#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak cerita tentang asal muasal pohon enau/bargot) ___________________________________________________________
Para kawan sepercolekan...! Jika dongan adalah seorang naposo nauli bulung tentunya di malam minggu seperti ini anda semua ingin dapat colekan bukan...? Okelah kalau begitu, " colekanku kuberikan untuk semua para kawan". Kakakakakaka...kkk...kkk... "Selamat malam minggu dan selamat marsicolekan" botima..
Dongan ale dongan...! Begininya, "Bagaimana sebenarnya cerita
asal muasal bargot ini dan pesan moral apa yang dapat diambil
dari cerita ini" adalah hal yang mau saya jawab dimalam minggu
ini lewat tulisan ini pula. Semoga memberi manfat untuk kita.
___________________
Hata Pengantarna
___________________
Di Angkola khususnya di Tapsel umumnya, sepengetahuan saya
sebagian orang besar tahu bahwa asal muasal bargot ini ada
ceritanya meskipun tidak begitu jelas. Hal ini sangat terasa
ketika para "paragat" itu mengumandangkan lagu-lagu tertentu
pada saat manggual (lupa liriknya, tapi pernah mendengar-pen).
Mangacu pada kejadian tersebut, sudah sejak kecil saya percaya
ada ceritanya, tapi baru sekarang saya dapat cerita persisnya
dari Tanah Karo.
Para kawan, yang merasa pengetahuannya belum lengkap mengenai
hal ini berikut ringkasan ceritanya dari situs "Budaya Batak
Bona Pasogit :
_________________
Ringkasan Cerita
_________________
* Kehidupan si Tare Iluh dan Si Beru Sibou
___________________________________________
Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang terletak di
Tanah Karo, Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri bersama
dua orang anaknya yang masih kecil.
Yang pertama seorang laki-laki bernama Tare Iluh, sedangkan yang
kedua seorang perempuan bernama Beru Sibou. Keluarga kecil itu
tampak hidup rukun dan bahagia. Tapi kebahagiaan ini tidak ber
langsung lama karena kedua orang tuanya pada akhirnya meninggal.
Setelah si Tare Iluh (laki-laki) dewasa maka belia memuutuskan
untuk pergi merantau memperbaiki hidup dan keinginannya ini di
sampaikannya pada adiknya dan bibinya yang mengasuh mereka pada
masa itu.
* Si Tare Iluh gemar main judi dan akhirnya di pasung
______________________________________________________
Para kawan...!
Pada akhirnya Tare Ilupun berangkat kesuatu negeri (tidak disebutkan
nama tempat) dan disana ia berusaha hingga punya uang dan harta.
Tapi entah begu apa yan g merasukinya tiba-tiba saja si Tare iluh
ini berpikir "bahwa untuk dapat lebih cepat punya harta maka lebih
baik main judi". begitu kata hatinya. Hingga pada akhirnya beliau
kecanduan judi.
Dalam kecanduannya ini, ternyata bukan saja membuar hartanya jadi
habis juga melakukan utang/berutang kesana kemari untuk dipakainya
main judi, hingga pada akhirnya masyarakat negeri setempat
mengkeroyoknya untuk kemudian "Memasungnya". sebagai hukuman.
Para iboto...!
Kejadian ini tentulah tidak diketahui si Beru Sibou (adiknya perem
puan/ibotonya). Yang dia tahu abangnya sudah pergi merantau dan
sudah lama pula tidak pulang-pulang, pada hal beliau selalu ingin
tahu kabarnya dan sudah sangat merindukannya. Dan dalam kerinduannya
ini itonya si Tare Iluh inipun memutuskan untuk mencari abangnya.
* Si Beru Sibou mencari si Tare Iluh bertemu seorang kakek
____________________________________________________________
Setelah berbulan-bulan mencari si Tare Ilu dan tdak ada satu orang
pun yang tahu kabarnya, pada akhirnya jumpalah si Beru Sibou pada
seorang kakek dan kepadanya si beru Si Bou ini pun bertanya (kutipan) :
“Selamat sore, Kek!”
“Sore, Cucuku!” Ada yang bisa kakek bantu?”
“Iya, Kek! Apakah kakek pernah bertemu dengan abang saya?”
“Siapa nama abangmu?”
“Tare Iluh, Kek!”
“Tare Iluh…? Maaf, Cucuku! Kakek tidak pernah bertemu dengannya.
Tapi, sepertinya Kakek pernah mendengar namanya. Kalau tidak salah,
ia adalah pemuda yang gemar berjudi.”
“Benar, Kek! Saya juga pernah mendengar kabar itu, bahkan ia sekarang
dipasung oleh penduduk tempat ia berada sekarang.
Apakah kakek tahu di mana negeri itu?
“Maaf, Cucuku! Kakek juga tidak tahu di mana letak negeri itu. Tapi
kalau boleh, Kakek ingin menyarankan sesuatu.”
“Apakah saran Kakek itu?”
“Panjatlah sebuah pohon yang tinggi. Setelah sampai di puncak,
bernyanyilah sambil memanggil nama abangmu. Barangkali ia bisa
mendengarnya.
* Siberu Sibou memanjat pohon yang tinggi dan menjadi pohon aren
__________________________________________________________________
Para dongan...!
Akhirnya si Beru Sibou inipun mencari dan menjat pohot yang tinggi
itu (Tidak disebutkan nama pohonnya) dan beliau berteriak-teriak
benyannyi-nayanyi memanggil abangnya, sudah berhari hari-hari tak
seorangpun ada yang mendengarnya hingga keputus asaannya tiba dan
beliau meminta pada mulajadi nabolon (kutipan ) :
“Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini. Aku bersedia melunasi semua
hutang abangku dan merelakan air mata, rambut dan seluruh anggota
tubuhku dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk negeri yang
memasung abangku.”
Baru saja kalimat permohonan itu lepas dari mulut si Beru Sibou,
tiba-tiba angin bertiup kencang, langit menjadi mendung, hujan
deras pun turun dengan lebatnya diikuti suara guntur yang
menggelegar. Sesaat kemudian, tubuh si Beru Sibou tiba-tiba
menjelma menjadi pohon enau. Air matanya menjelma menjadi tuak
atau nira yang berguna sebagai minuman. Rambutnya menjelma
menjadi ijuk yang dapat dimanfaatkan untuk atap rumah.
Tubuhnya menjelma menjadi pohon enau yang dapat menghasilkan
buah kolang-kaling untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan
atau minuman.
___________
Kesimpulan
___________
Para dongan yang punya ito ataupun iboto...! Apalagi yang bisa
kitaperbuat dari sebuah legenda atau cerita, kecuali menangkap
sebatas kemampuan kita pesan moralnya. dan terhadap hal ini saya
menangkap pesan moralnya :
- Jika dongan seorang perantau dan masih punya iboto maka berilah
kabar kepada mereka, karena secara umum halak hita itu (perempuan
sangat sayang pada ibotonya (ada namanya manukkus-pen).
- Judi memang satu sisi mengasikkan, tapi sisi lain justru menyiksa
karena itu ada baiknya kita hindari.
- Singkat kata para kawan...! Ada bayak alasan untuk membuat
holong mangkaholongi dinamariboto dan salah satu alasan bisa saja
dengan mengetahui cerita asal muasal bargot ini. Botima.
Selamat malam di malam minggu...! Ulang lupa colek auba....!
__________________________________________________________
Khairul Adi Putra Siregar, Angelia Boru Shetoroes dan 3 orang lainnya menyukai ini.
PopCash.net
(Menyimak cerita tentang asal muasal pohon enau/bargot) ___________________________________________________________
Para kawan sepercolekan...! Jika dongan adalah seorang naposo nauli bulung tentunya di malam minggu seperti ini anda semua ingin dapat colekan bukan...? Okelah kalau begitu, " colekanku kuberikan untuk semua para kawan". Kakakakakaka...kkk...kkk... "Selamat malam minggu dan selamat marsicolekan" botima..
Dongan ale dongan...! Begininya, "Bagaimana sebenarnya cerita
asal muasal bargot ini dan pesan moral apa yang dapat diambil
dari cerita ini" adalah hal yang mau saya jawab dimalam minggu
ini lewat tulisan ini pula. Semoga memberi manfat untuk kita.
___________________
Hata Pengantarna
___________________
Di Angkola khususnya di Tapsel umumnya, sepengetahuan saya
sebagian orang besar tahu bahwa asal muasal bargot ini ada
ceritanya meskipun tidak begitu jelas. Hal ini sangat terasa
ketika para "paragat" itu mengumandangkan lagu-lagu tertentu
pada saat manggual (lupa liriknya, tapi pernah mendengar-pen).
Mangacu pada kejadian tersebut, sudah sejak kecil saya percaya
ada ceritanya, tapi baru sekarang saya dapat cerita persisnya
dari Tanah Karo.
Para kawan, yang merasa pengetahuannya belum lengkap mengenai
hal ini berikut ringkasan ceritanya dari situs "Budaya Batak
Bona Pasogit :
_________________
Ringkasan Cerita
_________________
* Kehidupan si Tare Iluh dan Si Beru Sibou
___________________________________________
Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah desa yang terletak di
Tanah Karo, Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri bersama
dua orang anaknya yang masih kecil.
Yang pertama seorang laki-laki bernama Tare Iluh, sedangkan yang
kedua seorang perempuan bernama Beru Sibou. Keluarga kecil itu
tampak hidup rukun dan bahagia. Tapi kebahagiaan ini tidak ber
langsung lama karena kedua orang tuanya pada akhirnya meninggal.
Setelah si Tare Iluh (laki-laki) dewasa maka belia memuutuskan
untuk pergi merantau memperbaiki hidup dan keinginannya ini di
sampaikannya pada adiknya dan bibinya yang mengasuh mereka pada
masa itu.
* Si Tare Iluh gemar main judi dan akhirnya di pasung
______________________________________________________
Para kawan...!
Pada akhirnya Tare Ilupun berangkat kesuatu negeri (tidak disebutkan
nama tempat) dan disana ia berusaha hingga punya uang dan harta.
Tapi entah begu apa yan g merasukinya tiba-tiba saja si Tare iluh
ini berpikir "bahwa untuk dapat lebih cepat punya harta maka lebih
baik main judi". begitu kata hatinya. Hingga pada akhirnya beliau
kecanduan judi.
Dalam kecanduannya ini, ternyata bukan saja membuar hartanya jadi
habis juga melakukan utang/berutang kesana kemari untuk dipakainya
main judi, hingga pada akhirnya masyarakat negeri setempat
mengkeroyoknya untuk kemudian "Memasungnya". sebagai hukuman.
Para iboto...!
Kejadian ini tentulah tidak diketahui si Beru Sibou (adiknya perem
puan/ibotonya). Yang dia tahu abangnya sudah pergi merantau dan
sudah lama pula tidak pulang-pulang, pada hal beliau selalu ingin
tahu kabarnya dan sudah sangat merindukannya. Dan dalam kerinduannya
ini itonya si Tare Iluh inipun memutuskan untuk mencari abangnya.
* Si Beru Sibou mencari si Tare Iluh bertemu seorang kakek
____________________________________________________________
Setelah berbulan-bulan mencari si Tare Ilu dan tdak ada satu orang
pun yang tahu kabarnya, pada akhirnya jumpalah si Beru Sibou pada
seorang kakek dan kepadanya si beru Si Bou ini pun bertanya (kutipan) :
“Selamat sore, Kek!”
“Sore, Cucuku!” Ada yang bisa kakek bantu?”
“Iya, Kek! Apakah kakek pernah bertemu dengan abang saya?”
“Siapa nama abangmu?”
“Tare Iluh, Kek!”
“Tare Iluh…? Maaf, Cucuku! Kakek tidak pernah bertemu dengannya.
Tapi, sepertinya Kakek pernah mendengar namanya. Kalau tidak salah,
ia adalah pemuda yang gemar berjudi.”
“Benar, Kek! Saya juga pernah mendengar kabar itu, bahkan ia sekarang
dipasung oleh penduduk tempat ia berada sekarang.
Apakah kakek tahu di mana negeri itu?
“Maaf, Cucuku! Kakek juga tidak tahu di mana letak negeri itu. Tapi
kalau boleh, Kakek ingin menyarankan sesuatu.”
“Apakah saran Kakek itu?”
“Panjatlah sebuah pohon yang tinggi. Setelah sampai di puncak,
bernyanyilah sambil memanggil nama abangmu. Barangkali ia bisa
mendengarnya.
* Siberu Sibou memanjat pohon yang tinggi dan menjadi pohon aren
__________________________________________________________________
Para dongan...!
Akhirnya si Beru Sibou inipun mencari dan menjat pohot yang tinggi
itu (Tidak disebutkan nama pohonnya) dan beliau berteriak-teriak
benyannyi-nayanyi memanggil abangnya, sudah berhari hari-hari tak
seorangpun ada yang mendengarnya hingga keputus asaannya tiba dan
beliau meminta pada mulajadi nabolon (kutipan ) :
“Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini. Aku bersedia melunasi semua
hutang abangku dan merelakan air mata, rambut dan seluruh anggota
tubuhku dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk negeri yang
memasung abangku.”
Baru saja kalimat permohonan itu lepas dari mulut si Beru Sibou,
tiba-tiba angin bertiup kencang, langit menjadi mendung, hujan
deras pun turun dengan lebatnya diikuti suara guntur yang
menggelegar. Sesaat kemudian, tubuh si Beru Sibou tiba-tiba
menjelma menjadi pohon enau. Air matanya menjelma menjadi tuak
atau nira yang berguna sebagai minuman. Rambutnya menjelma
menjadi ijuk yang dapat dimanfaatkan untuk atap rumah.
Tubuhnya menjelma menjadi pohon enau yang dapat menghasilkan
buah kolang-kaling untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan
atau minuman.
___________
Kesimpulan
___________
Para dongan yang punya ito ataupun iboto...! Apalagi yang bisa
kitaperbuat dari sebuah legenda atau cerita, kecuali menangkap
sebatas kemampuan kita pesan moralnya. dan terhadap hal ini saya
menangkap pesan moralnya :
- Jika dongan seorang perantau dan masih punya iboto maka berilah
kabar kepada mereka, karena secara umum halak hita itu (perempuan
sangat sayang pada ibotonya (ada namanya manukkus-pen).
- Judi memang satu sisi mengasikkan, tapi sisi lain justru menyiksa
karena itu ada baiknya kita hindari.
- Singkat kata para kawan...! Ada bayak alasan untuk membuat
holong mangkaholongi dinamariboto dan salah satu alasan bisa saja
dengan mengetahui cerita asal muasal bargot ini. Botima.
Selamat malam di malam minggu...! Ulang lupa colek auba....!
__________________________________________________________
Khairul Adi Putra Siregar, Angelia Boru Shetoroes dan 3 orang lainnya menyukai ini.
No comments:
Post a Comment