Saturday, March 15, 2014

Pemilu 2014 : Lahirnya anak-anak Durhaka Indonesia dalam laporan khayal Rakyat Jelata Pada Bung Karno


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak ilustrasi laporan rakyat jelata pada Bung Karno
proklamator Kemerdekaan RI dalam rangka menyambut Pemilu 2014
dan menganalisa kemungkinan lahirnya anak-anak durhaka
Indonesia- Post.7"
______________________________________________________













_____________________

Kata Pengantar
_____________________

"Proklamator lahirnya Negara Republik Indonesia" begitulah kira
rakyat Indonesia menyebut Bung Karno dalam banyak hal. Dan pikiran
kitapun pada umumnya terarah pada naskah proklamasi itu :









Yah hanya itu yang terpikir pada umumnya di dalam diri
masyarakat Indonesia, tidak kurang dan sepertinya tidak
lebih pula.

Sungguh sangat jarang masyarakat Indonesia berpikir :

- Kalau tidak ada Soekarno, mungkin negara ini tidak merdeka
- Kalu tidak ada soekarno mungkin penduduk negara ini hanyalah
  budak-budak dari negeri penjajah
- Kalau tidak ada soekarno, mungkin saya tidak jadi pimpinan
  di negeri ini
- Kalau tidak ada Soekarno, mungkin saya tidak punya rumah
  tidak punya mobil dan tidak punya hepeng sebanyak yang ada
  sekarang ini.
- Dan kalau tidak ada Soekarno mungkin saya tidak sekolah di
  negeri ini

Dan sepertinya Soekarno juga tidak pernah memikirkan, Apakah
anda memikirkan, bertindak atau berbuat seperti apa yang
dipikirkannya, seperti apa yang disampaikannya.

Baginya sangat terasa, "Apapun yang baik, apapun yang dapat
memajukan negara ini, apapun yang dapat menyemangati para
pemudanya dan apapunyang dapat menciptakan persatuan dan
kesatuan itu, harus tetap disampaikan. Termasuk apapun
yang dapat menciptakan sama sama rasa, sama rata, sama
ratap dan sama tangis di negeri ini".

Sekian tahun sudah Indonesia Merdeka dan Pemilihan Umumpun
telah berlangsung beberapa kali dan beliapun sudah tidak
ada, sudah almarhum. Sudah kembali pada sang penciptaNya.

Lewat postingan ini, penulis berilustrasi, berandai-andai,
Andai Soekarno hidup dan bertanya pada rakyat jelata tentang
keadaan Indonesia secara umum, "Kira-kira seperti apa laporan
rakyat jelata tersebut dalam hubungangannya dengan peryataan-
pernyataannya semasa masih hidup...?

Adalah isi dari postingan ini, dengan maksud dan tujuan agar
anda pembaca yang mungkin jadi "Pemilih" di tahun ini lebih
bijak bersikap dan bertindak dalam memilih pimpinan Negara
Republik Indonesia baik sebagai calon anggota legislatif
maupun sebagai calon Presiden.

Selamat menyimak...!
________________________________________________________

1. Hal Pernyataan :
   "Perjuangan Rakyat Indonesia sebelum dan sesudah meredeka"
________________________________________________________

Pernyataan Bungkarno :






















Perjuanganku lebih mudah
karena mengusir penjajah,
perjuanganmu lebih sulit
karena melawan bangsamu sendiri

Laporan Rakyat Jelata :

Yah betul itu pak Karno...! Kalau pada masa perjuangan Bapak
jelas ketahuan siapa lawan siapa kawan. Kalau ada orang yang
kulitnya putih, bottar matanya serta rambutnya merah. Berarti
itu lawan. Kalau ada yang badannya kira-kira sebesar badan
rata-rata orang Indonesia, matanya sipit, serta punya
sensata yang dihadang seperti hadangan, berarti lawan juga.
Kalau bukannya dia Nippon, ya Jepang.

Tapi sekarang pak...!

Sulitnyanya bukan main membedakan yang mana kawan yang mana lawan,
yang mana pejuang, yang mana bukan pejuang. Mereka-mereka itu
khsusnya yang bergerak dibidang pemerintahan pintar-pintar kali
bersandiwara pak.

Kalau mau mereka mau disorot TV terkesan bangat mereka seolah-
olah telah memberi jasa besar kepada negara ini. Jago-jago kali
pak beragumentasi, kadang-kadang firman dan hadispun mereka
masukkan dalam kepermainan politik mereka untuk menguatkan
argumentasinya. Bahkan ada yang berani bersumpah pak bahwa dia
katanya tidak korupsi, tidak makan uang negara. Ngak taunya dia
makan pak. Banyak kali rumahnya disana sini...! Mobilnya juga
banyak pak, sementara masyarakat lainnya masih banyak yang susah
dapat makan.

Bung Karno :

Manusia berbulu domba...!
Jangan kalian pilih manusia-manusia seperti itu di
pemilu 2014 ini. Teruslah kalian hidup para rakyat jelata
dan tetap do'akan agar negara kita ini tetap maju.

Rakyat jelata :

Iya pak...!
______________________________________________

2. Hal Pernyataan :
   "Kekayaan Alam Indonesia yang harus di olah"
______________________________________________

Pernyataan Bung karno :













Biarlah kekayaan alam kita
tersimpan sampai nanti
putra-putri bangsa ini
mampu mengolahnya sendiri

Laporan dan tanggapan Rakyat Jelata :

Pak...! Kekayaan alam kita ini memang telah mampu kami olah
sebagian, di kampung-kampung kami sudah masuk listrik tanpa
mengandalkan PLN. Begitu juga pertanian kami pak, kami telah
berusaha keras untuk menemukan inovasi-inovasi dibidang
pertanian, agar produktivitas tinggi.

Tapi pak...!

Setelah semua itu kami lakukan, kami tetap saja susah.
Mengapa ya pak...! Bukankah pemerintah kita punya depatemen
khusus untuk mengatasi hal ini, bukankah kita punya mentri
untuk mengatasi hal ini.

Bung Karno :

Adalah kesalah besar jika kalian angkat seorang Menteri
Pertanian yang bukan anak petani, bukan pula pernah sekolah
di Pertanian. Ingat kalian itu...!

Rakyat Jelata :

Iya pak kami ingat dan kami mengerti sekarang, untuk hal-hal
yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus benar-benar
ahlinya. Nanti kami sampaikan sama pak Presiden agar beliau
hati-hati mengangkat para mentrinya.

Hutan-hutan kami juga telah banyak dirusak sama sang raja
hutan itu, kayunya mereka jualin untuk memperkaya dirinya.
Sehingga kami sekarang ini sering kebanjiran. Kami juga
memang mengambilpak, tapi hanya untuk keperluan kayu bakar
kami, karena kami tak mampu membeli minyak tanah.

Bung Karno :

Sungguh terlalu, mengapa tidak kalian potukkan saja kayu
itu pada sang raja hutan itu.

Rakyat jelata :

Ya pak...! Nanti kalau mereka datang lagi kami potuk,
perkara urusan belakangan.
____________________________________________

3. Hal Pernyataan :
   "Orang tua dan Pemuda yang punya kekuatan"
____________________________________________

Pernyataan Bung karno :
























Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan
kucabut Simeru...beri aku 10 pemuda
niscaya akan kuguncang dunia

Laporan dan tanggapan Rakyat jelata :

Percaya saya pak Karno kalau pada masa lampau...! Karena para
orangtunya memang punya jiwa nasionalisme yang tinggi. Tapi
sekarang saya ngak percaya pak. Orang tua sekarang banyak
yang tauanya cuma becewe-cewe aja pak. Ngak yang kerja di
Pemerintahan, ngak yang kerja di Swasta. Mereka semua sama
aja pak. Becewe-cewe aja para orang tua itu pak. Bahkan
uang negarapun kadang dihabiskan orang tua itu untuk becewe-
cewe. Ngak malu dia pak, padahal anaknya uda gede-gede.
Ada lagi pak yang sudah punya cucu.

Begitu juga para pemudanya pak Karno. Lebih banyak yang
ngak beres dari pada yang beres. Tauran, minum-minum keras,
malas sekolah, menghabis-habiskan duit orang tuanya. Itu
saja kerjaan orang itu pak. Bahkan pemuda sekarang ini
banyak yang ngak hapal sumpah pemuda pak. Bodohnya aibon,
lem karet pak Karno diminumnya.

Bung Karno :

Hancurlah Negara ini kalian buat kalau begitu. Orangtuanya
tak beres, pemudanya juga tak beres. Kalau begitu, bagaimana
kalian bisa mencapai tujuan UUD 45 itu...?

Rakyat Jelata :

Ya begitula pak...! Masyarakat adil dan makmur sungguh masih
jauh dari impian, bahkan terkesan seperti mimpi pak. Ngak
mungkin bisa tercapai, "Yang kaya itu pak terasa makin kaya,
sementara yang miskin tetap miskin". Banyak yang kaya dari
pemerintahan itu tak punya perasaan pak, hatinya buta dan
sungguh sangat buta pak. Mereka juga sepertinya sudah tak
takut dosa pak.

Negara lain juga sudah tak banyak lagi yang takut sama
Indonesia ini pak. Banyak utang negara kita di buat orang
itu, hingga yang baru lahirpun di negara ini langsung punya
utang pak.

Terus terang aja pak Karno, bukannya saya tidak cinta sama
negara ini, bukan saya tidak sayang tapi kepercayaan saya
sudah hilang, "Mohon maaf pak Karno...saya sudah tak mau
memilih lagi tahun 2014 ini.

Bung Karno :

Jangan begitu...!

Rakyat jelata :

Pak Karno...! Bisa ngak kira-kira di buat di negara ini UU
yang memberi batasan, berapa seharusnya kekayaan yang boleh
dimiliki seorang warga negara Indonesia. Maksudnya pak agar
pemerataan dan kemakmuran itu lebih mudah dicapai. Karena
akhir-akhir ini sudah mulai tergambar mereka sang penguasa
sang fir'aun, sang perakus harta telah mulai berani membeli
pulau di Nusantara ini. Bukan tidak mungkin pak suatu saat
negeri ini bukan lagi milik negara RI, tapi milik penguasa
RI, karena rakyatnya juga ikut dibeli sang penguasa itu.

Bung Karno :

Bisa dibuat UU, negara-negara kalian. Kalian aturlah bagaimana
bagusnya. Tapi akan sangat sulit itu terjadi jika yang kalian
pilih adalah pemimpin atau penguasa yang "justru tidak mau dia
dibatasi kekayaannya".

Rakyat Jelata :

Iya ya pak...! Maunya ada para calon pemimpin negara ini di
tahun 2014 ini berani berkata, "Jika saya terpilih maka saya
dengan kewenangan saya akan mengeluarkan UU yang membatasi
kekayaan setiap warga negara RI", tapi rasanya tak mungkin
pak...!
_________________________________________________

4. Hal Pernyataan :
   "Keinginan yang kuat dalam pembangunan Negara RI
_________________________________________________

Pernyataan Bung Karno :



















Jika kita mempunyai
keinginan yang kuat
dari dalam hati, maka
seluruh alam semesta
akan bahu membahu
mewujudkannya

Laporan dan tanggapan Rakyat jelata :

Ya pak Karno...! Dan itula sebabnya mengapa kita bisa Merdeka,
semua masyarakat bersatu mengusir penjajah itu. Tapi setelah
merdeka, keinginan yang kuat itu, yang mungkin bapak inginkan
adalah "Keinginan yang kuat untuk membangun" ternyata tidak
bisa dibilang "Iya pak".

Saya merasakan keinginan yang kuat itu telah banyak yang salah
arah pak Karno, karena banyaknya pemimpin yang mengarahkan
lewat hepeng, sementara masyarakat kita banyak pula yang tak
punya hepeng. "Mereka kadang memilih pimpinan tidak lagi pak
melihat pribadi atau kwalitas orangnya tapi melihat siapa
pimpinan yang memberi hepeng, maka itulah yang mereka pilih.
Kasihan sekali mereka pak...!

Bung Karno :

Astagfirullohulazim, ada apa dengan negara yang sudah saya
tinggalkan ini, mengapa ya Allah tidak kau beri saya umur
yang panjang, hingga seuamya dapat saya pantau, "Sungguh
saya mengerti, bagaimana sakit dijajah itu". Sungguh saya
mengerti bagaimana negara ini bisa merdeka.

Rakyat Jelata :

Sudahlah pak...! Mungkin sudah beginalah nasib hidup di
Indonesia ini, "Sebagian masyarakatnya mungkin akan tetap
hidup dalam kemewahannya, sementara sebagian lainya hidup
dalam tangis kelaparan karena, "Nasi dipiring kita ternyata 
tak bisa kita makan". Beri kami do'a pak Karno dari alammu
sana, "Doakan kami agar kami pemilu kami 2014 ini mendapatkan
pemimpin yang bijaksana, yang mengerti akan keinginan rakyat
jelatanya.

________________________________________

5. Hal Pernyataan :
   "Kemerdekaan sebagai suatu jembatan"
________________________________________

Pernyataan Bung Karno :

























Merdeka hanyalah
suatu jembatan;
walaupun jembatan emas
diseberang jembatan itu
jalan pecah dua
satu kedunia sama rata
satu kedunia sama ratap sama tangis

Laporang dan tanggapan rakyat jelata :

Ya pak Karno...! Merdeka memang suatu jembatan, suatu jalan
yang harus dilalui guna untuk mendapatkan tujuan kemerdekaan
itu. Dan memang jembatan itu sungguh benar terpecah dua pak
Karno

Satu jembatan yakni jembatan emas itu milik mereka pak karno
para penguasa negeri ini, para orang kaya negeri ini, yang
dengan sombongnya menunjukkan kekuasannya, menunjukkan
kekayaannya. Bahkan sebagian mereka dengan tenganya menyiksa
rakyat jelata yang bekerja padanya, "Jembatan mas itu
benar-benar memberi siksa pak Karno pada rakyat jelata
yang mungkin hanya punya jembatan rusak dan cukup sering
menjadi tak ada karena telah dirusak para pemilik jembatan
mas itu.

Pak Karno...!

Jika bapak menginginkan satu kedunia sama rata sama rasa,
satu kedunia sama ratap sama tangis, "Sungguh susah dalam
penerapannya". Garis pisah itu tetap saja ada, sungguh
susah pak Karno mereka para bangsawan itu untuk diajak
sama ratap dan tangis dengan rakyat jelata.

Mereka para bangsawan itu, para jutawan itu, para milyader
itu tetap sama rasa dengan para bangsawannya, para
jutawannya dan para milyadernya.

Kalaupan dipaksakan untuk terlihat sama hanyalah untuk
kepentingan iklan atau kampanye pak Karno. Mereka para
calom pimpinan itu akan berlomba-lomba untuk sama ratap
dan tangis dengan rakyat jelata, karena mereka tahu
rakyat jelata masih banyak di negeri ini. Begitulah
pak Karno negeri kita ini sepeninggalanmu, sungguh
banyak sandiwara, hingga tak bisa lagi dibedakan mana
yang pemainnya sandiwara mana yang tidak.

Bung Karno :

"Saya tunggu kalian di akhirat, siapun yang menghianati
negeri ini akan kami beri pelajaran kelak bersama pejuang-
pejuan kemerdekaan RI". Mereka yang memperkaya dirinnya
dengan cara-cara yang tak seharusnya akan diberi pelajaran.

"Tidak seorangpun dapat kaya di Indonesia kecuali dengan 
kekayaan alam Indoesia itu sendiri". dan "Tidak seorangpun 
yang dapat merdeka di Indonesia ini, kecuali dengan 
kemerdekaan 17 gustus 1945 itu, yang mana saya telah 
mengesahkannya.

Rakyat Jelata :

Setuju pak Karno...!
Bila perlu dikumpulkan saja semua pejuang-pejuang Nasinal
itu dibikin tanding dengan pimpinan masa kini itu, biar
mereka hajar...!. Tapi pak mereka lama matinya, pintar-pintar
kali orang itu pak. Kan ada itu pak, seharusnya dia uda mati
tahun 2000, eh...pigi orang itu pak ke Singapur, tahun 2003
jadinya mati.

Bung Karno :

Tapi mati juga kan...!

Rakyat Jelata :

Ya mati juga pak...! Kan udah di ingatkan sama bung Lubis
kami pak, kayope matedo, miskinpe matedo, pokoknya
namulimate do sude pak karno.

Bung Karno :

Bagusla itu kalau begitu...!
_________________________________________________

6. Hal Pernyataan :
   "Mimpi atau cita-cita yang setinggi langit"
_________________________________________________

Pernyataan bung Karno :


























Bermimpilah setinggi langit
jika engkau jatuh
engakau akan jatuh
diantara bintang-bintang

Laporan dan Tanggapan Rakyat Jelata :

Ah pak Karno...! Jika yang bapak maksud adalah cita-cita
sunguh tidak mungkin lagi bagi kami rakyat jelata ini.
Kami bisa jual sawah ladang kami demi mewujudkan yang
kami mimpikan itu, tapi pak Karno uang sawah dan ladang
kami sudah tak cukup menggapai mimpi itu, meski kami
ingin berkarya, ingin bekerja baik untuk negeri ini.

Kami rakyat jelata sudah tang sanggup pak Karno
menyediakan duit 200 juta untuk jadi polisi. 100 juta
untuk jadi kerja di Pemda, kalaupun kami sanggup, kami
harus menjual rumah kami. Tapi jika kami jual kami
harus tinggal dimana pak...!

Semnetara untuk mereka yang punya jembatan mas itu pak
Karno, sungguh mudah baginya menyediakan 200 juta itu.
Dan jika kami harus dipaksa bersaing jelas kami rakyat
jelata ini sudah tak sanggup. "Kami pasrah sudah pak
hidup di negri ini untuk lahir sebagai rakyat jelata
dan hidup sebagai rakyat jelata juga mati kami tetap
rakyat jelata, "Semoga Ridho Allah tetap bersama
kejelataan hidup kami, untuk suatu saat di akhirat 
diberi kami imbalan surga".

Bung Karno :

Pada masa saya sudah ada namanya "Komunis" dan komunis
ini telah diusahakan pihak-pihak tertentu masuk ke
Indonesia, tapi berkat kekuatan Tuhan juga kebersamaan
masyarakat akan adanya Tuhan yang maha esa, maka komunis
ini gagal masuk ke Indonesia. Jika saja masuk mungkin
seluruh penduduk negara Indonesia ini sudah jadi
komunis.

Tapi mendengar laporan rakyat jelata ini, sepertinya
menggambarkan bahwa sudah tak ada Tuhan, sudah tak ada
agama di Indonesia, "Bukankah kami telah memberi ijin
untuk dapat hidup beberapa agama di Indonesia ini lewat
Pancasila dan UUD 45".

Rakyat Jelata :

Ngak ngertila saya pak Karno...!
________________________________________________

7. Hal Pernyataan :
   "Pentingnya Kesatuan dan Persatuan"
________________________________________________

Perrnyataan bung Karno :


















Anakku, simpan segala yang kau tahu, jangan
ceritakan deritaku dan sakitku kepada rakyat.
Biarkan aku menjadi korban asal Indonesiaku
tepat bersatu. Ini aku lakukan demi kesatuan
persatuan, keutuhan dan dan kejayaan bangsa

Laporan dan tanggapan rakyat jelata :

Sungguh susahku memberi pendapat bung Karno, namun sangat
terasa, "Banyak yang sebelumnya ada di Negeri ini, sekarang
menjadi tidak ada karena susahnya menegakkan persatuan
dan kesatuan itu.

Bung Karno :

Alangkah kasihannya hidup kalian ini, "Yang sudah ada di
negara ini menjadi tidak ada, padahal pada saat kami 
tinggalkan sungguh banyak yang ada. Apakah kekayaan alam
negeri ini telah kalian jualin kenegara lain. Kalian
tidak menikmatinya...! Alangkah bodohnya kalian".

Rakyat Jelata :

Iya pak...! Memang bodoh dan itu hasil perbuatan
para pengambil keputusan itu yang selalu mengatasnamakan
untuk kepentingan rakyat jelata

Bung Karno :

Pantaslah kalian kalau begitu di "Ogar-ogar / di ancam"
negara lain. Utang kalian banyak dan kalian suruh orang
lain mengolah kekayaan alam sindiri. Tentulah kalian di
bodoh-bodohinya.

Rakyat Jelata :

Tapi kami sering study banding pak ke luar negeri...!

BungKarno :

Apa itu study banding...?

Rakyat jelata :

Yah begitu la pak, membanding-bandingkan apa yang kita punya
di negara ini dengan apa yang orang lain punya di negaranya.
Orang punya pak bagus-bagus, licin bermerk dan tahan lama.
Pokoknya berkualitaslah pak...!

Bung Karno :

Terus...yang kalian punya bagaimana...?

Rakyat Jelata :

Yah... pak...! Kasihan sekali, ada yang karatan, bocor-bocor,
baru sekali dipake udah rusak dan banyak lagi pak yang dimakan
tikus. Makanya pak...! Orang kami yang punya duit itu sudah tak
mau dia beli buatan negeri sendiri, dia maunya buatan luar negeri
pak, padahal duitnya dari dalam negeri.

Bung Karno :

Kalau begitu, "Buang itu study banding" tak perlu itu ada.
Suruh warga negara Indonesia ini yang pintar sekolah kenegara
lain yang sudah maju, "Curi Ilmunya" itu yang betul. Ngapain
kalian banding-banding...! Setelah ilmunya dapat baru kalian
kembangkan lagi.

Rakyat Jelata :

Iya...ya pak...!
__________

Penutup
__________

Demikian ilustrasi penulis blog ini, "Dalam melaporkan
keadaan Negara Republik Indonesia setelah 68 Th merdeka.

Apapun yang ada dipikiran pembaca blog ini, penulis
berharap semoga kita semua, "Orang-orang yang berpikir
dan berjiwa besar...". Hidup tetaplah tenang dan 
optimisme tetap pula tingkatkan.

Anda para pemuda-pemudi Indonesia, khususnya pemuda
yang lahir dari orang tua rakyat jelata, teruslah belajar...!

"Lakukan sesuatu yang berarti untuk negara ini" dan jangan
terlalu berharap akan ada sesuatu yang diberikan negara
untukmu yang berarti. Anggap seperti taqdir, "Taqdir hidup
sebagai warga negara Indonesia".

Anda para rakyat jelata, teruslah bekerja dan jangan
banyak mengeluh...! Insya Allah Tuhan tetap bersama anda

Anda para pemimpin negara RI saat ini, tolonglah tolong
lebih diperhatikan hidupnya para rakyat jelata negeri ini,
batasi kekayaan anda, "Berbagilah dengan rakyat jelata, 
sebelum Tuhan membagi bencana alam untuk berbagi pula 
dengan anda".

Sering-seringlah masuk perkampungan orang-orang miskin
rasakan apa yang dirasakan mereka, "Anda yang kaya dan
mereka yang miskin sesungguhnya sama dihadapan Tuhan".

Anda para calon pemimpin, apakah calon legislatif atau
calon Presiden : "Baguskan niat kalian" itu sajanya.
Sunggug niat itu berpengaruh besar pada tindakan. Dan
jangan lupa gunakan niat dengan dasar hati, bukan dengan
dasar logika atau pikiran. Dan jika kelak anda terpilih
sesuai pula tindakan dengan niat dasar hati itu.

"Jayalah Indonesiaku, tiada penyesalan hidup di negeri
ini meski terlahir dari rakyat jelata. Darah dan air
matapun akan selalu kurelakan untuk nusantara tercinta
dalam hidupku yang sudah tak mungkin 1000 tahun lagi ini.

Ibu maafkan anakmu ini...!

"Saya harus memilih dalam keraguan dan tanya apakah
pemilihan ini memberi manfaat atau tidak bagi saya.
Sungguh mimpiku telah kandas di negeri ini yang
menyebabkan kandas pula rasa holongku kepadamu".

"Semoga negeri ini tidak menciptakan manusia-manusia
yang durhaka pada orang tuanya atas kerasnya hidup".

Soadabe ale amang inang hatahononku
gotap diparang-alangando cita-citakku
nunga dibaenkho nasatolapmu
pasikolahon anakmo anggiat maju...



Boru Tulang :

Sedih kali lagunya, apa yang ada
dipikiranmu anak namboru...?

Anak Namboru :

Akan banyak lahir anak-anak di Nusantara ini borutulang
yang dengan terpaksanya dia merantau karena miskinnya
kampung halaman, desa-desa di Nusantara.

Dan dalam perantauannya beliau banyak mengalami kesusahan
borutulang. Dalam kesusahan di perantauan itu, orangtuanya 
sakit borutulang tapi tak ada uang untuk berobat. Kemudian
meninggal borutulang di Kampung halaman dan beliau tak 
bisa pulang, karena tak punya hepeng.

Sepintas terkesan tak ada hubungannya borutulang dengan
pemimpin di negara ini, tapi sesungguhnya merekalah yang
menciptakan keadaan itu. Mereka tak mampu menyediakan
lapangan kerja itu dan mereka terlalu sibuk mengurus
diri mereka sendiri, "Mereka tidak tahu borutulang bahwa
rakyat jelata desa-desa Indonesia itu datang ke Kota,
untuk memperbaiki hidup. Dan perbaikan hidup yang didapat
hanyalah jadi perampok, pencopet, pengamen, kondektur
jalanan, supir tembak, parkara-kara / pemulung yang 
"Hais manyogot tuduk potang borngin marngarut (dicari
pagi sore sudah habis malamnya kelaparan ".

Boru Tulang :

Kalau begitu, "Selamat pemilihan umum 2014 anak namboru...!"
dan jangan lupa "Cantik main" pun salam khayal 'tuk
bung Karno.

Anak Namboru :

"Selamat pemilihan umum 2014 juga boru tulang...!" Jika
bukan Golongan Hitam (Golhit) maka saya akan
jadi Golongan Putih (Golput) dan salam khayal akan
disampaikan boru tulang...!

Borutulang :

Oya.. anak namboru...! Jangan terlalu dipikirlah.
Serahkan aja semu sama sang pencipta. Mainkan aja
lagu anak Medan itu, obat stres itu...!

Anak Namboru :

Iya borutulang, tidak terlalu saya pikir dan tetaplah
sehat pun selamat borngin / malam....!

Anak medan...anak medan...anak medan do au
godang pargaulan mangolukki ma au...
tarlobi di penampilan aksi doi do au
susah nang so susa happy do di au...
anak Medan do au ito...




_________________________________________________________
Cat : "Jika postingan ini dapat mengetuk hati, mengapa
pintu hati masih ditutup...!"

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment