Friday, September 28, 2012

"SELENDANG SUTRA" SMA Negeri 1 Sipirok '86

#SELAMAT PAGI PARA KAWAN#
(Kisah kasih dalam lagu Selendang Sutra - SMAN 1 Sipirok)
Oleh : Rahmat Parlindungan Siregar
____________________________________________________________









________________

Kata Pengantar
________________



Malam pada saat itu cukup terang. Lagi bulan siopat bolas
 ning sebagian. Masyarakat sekitar Pasar Sipirok sampe ke
baringin. Terus dari arah Bunga bondar dan arah Purbatua.
Datang berduyun duyun menuju Pasar Sipirok.

Ada yang datang attong margobak harana ngali. Ada juga yang
datang marabit loves baru mulak sumbayang. Pun ada juga yang
datang dengan gaya nauli lagunya, gaya haulionya, bajuna na
rara lengkap dohot parbasaenna, songoni sikutekna dengan polesan
badak merek cap Viva. Hehehehe...maksudku...agh...igh...ugh...
ehg...halai mada boru angini.

Para kawan...!

Mengapa masyarakat sipirok datang pada malam itu berduyun-duyun
menuju pasar, aha namasa rupa, apa rupanya yang terjadi, aha
nagot liginon, apa yang mau dilihat. Adong dehe kisah holong
mangalap holongna, dohot ise anak mudana rupa adalah hal yang
mau dikisahkan lewat tulisan ini.
_____________________________________________________

Perayaan 17 Agustus 1986 di Balerong Pasar Sipirok
_____________________________________________________


















Seperti tahun-tahun sebelum '86, perayaan 17 Agustus seingat
saya selalu diselenggarakan. Macam pertandingan olahragapun
di adakan. Tak terkecuali hiburannya baik dalam bentuk
olah vokal maupun tari. Semua ini dikemas sesuai
dengan tema perayaan hari ulang tahun RI tersebut.

Tempat penyelenggaraannya pada saat itu adalah "Balerong
Sipirok" dengan panggung  diginjang ni drum sangape tong.
Dan drum  tong ini adalah tong do panggung dari tahun
ketahun pada masa itu. Hehehehehe...

Para dongan...!

Saya sebagai penulis tulisan ini bersama kawan lainnya
(Parlindungan Siregar, Johan, Masdelima, Erlina.....ada 3
pasang-mohon maaf saya lupa nama kawan lainnya) adalah
perwakilan dari SMA Negeri 1 Sipirok.

Kami diwakilkan untuk membawakan lagu "Selendang Sutra"
lengkap dengan tarinya dalam asuhan pak Napitupulu pada
saat itu. Bagaimana kami memainkan tari ini, hingga menimbulkan
decak kagum bagi para penonton, berikut lirik patujolona :
________________________________________________

Lirik Lagu Selendang Sutra - Cipt. Ismail Marzuki
________________________________________________





















Selendang sutra tanda mata darimu
Telah kuterima sebulan yang La1u
Selendang sutra mulai disaat itu
Turut serentak didalam baktimu

Ketika lenganku terluka parah
Selendang sutramu turut berjasa
Selendang sutra kini pembalut Luka
Cabik semata tercapai tujuannya
_______________________________________

Proses tari dalam lagu selendang sutra
_______________________________________








Karena lagu ini adalah lagu perjuangan dengan iringan
musik yang lembut, maka tarinyapun seingat saya di
awali dengan langkah perpasang-pasangan ke depan dan
belakang sekitar tiga kali. Dan ini dilakukan pada
saat terjadi instrumen musik awal. I majo tusi.

Pada saat lagu mulai dinyanyikan maka para pasangan
penaripun akan mulai menundukkan badan yang kemudian
disusul dengan pengangan tangan untuk diayun bersama
kedepan dan belakang.

Setelah hal ini selesai, maka para penari akan berputar
sekali, untuk kemudian mengulang gerakan di atas.
Pada saat terjadi pengulangan gerakan, maka lagupun
akan sampai pada lirik "...Ketika lenganku terluka
parah...".

Nah,  pada saat ini, air gincu merah sebagai ilustasi
darah yang memang  disiapkan dalam plastik akan
dipecahkan, sehingga darah tersebut akan menyembur
menyirami lengan dan  baju para penari.

Para kawan...! ketika darah menyembur/meleleh maka
selendang pembalut luka dari penari perempunpun
akan dibalutkan pada lengan penari laki-laki.
Dan kejadian ini pas pada saat lirik lagu "Selendang
sutramu turut berjasa" yang dilantunkan.

Selanjutnya akan melakukan gerakan mengulang di atas
untuk kemudian berputar dua kali dan diakhiri dengan
keluar panggung berpasangan secara antri.

Dan pada saat keluar panggung sorak sorai, tepukan
dan  dosikan para penonton dapat saya pastikan sebagai
tanda puas pada utusan SMA Negeri 1 Sipirok.
_______________________________

Perasaan penari pada saat menari
_______________________________


















Saya tidak tahu perasaan para kawan ketika giliran kami
yang tampil pada saat itu. Namun, saya pribadi merasa
"Humitir". Tepukan tangan para menonton dengan iringan
sorakan gaya sipirok (na ruak-ruakan ninna anggia)
benar-benar membuat tarottokkon meskipun pada saat itu
iba madung marbaju tentara dengan lambang keberanianya
merah-putih ikat di ului.

Untung pada saat itu situasi cepat saya kendalikan,
kekuatan marga siregar itu saya alirkan pada darah,
sehingga dengan mantap ito si erlina memegang tangan
saya (Mago humitiri) Hahahahaha...marsandadoda ito.

Keti....ka lengan....ku ter....luka parah.....
Selen....dang sutramu.... turut berjasa......

Para kawan...! Menurut hemat saya, menari berpasang-
pasangan bukanlah hal yang mudah apa lagi pada saat
remaja. Jika saja perasaan tidak terkendali apakah
karena ada hati atau kurang hati-hati, bukan saja
tarinya menjadi tidak indah tapi juga bisa membikin
penari jadi mardogo/tabrakan, marsidekkenan karena
pikiran bisa kemana-mana. Jadi sungguh penting
mengendalikan perasaan.
_________________________________________

Kisah kasih dalam lagu selendang sutra
_________________________________________
























Pada situs Jejak Musikal dengan judul "Menengok kembali
musikalitas Ismail Marzuki" disebutkan dalam sub judul
romantisme dan kritik :

Gambaran umum tentang lagu-lagu Ismail Marzuki adalah
perjuangan dengan romantismenya. Selendang Sutera yang
diberikan gadis pujaan bagi pejuang merupakan suvenir yang
menyertai kepergiannya ke medan tempur.

Dan ketika lengan pejuang terluka parah, selendang sutera
tersebut turut berjasa sebagai pembalut luka.

Selanjutnya dikatakan :

Dalam lagu tersebut, kecuali unsur semangat juang, hal
lain yang menonjol antara lain juga penguasaan bahasa
liris Ismail. Di baris terakhir ia tulis: Cabik semata,
tercapai tujuannya. Duh, memang selendang hanyalah
secarik kain, namun alangkah besar makna dan manfaatnya.

Pada situs lainnya dikatakan :

Lagu itu bermakna bahwa pemberian dari orang yang kita
kasihi, walaupun tidak seberapa jumlah dan harganya, akan
sangat berarti bagi kita.

Dengan demikian jelas, lagu ini adalah lagu perjuangan
yang mengisahkan romantisme seorang kekasih dalam
memberangkatkan kekasihnya ke medan juang.
______________________

Ucapan Terimakasih
______________________

Tu para dongan yang ada dalam fhoto diatas, saya tidak
tahu bagaimana kabar kalian sekarang ini. Tapi dalam hati
besar keinginan agar tetaplah sehat. Dan jika sudah
berkeluarga kiranya menjadi keluarga yang bahagia pula.

Salam hormatku tuk para dongan dan ito semua. Trims atas
kita alaminya musik dan tari selendang sutra ini. Dan
karenanya sayapun dapat berbagi cerita lewat dunia maya ini.
____________

Penutup
____________

Horas...horas....horas...!

Agh....hhhh...hangoluan yang fana. Maha  besar Allah Swt
diberikannya perasaan bagi kita, hingga semua bisa dirasa.
"Majulah pendidikan Angkola, khususon SMAN 1 Sipirok"

...dan...





































_______________________________________________________
Cat :
* Diperbaharui 8 Agustus 2014 (Penambahan video dan gambar)
  oleh RPS
* Asyik juga postingan iniba. Kita dapat kembali mengenangnya
  setiap bulan Agustus.
* Sampai 8 Agustus 2014 dilhat 234 kali

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment