yang cenderung
padat dan langsung pada tujuannya. Cerpen sangatlah mengandalkan
teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema bahasa, dan
insight secara luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
* Ciri-ciri Cerpen :
Ciri sebuah cerpen dapat dibaca sekali duduk, Plot diarahkan
hanya pada sebuah insiden atau peristiwa tunggal, watak tokoh
tidak dikembangkan secara penuh apabila tokoh itu baik maka
hanya kebaikan saja yang diceritakan sedangkan sifat lainya
tidak, dimensi ruang dan waktu terbatas,cerita lebih padat,
memusat, dan mendalam, mencapai keutuhan secara eksklusi
(terpisah atau khusus).
________________
Penutup
________________
Demikian infonya para sekalian...!
Dan jika mau disimpulkan maka penulis ingin berkata :
1. Hasil karya Pers atau jurnalistik dalam sebutan Berita adalah
hal yang utama dimuat disetiap Koran atau Srat Kabar.
2. Meskipun Pers / Jurnalistik identik dengan Fakta atau Logika,
tapi dalam pemuatannya tidak lepas dari karya-karya lainnya
yang bukan merupakan fakta atau logika.
Dengan demikian...!
Cerita Fiksi dalam suatu koran atau surat kabar adalah bagian
dari hasiil karya Pers atau Jurnalistik yang mungkin saja dapat
ditulis oleh seorang wartawan atau wartawati. Dan ini hebat...!
Artinya...!
Hasil karya dalam suatu tulisan dalam koran atau pers bukanlah
ditentukan siapa yang menulisnya tapi bagaimana suatu tulisan
di tulis.
Karena itu pula...!
Wartawan bisa saja menulis berita atau Cerpen. Ketika beliau
menulis berita, maka kita menyebutnya wartawan, tapi ketika
beliau menulis tentang cerpen maka kita menyebutnya cerpenis.
Atau mungkin menulis Novel, menjadi novelis (=Tidak semua
fiksi di koran di tulis oleh yang bukan wartawan-pen)
Tapi...!
Bagaimana jika seorang wartwan menuris Roman....?
Apakah kita harus menyebutnya Romantis....?
Selamat malam para Wartawan Indonesia...!
Anda Hebat...!
________________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar Karya Sastra Fiksi dalam hubungannya dengan
istilah Roman, Prosa, Novel dan Cerpen untuk dapat memahami istilah
Wartawan Romatis Indonesia)
* Di posting untuk mendukung situs Angkola Pers (Publikasi)
__________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Para kawan dimanapun berada...!
Khususnya para Wartawan Romantis Indonesia (WRI)
Menurut hemat penulis istilah Pers/Jurnalistik tidak lepas dari
apa yang namanya Fakta sesuatu yang terlihat atau terdengar
sebagaimana adanya, tidak dikurang dan tidak pula di tambah.
Berhubungan erat juga dengan Logika atau hubungan sebab akibat
pada suatu kejadian.
"Karena begini maka akibatnya begitu atau akbatnya begitu karena
keadaannya begini". Begitu kira-kira.
Ehem...!
Bagaimana dengan istilah Fiksi...?
Maka menurut hemat penulis adalah sesuatu yang bertolak belakang
dengan Pers atau Jurnalistik. Tak terlalu perlu adanya faktanya
ataupun ada logikanya.
"Pokoknya bisa saja terjadi sesuatu dengan tanpa perlu ada alasannya
atau kalau-pun ada, yah...! diada-adakan aja yang dalam bahasa
Angkolanya "Dikarang-karang masongoni / dikarang-karang aja".
Ehem lagi...!
Jika kita memperhatikan hasil karya Pers atau Jurnalistik yang
secara umum kita kenal dengan nama "Koran atau Surat Kabar" maka
Fakta, logika, fiksi atau hasil karang mengarang ada didalamnya.
Nah...!
Untuk lebih tahu banyak mengenai Fiksi ini dalam hubungannya
dengan Pers, maka postingan ini-pun di postingkan.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Hal yang utama bagi penulis mengenai isi postingan ini adalah
mencari jawaban sekaligus memberitahu pemahaman
penulis pada istilah Wartawan Romatis Indonesia.
Sekali lagi, "Selamat menyimak bersama musik Wartawan
Ratu Dunia".
Musik....!
____________________________
Sekilas info tentang Fiksi
____________________________
* Pemahaman Umum
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun
imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung
kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar
manusia.
Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai
dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan.
Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran
yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum,
moral, agama, logika, dan sebagainya.[1] Sesuatu yang tidak mungkin
terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi.
Misalnya seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang
memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas
kasus menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata
ia harus tetap di hukum. Sebuah karya sastra haruslah memiliki
unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika membaca sebuah karya sastra.[1] Unsur ekstrinsik ialah unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, tetapi
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
* Genre Fiksi
Meskipun sebuah karya tergolong imajiner tetapi ia memiliki
golongan yang disebut Fiksi Non Fiksi (Nonfiction Fiction)
Sebuah bentuk karya fiksi yang dasar ceritanya merupakan sebuah fakta.
- Yang termaksud kedalam Fksi Non fiksi adalah :
Historical fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya merupakan
sejarah. Novel ini terikat oleh fakta-fakta sejarah, tetapi fiksi
ini memberikan ruang gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan
memberitakan pikiran dan peraaan tokoh lewat percakapan.
Sebagai contoh karya fiksi adalah Bendera Hitam dari kurasan
dan Tentara Islam di Tanah Galia karya Darji Zaidan.
Science fiction, adalah fiksi yang dasar penulisannya fakta
ilmu pengetahuan. Sebagai contoh novel ini adalah 1984,
karya George Orwell.
Biographical fiction, adalah fiksi yang dasar penuliannya fiksi
biografis. Karya biografis juga memberikan ruang bagi fiksionalitas,
misalnya yang berupa sikap yang diberikan oleh penulis, di
samping juga munculnya bentuk-bentuk dialog.
Sebagai contoh karya biografis adalah Bung Karno Penyambung
Lidah Rakyat karya Cindy Adams dan Kuantar Kau ke Gerbang dan
Tahta untuk Rakyat.
* Sejarah Perkembangan Karya Fiksi di Indonesia
Pertama kali sebuah karya fiksi yang masuk ke Indonesia merupakan
karya novel terjemahan,masa ini dinamakan Sastra Melayu Lama sekitar
tahun 1870-an.[2] Pada tahun 1920 terbitlah karya sastra berupa prosa
seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya.
Angkatan ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, karya karya
novelis Indonesia yang terkenal pada masa ini adalah Siti Nurbaya,
Salah Asuhan, dan Si Cebol Merindukan Bulan.
Pada masa berikutnya muncullah angkatan Pujangga Baru sebagai
reaksi keras atas banyak sensor oleh Penerbit Balai Pustaka.
Karya-karya yang terkenal pada masa ini adalah Tenggelamnya
Kapal Van der Wijck, Belenggu dan Di bawah Lindungan Ka'bah.
Lalu muncullah Angkatan '45, angkatan ini lebih realistik
dibanding angkatan sebelumnya. Sastrawan yang terkenal pada
masa ini adalah : Chairil Anwar, Idrus, dan Trisno Sumardjo.
Angkatan berikutnya adalah Angkatan 1950-1960. Ciri karya sastra
dari angkatan ini di dominasi oleh Cerpen dan Puisi.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan,
yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang
berkonsep sastra realisme-sosialis. Karya yang terkenal pada
masa ini adalah Mochtar Loebis, Ramadhan K.H, dan W.S. Rendra.
Dan berikutnya datanglah Angkatan 1966-1970 yang karya sastranya
menganut aliran surealis,arketipe dan absurd.[2] Sastrawan terkenal
pada masa ini adalah : Taufik Ismail, Umar Kayam, dan Titis Basino.
Kemudian pada dekade berikutnya karya sastra lebih di dominasi
oleh roman, angkatan ini dinamakan angkatan 1980-1990.
Sastrawan terkenal pada zaman ini adalah Nh. Dini dan Pipiet Senja.
dan berikutnya adalah Angkatan Reformasi. Pada masa ini banyaknya
karya sastra berupa Novel, Cerpen, dan Puisi yang bertemakan sosial
dan politik.[2] Dan terakhir adalah Angkatan 2000-an. Novelis
terkenal pada masa ini adalah Andrea Hirata.
____________________________
Sekilas info tentang Prosa
____________________________
* Pemahaman Umum
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang
lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari
bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang".
* Jenis
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai
jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa
lama dan prosa baru.
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi
budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas
tanpa aturan apa pun.
________________________________
Sekilas info tentang Roman
________________________________
* Pemahaman Umum
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku
utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya
sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau
bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara
mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi
(pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh
segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam,
antara lain sebagai berikut:
1. Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu,
atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca
untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
2. Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan
masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan
masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat
oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta
historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh
dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar,
Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan
yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh
Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan
kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya
seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan.
Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
____________________________
Sekilas info tentang Novel
____________________________
* Pemahaman Umum
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata
novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah
atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal
sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka
dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi
yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman
alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita
juga lebih banyak.
* Ciri sebuah novel
Ciri sebuah novel adalah tidak dibaca sekali duduk, plot diarahkan
pada insiden atau peristiwa jamak,watak tokoh dikembangkan secara
penuh, dimensi ruang dan waktu yang lebih meluas, cerita lebih
luas dan mencapai keutuhan secara inklusi.
_________________________________
Sekilas info tentang Cerpen
_________________________________
Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktf yang cenderung
padat dan langsung pada tujuannya. Cerpen sangatlah mengandalkan
teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema bahasa, dan
insight secara luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
* Ciri-ciri Cerpen :
Ciri sebuah cerpen dapat dibaca sekali duduk, Plot diarahkan
hanya pada sebuah insiden atau peristiwa tunggal, watak tokoh
tidak dikembangkan secara penuh apabila tokoh itu baik maka
hanya kebaikan saja yang diceritakan sedangkan sifat lainya
tidak, dimensi ruang dan waktu terbatas,cerita lebih padat,
memusat, dan mendalam, mencapai keutuhan secara eksklusi
(terpisah atau khusus).
________________
Penutup
________________
Demikian infonya para sekalian...!
Dan jika mau disimpulkan maka penulis ingin berkata :
1. Hasil karya Pers atau jurnalistik dalam sebutan Berita adalah
hal yang utama dimuat disetiap Koran atau Srat Kabar.
2. Meskipun Pers / Jurnalistik identik dengan Fakta atau Logika,
tapi dalam pemuatannya tidak lepas dari karya-karya lainnya
yang bukan merupakan fakta atau logika.
Dengan demikian...!
Cerita Fiksi dalam suatu koran atau surat kabar adalah bagian
dari hasiil karya Pers atau Jurnalistik yang mungkin saja dapat
ditulis oleh seorang wartawan atau wartawati. Dan ini hebat...!
Artinya...!
Hasil karya dalam suatu tulisan dalam koran atau pers bukanlah
ditentukan siapa yang menulisnya tapi bagaimana suatu tulisan
di tulis.
Karena itu pula...!
Wartawan bisa saja menulis berita atau Cerpen. Ketika beliau
menulis berita, maka kita menyebutnya wartawan, tapi ketika
beliau menulis tentang cerpen maka kita menyebutnya cerpenis.
Atau mungkin menulis Novel, menjadi novelis (=Tidak semua
fiksi di koran di tulis oleh yang bukan wartawan-pen)
Tapi...!
Bagaimana jika seorang wartwan menuris Roman....?
Apakah kita harus menyebutnya Romantis....?
Selamat malam para Wartawan Indonesia...!
Anda Hebat...!
________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment