Thursday, November 26, 2015

Brimob Indonesia dalam ke-Ngerian dan ke-sodapan

#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Brigade Mobil atau Brimob dalam rangka
memperingati Hari Brimob Indonesia 2015 dan melihat efek ke-
ngerian dan kesodapan-nya)
____________________________________________________________











_________________

Kata Pengantar
_________________

Penulis Sebagai masyarakat biasa, mendengar kata Brimob kadang
menimbulkan Ngeri-Ngeri Sodap. Mengapa demkian ya...!

- Mungkinkah karena dipengaruhi pengetahuan penulis mengenai
  Brimob ini pada masa lampau, yang mana mereka ini adalah bagian
  dari Polisi yang punya keahlian khsus dan hanya terdengar pada
  sat-saat tertentu (Efek ke-ngerian=Baik untuk tidak melakukan
  kejahatan)

- Atau mungkinkah karena melihat pakaian mereka saja menimbulkan
  rasa kagum apalagi dibarengi dengan embel-embel logonya. Juga
  karena kelebihannya dibanding polisi sehari-hari yang sering
  kita lihat di jalan-jalan raya nusantara (Efek kesodapan=Baik
 dan bangga)

Para kawan dimanapun berada...!

Berikut info mengenai Brimob Indonesia yang memang sengaja penulis
posting dalam rangka memperingati "Hari Brimob Indonesia 2015" yang
jatuh pada tanggal 14 November setiap tahunnya.

Selamat menyimak...!

______________________________________________________

Sekilas info tentang  Brigade Mobil atau Brimob
______________________________________________________










* Pemahaman Umum

Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (Korps)
tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena
mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945.
Korps ini dikenal sebagai Korps Baret Biru Tua.

Brimob termasuk satuan elit (pasukan khusus) dalam jajaran
kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit
paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas
kepolisian.

* Sejarah

Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama Tokubetsu Keisatsutai
atau Pasukan Polisi Istimewa. Kesatuan ini pada mulanya diberikan
tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala
negara, dan mempertahankan ibukota.

Brimob turut berjuang dalam pertempuran 10 November 1945 di
Surabaya. Di bawah pimpinan Inspektur Polisi I Mohammad Yasin,
Pasukan Polisi Istimewa ini memelopori pecahnya pertempuran
10 November 1945 melawan Tentara Sekutu brimob merupakan
kesatuan paling pertama di Indonesia, pada masa penjajahan
Jepang Brimob dikenal dengan sebutan Tokubetsu Keisatsutai.
Pasukan ini yang pertama kali mendapat penghargaan dari Presiden
pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yaitu Sakanti YanoUtama

* Beralih menjadi Mobrig

Pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk
Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa.
Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru.

Pembentukan Mobrig ini dimaksudkan Sjahrir sebagai perangkat
politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai
pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer.
Di kemudian hari korps ini menjadi rebutan antara pihak polisi
dan militer.

* Menghadapi gerakan separatis

Pada 1 Agustus 1947, Mobrig dijadikan satuan militer. Dalam
kapasitasnya ini, Mobrig terlibat dalam menghadapi berbagai
gejolak di dalam negeri. Pada tahun 1948, di bawah pimpinan
Moehammad Jasin dan Inspektur Polisi II Imam Bachri bersama
pasukan TNI berhasil menumpas pelaku Peristiwa Madiun di Madiun
dan Blitar Selatan dalam Operasi Trisula.

Mobrig juga dikerahkan dalam menghadapi gerakan separatis DI/TII
di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo dan di
Sulawesi Selatan dan Aceh yang dipimpin oleh Kahar Muzakar
dan Daud Beureueh.

Pada awal tahun 1950 pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
yang dipimpin Kapten Raymond Westerling menyerbu kota Bandung.
Untuk menghadapinya, empat kompi Mobrig dikirim untuk menumpasnya.

Mobrig bersama pasukan TNI juga dikerahkan pada April 1950
ketika Andi Azis beserta pengikutnya dinyatakan sebagai
pemberontak di Sulawesi Selatan. Kemudian ketika Dr. Soumokil
memproklamirkan berdirinya RMS pada 23 April 1950, kompi-kompi
tempur Mobrig kembali ditugasi menumpasnya.

Pada tahun 1953, Mobrig juga dikerahkan di Kalimantan Selatan
untuk memadamkan pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Ibnu
Hajar. Ketika Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
diumumkan pada 15 Februari 1958 dengan Syafruddin Prawiranegara
sebagai tokohnya, pemerintah pusat menggelar Operasi Tegas,
Operasi Saptamarga dan Operasi 17 Agustus dengan mengerahkan
Mobrig dan melalui pasukan-pasukan tempurnya yang lain.

Batalyon Mobrig bersama pasukan-pasukan TNI berhasil mengatasi
gerakan koreksi PRRI di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Timur, Riau dan Bengkulu.

Dalam Operasi Mena pada 11 Maret 1958 beberapa kompi tempur
Mobrig melakukan serangan ke kubu-kubu pertahanan Permesta
di Sulawesi Tengah dan Maluku.

* Berganti nama menjadi Brimob









Ket :
Brimob - Unit Penyergap Bermotor

Pada 14 November 1961 bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha
Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah menjadi Korps Brigade
Mobil (Korps Brimob).

Brimob pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti
Konfrontasi dengan Malaysia tahun 1963 dan aneksasi Timor Timur
tahun 1975. Brimob sampai sekarang ini kira-kira berkekuatan
30.000 personel, ditempatkan di bawah kewenangan Kepolisian
Daerah masing-masing provinsi.

Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit
Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).

Semenjak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi militer
para yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan
militer. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel.
Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps elite untuk
menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian
kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas
tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi
yang membutuhkan aksi yang cepat.









Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik,
dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus.
Mereka telah dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa.
Semenjak huru-hara yang terjadi pada bulan Mei 1998, Pasukan Anti
Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus.
Dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam bidang materi
pelaksanaan Pasukan Huru-Hara(PHH).

Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan
operasi lintas udara. Dan juga sekarang sudah melakukan pelatiahan
SAR(Search And Rescue)

* Brimob dalam peristiwa











1. Pendaratan di Irian Barat

Korps Brimob Polri mempesiapkan sejumlah Resimen Tim Pertempuran (RTP)
di pulau-pulau di Provinsi Maluku yang terdekat dengan Irian Barat sebagai
respon atas perintah Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari
tangan Belanda.

Perintah Bung Karno itu dikenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora).
Dalam operasi ini Korps Brimob bergabung dalam Komando Mandala pimpinan
Mayjen Soeharto.

Satu tim Brimob pimpinan Hudaya Sumarya berhasil mendarat di Fak-Fak
Irian Barat menggunakan sebuah speedboat. Dari Fak-Fak pasukan ini
menusuk masuk ke pedalaman Irian Barat untuk mengibarkan Sang Saka
Merah Putih.

Pada masa olah Yudha sebelum pendaratan di Papua, Brimob sempat
dimasukkan kedalam daftar unit untuk operasi Naga, tetapi kemudian
di batalkan mengingat terbatasnya kualitas Parasut yang dimiliki anggota
Brimob saat itu.

Operasi Naga akhirnya dilakukan oleh RPKAD dibawah komando Jend (purn)
Benny Moerdani yang kemudian mendapatkan penghargaan Bintang Sakti
dari Presiden Soekarno.

2. Peristiwa G-30-S

Pada hari-hari setelah peristiwa G-30-S, Brimob tetap netral. Hal ini
membingungkan banyak pihak, karena pada September 1965 Brimob adalah
unsur yang sangat dekat dengan Amerika. Karena sikap ini, sebagian
pengamat menganggap Brimob sebagai unsur yang setia kepada Presiden
Soekarno.Brimob jg melindungi Presiden Soekarno dari kudeta militer.

3. Timor Timur

Pada pembebasan Timor Timur tahun 1975 Brimob membentuk satu detasemen
khusus untuk bergabung dalam Operasi Seroja, bergabungan dengan pasukan
ABRI lainnya. Detesemen khusus ini diberinama Detasemen Khusus (Densus)
Alap-alap.

Personil Densus Alap-alap terdiri dari mantan anggota Menpor (Resimen
Pelopor). Resimen Pelopor merupakan kesatuan khusus Brimob, yang
berkualifikasi Ranger.







Resimen ini dibubarkan tahun 1974 setelah ikut malang melintang dalam
beberapa operasi pertempuran, di antaranya dalam Operasi Trikora di
Irian Barat dan Dwikora atau Ganyang Malaysia.

Densus Alap-alap bertugas sebagai pasukan pembantu (supporting) untuk
memperkuat posisi yang direbut oleh pasukan ujung tombak yaitu RPKAD.
Densus Alap-alap ini dibagi dalam tim-tim kecil yang merupakan tim
gabungan TNI/Polri.

4. Peristiwa Binjai

Semenjak Polri dipisahkan dari Tentara Nasional Indonesia, peristiwa
bentrok antara Polri dan TNI (terutama TNI-AD) kerap terjadi. Satu
peristiwa bentrok TNI-AD dan Polri dalam hal ini Brimob adalah peristiwa
Binjai pada tanggal 30 September 2002.

Insiden ini melibatkan unit infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia
dengan korps Brimob Polda Sumut yang sama-sama bermarkas di Binjai.
Banyak pihak merasa kejadian bentrok TNI-POLRI adalah manifestasi
politik adu domba yang dilakukan pihak asing untuk memperlemah kesatuan
dan persatuan lembaga kepemerintahan RI. Melihat gelagat tersebut.

Bapak Jenderal Polisi Soetanto telah mengusulkan kemungkinan penyatuan
kembali matrikulasi akademi militer dan kepolisian. Hal ini diharapkan
agar dapat meningkatkan persaudaraan dan kohesifnes daripada undur aset
unsur bersenjata NKRI.

Dalam insiden dini hari tersebut pertama hanya dipicu oleh keributan
kecil antara oknum prajurit unit Linud 100/PS dengan oknum kesatuan
Polres Langkat. Namun kemudian, insiden pecah menjadi bentrok senjata
antara Polres Langkat ditambah Brimob melawan Linud 100/PS.

* Pelopor

Keuntungan utama membentuk pasukan khusus pada masa konflik adalah
pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya.
Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan Cibeber,
Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada
tahun 1959.

Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh
gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya
teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test mission ini
akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental dalam
bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan.

Penugasan resmi operasi militer Brimob Rangers adalah dalam Gerakan
Operasi Militer IV di kawasan Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan
Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan Brimob Rangers menjadi bagian
dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan Letkol (Inf) Dani
Effendi.

Penugasan ke Sumatera ini dalam supervisi langsung dari Letjen Ahmad
Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus menangkap sisa-sisa pasukan
PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatera pimpinan Mayor Malik.

Pasukan Brimob Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi
Pelopor pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal
ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama
Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri.

Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi
trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan
ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian
dari Komando Trikora.

Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan
terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan
ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964.
Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan
unit elite SAS dari Inggris.

Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan
kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu
itu adalah Resimen Pelopor (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua
Cimanggis.

Pada saat persiapan Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi
dan dimasukkan dalam pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap.
Namun, karena sebagian besar anggota Menpor yang masuk dalam Densus
Alap-alap sudah bertugas sebagai polisi umum dan tidak pernah lagi
berlatih sebagai pasukan komando, maka insting pasukan komando mereka
jauh berkurang.

Akibatnya banyak anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di
Timor-Timur saat Operasi Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan
ini dikenang, sehingga kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan
PRRI-Permesta, serta penyusupan ke Papua dan Malaysia seolah hilang
sama sekali.

Oleh karena itu, Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan
dari sejarah militer Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan
Resimen Pelopor adalah Kapolri yang populer yaitu almarhum
Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo.

* Gegana






















Ket :
Personel Gegana Brimob bersenapan serbu
Steyr AUG dalam latih tempur CQB.

Gegana adalah bagian dari Kepolisian Indonesia (Polri). Pasukan ini
mulai ada sejak tahun 1976, meski ketika itu baru berupa detasemen.
Baru pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob bahwa
kesatuan ini harus memiliki resimen, Detasemen Gegana lalu ditingkatkan
menjadi satu resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang
berubah nama Sat I Gegana(2003). Tugas utama Gegana ada tiga: mengatasi
teror, SAR dan jihandak (penjinakan bahan peledak).

Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga
tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu.

Gegana tidak memiliki Batalyon atau pun Kompi. Kesatuan yang lebih
kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu subden dan yang paling
kecil adalah unit. Satu unit biasanya terdiri dari 10 orang. Satu subden
40 orang, dan satu detasemen beranggotakan 280-an orang.

Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh
personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki
kemampuan khusus.

Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi
di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror.
Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya
mendukung.

Misalnya untuk teror: operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu,
harus memiliki kemampuan negosiasi, ahli dalam penggebrekan dan
penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi
Gegana pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan
menyeretnya ke pengadilan.

Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror,
barulah terpaksa ada penembakan. Sementara untuk SAR, dituntut memiliki
kemampuan dasar seperti menyelam, repling, jumping, menembak, juga P3K.

Demikian pula, operator jihandak harus memiliki keahlian khusus di
bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan
terhadap bom.

Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis
bom, termasuk waktu yang dibutuhkan. Kepada anggota Gegana jenis-jenis
bom tersebut dan cara-cara menjinakkannya, termasuk risiko-risikonya,
sudah dijelaskan.

Gegana baru punya tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal)
yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Selain di Gegana, kendaraan
EOD masing-masing satu unit ada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur. Jadi se-Indonesia baru ada enam unit.

Ket :
Kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal)

Gegana juga bekerjasama dengan pihak luar seperti Amerika Serikat dalam
bidang anti terror. Dapat dilihat di periode 2003-2008, teknik dan
takti dari Densus-88 semakin mirip dengan teknik dan taktik FBI HRT
(Hostage rescue team) Selain itu peralatan yg digunakan oleh Densus-88
juga sama dengan pasukan FBI.

Contoh peralatan yang sama adalah senapan serbu AR-15 dengan M-68 sight
optik dan kolapsible stock (tipe CQB) Ladder entry teknik, kevlar
helmet dll. Sampai saat ini Densus-88 berkonsentrasi untuk pengejaran
dan penangkapan terroris yang relatif berkemampuan tempur rendah,
sementara pertempuran spesial seperti Pembajakan pesawat dan pembebasan
presiden dari penyanderaan masih ditangani oleh unsur TNI.

Adapun topik pemberantasan teroris di Indonesia telah menjadi salah
satu topik pembicaraan hangat di Trunojoyo III dan Cilangkap mengenai
pembagian tugas di dalam pelaksanaan counter terror.

POLRI memang telah mendapatkan mandat UU untuk memerangin teror di
dalam negeri, tetapi para banyak kalangan merasa POLRI belum dapat
beroperasi secara independent untuk memerangi teroris tanpa bantuan
unsur luar sehingga para pengamat merasa sangat lebih baik bila POLRI
berkerjasama dengan TNI daripada dengan pihak luar.

* Kepala Korps Brimob

Korps Brimob Polri di jabat oleh Perwira Tinggi Polri berbintang dua
(Irjen Pol). Saat ini Kakor Brimob adalah Irjen Pol Robby Kaligis dia
menggantikan Kakor Brimob sebelumnya, Irjen Pol M. Rum Murkal.

Murkal dimutasi sebagai Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri
menggantikan Irjen Pol Rudiard Manalasak Linggom Tampubolon yang
dipromosikan sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri.

Komjen Pol Mohammad Yasin
Irjen Pol S Y Wenas
Irjen Pol Firman Gani
Irjen Pol Imam Sudjarwo
Irjen Pol Syafei Aksal
Irjen Pol Unggung Cahyono
Irjen Pol M. Rum Murkal
Irjen Pol Robby Kaligis

Komando tertinggi setiap operasi Gegana langsung berada di
bawah Kapolri yang dilaksanakan oleh Asop Kapolri.

Satuan Brimob Polri

Pusat Pendidikan Korps Brimob
Satuan I Gegana
Satuan II Pelopor
Resimen III Pelopor

Satuan Brimob Daerah

Sat Brimob Polda Aceh
Sat Brimob Polda Sumatera Utara
























Sat Brimob Polda Riau
Sat Brimob Polda Kepulauan Riau
Sat Brimob Polda Sumtera Barat
Sat Brimob Polda Jambi
Sat Brimob Polda Bengkulu
Sat Brimob Polda Sumatera Selatan
Sat Brimob Polda Lampung
Sat Brimob Polda Metro
Sat Brimob Polda Jawa Barat
Sat Brimob Polda Banten
Sat Brimob Polda Jawa Tengah
Sat Brimob Polda Daerah Istimewa Yogyakarta
Sat Brimob Polda Jawa Timur
Sat Brimob Polda Bali
Sat Brimob Polda Nusa Tenggara Barat
Sat Brimob Polda Nusa Tengggara Timur
Sat Brimob Polda Kalimantan Barat
Sat Brimob Polda Kalimantan Tengah
Sat Brimob Polda Kalimantan Selatan
Sat Brimob Polda Kalimantan Timur
Sat Brimob Polda Sulawesi Utara
Sat Brimob Polda Gorontalo
Sat Brimob Polda Sulawesi Tengah
Sat Brimob Polda Sulawesi Tenggara
Sat Brimob Polda Sulawesi Selatan-Barat
Sat Brimob Polda Maluku
Sat Brimob Polda Maluku Utara
Sat Brimob Polda Papua
Sat Brimob Bangka Belitung

* Ringkasan










Korps Brimob Kepolisian RI
Lambang Korps Brimob.png
Lambang Korps Brimob Polri
Singkatan : Korbrimob Polri
Struktur yurisdiksi
Wilayah hukum : Seluruh wilayah Indonesia
Badan nasional Pemerintah Indonesia
Struktur operasional
Kepala Korbrimob : Inspektur Jenderal Polisi Robby Kaligis
Markas Komando : Jl. Komjen. Pol. M. Jasin, Cimanggis, Depok
Bagian dari : Kepolisian Negara Republik Indonesia
Bertanggung jawab kepada : Kapolri

_______________________________________

Macam Berita Peringatan HUT Brimob 2015
_______________________________________

* Dari Bogor

















BOGOR – Hari ini merupakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70
Brigade Mobil (Brimob) Polri. Oleh karena itu, kesatuan
tersebut merayakannya di Lapangan Upacara Multifungsi
Polri, Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Rangkaian perayaan dimulai dengan upacara HUT ke-70
Brimob Polri yang dipimpin Kapolri Jenderal Badrodin
Haiti. Upacara berlangsung pagi tadi.

Lebih lanjut di :
http://news.okezone.com/read/2015/11/14/340/1249315/kapolri-selamat-ulang-tahun-brimob

* Dari Sumatra Utara


































Personel Anti Teror Brigade Mobil (Brimob) memperlihatkan
simulasi penanganan teror pada perayaan HUT ke-70 Korps
Brimob di Mako Brimob Polda Sumatera Utara, Medan,
Sabtu (14/11). HUT tersebut mengambil tema
"Melalui Peningkatan Profesionalisme Korps Brimob Polri
Siap Mengamankan Pilkada 2015". (WOL Photo/Ega Ibra)

Lebih lanjut di :
http://waspada.co.id/potret-wol/peringatan-hut-ke-70-korps-brimob/
________________

Penutup
________________

















Demikian infonya para kawan sekalian...!

Kiranya jelas tergambar bagi kita bahwa, "brimob ini punya peran
besar dalam mempertahankan Kesatuan dan Persatuan di Negara RI ini".














"Selamat Hari Brimob 2015"

"Selamat Hari Brimob 2015"
Semoga Persatuan dan Kesatuan Negara RI ini lebih terjaga
di tangan Brimob kebanggan Masyarakat Indonesia Tercinta ini.
Kalau mau pake ini-la kita.

...dan...

Semoga Cle'an yang ada di Kesatuan Brigade Mobil ini punya Mobil
pula semua, sehingga Cle'an tidak terbebani istilah yang bukan
Cle'an ciptakan ini.

"Siapa namamu Utcok" Tanya seorang ibu pada seorak anak Brimob, dan
si Anak ini kemudian menjawab "Si Tigor Bu guru".

"Siapa nama Ayahmu...?" Lanjut bu guru ini pula, untuk kemudian
di jawab si Anak, "Bapak Tagor Bu Guru...!"

Mendegar nama si Tagor, maka sang Bu Guru cantik jelita ini teringat,
pada mantan pancarnya waktu kuliah yang nama-nya si Tagor juga.

"O...ooo...hhh...! Apa kerja Ayahmu...?" lanjut bu guru ini pula
sama sang Anak yang mulai curiga atas keingin tahuan sang Bu Guru.

"Brimob Bu Guru...! Polisi Brimob". Tegas sang anak.

Mendengar nama Brimob, maka sang Bu Guru-pun tambah penasaran, untuk
kemudian bertanya lagi, "Berarti Bapakmu sudah punya Mobil ya Tigor...?"

"Ngak Bu Guru...! Ngak punya Mobil Bapak saya. Ke kantor aja Bapak
saya naik Sudaco Bu Guru...!" Jawab sang Anak dengan polosnya.

Mendapatkan jawaban ini, maka sang Guru-pun teringat akan masa-masa
indahnya bersama si Tagor. Bersama duduk-duduk di Halte Bus USU
Medan, bersama jalan-jalan ke Si Biru-biru, juga bersama berlari-lari
di Pantai Cermin.

Juga terbayang masa indahnya waktu berdua di Danau Toba Sumatra.:

Nostalgia masa berpacaran
yang tak dapat terlupakan
terbayang-bayang dimata
tak luput dari pandangan

Musik...!


Setelah mengingat semua kenangan indah itu, belia-pun teringat akan
ketidak peduliannya pada-nya. Tiga kali berjanji 3 kali pula di
bohongi hinga suatu ketika dia sadar, bahwa beliau telah ditinggalkan
si Tagor, dan kawan si Tagor bilang, "Cinta terpaksa dikandaskan
demi cita-cita-nya untuk menjadi Brimob". Belia berangkat pendidikan
ke Jakarta dengan tanpa pamit atau permisi.

Lelah dengan semua kenagan ini, maka sang Bu Gurupun berkata dalam
hati-nya, "Tagor...Tagor Abang Anda...! Matobang maho baya, hape lek
sonadong dope Mobilmu. Karejo di Brimob ho nimmu baya, hape mobilmu
pe nadong.

Haklahik-ku baya sannnari Cuma Toke Lasiak di di Pasar Induk, tai Mobil
nai sannnari ma tolu (3) baya. Sedih noma hidupmi kele...!" adalah
akhir dari suara hati sang Bu Guru itu yang memang Adik-e-nya/
pacarnya  bang Tagor Brimob di masa lajang-nya.

Para kawan...!

Sedih-kan hidup-nya Bang Tagor Brimob itu...!
Sodih-la itu...!
Siapa bilang tak sodih...!

Masa Suami Bu guru Nurhayati ini itu yang Cuma Toke Cabe/lasiak
di Pasar Induk lebih hebat dari bang Tagor yang sudah jadi Brimob.
Toke Cabe itu mobilnya 3, sementara Bang Tagor 1-pun tak punya.

Macam mana-la itu...?
Senjatanya pula diperbayak Negara, kesejahteraan Brimob
kurang diperhatikan jadinya.

Para kawan diman-pun berada...!

Apakah Mobil dalam Istilah Brimob sama artinya dengan mobil seperti
yang kita lihat sehari-hari...? Atau mungkin bukan mobil itu maksudnya.

- Jika sama dengan arti umum, maka tafsir sang Bu Guru
  diatas benar adanya.

- Jika tidak sama artinya, maka tafsir sang bu Guru di atas salah.

Para kawan...!

Selamat malam dan Merdeka...!

_______________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork cara membuat link pada gambar
cara membuat link pada gambar cara cara membuat link pada gambar cara membuat link pada gambar

No comments:

Post a Comment