#SELAMAT PAGI BAYO DAN BORU REGAR SEDUNIA#
(Mohon Dibantu Koreksi Tanya Jawab Panuturan ni Halak Hita)
_______________________________________________________________A. KATA PENGANTAR
__________________
Kakakakakaka...kkk...awa yang masih amburadul cara bertutur nya, mau menjelaskan pula bagaimana cara bertutur. Ah...! macam mananya awa ini. Pake kata pengantar pula lagi. Hahahaha...
Para Bayo dan Boru Regar...! seiring dengan berjalannya waktu di dunia FB ini, saya sampai pada masalah yang sering saya alami selama ini yaitu :
1. Saya tidak tahu memanggil apa pada seseorang
2. Juga kadang bingung mengapa seseorang memanggil saya dengan tutur tertentu.
3. Dan kebingunan kadang bertambah, ketika ada pertanyaan Ne itanda ho do sion, ne sion do ayamu, ne siondo tulangmu, dll yang kadang terkesan seperti memojokkan dan tak jarang menimbulkan rasa malu, hingga harus minta maaf.
Para Bayo dan Boru Regar...! Atas dasar masalah atau pengalaman diatas, saya mencoba mencari jalan keluarnya lewat tulisan ini dengan tetap mengacu pada pertanyaan 5 W + 1 H. Kakakakak...5 W + 1 H, keren bangat kelihatannya padahal maksudnya, apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimananya hal-hal yang berhubungan dengan tutur ini.
Untuk sistematisnya, saya menyusun tulisan ini esbebe (sbb) :
A. Kata Pengantar
B. Hambatan-Hambatan Dalam Bertutur
1. Jumlah Tutur
2. Sinonim Dalam Panuturan
3. Minimnya Penjelasan
4. Hal Dalihan na tolu
5. Hal Marga
C. DASAR-DASAR TUTUR
D. Hubungan Tutur Dengan Dalihan Na Tolu
E. Hubungan Tutur Dengan Marga
F. Hubungan Tutur Dengan Sistem Kekerabatan
G. Tanya Jawab Dalam Penuturan
1. Alasan disusunnya
2. Kegunaannya
3. Pemahaman Subjek dan Objek Tutur Dalam Keluarga
4. Cara Penyusunan Tanya Jawab Tutur
H. Tanya Jawab Tutur Dalam Kahanggi
I. Tanya Jawab Tutur Dalam Anak Boru
J. Tanya Jawab Tutur Dalam Mora
K. Tanya Jawab Tutur Lainnya
L. Kesimpulan Para Bayo dan Boru Regar...!
Tulisan ini bisa jadi masih banyak yang salah, karena itu tetap di butuhkan saran, pature dison, pature disadu. Atau kritik tidak setuju, setuju dison atau di sadu atau attaki. Atau pendapat yang menyatakan oke, lanjut, patorus, dipaitte, dll.
Hahahaha...bisa-bisa kitanya hidup ini kahanggi. Oke...! sampai disini kata pengantarnya.
_______________________________________
B. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM TUTUR
______________________________________
1. Jumlah Tutur Jelas...! sangat banyak. Ada 125 versi Batak Toba dan 113 versi Angkola. Dan hal jelas susah dihapal kecuali dipahami.
2. Sinonom Dalam Penuturan Pada wilayah Terbagi-baginya wilayah batak menyebabkan beberapa tutur jadi berbeda penyebutan. tutur di Angkola belum tentu bujing di Toba atau Mandailing. Begitu juga istilah Abang ada juga yang bilang dahahang atau Akkang.
3. Minimnya Penjelasan/Pemberian Pemahaman Para orang tua ni halak hita, secara umum hanya menyebut "Tulangmu do sion" tanpa menjelaskan kenapa jadi tulang. Begitu juga tutur lainnya.
4. Kurang paham akan sistem Dalihan na tolu
5. Terbatasnya pengetahuan tur-turian mengenai marga _________________________________
C. DASAR-DASAR BERTUTUR
_________________________________
1. Mengetahui posisi seseorang dalam dalihan natolu
2. Mengetahui marganya
3. Mengetahui Hubungan Sistim Kekerabatan
4. Mengetahui Penempatan Istilah Tutur ________________________________________________
D. HUBUNGAN TUTUR DENGAN DALIHAN NA TOLU ________________________________________________
Karena dalam adat batak, kita selalu mengacu pada "Dalihan na tolu" maka saya akan melihat tutur dari sisi ini. Dengan maksud lebih mudah dipahami. Hasil pengamatan saya, dengan mengetahui satu nama tutur kita bisa tahu apakah seorang itu memanggil pada kahangginya atau pada moranya.
Tutur "Uda" hanya ada pada namarkahanggi, tidak akan pernah kita memanggil "Uda" pada kelompok mora kita. Begitupun tutur "Tulang", tidak akan pernah kita memanggil "Tulang" pada anggota kahanggi kita. "Molo namar poreban denggan mahita marsijalangan molo namariboto da baen au marnapuranda"
Mengetahui poreban tidaknya, ipar tidaknya telah membawa kita pada pemahaman " Dalihan na Tolu" hape na moranami do hamu, hape na anak boru nai do hamu, kata orang kita sebagai bukti pemahamannya.
Singkat kata, pengetahuan akan "Dalihan natolu " adalah dasar dalam menentukan tutur. Karena itu pula jangan heran jika kita bingung tidak tahu memanggil apa pada sese- orang disebabkan kita tidak tahu siapa kita beliau dalam dalihan na tolu.
____________________________________
E. HUBUNGAN TUTUR DENGAN MARGA
_____________________________________
Para Boru Regar...! andai saya bertanya, "Mau ngak kalian jadi boru tulang saya ?" Hahahahahaha..."Narittik doho/na lenong doho" begitu mungkin para iboto menjawab. Iyakan ? Kakakakak...kkk...pertanyaan diatas minimal, telah bisa menentukan bahwa, "Marga" adalah dasar untuk menentukan tutur. Tinitip sanggar laho ba he huru-huruan jolo sinukkun marga asa binoto partuturan. Ai marga ahado dainang da...! Tapi bagaimana jika ito sama dengan marga ibu saya ? "Anggosongoni marporebah hita" begitu pula mungkin jawabannya. Jadi jelas, marga juga penentu tutur. ___________________________________________________
F. HUBUNGAN TUTUR DENGAN SISTEM KEKERABATAN ___________________________________________________
Pengetahuan mengenai sistem kekerabatan ini juga sangat di butuhkan, karena kenyataannya dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi kejadian "marbalik-balik" karena adanya pengaruh pernikahan. Hal ini pula yang menyebabkan, mengapa pada seseorang kita bisa memanggil dari dua sisi yang dengan sendirinya dua panggilan tutur.
(Perlu pemahaman dan saya masih kurang paham. Hahahaha...masih kabur, tapi sepertinya benar. butuh commet untuk hal ini) Singkat kata, semakin kita ketahui sistem kekerabatan kita dengan seseorang semakin mudah mengargumentasikan tutur.
_____________________________________________
G. TANYA JAWAB DALAM BELAJAR PENUTURAN _____________________________________________
1. Alasan di Susunnya
- Tutur yang umumnya diposting di internet ini hanya dapat dipahami orang dewasa, sedangkan dalam prakteknya tutur ini lebih dibutuhkan anak-anak dalam proses belajarnya di kehidupan keluarga/kaumkerabat/lingkungannya.
- Bagi orang tua yang sibuk, jelas akan menghemat waktu dalam memberikan pemahaman tutur pada anaknya.
2. Kegunaannya
- Agar anak lebih mudah/cepat memahaminya.
3. Pemahaman subjek dan objek
- Ada Ayah berikut abang adiknya (Orang Batak)
- Ada Ibu berikut abang adiknya (Orang Melayu) Anaknya :
- Anak laki yang paling besar bernama Rino Siregar
- Anak laki No. 2 bernama Fazri Siregar (Anak inilah yang bertanya sama ayahnya)
- Anak ke-3 perempuan bernama si Hapsah Siregar
4. Cara Penyusunan Tanya jawab tutur
- Dengan menempatkan "si anak" sebagai si penanya dengan sendi rinya beliau lebih mudah memahami.
- Namanya bahasa tulisan tentu bisa diulang-ulang sampai paham, sedangkan ortu tinggal patopet-topetkonna noma/dicocokkan/di sesuaikan.
Hahahahaha...patopet-topet sampe topet aso topet.
- Tulisan Bisa di di edit sesuai dengan kondisi keluarga masing-masing.
- Melibatkan humor, hingga tidak membosankan juga memperluas wawasan si anak.
Para Bayo dan Boru Regar...! Demikian uraian singkatnya. Kakakakaka...kkk...singkat pula katanya, udah keringatan awa membacanya. Selanjutnya masuk pada proses tanya jawabnya :
_________________________________________
H. TANYA JAWAB TUTUR DALAM KAHANGGI _________________________________________
_____________________________________________________________ Kakakakak...kkk...(bersambung...ke partuturan "Tanya Jawab Tutur Dalam Kahanggi". Enter...! Selamat pagi dan selamat berlibur. Horas...!
__________________________________________________________________
Soel Bahrie Siregar, Erianto Siregar, Chairun Siregar,
Dimas Regar, Gunawan Siregar dan 9 orang lainnya menyukai ini.
________________________________________________________________
Dongan ale dongan, setelah hal ini di posting berikut tambahan infonya :
- Bob Moiz Siregar "Habang binsusur martolu-tolu. Malo martutur padenggan ngolu........Habang sihur-hur sanggop tu bosar. Na so malo martutur ikkon maos hona osar.
- Eriato Siregar : Habang attong hutur2, topet tu batang ni jarak. Molo hurang malo attong martutur lehen hamu bo attong pangajaran...
No comments:
Post a Comment