#SELAMAT MALAM PARA PANGOLAT DARI ANGKOLA#
(Menyimak acara mangolat dalam adat pernikahan Tapsel
dan menganalisa video mangolat dari Edy Saputra Hutasuhut)
Oleh team Diskusi FB Turebe dan angkolafacebook.blogspot.com _____________________________________________________
"Biade pantun di acara
mangolat abang...?"
adalah pertanyaan
pemacing dari Khairul
A. Putra Srg pada
penulis blog dalam
pertemanan FB yang
sekaligus menjadi alasan
mengapa tulisan
ini harus disusun.
Para kawan...!
Seharusnya
pertanyaan ini diajukan pada
ahlinya, pada ahli adat. Ahli yang mengetahui betul
bagaimana seluk beluk adat batak itu. Dan penulis blog
bukanlah ahlinya.
"Lumas do na di lambung api" kata halak hita sebagai gambaran
tidak bolehnya kita merasa lebih tahu mengenai adat.
Begitupun, kalau hanya sekedar mengemukakan pendapat tentu
bisa dilakukan, karena kita semua punya pengetahuan dan
pengalaman mengenai acara adat marhorja (mangolat) ini.
Karena itu kebenaran tulisan ini akan dikembalikan pada
pembacanya. Jika ada yang salah atau meragukan, silakan
tanya pada ahlinya dan anggap tulisan ini sebagai pemancing
untuk "Tahu dan Pengetahuan".
Selamat menyimak...!
_____________________________
Pengertian olat dan Mangolat
_____________________________
Mangolat lewat kata dasar "olat" artinya dalam kamus
Bahasa Batak sbb :
Olat, I. watas, batas, garis pisah; olatolat, tanda, batas,
garis pisah; olat ni, kata depan: mula dari, sejak,
hingga di; olat ni on, mulai dari sini, sampai disini;
olat ni on tu ginjang, (tu joloan on), mulai dari
sekarang, hingga nanti; olat ni ari adui, sampai hari
itu; olat ni palak ni patna ro di pakpak uluna, dari
telapak kaki sampai ubun-ubun. II. Mangolati,
menghalangi, menahan; mangolat pinahan, menggembalakan
ternak, menggiring ternak, mengusir ternak; pangolat,
nama garis kecil pada Aksara Batak yang menandakan
hilangnya bunyi "a" pada huruf mati (= panongon).
________________________________________
Tafsir Mangolat dalam acara pernikahan
________________________________________
Berdasarkan arti kata olat di atas, maka dapat kita
tafsirkan Mangolat adalah suatu acara dalam adat
pernikahan batak yang mana sang mempelai pria di
hambat (di olat) oleh sang anak namboru dari mempelai
wanita.
Mengacu pada tafsir tersebut maka kita mengetahui
dua objek pokok pada acara tersebut yaitu :
1. Orang yang di olat (Mempelai pria)
2. Orang yang mangolat (anak namboru mempelai wanita)
Meskipun objek utamanya dua, tapi dalam prakteknya
keduanya tetap dapat dibantu pihaknya masing-masing.
____________________________
Landasan Adat dalam Mangolat
____________________________
Berikut sebagian dari landasan tersebut :
* Jolo diseat hata asa diseat raut
( di bicarakan sebelum dilaksanakan)
* Sidapot solup do na ro (mengikuti
adat suhut setempat)
* Aek Godang tu aek laut, dos ni roha
sibaen nasaut (Musyawarah mufakat ).
*Rundutna do burir ni eme anso porngis.
(Hubungan yg masih dekat dalam suatu keluarga.)
Jika dihubungkan dengan acara "mangolat" tersebut
maka jelas, keinginan si anak namboru untuk mengetahui
kedaan siborutulangnya merupakan hal yang penting dan
biasanya akan tergambar lewat komunikasi pada saat
mangolat tersebut (kominikasi 2 arah)
Hal lainnya, karena sang mempelai pria dalam kedudukan
selanjutnya akan menjadi anakboru / halak naro maka
sudah sepantasnya pula beliau mengikuti acara
mangolat tersebut.(Rundutna do burir ni eme anso porngis).
__________________
Tujuan Mangolat
__________________
- Demi terlaksananya ajaran budaya batak itu
- Demi terhindarnya ngotngot dibagasan ipon, tukkol
dibagasan ngadol di namar poreban
- Demi terjaganya dalihan natolu, sebagai prinisf
dasar dalam budaya batak (terhargainya pihak
anak boru/orang tua yang mangolat/bou)
- Demi terbinanya holong mangalop holong di
namarsaripe (adanya keyakinan si anak namboru
bahwa borutulangnya terjaga dengan baik).
Adalah gambar singkat dari penulis tentang tujuan
dilaksanakannya mangolat itu.
______________
Alasan Diolat
______________
Berikut beberap kutipan sebagai gambaran kedudukan
seorang borutulang dalam budaya batak :
1. Sumber : http://blog.djarumbeasiswaplus.org/ harryyassir/
2013/02/01/surat-untuk-boru-tulang/
"...Jadi kau baik-baik aja disana kan? Gimana liburanmu?
Gimana nilai-nilaimu? Wah, pasti bagus-bagus lah. Aku
yakin kau selalu menakjubkan di dunia akademis" tanya
anak namboru pada borutulangnya dalam pesan surat.
2. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=teYm5ETp8R8
Tung bolak bulung ni rimbang, bolakando bulung ni
sindulang. Pandokkon ni damang dainang, buatondo
si boru tulang.
3. Sumber : http://marpariban.blogspot.com/
Tona ni dainang pe ito
naingkon kho parumaen nai
hodok do nang tu Nattulangi
nasetuju do au gabe helana pariban
4. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=pIn0He_JLK4
Lelengma inda huida parsonggop ni unggas kutilang,
Leleng ma inda huida ho anggi si borutulang.
5. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=SRmGAaGM_kQ
O anak ni namboru alusi mada au jolo, mate malungun
mada au paitteho pio-pio.......
Pio-pio manuk peda abang ro amau marlojong
6 Sumber : Tentunya Masih banyak kawan
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, jelas bagi budaya
batak, "Siborutulang" mendapat kedudukan khusus dimata
"anak namboru" dan hal ini mendapat persetujuan dari
para orang tua, sehingga cukup banyak juga yang
menjodohkonnya.
Tetapi, masyarakat Tapsel bukan saja masyarakat yang
mementingkan budaya, mereka juga mementingkan ajaran
agama. Dan agama itu sendiri mengatakan, "Jodoh itu
adalah urusan Tuhan"
Nah...! Demi terlaksananya kedua hal diatas, maka
mangolat pun dilaksanakan. Hahahaha...mantap bukan...?
Singkat kata, "Pahombar adat dohot agama" adalah kata
kuncinya kawan.
_________________________________
Teori Komunikasi Dalam Mangolat
_________________________________
Seperti kita ketahui, mangolat itu lebih fokus pada
orang si "anaknamboru" karena beliaulah yang lebih
berkepentingan dalam hal ini.
Karena itu tentunya diperlukan kemampuan khusus dalam
pelaksanaan komunikasinya hingga apa yang di inginkan-
nya tercapai. (Lihat video ada gambaran seperti mangido
parsigaret-pen).
Teorinya dalam hal ini, "Jika komunikator (sianaknamboru
mengetahui suata cara khusus (pilihan kata/kalimat) yang
menyentuh hati komunikan (yang mangalojongkon/mempelai
pria) maka keinginan sianak namboru untuk mendapatkan
hepeng parsigaret akan tercapai.
Jika kita menyimak isi video,maka ada gambaran keberhasilan
si anak namboru dalam mangolat tersebut.(Komunikasi
mangolat efektif-pen).
______________________________________
Prasarana Mangolat Persiapan Mangolat
______________________________________
Satu meja dan dua kursi merupakan
prasarana utama dalam mangolat ini.
Kursi sebagai tempat duduk
kedua mempelai, sedangkan meja
sebagai persiapan jika antara yang
mangolat dan yang di olat terjadi
transaksi tertentu.
Adapun mengenai minumannya,
bagi mereka yang ingin
melaksanakan mengikuti benar cara
ni opputta najoloi
Hatees Budi dalam diskusi FB (Marsipature ate-ate nabe)
mengatakan :
"On mada tradisi natinggal dohot naditinggalhon.
MANGOLAT BORU. Ligin bo jolo inuman nai, inda harambir
be. Ligin muse pangalot nai, daganak doma"
Penulis setuju dengan pendapat diatas, bahwa tradisi
bisa tinggal dan ditinggalkan, padahal cara lama kadang
lebih memberi arti.
Begitupun penulis tetap dapat memahami "Kedinamisan"
budaya bagi orang Tapsel. "Kalau ada cara yang mudah
mengapa harus dibikin sulit" bigitu mungkin prinsif sebagian
orang yang sering membikin pusing orang batak toba.
Hahaha...Batak toba dalam urusan adat memang paten.
sedangkan Batak Tapsel cantik main. Hebatkan...!
Serukan...! Batak itu kawan...?
___________________________________
Komunikasi (Pantun) dalam Mangolat
___________________________________
"...salah satu mungkin alasan na bang, susa namar pantuni...
contoh na au ma". Comentar A. Siagian pada status Budi
di "Turebe". Dan terhadap hal ini B. Hateespun memberikan
tanggapan :
"...inda tradisi pantun nai na utamo. Tai, sapa-sapa ni
anak namboru nai bisa doi mambaen murgogo roha ni bayo i
manjago borutulang nia i. "ANGGO NADIJAGO HO
BORUTULANGKON, ULANG LUPA HO, ADONG
DO AU NA SIAP MANGALAP NA."
Dari uraian diatas, tergambar bahwa makna mangolat itu
bukanlah pada kemampuan berpantun, tapi pada motif komuni-
kasinya (Agar si borutulang lebih dijaga oleh mempelai
pria).
Para kawan...! Jika dihubungkan dengan video "mangolat"
yang di upload oleh Edy Saputra Hutasuhut maka video
tersebutpun tidaklah mengandalkan komunikasi pantun,
tapi lebih fokus pada pemberitahuan agar si mempelai
pria lebih memperhatikan lebih menghaholongi siborutu-
langnya.
Dengan asumsi :
Jika si mempelai pria (namangalap boru) menghaholongi
si borutulangnnya, maka sianaknamborupun yang bukan jadi
jodohnya akan merasa puas, merasa senang.
Hahahaha...indah bukan ajaran batak itu kawan...?
Tio do tao toba, jonokhon tuk-tuk Parapat
najarang do luluan songon aturan ni adat batak
di upai do naloja, dipodai do namarsak...
Karena itu, mangolat ini juga merupakan poda tak
langsung dari anaknamborunya pada borutulangnnya
agar rela menerima berlakunya taqdir jodoh dari
Allah Swt, dengan ikhlas mengikuti karah manapun
langkah suami akan berjalan. Hahahaha...paten kali
mangolat itu ba.
Tangis noma hurangna...! Onpe tangis majo au ate...!
Hehehe...ah...
Kesimpulan
_____________
"Horja (pesta) identik dengan keceriaan. Ia adalah
tempat berkumpul penuh suka cita. Ia adalah tempat
yang larut dalam kebahagiaan.
Pada setiap horja kemeriahan tidak hanya karena sifat
horja itu sendiri. Ia lebih kepada bagaimana mereka
yang hadir bersama-sama menciptakan nuansa ceria".
Demikian kata salah situs ni halak hita.
Dan bagian dari keceriaan budaya batak itu adalah
"Mangolat". Lestarilah budaya batak, salam hormat untuk
anda yang mendapat sebutan si anak namboru maupun
si borutulang dan horas...!
________________________________________________
Cat :
* Image gambar dari Marsipature Ate-ate nabe (Group FB) dan
video mangolat : ada pada http://youtu.be/LSbMc597nXo di youtube atau
di blog ini lewat link : "Lehen jo minum borui"
http://syahrialhasibuan.blogdetik.com/2011/06/18/marsattan-dot-mangolat/
http://indoparsada.blog.com/2011/04/02/aturan-adat-istiadat-batak/
http://pustakaangkola.blogspot.com/2012/01/umpama-batak-angkola-mandailing-2.html
(Menyimak acara mangolat dalam adat pernikahan Tapsel
dan menganalisa video mangolat dari Edy Saputra Hutasuhut)
Oleh team Diskusi FB Turebe dan angkolafacebook.blogspot.com _____________________________________________________
Acara mangolat (Jas Hitam orang yang di olat, kaos merah orang yang mangolat) |
mangolat abang...?"
adalah pertanyaan
pemacing dari Khairul
A. Putra Srg pada
penulis blog dalam
pertemanan FB yang
sekaligus menjadi alasan
mengapa tulisan
ini harus disusun.
Para kawan...!
Seharusnya
pertanyaan ini diajukan pada
ahlinya, pada ahli adat. Ahli yang mengetahui betul
bagaimana seluk beluk adat batak itu. Dan penulis blog
bukanlah ahlinya.
"Lumas do na di lambung api" kata halak hita sebagai gambaran
tidak bolehnya kita merasa lebih tahu mengenai adat.
Begitupun, kalau hanya sekedar mengemukakan pendapat tentu
bisa dilakukan, karena kita semua punya pengetahuan dan
pengalaman mengenai acara adat marhorja (mangolat) ini.
Karena itu kebenaran tulisan ini akan dikembalikan pada
pembacanya. Jika ada yang salah atau meragukan, silakan
tanya pada ahlinya dan anggap tulisan ini sebagai pemancing
untuk "Tahu dan Pengetahuan".
Selamat menyimak...!
_____________________________
Pengertian olat dan Mangolat
_____________________________
Mangolat lewat kata dasar "olat" artinya dalam kamus
Bahasa Batak sbb :
Olat, I. watas, batas, garis pisah; olatolat, tanda, batas,
garis pisah; olat ni, kata depan: mula dari, sejak,
hingga di; olat ni on, mulai dari sini, sampai disini;
olat ni on tu ginjang, (tu joloan on), mulai dari
sekarang, hingga nanti; olat ni ari adui, sampai hari
itu; olat ni palak ni patna ro di pakpak uluna, dari
telapak kaki sampai ubun-ubun. II. Mangolati,
menghalangi, menahan; mangolat pinahan, menggembalakan
ternak, menggiring ternak, mengusir ternak; pangolat,
nama garis kecil pada Aksara Batak yang menandakan
hilangnya bunyi "a" pada huruf mati (= panongon).
________________________________________
Tafsir Mangolat dalam acara pernikahan
________________________________________
Berdasarkan arti kata olat di atas, maka dapat kita
tafsirkan Mangolat adalah suatu acara dalam adat
pernikahan batak yang mana sang mempelai pria di
hambat (di olat) oleh sang anak namboru dari mempelai
wanita.
Mengacu pada tafsir tersebut maka kita mengetahui
dua objek pokok pada acara tersebut yaitu :
1. Orang yang di olat (Mempelai pria)
2. Orang yang mangolat (anak namboru mempelai wanita)
Meskipun objek utamanya dua, tapi dalam prakteknya
keduanya tetap dapat dibantu pihaknya masing-masing.
____________________________
Landasan Adat dalam Mangolat
____________________________
Berikut sebagian dari landasan tersebut :
* Jolo diseat hata asa diseat raut
( di bicarakan sebelum dilaksanakan)
* Sidapot solup do na ro (mengikuti
adat suhut setempat)
* Aek Godang tu aek laut, dos ni roha
sibaen nasaut (Musyawarah mufakat ).
*Rundutna do burir ni eme anso porngis.
(Hubungan yg masih dekat dalam suatu keluarga.)
Jika dihubungkan dengan acara "mangolat" tersebut
maka jelas, keinginan si anak namboru untuk mengetahui
kedaan siborutulangnya merupakan hal yang penting dan
biasanya akan tergambar lewat komunikasi pada saat
mangolat tersebut (kominikasi 2 arah)
Hal lainnya, karena sang mempelai pria dalam kedudukan
selanjutnya akan menjadi anakboru / halak naro maka
sudah sepantasnya pula beliau mengikuti acara
mangolat tersebut.(Rundutna do burir ni eme anso porngis).
__________________
Tujuan Mangolat
__________________
- Demi terlaksananya ajaran budaya batak itu
- Demi terhindarnya ngotngot dibagasan ipon, tukkol
dibagasan ngadol di namar poreban
- Demi terjaganya dalihan natolu, sebagai prinisf
dasar dalam budaya batak (terhargainya pihak
anak boru/orang tua yang mangolat/bou)
- Demi terbinanya holong mangalop holong di
namarsaripe (adanya keyakinan si anak namboru
bahwa borutulangnya terjaga dengan baik).
Adalah gambar singkat dari penulis tentang tujuan
dilaksanakannya mangolat itu.
______________
Alasan Diolat
______________
Berikut beberap kutipan sebagai gambaran kedudukan
seorang borutulang dalam budaya batak :
1. Sumber : http://blog.djarumbeasiswaplus.org/ harryyassir/
2013/02/01/surat-untuk-boru-tulang/
"...Jadi kau baik-baik aja disana kan? Gimana liburanmu?
Gimana nilai-nilaimu? Wah, pasti bagus-bagus lah. Aku
yakin kau selalu menakjubkan di dunia akademis" tanya
anak namboru pada borutulangnya dalam pesan surat.
2. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=teYm5ETp8R8
Tung bolak bulung ni rimbang, bolakando bulung ni
sindulang. Pandokkon ni damang dainang, buatondo
si boru tulang.
3. Sumber : http://marpariban.blogspot.com/
Tona ni dainang pe ito
naingkon kho parumaen nai
hodok do nang tu Nattulangi
nasetuju do au gabe helana pariban
4. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=pIn0He_JLK4
Lelengma inda huida parsonggop ni unggas kutilang,
Leleng ma inda huida ho anggi si borutulang.
5. Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=SRmGAaGM_kQ
O anak ni namboru alusi mada au jolo, mate malungun
mada au paitteho pio-pio.......
Pio-pio manuk peda abang ro amau marlojong
6 Sumber : Tentunya Masih banyak kawan
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, jelas bagi budaya
batak, "Siborutulang" mendapat kedudukan khusus dimata
"anak namboru" dan hal ini mendapat persetujuan dari
para orang tua, sehingga cukup banyak juga yang
menjodohkonnya.
Tetapi, masyarakat Tapsel bukan saja masyarakat yang
mementingkan budaya, mereka juga mementingkan ajaran
agama. Dan agama itu sendiri mengatakan, "Jodoh itu
adalah urusan Tuhan"
Nah...! Demi terlaksananya kedua hal diatas, maka
mangolat pun dilaksanakan. Hahahaha...mantap bukan...?
Singkat kata, "Pahombar adat dohot agama" adalah kata
kuncinya kawan.
_________________________________
Teori Komunikasi Dalam Mangolat
_________________________________
Seperti kita ketahui, mangolat itu lebih fokus pada
orang si "anaknamboru" karena beliaulah yang lebih
berkepentingan dalam hal ini.
Karena itu tentunya diperlukan kemampuan khusus dalam
pelaksanaan komunikasinya hingga apa yang di inginkan-
nya tercapai. (Lihat video ada gambaran seperti mangido
parsigaret-pen).
Teorinya dalam hal ini, "Jika komunikator (sianaknamboru
mengetahui suata cara khusus (pilihan kata/kalimat) yang
menyentuh hati komunikan (yang mangalojongkon/mempelai
pria) maka keinginan sianak namboru untuk mendapatkan
hepeng parsigaret akan tercapai.
Jika kita menyimak isi video,maka ada gambaran keberhasilan
si anak namboru dalam mangolat tersebut.(Komunikasi
mangolat efektif-pen).
______________________________________
Prasarana Mangolat Persiapan Mangolat
______________________________________
Satu meja dan dua kursi merupakan
prasarana utama dalam mangolat ini.
Kursi sebagai tempat duduk
kedua mempelai, sedangkan meja
sebagai persiapan jika antara yang
mangolat dan yang di olat terjadi
transaksi tertentu.
Adapun mengenai minumannya,
bagi mereka yang ingin
melaksanakan mengikuti benar cara
ni opputta najoloi
Hatees Budi dalam diskusi FB (Marsipature ate-ate nabe)
mengatakan :
"On mada tradisi natinggal dohot naditinggalhon.
MANGOLAT BORU. Ligin bo jolo inuman nai, inda harambir
be. Ligin muse pangalot nai, daganak doma"
Penulis setuju dengan pendapat diatas, bahwa tradisi
bisa tinggal dan ditinggalkan, padahal cara lama kadang
lebih memberi arti.
Begitupun penulis tetap dapat memahami "Kedinamisan"
budaya bagi orang Tapsel. "Kalau ada cara yang mudah
mengapa harus dibikin sulit" bigitu mungkin prinsif sebagian
orang yang sering membikin pusing orang batak toba.
Hahaha...Batak toba dalam urusan adat memang paten.
sedangkan Batak Tapsel cantik main. Hebatkan...!
Serukan...! Batak itu kawan...?
___________________________________
Komunikasi (Pantun) dalam Mangolat
___________________________________
"...salah satu mungkin alasan na bang, susa namar pantuni...
contoh na au ma". Comentar A. Siagian pada status Budi
di "Turebe". Dan terhadap hal ini B. Hateespun memberikan
tanggapan :
"...inda tradisi pantun nai na utamo. Tai, sapa-sapa ni
anak namboru nai bisa doi mambaen murgogo roha ni bayo i
manjago borutulang nia i. "ANGGO NADIJAGO HO
BORUTULANGKON, ULANG LUPA HO, ADONG
DO AU NA SIAP MANGALAP NA."
Dari uraian diatas, tergambar bahwa makna mangolat itu
bukanlah pada kemampuan berpantun, tapi pada motif komuni-
kasinya (Agar si borutulang lebih dijaga oleh mempelai
pria).
Para kawan...! Jika dihubungkan dengan video "mangolat"
yang di upload oleh Edy Saputra Hutasuhut maka video
tersebutpun tidaklah mengandalkan komunikasi pantun,
tapi lebih fokus pada pemberitahuan agar si mempelai
pria lebih memperhatikan lebih menghaholongi siborutu-
langnya.
Dengan asumsi :
Jika si mempelai pria (namangalap boru) menghaholongi
si borutulangnnya, maka sianaknamborupun yang bukan jadi
jodohnya akan merasa puas, merasa senang.
Hahahaha...indah bukan ajaran batak itu kawan...?
Tio do tao toba, jonokhon tuk-tuk Parapat
najarang do luluan songon aturan ni adat batak
di upai do naloja, dipodai do namarsak...
Karena itu, mangolat ini juga merupakan poda tak
langsung dari anaknamborunya pada borutulangnnya
agar rela menerima berlakunya taqdir jodoh dari
Allah Swt, dengan ikhlas mengikuti karah manapun
langkah suami akan berjalan. Hahahaha...paten kali
mangolat itu ba.
Tangis noma hurangna...! Onpe tangis majo au ate...!
Hehehe...ah...
_____________
Kesimpulan
_____________
"Horja (pesta) identik dengan keceriaan. Ia adalah
tempat berkumpul penuh suka cita. Ia adalah tempat
yang larut dalam kebahagiaan.
Pada setiap horja kemeriahan tidak hanya karena sifat
horja itu sendiri. Ia lebih kepada bagaimana mereka
yang hadir bersama-sama menciptakan nuansa ceria".
Demikian kata salah situs ni halak hita.
Dan bagian dari keceriaan budaya batak itu adalah
"Mangolat". Lestarilah budaya batak, salam hormat untuk
anda yang mendapat sebutan si anak namboru maupun
si borutulang dan horas...!
________________________________________________
Cat :
* Image gambar dari Marsipature Ate-ate nabe (Group FB) dan
video mangolat : ada pada http://youtu.be/LSbMc597nXo di youtube atau
di blog ini lewat link : "Lehen jo minum borui"
http://syahrialhasibuan.blogdetik.com/2011/06/18/marsattan-dot-mangolat/
http://indoparsada.blog.com/2011/04/02/aturan-adat-istiadat-batak/
http://pustakaangkola.blogspot.com/2012/01/umpama-batak-angkola-mandailing-2.html
No comments:
Post a Comment