Thursday, February 9, 2012

"SINYARNYAR"

#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Emosi-Tinjauan Agama, Adat dan Psikologi) _______________________________________________________________ Kakakakaka...kkk..., siapa sangka semakin banyak yang terbaca di FB ini semakin banyak inspirasi yang timbul, keingin tahuan dan motivasi kita bagaikan pilo-pilo nihalak bunga bondar, siap marputar meskipun di bondar-bondar dan bagaikan lading lubis yang siap mangaloding, apa yang perlu di loding di interneton. Hahahaha...alainea pembuka yang mantap boru tulang nauli lagu.

Dongan ale dongan, br. tulang tukang loding...! yang ingin saya jawab lewat tulisan ini adalah, bagaimana ucapan "Panyaor-nyaorkon" di tinjau dari sudut norma islam, norma adat dan tinjauan psikologis.

Dengan tujuan untuk dapat lebih dipahami hingga menimbulkan satu sikap "Nara beau panyaor-nyaorkonda" atau "Maklum do au biasi ia panyaor-nyaorkon".

Toladakan dongan ? Tola mattong...! Tolapejadi...! O ya dongan...! judul ni tulisanon seharusnya "Panyaor-Nyaor", tapi karena saya malu dibaca boru tulang sama nantulang jadi saya buat "Sinyarnyar".

Hahahaha...bisa-bisa kitalah ya dongan ya, wong laut aja bisa di timba, kata si timba laut.
_____________________________________
Artini panyaor-nyaorkon dan Contohnya
_____________________________________

Dongan ale dongan...! Panyaor-nyorkon artinya "marab tabotobe". Haran ni i langsung ma masuk tu contoni panyaor-nyaorkon dengan marpantun patujolona :

Di saor-saor di dege-dege
eme ni babere di guguti
di panyaor-nyaor aso tarbege
jolo tarbege baru di alusi.

Contoh kalimat panyaor-nyaorkon, tai nakkon pola di alusida aso ulang panjang parsoalanon :
1. 222278///////88777&&&$$$$$ nai lopo on sude.
2. :::""""ppp====\\\\\~~~~narohamudo mabiar au
3. ???????!!!!!!!!****===ke paboa tu ayamu.
4. //*****^^^^^^^^^^^^ ,,tuhamu sabagas.

Lainya yang dari Kobun B yang masih ada hubungannya :
1. ...........bi
2. ...........nyt
3. ...........ing.

Madung di saor-saor dohot di dege-dege
madung di panyaor-nyaor dohot tarbege
Sarsar saraor di gulung-gulung
acara panyaor-nyaor masidung.
______________
Norma Agama :
______________
Dongan ale dongan, berikut beberapa tinjauan islami yang menghendaki kita agar selalu berkata yang baik :
- 'Maka tahanlah lisanmu kecuali dari kebaikan.'
- Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia  mengatakan yang baik atau diam."
- Dan sesungguhnya hamba berbicara dengan ucapan yang menyebabkan kemurkaan Allah, yang tidak diperdulikannya, yang menjerumuskannya ke dalam neraka."
- "Sesungguhnya di antara kebaikan islam seseorang adalah sedikit pembicaraan dalam perkara yang tidak berguna."

Dan masih banyak lagi, baik dalam bentuk firman atupun hadistnya. Begitu juga mengenai alasan dan sanksi -sanksinya bagi yang tak bisa menjaga lisan. (silahkan diperdalam kawan).
______________
Norma Adat :
______________
Para dongan sapardiskusian, anjuran adat kita agar jangan panyaor-nyaorkon menurut hemat saya cukup kuat. Memang tak adala sanksi fisiknya, tapi sanksi moralnya cukup menyiksa bathin. Mengapa tidak, berikut beberapa imbalan yang sering kita dengar jika kita panyaor-nyaorkon :

* Naso diajar ni amangmu doho, rotuson aso huajar
(fedback penyataan ini kan cukup menyakitkan sebenarnya, karena berpuatan kita itu telah mencemarkan nama baik orang tua kita).

* Jolma naso maradat doho
(Ini juga satu hal yang semua orang tidak menyukainya, kita akan marah jika disebut jolma naso maradat).
* Parcuma doho dipasikola
(Salah satu fungsi sekolah memang untuk membuat prilaku/ perkataan kita lebih sopan, tapi karena ucapan kita memang tidak sopan maka sekolah berikut gurunyapun ikut menjadi tidak sopan). Nahebat mai.

Hebat mattong. Karena itu dongan, ada pula hata nihalak hita namandokkon : "Habang pidong pua manjoloani sidaodao, Sai mangunsisi do nasa tua sian jolma na so marpaho, Sipalea natuatua na so umboto adat marbao"

Arti umumnya dongan : Segala tuah akan menyisih (lari) dari orang yang tidak memperdulikan sopan santun dan yang tidak menghormati orang tua dan tidak tahu adat terhadap "bao"

Dongan ale dongan terhadap hal ini, Odang s. mengatakan :
Motor sampagul Medan Jakarta
sude panumpang dianggap raja
muda margaul di jago hata
sudenahalak marsonang ni roha.

Sedangkan dari Utara ada pula anjuran :

Matatar ma baringin marurat jabi-jabi
manat-manat makkuling asa takkas anak ni raja

"Tanda anak ni raja, raja marpangalaho, raja marpakataion" ninna muse. ____________________
Tinjauan Psikologi
____________________
Prezz (1997) seorang ahli Psikologi dari Afrika Selatan mengata kan, Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Reaksi ini berhubungan dengan kognitif (pemikiran) terhadap persepsi seseorang.

Dongan ale dongan...! dengan memahami defenisi nai ginjangi, anggo narohakku madung memberi gambaran, bahasa halak jadi panyaor- nyaorkon harani adong do sesuatu nai pikirkon nia dohot inda tarsalosehon torus dilampiaskonma malalui panyaor-nyaorkon, hingga beban ni pikirani taraso markurang.

Imajo sapukul pemahamanna, sakalihon paboahon bahaso emosi i, secara umum ninna dibagi dua, ima emosi pasonang roha dohot naso pasonang roha.

Pukulan kaduana dongan...! Gambar majo patujolona ate : (Tempat ni gambar seharusna) Panjelasanna molo dibahasa hitahon :

A - dison idokkon ia “Lapisan kesadaran”, ima hasil pengama tatta secara sadar tu dunia on.

B - dison idokkon ia “bawah sadar” ima hal-hal sangape kajadian naung talupahon. Tai bisado taengot kembali molo adong nama matcingna.

C - dison tarmasuk “bawah sadar juo”, tai kompleks sangape ru mit mamikirkonna. (Onma na dimaksud ni halak hita 'Inda tar masin otak' suatu masalah).

Ito Iboto, boru ni tulang anak ni tulang...! dengan memahami panjelasan ni gambaron, anggo narohakku madung jelasma bahaso halak panyaor-nyaorkon bisa jadi disebabkon adong sada tekanan bawah sadar namanaek tu ginjang untuk kemudian dilampiaskon melalui kesadaran.

Ucapan panyaor-nyorkon dalam hal ini bisa jadi bukan suatu yang salah, sebab bisa menyeimbangkan kondisi emosional. Hata lainna bisa pamago stress, pusing ni ulu, hatcit ni roha sangape sogo ni roha.

Ale dongan...! nanggo au mambaen gambarida, tai si Sigmund Freud. Pakar ni urusan psikologi sian baribaan.

______________
Kesimpulan :
_____________
1. Norma adat Jelas melarang panyaor-nyaorkon dengan macam sanksi kemasyarakatan (dikucilkan, dianggap tak beradat, tak sopan, dll).
2. Norma agama juga melarangnya dengan sanksi (Naso marugamo doho ninna) atau mardosa sebagai sanksi akhiratnya.
3. Tinjauan Psikologis, membolehkannya untuk keseimbangan emosional. ______________________
Analisa Pada ketiganya
______________________
Dongan ale dongan...! kita ini hidup dilingkungan orang-orang yang menjujung tinggi norma agama dan norma adat. Dan masyarkat secara umum tidaklah semua mengerti masalah psikologi karena itu sungguh sangat susah meyakinkan semua orang menyetujui "tola panyaor-nyaorkon".

Karena itu hindarilah panyaor-nyaorkon, karena norma agama dan norma adat itu lebih kita utamakan, norma ini juga punya cara yang lebih hebat dari cara Sigmud Freud dalam mengatasi seteres atau macam persoalan hidup.

Tak percaya dongan, mengenai pentingnya adat dan agama keta rapatasapai oppuni kotuk. Hahahahahaha...

Isapai mattong, ijawab anggia :

Sarupo adat desa nawalu
ditapanuli bagian selatan
adat akidah nan besatu
firman jo hadis jadi ikutan

Bia dope nimmu dongan...?
Adat tapanuli bagian selatan
adat na besanding jo ibadah
hadist nabi jo firman Tuhan
pedoman hidup menjalin ukhuwah.

Jadi jelas anggia cs, ito iboto...! mari sama kita hindari ucapan panyaor-nyaorkon .

Horas...! Selamat Pagi dan selamat beraktivitas. Enter...! (rfs)
_________________________________________________________
2 orang menyukai ini.

No comments:

Post a Comment