Saturday, March 10, 2012

A.M. HOETASOEHOET

#SELAMAT PAGI TAPANULI"
(Mengenang 2 Tahun Wafatnya Tokoh Pers Dari Angkola) _________________________________________________________________

     Dongan ale dongan...! berbicara mengenai A.M. Hoetasoehoet yang dalam panggilan adat saya sebut "Amangboru" pengetahuan saya tidaklah banyak. Begitupun saya tahu beliau adalah kakak/abang dari Rencong Pusaka Hutasuhut yang sekaligus menjadi teman ayah saya sendiri.

    Dongan ale dongan...! Tepat di hari Rabu 23 Februari 2010 di RSPAD. Gatot Subroto Jakarta, ro udan naso hasaongan, angin naso hadingdingan, masopak ma dakka sigolomon, rutcur matano sidegeon. "Innalillahi wa innailahi rojiun" A.M. Hoetasoehoet berpulang kehadirat Allah Swt.

     Dengan berpulangnya beliau ini, saya teringat pada firman Allah swt yang mengatakan : "Setiap jiwa akan merasakan kematian?" (QS Ali 'Imran [3]: 183) dan jika kematian sudah datang sedetikpun tidak dapat diperlambat, sedetikpun tidak dapat di percepat.
Naro sian  tona mulak  tu tano.

      Dongan ale dongan...! ito iboto, ito boru ni tulang...! yang utama ingin saya sampaikan lewat tulisan ini adalah pendapat dari abang saya sendiri yaitu "Rahmat Parlindungan Siregar" mengenai (alm) A.M. Hoetasoehoet ini, selama beliau pernah
tinggal di IISIP Jakarta yang sebagian orang mengenalnya "Kampus Tercinta".

     Menurut pendapat beliau (Rahmat Parlindungan Siregar), Bapak A.M. Hoetasoehoet ini :

- Orangya cukup bersahabat, norma-norma adat angkola cukup dijunjung tinggi,
beliau tidak segan-segan memeluk/manghomba anak muridnya sekaligus
memotivasinya agar lebih bersemnagat dalam belajar.

- Disiplin dalam bekerja, adalah hal yang sangat di inginkannya. Karena itu bagi siapa
yang melanggar akan ada konsekuensinya/sanksi dari setiap berbuatannya. Karena itu pula, selama RPS ini bersama beliau 3 tahun, sebagian kawannya di pecat  OHPnya
yang sebagian lainnya bilang dicabut "daunnya/rumputnya"  sehinga tak jarang pula menimbulkan keheranan, "Heran aku melihat aku" katanya merespon pemecatannya.

- Dari segi keahliannya dalam mengajar, bapak ini pantas untuk diacungkan jempol. Setiap mata pelajarannya selalu dihadiri mahasiswa satu gedung penuh. Hal ini
membuktikan bapak Pahlawan Pers ini tidak saja ahli dalam Teori komunikasi
tapi juga jago dalam prakteknya.

-  Kata RPS juga, satu hal yang tak dilupakannya dari bapak ini adalah teori komunikasi yang mengatakan, "Jika komunikator berorientasi pada komunikan, maka komunikasi akan berhasil" .

- Mengenai pendapatnya atas di sekolahkannya sebagian putra Sipirok di   kampusnya, RPS mengatakan, "Termasuk hal yang hebat, luar biasa. Tidak semua orang punya rasa peduli yang tinggi pada masyarakat lingkungannya". Jika ada istilah "Marsipature Hutanabe" maka bapak ini jelas sudah melaksanakannya dari segi peningkatan pen didikan. "Andai ada 72 orang halak Sipirok yang sudah berhasil seperti ini" kata RPS pula pada penulis. Andai...? Ya...! Andai...!

- Dongan ale dongan, atas kebaikan beliau saya mewakili RPS dan sekaligus mewakili keluarga Ruslan Basri Siregar/Baginda Manahan ingin menyampaikan trimakasih atas
jasajasanya pada keteringatan kami atas setahunnya meninggal  bapak ini. (di bulan Februari 2012). Semoga beliau bapak A.M. Hoetasoehoet ditempakan Allah Swt ditempat yang di ridhoiNya. Amin.
_________________

Lahir & Wafat
_________________

- Hoeta Soehot lahir di Sipirok, Sumatera Utara, 11 November 1928. Dia dikaruniai tujuh anak - Mantan Rektor Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta yang juga dikenal sebagai tokoh pers, Ali Mochtar Hoeta Soehoet, meninggal dunia. Hoeta Soehoet tutup usia pada Rabu 23 Februari sekira pukul 03.47 WIB, dalam usia 83 tahun setelah sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto.

- Putra ketiga almarhum, Ilham Hoeta Soehoet mengatakan sebelum meninggal ayahnya sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, selama dua hari. Hingga akhirnya jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Karet RT 002/05, Nomor 44 Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Rabu.

- Sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, jenazah almarhum disalatkan terlebih dahulu di Masjid Al-Huda, yang berada tidak jauh dari rumah duka.
__________

Perestasi
__________

- Beliau adalah pendiri dan Komandan Tentara Pelajar di Tapanuli Selatan - Beliau memimpin Perhimpunan Mahasiswa Akademi Wartawan, menjabat sebagai Ketua Umum - Mendirikan Kampus IISIP Jakarta sebagai kampus jurnalistik pertama di Indonesia. Pada 5 Desember 1953.

- Pernah memimpin Perhimpunan Mahasiswa Akademi Wartawan, menjabat sebagai Ketua Umum yang ketika itu mempelopori pendirian Perguruan Tinggi Djurnalistik (PTD), selanjutnya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi/Sekolah Tinggi Publisistik dan pada akhirnya dikembangkan menjadi Institut dengan nama Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Kampus Tercinta, inilah julukan yang digagas beliau untuk Kampus IISIP Jakarta. Jabatan Lainnya :

- Beliau dikenal sebagai tokoh pers Indonesia. Semasa hidupnya, - beliau bekerja sebagai korektor pada Harian Detik di Bukit Tinggi (1948), - Staff Redaksi dan Managing Editor harian Sumber di Jakarta (1950- 1958), - Reporter – Managing Editor merangkap Kuasa Direksi harian Indonesia Raya (1954 – 1958).

- Pemimpin Redaksi majalah film Duta Layar Putih di Jakarta (1957 -1958),

- Wakil Pemimpin Umum/Direktur pada harian Abadi di Jakarta (1967-1974), - Wakil Sekretaris Umum Serikat Penerbit Suratkabar (1970-1972), - Wakil Ketua Serikat Penerbit Suratkabar Pusat merangkap Ketua Bidang Pendidikan (1972-1974).

- Anggota Komisi Pembentukan Lembaga Pusat Pendidikan dan Latihan Pers yang dibentuk oleh Dewan Pers (1977).
________

Dosen
________

Berikut beberapa mata perlajaran keahliannya :
Dasar-Dasar Jurnalistik, Teori Komunikasi,Seleksi Penyuntingan & Penataan Isi Suratkabar, Pengadaan Bahan Berita, Etika & Kode Etik Jurnalistik, serta Manajemen Media Massa.
____________________________

 Buku yang telah disusunnya :
____________________________
Ilmu komunikasi : Pengantar Ilmu Komunikasi, Teori Komunikasi I & II, Filsafat Komunikasi I & II, Dasar-Dasar Jurnalistik, Seleksi, Sunting dan Penataan Isi Suratkabar dan Majalah, Manajemen Media Massa, Etika dan Kode Etik Komunikasi, dan Media Komunikasi.
______________

Kesimpulan :
______________

-  A.M. Hoetasoehoet memang salah satu pahlawan Pers. Keahlian dan kemampuannya  sudah membuktikan adanya kemajuan  Pers di Indonesia.
 - Orang sebagai pendiri pertama Sekolah Jurnalistik di Indonesia memang tak diragukan.
-  IISIP  Jakarta semoga kedepannya dapat menjadi lebih maju, lebih terkenal, lebih berperestasi hingga perjuangan  beliau ini tetap terkenang.

       Dongan ale dongan...! sebagai penutup dua tahun bapak ini meninggal dunia saya ingin berdo'a, "Ya Allah tempatkan bapak A.M. Hoetasoehoet ini di tempat  yang di ridhoiMu" Amin ya Robbal Alamin.

Eter...!(rfs) Selamat Pagi dan Selamat Beraktivitas.
__________________________________________________________
Cat :
S ampai 1 Januari 2013 dilihat 39 kali
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment