#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Marga Si Naga dari Tanah Batak)
___________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Paling tidak ada 3 link di blog ini yang berhubungan dengan Naga :
1. Kisah mengenai Putri Hijau Tanah Deli yang mana dalam kisah itu
Naga yang dalam bahasa batak di sebut si Mangombus menunjukkan
kebolehannya, link :
2. Kisah mengenai Naga Bonar yang dalam hal ini dapat berarti
sebagai Nama tapi dapat juga sebagai Marga, tapi fokusnya
Naga sebagai orang yang benar, link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/08/naga-bonar-terbelah-menunggu-belahan-ke.html
3. Kisah mengenai Naga dalam arti luas, mulai dari Erofa, Tiongkok
sampai Nusantara, link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/naga-pemahaman-umum-pandangan-naga.html
Para kawan dimana-pun berada...!
Selamat menyimak, tentang Naga sebagai Marga di Tanah Batak.
_____________________________________
Sekilas info tentang Marga Si Naga
_____________________________________
* Pemahaman Umum
Sinaga adalah salah satu marga pada Suku bangsa Batak yang
berasal dari Pulau Samosir.
* Asal-usul
1. Versi Toba
Menurut versi Toba, Sinaga adalah satu di antara marga-marga tertua di dalam
kumpulan Marga Suku Batak. Dalam cerita masyarakat Batak, Raja Batak memiliki
anak yang bernama Guru Tetea Bulan yang menikahi Putri Khayangan dan melahirkan
dua anak yaitu Nai Lontungan dan Sumba.
Nai Lontungan kemudian memiliki 5 putra yaitu Raja Uti, Saribu Raja, Limbong
Mulana, Sagala Raja, Silau Raja, dan 1 putri yaitu Boru Pareme.
Saribu Raja menikahi Boru Pareme dan memiliki keturunan yang diberi nama Si
Raja Lontung. Si Raja Lontung menikahi Ibu Kandungnya tadi dan memiliki 4 anak,
yaitu: Sinaga, Situmorang, Pandiangan dan Nainggolan.
Si Raja Lontung kemudian merantau ke Tepian Danau Toba dan menikah dengan Boru
Limbong dan memiliki anak 3 anak (Simatupang, Aritonang dan Siregar) dan 2
orang putri yang masing-masing menikah dengan marga Sihombing dan Simamora.
Anak Si Raja Lontung yang pertama yaitu Sinaga memiliki Tiga Putra yaitu:
Raja Bonor (Sinaga Bonor)
Raja Ompu Ratus (Sinaga Ratus)
Raja Hasagian (Sinaga Uruk)
Ketiga anaknya ini kemudian masing-masing memiliki Tiga Putra
(menurut urutan kelahiran) yaitu :
Raja Bonor (Sinaga Bonor):
1. Raja Pande;
2. Raja Tiang Ditonga;
3. Raja Suhut Nihuta
Raja Ompu Ratus (Sinaga Ratus) :
1. Raja Ratus Magodang;
2. Raja Sitinggi;
3. Raja Siongko
Raja Hasagian (Sinaga Uruk) :
1. Raja Guru Hatahutan;
2. Raja Barita Raja;
3. Raja Datu Hurung
Berdasarkan silsilah diataslah maka di Marga Sinaga terdapat sebuah Istilah
yaitu Si Sia Ama, Si Tolu Ompu yang berarti "memiliki Sembilan Bapak dan
Tiga Ompu(kakek)."
Dalam perkembangannya Keturunan Sinaga merantau ke seluruh wilayah Tanah
Batak, hal tersebut mengakibatkan terciptanya marga-marga baru (sub Marga)
Sinaga, namun marga-marga baru tersebut tetap meyakini bahwa leluhur mereka
adalah Sinaga. Adapun Marga-Marga tersebut antara lain Parangin-angin (Karo).
2. Versi Simalungun
Menurut versi Simalungun, Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku
Simalungun saat terjadi “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4
raja besar (Raja Nagur, Raja Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga)
untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani
hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).
Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan
Tanah Jawa, Batangiou di Asahan. Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi
di Sumatera pada abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk
melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.
Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja
Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya
Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu
sumpah (Sibijaon).
Beberapa sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal
dari India, salah satunya adalah menurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari
Tuan Djorlang Hatara.
Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan
daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar
yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah
dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.
* Submarga Sinaga
Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya menimbulkan
afiliasi marga-marga lain dengan Sinaga. Marga-marga tersebut antara lain
Sipayung, Sihaloho, Sinurat, dan Sitopu.
* Tokoh terkenal
AKBP Ade Johan Hasudungan Sinaga, Kapolres Pelalawan
Kombes Pol Tagam Sinaga
Kastorius Sinaga, Penasihat Kapolri
Mangihut Sinaga, Kapusdik MK Kejaksaan RI
Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, Kapolda Sulawesi Utara
Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga, Dandim Yogyakarta
Letkol Inf Agustinus Sinaga, Dandim Purbalingga
AKBP Saut Panggabean Sinaga, Kapolres Pagaralam
AKBP Japerson Parningotan Sinaga SIK, Kapolres Batu Bara
AKBP Adarma Sinaga SIK MHum, Kaden C Pelopor Satbrimob Polda Sumatera Utara
Dolorosa Sinaga, pematung terkenal Indonesia
MSM Sinaga, mantan Bupati Kabupaten Tapanuli Utara
Restu Sinaga
Saktiawan Sinaga, atlet sepak bola anggota tim nasional Indonesia
Cirus Sinaga, Jaksa
Indra Perdana Sinaga, Vokalis Band LYLA
Maralo Sinaga, Kepala Jurusan Fakultas Mekatronika Swiss German University
Alex Janangkih Sinaga, Dirut PT Telkoml
Ferdinand Sinaga, Atlet sepak bola
((P. Sinaga)), Derektur PT Biji Besi
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
....dan...
Selamat malam...!
_________________________________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
(Menyimak info sekitar Marga Si Naga dari Tanah Batak)
___________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Paling tidak ada 3 link di blog ini yang berhubungan dengan Naga :
1. Kisah mengenai Putri Hijau Tanah Deli yang mana dalam kisah itu
Naga yang dalam bahasa batak di sebut si Mangombus menunjukkan
kebolehannya, link :
2. Kisah mengenai Naga Bonar yang dalam hal ini dapat berarti
sebagai Nama tapi dapat juga sebagai Marga, tapi fokusnya
Naga sebagai orang yang benar, link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/08/naga-bonar-terbelah-menunggu-belahan-ke.html
3. Kisah mengenai Naga dalam arti luas, mulai dari Erofa, Tiongkok
sampai Nusantara, link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/naga-pemahaman-umum-pandangan-naga.html
Para kawan dimana-pun berada...!
Selamat menyimak, tentang Naga sebagai Marga di Tanah Batak.
_____________________________________
Sekilas info tentang Marga Si Naga
_____________________________________
* Pemahaman Umum
Sinaga adalah salah satu marga pada Suku bangsa Batak yang
berasal dari Pulau Samosir.
* Asal-usul
1. Versi Toba
Menurut versi Toba, Sinaga adalah satu di antara marga-marga tertua di dalam
kumpulan Marga Suku Batak. Dalam cerita masyarakat Batak, Raja Batak memiliki
anak yang bernama Guru Tetea Bulan yang menikahi Putri Khayangan dan melahirkan
dua anak yaitu Nai Lontungan dan Sumba.
Nai Lontungan kemudian memiliki 5 putra yaitu Raja Uti, Saribu Raja, Limbong
Mulana, Sagala Raja, Silau Raja, dan 1 putri yaitu Boru Pareme.
Saribu Raja menikahi Boru Pareme dan memiliki keturunan yang diberi nama Si
Raja Lontung. Si Raja Lontung menikahi Ibu Kandungnya tadi dan memiliki 4 anak,
yaitu: Sinaga, Situmorang, Pandiangan dan Nainggolan.
Si Raja Lontung kemudian merantau ke Tepian Danau Toba dan menikah dengan Boru
Limbong dan memiliki anak 3 anak (Simatupang, Aritonang dan Siregar) dan 2
orang putri yang masing-masing menikah dengan marga Sihombing dan Simamora.
Anak Si Raja Lontung yang pertama yaitu Sinaga memiliki Tiga Putra yaitu:
Raja Bonor (Sinaga Bonor)
Raja Ompu Ratus (Sinaga Ratus)
Raja Hasagian (Sinaga Uruk)
Ketiga anaknya ini kemudian masing-masing memiliki Tiga Putra
(menurut urutan kelahiran) yaitu :
Raja Bonor (Sinaga Bonor):
1. Raja Pande;
2. Raja Tiang Ditonga;
3. Raja Suhut Nihuta
Raja Ompu Ratus (Sinaga Ratus) :
1. Raja Ratus Magodang;
2. Raja Sitinggi;
3. Raja Siongko
Raja Hasagian (Sinaga Uruk) :
1. Raja Guru Hatahutan;
2. Raja Barita Raja;
3. Raja Datu Hurung
Berdasarkan silsilah diataslah maka di Marga Sinaga terdapat sebuah Istilah
yaitu Si Sia Ama, Si Tolu Ompu yang berarti "memiliki Sembilan Bapak dan
Tiga Ompu(kakek)."
Dalam perkembangannya Keturunan Sinaga merantau ke seluruh wilayah Tanah
Batak, hal tersebut mengakibatkan terciptanya marga-marga baru (sub Marga)
Sinaga, namun marga-marga baru tersebut tetap meyakini bahwa leluhur mereka
adalah Sinaga. Adapun Marga-Marga tersebut antara lain Parangin-angin (Karo).
2. Versi Simalungun
Menurut versi Simalungun, Sinaga menjadi salah satu dari 4 marga asli suku
Simalungun saat terjadi “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara 4
raja besar (Raja Nagur, Raja Banua Sobou, Raja Banua Purba, Raja Saniang Naga)
untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani
hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).
Keturunan dari Raja Saniang Naga di atas adalah marga Sinaga di Kerajaan
Tanah Jawa, Batangiou di Asahan. Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi
di Sumatera pada abad XIV, pasukan dari Jambi yang dipimpin Panglima Bungkuk
melarikan diri ke kerajaan Batangiou dan mengaku bahwa dirinya adalah Sinaga.
Menurut Taralamsyah Saragih, nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja
Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya
Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu
sumpah (Sibijaon).
Beberapa sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal
dari India, salah satunya adalah menurut Tuan Gindo Sinaga keturunan dari
Tuan Djorlang Hatara.
Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan
daerah Naga Land (Tanah Naga) di India Timur yang berbatasan dengan Myanmar
yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah
dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.
* Submarga Sinaga
Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya menimbulkan
afiliasi marga-marga lain dengan Sinaga. Marga-marga tersebut antara lain
Sipayung, Sihaloho, Sinurat, dan Sitopu.
* Tokoh terkenal
AKBP Ade Johan Hasudungan Sinaga, Kapolres Pelalawan
Kombes Pol Tagam Sinaga
Kastorius Sinaga, Penasihat Kapolri
Mangihut Sinaga, Kapusdik MK Kejaksaan RI
Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, Kapolda Sulawesi Utara
Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga, Dandim Yogyakarta
Letkol Inf Agustinus Sinaga, Dandim Purbalingga
AKBP Saut Panggabean Sinaga, Kapolres Pagaralam
AKBP Japerson Parningotan Sinaga SIK, Kapolres Batu Bara
AKBP Adarma Sinaga SIK MHum, Kaden C Pelopor Satbrimob Polda Sumatera Utara
Dolorosa Sinaga, pematung terkenal Indonesia
MSM Sinaga, mantan Bupati Kabupaten Tapanuli Utara
Restu Sinaga
Saktiawan Sinaga, atlet sepak bola anggota tim nasional Indonesia
Cirus Sinaga, Jaksa
Indra Perdana Sinaga, Vokalis Band LYLA
Maralo Sinaga, Kepala Jurusan Fakultas Mekatronika Swiss German University
Alex Janangkih Sinaga, Dirut PT Telkoml
Ferdinand Sinaga, Atlet sepak bola
((P. Sinaga)), Derektur PT Biji Besi
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
....dan...
Selamat malam...!
_________________________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment