#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Melihat geliat ni halak doli di Bulan Arrayo setelah 67 taon Indonesia Merdeka) ______________________________________________________________
Para kawan...! Bia rohamu anggia, kita lihat dulu sepak terjangnya halak doli ini dalam menghadapi arrayo di taon 1433 H on. Maksud dan tujuannya hanya untuk mendapatkan gambaran "Kira-kira seperti apa kehidupan ni halak doli namalang ini di doli sihingga tidak bisa mararrayo di huta".
Untuk kemudaham pemahaman tulisan ini, maka sub judulnya hubaen
marbaris ate sbb:
- Arti ni doli dan seluk beluknya
- Macam Alasan Halak Doli Inda mararrayo di Huta
- Hangoluan ni halak doli di 67 taon Indonesia Merdeka
- Sibaenon aso bisa mararrayo di huta taon nagotro
- Kesimpulan
__________________________________
Arti ni Doli dan Seluk Beluknya
__________________________________
Para kawan...! Pada situs "Panisioan" dengan judul "Sebuah Buku
Sipirok Nauli" Budi Hatees mengatakan, "... Awalnya kata doli
mengacu pada kata Deli, yakni sebutan lain dari Tanah Deli atau
Deliserdang atau Kota Medan. Mereka yang sering berangkat ke doli,
hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki uang. Di doli, mereka
tak melakukan banyak hal, hanya berbelanja dan pulang membawa banyak
oleh-oleh untuk dibagikan kepada tetangga. Setiap kali seseorang pulang
dari doli, biasanya para tetangga akan menyambut dan mengerubukinya agar
kebagian oleh-oleh, meskipun hanya sepotong dodol..."
Saya setuju dengan uraian diatas, kata "doli" cukup edentik dengan
kata deli, deli serdang atau bisa jadi suku deli yang memang wilayah
geagrafisnya ada di kota Medan. Ortu saya pernah berkata, "Halak
tulangmu mulak mahalai arokku sian doli saminngu nai sebelum arrayo"
ninna.
Pada situasi yang lain cukup sering juga terdengar dalam bahasa
naposo nauli bulung pertanyaan, "Halak doli dei kele, naggo malo ia
marsaro hita" katanya pula, yang mana maksud doli dalam hal ini
adalah kota medan.
Para kawan...! Hidup terus belangsung, terus berobah. Pemahamanpun
kadang terasa seperti berobah, hingga kata doli itupun sekarang
ini memberi kesan bukan lagi maksudnya kota medan saja tapi kota-
kota lainnya di nusantara ini yang menjadi tanah perantauan.
_________________________________________________
Macam Alasan Halak Doli Inda mararrayo di Huta
_________________________________________________
Para kawan...! Seperti kita ketahui, "Tantangan di tanah doli atau
tanah perantauan" tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dalam
menyelesaikan semua persoalan. Bereberapa orang (termasuk saya) masih
sangat jelas terlihat begitu susahnya penciptakan kehidupan yang
lebih baik, meskipun segala upaya, "Kerja keras, hidup hemat dan
sabar telah dilaksanakan.
"Pitu taon ma iba namangaratto on, homin sada saraor potong susah
tabusion niba. Ulangbe manyadiahon ongkos got mulak tuhitaan. Pitu
taon naipe iba karejo belum tentu dope dapot iba" kata kawan saya
dongan dalam setengah candanya merenungi nasibnya di doli ini.
Hahahahahahaha....
Para kawan...!
Uraian di atas adalah salah satu alasan. Alasan lainnya tentu sangat
banyak. Bisa jadi :
- Marhepengdo cukup untuk sude kaporluan sampe tu mulakna. Jasmani dan
rohani pe sehat, tapi karena tidak ada niet untuk mulak, maka dengan
sendirinya tidak mulak, "Innamal akmalu binniat" ninna anggia.
- Marhepengdo sehat jasmani dan rohani, tapi karena orang utama (ayah
dan ibu) yang di huta sudah tidak ada, maka acara pulang kampung di
anggap tidak penting
- Marhepengdo sehat jasmani dan rohani pula, tapi karena hepengnya
hanya cukup untuk ongkos berangkat dan tidak ingin menyusahkan orang
huta maka acara mulak pun di tunda
- Hal lainnya kawan...! Bisa jadi karena tugas untuk kepentingan suatu
lembaga (piket) atau untuk kepengurusan kelancaran lebaran itu sendiri.
- Bisa juga, karena tugas menjaga sarana dan prasarana koum sisolkot
yang pulang (Bagasnya/mobil/dll di doli) di samping alasan karena malas.
- Tertanamnya suatu niat bisa juga menjadi alasan, "Anggo naso songonon
dope au, inda ra au mulak tu huta" ninna dan sampai Syawal 1433 H on
belum tercapai.
- Dll karena tak dapat saya deteksi. Hehehehe...misalnya inda ra
bayoi sangape borui mulak, harana mabiar ia di suru mambuat boru
sangape marbagas. "Tabo dope bujing-bujing on, nagot marbagas
au" katanya dibagasan rohanya.
_______________________________________________________
Hangoluan ni Halak Doli di 67 Taon Indonesia Merdeka
_______________________________________________________
Para kawan seperasaan dan sependeritaan...! Arrayo itukan kalau kita
lihat secara umum, hanya 1 minggunya. Sementara 1 tahun itu ada 52
minggu atau 360 hari (dikurangi waktu kerja mattong).
Jika waktu selama itu, kita tak bisa di negara yang sudah 67 tahun
merdeka ini menyisakan penghasilan untuk keperluan mudik alangkah
tragisnya kalau kita pikir-pikir. Upah Minimum Regional yang ditetap
kan Pemerintah itu benar-benar otik minim. Rasa-rasanya hanya cukup
untuk tetap bernapas saja di negeri ini, yang dalam bahasa hitana
hanya cukup untuk "Ngolu-ng olu hosa". Dan jika UMR ini tertunda
satu bulan saja, anggo narohakku hitape, "Langsung namar hosa".
Hahahahaha...mate hata lainna. Ah.....hhh...dunia...dunia......
Indonesia...Indonesia....merdeka...merdeka...dihamu...dihamu...
madai...madai...pamarenta...pamarenta....
Anggohai...anggohai...rakyaton...rakyaton...paitte...paitte...
matenoma...matenoma...sodabu...sodabu...rohamunu...rohamunu...
datusi...datusi...
Kakakakaka...kkk...kkk...mattak hitale namarnegaraon...goarnado
merdeka, sigaret 2 batang sajo iba marutang. Ah...bia noma haion
oppung....!
____________________________________________________
Sibaenon Aso Bisa Mararrayo di Taon nagotro di Huta
____________________________________________________
Para kawan...! Anggo narohakku anggo soal sibaenon aso bisa mararrayo
di huta taon nagotro madung jelas. Kerja keras, berhemat dan mar
celengan adalah hal yang utama sibaenon. Dan jangan lupa disiplin
sangat berperan besar dalam hal ini.
Istilah ni halak hita, "Sada huat tujolo duahuat tu pudi" benar-
benar perlu dilaksnakan. Dan untuk dapat melaksanahon on sude
mungkin apa yang disebut para ahli menagemen perlu juga diterapkan
yaitu POAC Planning, Organizing, Actuating dan Controling. Botima.
______________
Kesimpulan
______________
Para kawan...!
- Kata "Doli" berasal dari kata "Deli" yang sinonimnya sama maksudnya
dengan Deli Serdang atau daerah sekitar Medan.
- Kata "Doli" pada awalnya di istilahkan bagi halak Tapanuli/sipirok
yang berangkat ke Deli menghabis-habiskan uang hasil pertaniannya.
(Ketika Sipirok terkenal dengan hasil pertanian/perkebunnannya).
Tapi kemudian makna kata "Doli" ini berubah menjadi nama suatu
tempat dimana halak tapanuli merantau. (Doli=Hutanaleban-pen).
- Bagi para kawan yang punya keinginan mulak sian doli tu hutana, tapi
tidak bisa karena sesuatu hal, maka saya berharap tetaplah tenang dan
sabar selalu. Insya Allah masih adanya arrayo taon nagotro.
- Para kawan seperasaan dan sepenangungan...! Habis arrayon lebih kerja
keras hita, rasokittape sai mandapot ridho nian hingga keinginan mulak
tu huta taon nogotro tercapai nian, hingga hita indabe jadi "Halak
Doli Namalang". Botima puang.
- Taqobbalallohuminkum, syiamanna wasiamakum, "Selamat arrayo para kawan,
minal aizin wal faizin, mohon maaf disude sala".(rfs).
(Melihat geliat ni halak doli di Bulan Arrayo setelah 67 taon Indonesia Merdeka) ______________________________________________________________
Para kawan...! Bia rohamu anggia, kita lihat dulu sepak terjangnya halak doli ini dalam menghadapi arrayo di taon 1433 H on. Maksud dan tujuannya hanya untuk mendapatkan gambaran "Kira-kira seperti apa kehidupan ni halak doli namalang ini di doli sihingga tidak bisa mararrayo di huta".
Untuk kemudaham pemahaman tulisan ini, maka sub judulnya hubaen
marbaris ate sbb:
- Arti ni doli dan seluk beluknya
- Macam Alasan Halak Doli Inda mararrayo di Huta
- Hangoluan ni halak doli di 67 taon Indonesia Merdeka
- Sibaenon aso bisa mararrayo di huta taon nagotro
- Kesimpulan
__________________________________
Arti ni Doli dan Seluk Beluknya
__________________________________
Para kawan...! Pada situs "Panisioan" dengan judul "Sebuah Buku
Sipirok Nauli" Budi Hatees mengatakan, "... Awalnya kata doli
mengacu pada kata Deli, yakni sebutan lain dari Tanah Deli atau
Deliserdang atau Kota Medan. Mereka yang sering berangkat ke doli,
hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki uang. Di doli, mereka
tak melakukan banyak hal, hanya berbelanja dan pulang membawa banyak
oleh-oleh untuk dibagikan kepada tetangga. Setiap kali seseorang pulang
dari doli, biasanya para tetangga akan menyambut dan mengerubukinya agar
kebagian oleh-oleh, meskipun hanya sepotong dodol..."
Saya setuju dengan uraian diatas, kata "doli" cukup edentik dengan
kata deli, deli serdang atau bisa jadi suku deli yang memang wilayah
geagrafisnya ada di kota Medan. Ortu saya pernah berkata, "Halak
tulangmu mulak mahalai arokku sian doli saminngu nai sebelum arrayo"
ninna.
Pada situasi yang lain cukup sering juga terdengar dalam bahasa
naposo nauli bulung pertanyaan, "Halak doli dei kele, naggo malo ia
marsaro hita" katanya pula, yang mana maksud doli dalam hal ini
adalah kota medan.
Para kawan...! Hidup terus belangsung, terus berobah. Pemahamanpun
kadang terasa seperti berobah, hingga kata doli itupun sekarang
ini memberi kesan bukan lagi maksudnya kota medan saja tapi kota-
kota lainnya di nusantara ini yang menjadi tanah perantauan.
_________________________________________________
Macam Alasan Halak Doli Inda mararrayo di Huta
_________________________________________________
Para kawan...! Seperti kita ketahui, "Tantangan di tanah doli atau
tanah perantauan" tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dalam
menyelesaikan semua persoalan. Bereberapa orang (termasuk saya) masih
sangat jelas terlihat begitu susahnya penciptakan kehidupan yang
lebih baik, meskipun segala upaya, "Kerja keras, hidup hemat dan
sabar telah dilaksanakan.
"Pitu taon ma iba namangaratto on, homin sada saraor potong susah
tabusion niba. Ulangbe manyadiahon ongkos got mulak tuhitaan. Pitu
taon naipe iba karejo belum tentu dope dapot iba" kata kawan saya
dongan dalam setengah candanya merenungi nasibnya di doli ini.
Hahahahahahaha....
Para kawan...!
Uraian di atas adalah salah satu alasan. Alasan lainnya tentu sangat
banyak. Bisa jadi :
- Marhepengdo cukup untuk sude kaporluan sampe tu mulakna. Jasmani dan
rohani pe sehat, tapi karena tidak ada niet untuk mulak, maka dengan
sendirinya tidak mulak, "Innamal akmalu binniat" ninna anggia.
- Marhepengdo sehat jasmani dan rohani, tapi karena orang utama (ayah
dan ibu) yang di huta sudah tidak ada, maka acara pulang kampung di
anggap tidak penting
- Marhepengdo sehat jasmani dan rohani pula, tapi karena hepengnya
hanya cukup untuk ongkos berangkat dan tidak ingin menyusahkan orang
huta maka acara mulak pun di tunda
- Hal lainnya kawan...! Bisa jadi karena tugas untuk kepentingan suatu
lembaga (piket) atau untuk kepengurusan kelancaran lebaran itu sendiri.
- Bisa juga, karena tugas menjaga sarana dan prasarana koum sisolkot
yang pulang (Bagasnya/mobil/dll di doli) di samping alasan karena malas.
- Tertanamnya suatu niat bisa juga menjadi alasan, "Anggo naso songonon
dope au, inda ra au mulak tu huta" ninna dan sampai Syawal 1433 H on
belum tercapai.
- Dll karena tak dapat saya deteksi. Hehehehe...misalnya inda ra
bayoi sangape borui mulak, harana mabiar ia di suru mambuat boru
sangape marbagas. "Tabo dope bujing-bujing on, nagot marbagas
au" katanya dibagasan rohanya.
_______________________________________________________
Hangoluan ni Halak Doli di 67 Taon Indonesia Merdeka
_______________________________________________________
Para kawan seperasaan dan sependeritaan...! Arrayo itukan kalau kita
lihat secara umum, hanya 1 minggunya. Sementara 1 tahun itu ada 52
minggu atau 360 hari (dikurangi waktu kerja mattong).
Jika waktu selama itu, kita tak bisa di negara yang sudah 67 tahun
merdeka ini menyisakan penghasilan untuk keperluan mudik alangkah
tragisnya kalau kita pikir-pikir. Upah Minimum Regional yang ditetap
kan Pemerintah itu benar-benar otik minim. Rasa-rasanya hanya cukup
untuk tetap bernapas saja di negeri ini, yang dalam bahasa hitana
hanya cukup untuk "Ngolu-ng olu hosa". Dan jika UMR ini tertunda
satu bulan saja, anggo narohakku hitape, "Langsung namar hosa".
Hahahahaha...mate hata lainna. Ah.....hhh...dunia...dunia......
Indonesia...Indonesia....merdeka...merdeka...dihamu...dihamu...
madai...madai...pamarenta...pamarenta....
Anggohai...anggohai...rakyaton...rakyaton...paitte...paitte...
matenoma...matenoma...sodabu...sodabu...rohamunu...rohamunu...
datusi...datusi...
Kakakakaka...kkk...kkk...mattak hitale namarnegaraon...goarnado
merdeka, sigaret 2 batang sajo iba marutang. Ah...bia noma haion
oppung....!
____________________________________________________
Sibaenon Aso Bisa Mararrayo di Taon nagotro di Huta
____________________________________________________
Para kawan...! Anggo narohakku anggo soal sibaenon aso bisa mararrayo
di huta taon nagotro madung jelas. Kerja keras, berhemat dan mar
celengan adalah hal yang utama sibaenon. Dan jangan lupa disiplin
sangat berperan besar dalam hal ini.
Istilah ni halak hita, "Sada huat tujolo duahuat tu pudi" benar-
benar perlu dilaksnakan. Dan untuk dapat melaksanahon on sude
mungkin apa yang disebut para ahli menagemen perlu juga diterapkan
yaitu POAC Planning, Organizing, Actuating dan Controling. Botima.
______________
Kesimpulan
______________
Para kawan...!
- Kata "Doli" berasal dari kata "Deli" yang sinonimnya sama maksudnya
dengan Deli Serdang atau daerah sekitar Medan.
- Kata "Doli" pada awalnya di istilahkan bagi halak Tapanuli/sipirok
yang berangkat ke Deli menghabis-habiskan uang hasil pertaniannya.
(Ketika Sipirok terkenal dengan hasil pertanian/perkebunnannya).
Tapi kemudian makna kata "Doli" ini berubah menjadi nama suatu
tempat dimana halak tapanuli merantau. (Doli=Hutanaleban-pen).
- Bagi para kawan yang punya keinginan mulak sian doli tu hutana, tapi
tidak bisa karena sesuatu hal, maka saya berharap tetaplah tenang dan
sabar selalu. Insya Allah masih adanya arrayo taon nagotro.
- Para kawan seperasaan dan sepenangungan...! Habis arrayon lebih kerja
keras hita, rasokittape sai mandapot ridho nian hingga keinginan mulak
tu huta taon nogotro tercapai nian, hingga hita indabe jadi "Halak
Doli Namalang". Botima puang.
- Taqobbalallohuminkum, syiamanna wasiamakum, "Selamat arrayo para kawan,
minal aizin wal faizin, mohon maaf disude sala".(rfs).
No comments:
Post a Comment