#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Siti Nurkhalizah dan mernikmati macam
tembang Melayunya pun memahami 245 Pribahasa Melayu)
_________________________________________________________
___________
Pengantar
____________
Ehem...!
Salam sejahtera...! Malam ini mengulang kaji dulu ba. Kaji lama
seputar pribahasa yang dapat dipastikan telah pernah kita pelajari
bersama.
Untuk pelancaran kaji ini, penulis menyertakan info sedikit mengenai
Siti Nur Haliza tentang segala macamnnya, pun menikmati macam lagunya
atau syairnya yang memang banyak mengandung pribahasa.
Selamat menyimak...!
_________________________
Sekilas Siti Nurhalizah
_________________________
Siti Nurhaliza (nama lengkap dengan gelar: Datin Seri Siti
Nurhaliza binti Tarudin; lahir di Kampung Awah, Temerloh, Pahang,
Malaysia, 11 Januari 1979; umur 35 tahun) adalah seorang penyanyi
dan selebriti yang berasal dari Malaysia.
* Hal Awal karier
Siti Nurhaliza telah menunjukkan bakat bernyanyi yang dimilikinya
sejak usia dini. Namun kariernya baru melesat setelah memenangkan
Pertandingan Bintang Hiburan Minggu Ini pada tahun 1995.
* Hal Pencapaian Karir
Pada tanggal 1 April 2005, Siti tampil di Royal Albert Hall, London
yang sebagian diiringi oleh London Symphony Orchestra yang dipimpin
Erwin Gutawa. Pada konser ini, Siti Nurhaliza menjadi artis Malaysia
pertama, dan Erwin Gutawa juga menjadi komposer Indonesia pertama
yang tampil di tempat bergengsi itu.
Lagu-lagu Siti Nurhaliza yang digemari oleh masyarakat Indonesia di
antaranya adalah Cindai, yang juga sering dinyanyikan juga oleh
para penyanyi Indonesia di berbagai acara.
* Hal Kehidupan pribadi
Siti Nurhaliza adalah anak dari Tarudin Ismail, adalah seorang
anggota polisi; dan Siti Salmah Bachik, seorang penyanyi lagu melayu
tradisional yang kadang-kadang tampil di hajatan perkawinan.
* Hal Pernikahan
Siti Nurhaliza menikah dengan Datuk Khalid Mohammed Jiwa (Datuk K)
pada tanggal 21 Agustus 2006. Saat menikah Siti berusia 27 tahun
sedangkan Datuk berusia 47 tahun.
Media Malaysia mencatat perkawinan itu sebagai perkawinan akbar
yang untuk pertama kalinya ditayangkan langsung oleh televisi ke
seluruh negeri.
Pestanya sendiri dilangsungkan dua kali, di Kuala Lumpur dan di
Pahang. Selain biaya pernikahan yang mencapai Rp. 12,5 miliar,
Datuk K juga mengeluarkan uang sekitar Rp. 25 miliar untuk
menyelesaikan perceraian dan pembagian harta gono-gini
dengan istrinya yang pertama.
Datuk K ketika itu telah memiliki empat orang anak, yang tertua
berumur 19 tahun (2006) dan yang paling muda berumur 8 tahun.
Tidak seorangpun dari anak-anaknya menghadiri pernikahan ayahnya.
Terdapat penggemar Siti Nurhaliza di Malaysia dan di Indonesia
kecewa karena Siti memutuskan untuk menikah dengan seorang duda.
Menanggapi hal ini, Siti berkata bahwa pembicaraan orang sulit
dihentikan dan berharap bahwa spekulasi tidak berlebihan dan
surut seiring waktu.
* Hal Kontroversi
Sehubungan dengan maraknya aksi anti-Malaysia yang berhubungan
dengan konflik Ambalat, pada bulan Maret 2005 di Surakarta pernah
terjadi pembakaran poster-poster Siti Nurhaliza.
* Hal Macam Album
Album studio
Tahajjud Cinta (2009)
Lentera Timur (2008)
Hadiah daripada Hati (2007)
Transkripsi (2006)
Prasasti Seni (2004)
Anugrah Aidilfitri (2003)
E.M.A.S (2003)
Sanggar Mustika (2002)
Safa (2001)
Seri Balas (2001)
Sahmura (2000)
Pancawarna (1999)
Adiwarna (1998)
Cindai (1997)
Siti Nurhaliza II (1997)
Siti Nurhaliza (1996)
Album duet
CTKD (Canda, Tangis, Ketawa, Duka) (album Krisdayanti &
Siti Nurhaliza) (2009)
Album rekaman langsung (live)
Siti Nurhaliza LIVE In Concert Royal Albert Hall,
London (2005)
Siti Nurhaliza Live In Concert/Fantasia Tour (2004)
Konsert Mega Siti Nurhaliza Bukit Jalil (2001)
Konsert Live Siti Nurhaliza (1999)
Album duet
CTKD-Cnda,Tangis,Ketawa,Duka(with Kris dayanti)
Seri Balas (with Noraniza Idris) (1999)
Album kompilasi
Cerita Cinta Siti Nurhaliza (2006)
The Best of Siti Nurhaliza
Konsert Untukmu Sudir
Edisi Istimewa Malaysia Book of Record
Lagu-lagu
Siti Nurhaliza 1
Jawapan Di Persimpangan
Mahligai Asmara
Jerat Percintaan
Antara Waktu Dan Usia
Sempadan
Sanggar Bayu
Cari-Cari
Kerana Jelinganmu
Jalanan Berduri
Siti Nurhaliza 2
Aku Cinta Padamu
Wajah Kekasih
Tirai Semalam
Demi Kasih Kita
Kesilapanku, Keegoanmu
Khayalan Cinta
Usah Diragui
Rindu Di Antara Kita
Bisikan Asmara
Sri Mersing
The Colour Of My Love (bonus track)
Cindai
Cindai
Laksamana Mati Dibunuh
Janji <Dipinjam dari Indonesia khas Dangdut cipt. Elya Khadam>
Lela
Kaparinyo <Khas Minangkabau, Indonesia>
Es Lilin <Dipinjam dari Indonesia khas Sunda cipt. Ibu Mursih>
Damak
Joget Pahang
Patah Hati
Joget Berhibur
Adiwarna
Purnama Merindu
Sendiri
Kitakan Bersama
Tak Rela Berpisah Darimu
Laguku Dihatimu
Diari Hatimu
Satu Cinta Dua Jiwa
Demi Kasih Sayang
Tak Boleh Lupa
Gelora Asmara
Pancawarna
Nian Di Hati
Seribu Kemanisan
Engkau Bagaikan Permata
Salju Kasihnya
Lelaki
Kedamaian
Kau Kekasihku
Kurniaan Dalam Samaran
Langkah Di Persada
Lembaran Cinta Pudar
Sahmura
Balqis
Joget Kasih Tak Sudah
Ya Maulai
Pawana Sampaikanlah Salam
Mahligai Permata
Masri Manis
Berpantun Kasih
Zapin Cinta Asmara
Canggai
Keroncong Si Endang Endong
Seri Balas
Hati Kama - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Ya Allah Ya Saidi - Noraniza Idris (Seri Balas)
Ketawa Lagi - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Walinong Sari (Seri Balas)
Musalmah Manis (Seri Balas)
Lenggang-Lenggok - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Pulau Pisang (Seri Balas)
Dondang Dendang - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Safa
Azimat Cinta
Jalinan Cinta
Percayalah
Lakaran Kehidupan
Kudus Sinarmu
Kau Ku Sayang
Beradu Di Khayalan
Indah Percintaan
Milikmu Teristimewa
Bicara Manis Menghiris Kalbu
Sanggar Mustika
Nirmala
Joget Senyum Memikat
Panas Berteduh Gelap Bersuluh
Bisikan Hati
Badarsila
Syair Kamelia
Di Batas Waktu
Sulam Sembilan
Bunga Melor
Kurik Kundi
EMAS
Bukan Cinta Biasa
Debaran Cinta
Untuk Selamanya
Ku Yakini
Oda Bumi Anbia
Janji Kasih
Sebenar Cinta
Airmata Ibu
Ku Milikmu
Di Sini Ku Berjanji
Anugerah Aidilfitri
Anugerah Aidilfitri
Mekar Hari Raya
Meriah Suasana Hari Raya
Sesuci Lebaran
Nazam Lebaran
Suara Takbir
Bila Raya Menjelma
Air Mata Syawal
Nikmat Hari Raya - duet Artis SRC
Aidilfitri Di Alaf Baru - duet Artis SRC
Prasasti Seni
Dialah Di Hati
Pendirianku
Cinta Tak Berganti
Cahaya Seribu Liku
Hanya Dirimu
Lagu Rindu
Sakti
Pejam Matamu
Kembalikan Indah
Ku Menunggu
Seindah Biasa
Transkripsi
Siti Situ Sana Sini
Biarlah Rahsia
Destinasi Cinta
Cuba Untuk Mengerti
Hidup Penuh Bicara
Bila Harus Memilih
Pastikan
Hati Berbisik
Rupanya Kita Serupa
Tanpa Dendam Di Hati
Intrig Cinta
Impiankan Nyata
Bisakah
Hadiah Daripada Hati
Ku Mahu
Melawan Kesepian
Mulanya Cinta
Tanpa Kalian
Biarkan
Kerana Dirimu
Hati
Wanita
Cintamu
Sutramaya
Sekian Lama
Lentera Timur
Di Kayangan Kita
Bintang Malam
Cinta Ini
Ada Masa Mata
Bulan Yang Mesra
Seloka Budi
Rasa Antara Kita
Senyum Minang Manis
Joget Menanti Kasih
Di Taman Teman
Jelmakanlah Ayumu
Tahajjud Cinta
Asma Ul Husna
Pintu Rindu
Tahajjud Cinta
Batasku Asaku
Ku Percaya Ada Cinta
Ya Rasulullah
Ketika Cinta
Selawat
Lain-lain
We'll Be As One (Edisi Istimewa Malaysia Book of Records)
Don't Put My Heart On Hold (Edisi Istimewa Malaysia Book of Records)
Mawarku
Tiga Malam
Lagu Gembira
Kini Kau Di Sisi
Dalam Taman Syahdu (The Best of Siti Nurhaliza)
Gelora Kasih (The Best of Siti Nurhaliza)
Pandang Pandang Jeling Jeling - duet Tan Sri SM Salim
Bergending Dang Gong - duet Tan Sri SM Salim
Dua Dunia - duet Too Phat
Million Miles - duet Too Phat
Pohon Asmara
Untuk Terakhir Kali
Cahaya Cinta (Cerita Cinta Siti Nurhaliza)
Pada Cintanya
Ketika Cinta
Batasku Asaku
Astana Jiwa (Lagu Tema Drama Bersiri Suria Di Cordoba)
Muara Hati - duet bersama Hafiz Suip (Lagu Tema Drama Bersiri Adam dan Hawa)
Galau
Tanahairku Tanahairmu Jua - duet bersama monoLoque
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Siti_Nurhaliza
_________________________________________________________
Macam Lagu Siti Nurhalizah yang penuh
Pribahasa dan Pantun
_________________________________________________________
1. Judul "Cindai" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Cindai"
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas ku jaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali
2. Judul "Nirmala" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Nirmala"
Diciptakan seorang insan
Lembut hati bak redup pandangan
Pabila berkata
Seluruh alam menyaksikan kesyahduan
Bagai tersentuh rasa percaya
Tika terdengarkan
Aduhai...
( 1 )
Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya
Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama
Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya
(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)
( 2 )
Siapa menyapa bagai pelita
Arah yang menghilang tika gelita
(Duhai kasih bulan saksi)
Tatap tidak ditatap
Kotakan di dada yang terdetik
Temukan sang cinta
(Angin pun mula bercerita
Semesta nyata terpedaya)
Kekasih tak berbahasa
Getir fikir derita mengharap
Suara...
(Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat)
(Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa)
Nun dari sana
Telah turun berbicara
Sang kesuma bidadari syurgawi
( solo )
Sesungguhnya berkasihlah
Di antara manusia
Perindah segala kata-kata
Bahagia itu janjinya
Mengapa kita sengketa
Rentaslah jalan terbuka
Tanpa dusta
(Telah teguh di garis... Karma!)
Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya
Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama
Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya
(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)
( 3 )
Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat
Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa
( ulang dari 3 )
3. Judul "Kurik Kundi" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Kurik Kundi"
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisar kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan
Teratak mahligai bak dipayung teduhnya
Bila budi melingkar anak asuhan
Adat yang lama berbudi berbahasa
Akar kehidupannya
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
Berpantun seloka sambil menari canggung
Serentak melangkah rentak timur diarak
Gurau senda
Sopannya dijaga
Sepakat makin kukuh terikat
Hang dok pi hang dok mai
Lagu tu lagu mana
Pi sini pi sana depa menghela sakan
Awatlah dok kalut megah condong ke barat
Mai kita...
Pakat tarik ramai-ramai
Biar ke timur condongnya
( ulang 1 )
( Perak )
Ada...O...ada E...
Bunyinya tidaklah serupa
Erti tidak berbeza
Betui yong betui sungguh
Betui ape di kate
Selembut tarian hoi...
Nak muda berlotah
Tutur bahasanya
Maghi yop maghilah yong
Maghi kita memikio
Parit dengan kuala
Cakap tidak serupe...(ateh)
Dihitung beratus beratus bilangan
Digali beratus-ratus terpendam
Saga dalam lagu pada indah syairnya
Kundi dalam tarian
Indah lenggok tarinya
Aduhai indahnya...
( Negeri Sembilan )
Mana usang diperbarui
Mana lapuk hai dikajangi
Mana elok dipakai ondeh dipakai
Kalau singkat cantik manis
Disambungkan...
Kalau panjangan cantik manis...
Mintak dikerat...
Yo sungguh yo bonar
Kato sungguh dikato
Muafakat ya tuan
Ibu adat di ondeh tidak dilupa
Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Pohon tidak berbuah
Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Bagai pohon tidak berbuah
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh...oh...oh...oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
( Kelantan )
Teghtek teghning oghe kito
Hok tu keno jago
Jange sapa berlete kale
Luar napok come jange dale
Habih kuca lembe
Luar napok come
Jange dale habih kuca lembe
( Sabah )
Membubutlah bayu
Lalu limpas siring semalu
Mengalai bagai tari sesuku
Tari sesuku
( Sarawak )
Selembut madah begitu taghi
Sek ada sakit ghasa di hati
Kame` nyambut madah tuan hulurkan
Kita` nyambut madah kame` hulurkan
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisah kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
4. Judul "Kaparinyo" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Kaparinyo"
Siti Nurhaliza
Orang berinai berhitam kuku
Mandi dijirus si air mawar
Jikalau sampai hasrat hatiku
Racun ku minum jadi penawar (2x)
Belum tersurat dalam hikayat
Ayam keluar mencari musang
Belum tersirat di dalam adat
Bunga keluar mencari kumbang (2x)
Semenjak lembah bertambah dalam
Nampaknya gunung tinggi bertuah
Semenjak sejarah hawa dan adam
Alam berkembang berubah-ubah (2x)
Hasrat nak beli dulang bertepi
Barulah moleh untuk hidangan
Hajat nak cari yang sama sehati
Barulah molek makan sepinggan (2x)
Sungguhlah harum si bunga tanjung
Hati nak petik si bunga mawar
Rindu dan dendam tidak tertanggung
Budi setitik jadi penawar (2x)
Sungguh melati senang dipetik
Harumnya mashyur seluruh alam
Sungguhpun budi hanya setitik
Langit dan bumi ada di dalam (2x)
5. Judul "Panas Berteduh Gelap Bersuluh" Siti Nurhalizah
Syair lagu ""Panas Berteduh Gelap Bersuluh"
Berdayung sampan biar sampai ke muara
Mengatur langkah jangan sampai kaki terluka
Menabur budi biar ikhlas di jiwa
Mengukir janji janganlah di bibir saja
Ingat adam resam tuturkata tingkah dijaga
Warisan ibunda kekal lama segar berbunga
Menjadi bekal anak muda di rantauan
Menjadi tangkal ukur nilai peradaban
Tanya pada diri mana... letak budi
Tanya pada akal... apa yang dibekal
Tanya pada hati... sudahkah terisi
Ingat pada janji... jangan dimungkiri
Dihujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
Sopan bersantun indah pekerti jua di julang
Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
Jatuh dipauti tika jalan dipimpini
Melukis pekerti menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya kan bersuluh
Kasih sayang... dari insan... pada insan
Berputik... bahasa
Mulia pada semua
Terpaut... terpatri...
Tersemat di sanubari ( 2X )
Itulah hiasan diri...
245 Macam Pribahasa Melayu
__________________________
1.Ada air, adalah ikan.
Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
2.Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang.
Kasih sayang hanya waktu berhadapan saja, setelah
berjauhan lalu dilupakan.
3.Ada angin, ada pokoknya (= pohonnya).
Segala sesuatu mestilah ada asal mulanya.
4.Ada bangkai, adalah hering.
Ada perempuan jahat, adalah lelaki jahat yang mengunjunginya.
5.Ada batang mati, adalah cendawan tumbuh.
Di mana juga kita tinggal, akan ada rezeki kita.
6.Ada batang, cendawan tumbuh.
Tiap-tiap negeri ada undang-undang dan adat resamnya masing-masing.
7.Ada beras, taruh dalam padi.
Rahasia hendaklah disimpan baik-baik.
8.Ada biduk, serempu pula.
Tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.
9.Ada bukit, ada paya.
Ada baik, ada jahat; ada miskin, ada kaya.
10.Ada gula, ada semut.
Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah
orang berkumpul.
11.Ada hari, ada nasi.
Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
12.Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas.
Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
13.Ada jarum hendaklah ada benangnya.
Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
14.Ada kerak, ada nasi.
Tiap-tiap suatu kejadian itu tentu ada bekasnya.
15.Ada laut, ada perampok.
Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
16.Ada nasi di balik kerak.
Masih ada sesuatu yang belum diselesaikan atau belum
diperhatikan.
17.Ada nyawa ada rezeki.
Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
18.Ada padang, ada belalang
Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
19.Ada padi masak, adalah pipit.
Di tempat orang mudah
mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul.
20.Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras.
Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
21.Ada padi, segala menjadi.
Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
22.Ada pasang surutnya.
Untung dan malang tidak tetap.
23.Ada persembahan ada kurnia.
Berbuat baik dibalas baik.
24.Ada rotan, ada duri.
Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya.
25.Ada rupa, ada harga.
Harga barang menurut rupanya (= keadaannya).
26.Ada sampan hendak berenang.
Sengaja bersusah payah.
27.Ada seperti tampaknya apung-apung.
Barang yang dihajati telah ada tetapi belum tentu dapat
diambil atau dipakai.
28.Ada sirih hendak makan sepah.
Ada yang baik, hendakkan yang buruk.
29.Ada tangga hendak memanjat tiang.
Berbuat sesuatu dengan tidak menurut aturan.
30.Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas.
Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
31.Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Berbuat baik dibalas baik, berbuat jahat dibalas jahat.
32.Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak.
Tiap-tiap usaha memerlukan ketabahan dan kerajinan.
33.Adat pulau limburan pasang.
Adat hidup ialah bantu-membantu, yang kaya membantu yang
miskin dan yang berilmu membantu yang bodoh, yang berkuasa
melindungi yang lemah.
34.Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung .
Segala perbuatan ada adat dan peraturannya masing-masing.
betung = Sejenis buluh besar.
35.Adat teluk timbunan kapal (= kapar).
(kapar = kayuan yang hanyut di sungai dan sebagainya.)
Orang yang berpangkat atau berpengaruh biasanya menjadi tempat
tumpuan orang mengadukan halnya.
36.Adat tua menahan ragam.
Orang tua-tua terpaksalah menahan (menderita) berbagai-bagai
godaan yang tak menyenangkan hati kerana perbuatan anak cucunya
yang tiada berjalan di atas kebenaran.
37.Adat yang kawi, syarak yang lazim.
(kawi = kuat, sakti.). Adat kebiasaan merupakan undang-undang
yang berlaku dalam pergaulan dan hukum-hukum agama merupakan
undang-undang negeri yang berjalan seiring.
38.Adat yang menurun, syarak yang mendaki.
Adat dapat menuju kerendahan dan tidak sanggup menghadapi
pergolakan masa, tetapi syarak menuju ketinggian dan dapat
mengatasi segala gerakan yang menentangnya.
39.Agak lebih daripada agih.
Banyak bicara, sedikit kerja.
40.Agak-agak bertutur malam hari.
Mesti selalu beringat-ingat ketika memperkatakan sesuatu.
41.Agih-agih kungkang .
(kungkang = kera kecil.).
Terlampau murah hati atau suka memberi, hingga menderita
kesusahan sendiri.
42.Agung susut, pongah masih.
(agung = besar; pongah = angkuh.) .
Kebesaran sudah hilang, tetapi keangkuhannya masih ada juga.
43.Air beriak tanda tak dalam.
Banyak bercakap tanda tiada berilmu.
44.Air besar sampan tak hanyut.
Maksud tidak tercapai.
45.Air besar, batu bersibak.
(sibak = cerai, menepi.)
Saudara dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan besar.
46.Air cucuran atap, jatuhnya kepelimbahan.
pelimbahan = tempat air yang kotor.
Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
47.Air dalam karang menonggok, setanggi campur kemenyan ,
gula tertumpah pada kanji.
(menonggok = melonggok, menimbun.)
Usaha yang berhasil baik.
48.Air dalam terenang.
(terenang = tempat air daripada tanah liat.)
Hidup yang tenang dan tenteram.
49.Air dalam, berenang
(= berkumbah); air dangkal, bercebok.
kumbah = mencuci dalam air..
Sesuaikanlah perbelanjaan menurut keadaan penghasilan kita.
50.Air di daun keladi (= talas).
Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia.
51.Air di tulang bumbungan, turunnya ke cucur atap.
Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
52.Air dicencang tiada putus. .
Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
53.Air didih menganak sungai .
Hiburan yang sangat mewah.
54.Air digenggam tiada tiris.
Sangat berhati-hati mengeluarkan wang.
55.Air diminum sembiluan.
Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum.
sembiluan = rasa pedih seperti dihiris dengan sembilu.
56.Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam.
Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum.
57.Air ditetak tiadakan putus.
Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
58.Air gedang menghanyutkan. (gedang = besar)
Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan
pekerjaan yang besar-besar.
59.Air jernih, ikannya jinak.
Negeri yang aman dan teratur, rakyatnya berbudi bahasa.
60.Air keruh, limbat keluar.
Negeri yang huru-hara, orang jahat mencari keuntungan.
61.Air lalu kubangan tohor.
(tohor = dangkal, kering.)
Penghasilan tidak cukup; habis bulan habis gaji.
62.Air laut hijau siapa celup?
Kemegahan dan kemewahan tidak payah diheboh-hebohkan.
63.Air mata jatuh ke dalam.
Berdukacita dengan diam-diam.
64.Air mata jatuh ke perut.
Berdukacita dengan diam-diam.
65.Air mudik sungai, semua teluk diranai.
(ranai = jalani (boleh jadi ranahi).
Orang pemboros berbelanja tanpa perhitungan.
66.Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut.
Hendaklah patuh kepada undang-undang negeri yang kita diami.
67.Air pun ada pasang surutnya, takkan pasang selalu dan surut senantiasa.
Nasib manusia tidak dapat ditentukan.
68.Air sama air menjadi satu, sampah ke tepi juga.
Jangan ikut campur dalam perselisihan orang bersaudara,
apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi.
69.Air setitik dilautkan, tanah seketul digunungkan.
Membesar-besarkan perkara yang kecil.
70.Air surut kapar hilir bersama, air pasang ia tersangkut.
Di dalam usaha yang tidak menguntungkan, diajak bersama-sama,
dan apabila usaha itu berhasil, ditinggalkan.
71.Air susu dibalas dengan air tuba.
Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
72.Air tawar secawan dituangkan ke dalam laut,
takkan dapat menghilangkan masinnya.
Pertolongan yang sedikit tidak dapat meringankan beban
kesengsaraan yang besar.
73.Air tenang menghanyutkan.
Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan
pekerjaan yang besar-besar.
74.Air tuba dibalas dengan air susu.
Kejahatan dibalas dengan kebaikan.
75.Air yang jernih, sayak yang landai.
(sayak = tempurung kelapa .)
Segala sesuatu berlaku dengan adil dan benar.
76.Air yang keruh-keruh kerak, alamat buaya di hulunya.
(keruh-keruh kerak = tiada jernih.).
Daripada perkataan dapat dimaklumi niat di dalam hati.
77.Air yang tenang, jangan disangka tiada berbuaya.
Orang yang diam jangan disangka pengecut.
78.Akal akar berpulas tak patah.
Orang yang pandai, takkan mudah kalah dalam perdebatan.
79.Akal labah-labah ; di gua buruk suka merakut.
(merakut = memasang jaring.) .
Orang jahat yang suka menipu orang.
80.Akal sebagai makan nasi lecek.
Fikiran seperti anak-anak.
81.Akal tak sekali datang, runding (= fikiran) tak sekali tiba.
Segala sesuatu tidak selesai sekali gus melainkan beransur-ansur.
82.Akan dijadikan tabuh, singkat; akan dijadikan gendang , berlebih.
Ilmu pengetahuan yang serba tanggung.
83.Akan memikul tiada berbahu, akan menjunjung kepala luncung.
Tiada berdaya mengerjakan sesuatu pekerjaan, kerana tiada
berilmu atau tidak ber-uang.
84.Akan mengaji, surat 'lah hilang; akan bertanya, guru 'lah mati.
Dalam keadaan yang serba salah.
85.Akan pembasuh kaki (= tangan).
Hadiah kepada orang yang berjasa.
86.Akan surut, air 'lah besar; akan lalu, jalan 'lah semak.
Dalam keadaan yang serba salah.
87.Akar terjumbai tempat siamang berpegang (= bergantung),
dahan mengajur tempat tupai menegun.
(jumbai = rumbai; menegun = berhenti sebentar.) .
Daripada keterangan, orang dapat mengetahui salah atau benarnya
perbuatan seseorang.
88.Akik disangka batu.
(akik = Sejenis batu berwarna.)
Sesuatu yang menghina.
89.Aku alah engkaulah menang.
Tidak mahu mengaku kalah.
90.Aku alah, engkau tak menang.
Orang bodoh yang tak mahu mengakui kekalahannya.
91.Aku nampak olah (= olak), kelibatmu sudah kutahu.
(olah = tingkah laku; kelibat = tabiat.) .
Kerana tingkah laku, maksudnya ketahuan.
92.Alah bisa, oleh (= kerana, tegal) biasa. .
Apabila telah biasa melakukannya, maka tiada terasa lagi
kesukarannya; pengalaman praktis lebih baik daripada teori.
93.Alah di rumpun betung .
Kekalahan yang belum memuaskan hati kepada pihak yang kalah.
94.Alah limau oleh benalu.
(benalu = tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di pohon lain.).
Orang yang lama dialahkan oleh orang yang baru.
95.Alah mahu, bertimbang enggan; cungkil merih akan pembayar.
Tidak menepati janji dan menentang balik orang yang diberinya
janji itu. (merih = pembuluh nafas.)
96.Alah membeli, menang memakai.
Barang yang baik memang mahal, tetapi dapat lama dipakai.
97.Alah menang tak tahu, bersorak boleh. .
Tidak berpihak ke mana-mana dalam sesuatu perlawanan.
98.Alah pinta dibuat sempena.
Biar bagaimanapun diharapkan, kalau bukan hak tidaklah diperoleh.
99.Alah sabung, menang sorak. .
Biarpun kalah, tetapi masih tetap tinggi juga cakapnya.
100.Alang berjawab, tepuk berbalas.
(alang = pemberian, hadiah.)
101.Baik dibalas dengan baik,
jahat dibalas dengan jahat.
102.Alang dijawat, tepuk dibalas.
(alang = pemberian, hadiah.) ..
Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat.
103.Alang-alang berdakwat , biarlah hitam.
(alang-alang = tanggung-tanggung.)
Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
104.Alang-alang berminyak, biar licin.
Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
105.Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan.
Kalau sudah terlanjur jahat, biarlah diperoleh hasil daripadanya.
106.Alangkan baik (= elok) berbini tua, perut kenyang pengajaran
(= pemanja) datang.
Orang beristeri tua biasanya beroleh kesenangan kerana disayangi
oleh isterinya.
107.Alim bagai katak di tepi air.
Orangnya alim (banyak ilmu) tetapi dia sendiri tidak mendapat
faedah daripada ilmunya itu.
108.Alim biasa menghukum syarak.
Hanya orang yang alim saja yang boleh membuat hukum syarak .
109.Alpa negeri alah, sia-sia hutang tumbuh.
Alpa dan lalai mengakibatkan bencana.
110.Alu pencungkil duri.
Tak mungkin dilakukan; pekerjaan yang sia-sia.
111.Alur bertempuh, jalan berturut.
Dilakukan menurut adat yang biasa.
112.Amak berlela, amak berupa.
Banyak tabiat, banyak olehnya. (amak = terlalu banyak.)
113.Ambil pati, buangkan ampas. .
Yang baik dipakai, yang tak baik dibuang.
114.Amra disangka kedondong .
(Amra = Sejenis mangga.).
Sesuatu yang baik disangka buruk, hanya kerana melihat
rupanya sama dengan yang buruk.
115.Anak anjing takkan menjadi anak musang jebat.
Orang yang tidak berilmu tidaklah mungkin mendapat kedudukan baik.
116.Anak ayam kebasahan bulu.
Gelisah resah; menjijikkan.
117.Anak badak dihambat-hambat.
Sengaja mencari bahaya (kesukaran dan sebagainya).
118.Anak baik, menantu molek. .
Sangat berbahagia.
119.Anak di riba diletakkan, kera di hutan disusu i.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
120.Anak dipangku dilepaskan, beruk di hutan disusukan.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
121.Anak harimau diajar makan daging.
Orang yang zalim diberi perangsang untuk membuat aniaya.
122.Anak harimau jangan diajak bertampar, ingat-ingat kukunya.
Jangan mencari musuh dengan orang yang lebih kuat dan lebih
persediaan alat senjatanya.
123.Anak harimau jangan dibela pelihara. .
Jangan berbuat baik dengan orang yang suka berbuat jahat.
124.Anak harimau takkan menjadi anak kambing.
Orang yang berani takkan penakut.
125.Anak ikan dimakan ikan, tahu makan tahu simpan.
Jikalau tahu membuat sesuatu kerja, hendaklah tahu
menyimpan rahasianya.
126.Anak kambing takkan menjadi anak harimau.
Orang yang pengecut tetap pengecut.
127.Anak kandung ditimang-timang, anak tiri ditengking-tengking.
Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing, atau
rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang.
128.Anak kera di hutan disusu i, anak sendiri di rumah kebuluran.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
129.Anak kera hendak diajar memanjat.
Hendak mengajar orang yang sudah ahli.
130.Anak kucing menjadi harimau.
Orang miskin menjadi kaya, atau rakyat biasa menjabat pangkat
tinggi dalam pemerintahan.
131.Anak kuda bulu kasap.
Anak muda yang riang gembira. bulu
132.Anak kunci jahat, peti durhaka.
Suami yang jahat, lambat-laun akan ditentang oleh isterinya.
133.Anak monyet di hutan disusu i, anak sendiri di rumah kekeringan.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
134.Anak orang, anak orang juga.
Kalau bukan hak kita tidaklah ada gunanya.
135.Anak sendiri disayang, anak tiri dibengkeng.
Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing,
atau rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang.
136.Anak seorang, menantu malim.
(malim = ahli agama.) .
Sangat berbahagia.
137.Anak seorang, penaka tidak.
(penaka = boleh dipandang sebagai; semisal, seumpama.).
Mempunyai barang hanya sebuah saja.
138.Anak sungai lagi berubah, inikan pula hati orang. .
Pendirian yang tidak tetap.
139.Angan lalu, faham tertumbuk.
Sesuatu hal yang banyak halangannya; kemahuan ada tetapi tidak
berdaya.
140.Angan-angan menerawang langit.
Selalu mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi.
141.Angan-angan mengikat tubuh.
Besusah hati kerana memikirkan perkara yang bukan-bukan.
142.Angguk enggan, geleng ia.
Lain di mulut, lain di hati.
143.Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tidak diberikan.
Lain di mulut, lain di hati.
144.Anggup-anggip bagai rumput di tengah jalan.
(anggup-anggip = terkulai-kulai.) Hidup yang serba susah.
145.Angin berputar, ombak bersabung.
Perkara yang amat sulit.
146.Angin bersiru, kami tahu.
Sudah tahu akan niat seseorang. (bersiru = beralih tujuan.)
147.Angin bersiru, ombak bersabung.
Perkara yang amat sulit.
148.Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam.
Berita-berita yang buruk tak dapat disembunyikan,
kelak akan tersiar juga.
149.Angkat batang keluar cacing gelang-gelang.
Berpenat-penat mengerjakan pekerjaan orang yang tinggal
terbengkalai, tetapi suatu faedah pun tidak diperoleh daripadanya.
150.Angkuh terbawa, tampan tertinggal.
Baik rupanya, tetapi buruk sikapnya.
151.Angus (hangus) tiada berapi, karam tiada berair.
Menderita kesusahan kerana kematian atau kehilangan kekasih.
152.Anjing bercawat ekor.
Pergi atau menghindar kerana malu dan sebagainya.
153.Anjing biasa makan tahi, jika tak makan mencium ada juga.
Orang yang biasa berbuat jahat, sekali-sekala teringat juga
akan mengulangnya lagi.
154.Anjing diberi makan nasi takkan kenyang.
Sia-sia memberi basihat yang baik kepada orang jahat.
155.Anjing ditepuk menjungkit ekor.
Orang hina apabila dihormati, sombonglah jadinya.
156.Anjing galak, babi berani.
Bertemu lawan yang sepadan; berani sama berani, keras sama keras.
157.Anjing itu, kalau dipukul sekalipun, berulang juga ia ke tempat
bangkai yang banyak tulang.
Orang yang tamak, sekalipun
dikata-katai, namun ia tidak akan malu.
158.Anjing itu, meskipun dirantai dengan rantai emas, nescaya
berulang-ulang juga ia ke tempat najis.
Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat
kesempatan akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
159.Anjing kepada orang, raja kepada kita.
Buruk baik anak sendiri juga.
160.Anjing menyalak bukit, takkan runtuh.
Orang baik yang dicela oleh orang jahat, tentu tidak akan
binasa kebaikannya.
161.Anjing menyalak di ekor (= dipanjat) gajah.
Orang lemah (hina) mencuba hendak melawan orang yang berkuasa,
tentulah perbuatannya itu sia-sia saja.
162.Anjing terpanggang ekor.
Mendapat kesusahan besar sehingga tak tentu tingkah lakunya,
meminta pertolongan ke sana ke mari.
163.Anjing tiada bercawat ekor.
Sesuatu yang hina dan tiada berguna.
164.Anjur surut bak bertanam.
Tipu muslimat dalam melakukan pekerjaan.
165.Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras.
Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat
(darjat, pangkat ataupun kedudukan) dengannya.
166.Antan patah, lesung hilang.
Kemalangan yang bertimpa-timpa.
167.Antara dua tengah tiga.
Sakit hampir mati.
168.Apa boleh buat, nasi sedap menjadi tawar.
Susah hati dapat mengubah perangai seseorang.
169.Apa boleh buat, sakit menimpa sesal terlambat.
Sudah terlanjur, tak dapat diubah lagi.
170.Apa digaduhkan: pengayuh sama di tangan, perahu sama di air.
Tidak takut menghadapi lawan apabila sama-sama mempunyai kebolehan.
171.Apa guna bunga ditanam, jika tidak diberi kumbang menyerinya.
Apa guna anak perempuan, jika tidak diberi bersuami.
172. Apa gunanya bulan terang di dalam hutan, jikalau di dalam
negeri betapa baiknya.
Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang
yang tidak dapat menghargainya.
173.Apa gunanya merak mengigal di hutan.
(mengigal = menegakkan dan membentangkan bulu ekor.)
Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang
yang tidak dapat menghargainya.
174.Apa kepada kukur, nyiur juga yang binasa.
Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu,
tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya.
175.Apa kurang pada belida, sisik ada tulang pun ada.
Cukup mempunyai segala yang diperlukan.
176.Apa payahnya menawakkan (= menaupkan) bibir atas bawah.
(menawakkan = menggerakkan.) Mudah menyebut,
tetapi susah mengerjakannya.
177.Apa payahnya menggoyangkan lidah saja.
Banyak janji tetapi tidak ditepati.
178.Apa peduli pada kukuran, nyiur juga yang akan habis.
Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi
yang sukar ialah yang mengerjakannya.
179.Apa sakit berbini janda, anak tiri boleh disuruh.
Alasan yang berlawanan dengan maksud yang sebenarnya.
180.Apa tampangnya, itulah tumbuhnya.
(tampang = benih.)
Hasil sesuatu pekerjaan itu menurut ukuran usaha yang kita kerjakan.
181.Apabila orang miskin menghendaki wang, dia mendapat anak;
apabila orang kaya menghendaki anak, dia mendapat wang.
Hasil yang berlawanan dengan keinginan; lain yang dihajati lain yang
diperoleh.
182.Apabila tumbuh-nyiur itu patah, tumbuh-nyiur juga akan gantinya.
(tumbuh-nyiur = tunas bibit kelapa .)
Ganti yang hilang mestilah yang sama pula.
183.Apakah gunanya kemenyan disimpan sebesar tungku,
kalau tidak dibakar.
Kepandaian hendaklah diajarkan kepada orang lain,
kerana kalau disimpan ia akan hilang begitu saja.
184.Apakah gunanya memasang dian di tengah hari, jika malam alangkah baiknya.
Perkara yang sudah diketahui orang tak perlu diterangkan lagi.
185.Apalagi sawa , ia berkehendakkan ayamlah!
Orang yang suka mencari barang-barang yang digemarinya.
186.Apalagilah, pemakan berulam bertemu pucuk!
Orang yang bertemu dengan barang kesukaannya.
187.Api dengan air, alangkah bezanya.
Jahat dengan baik amat jauh bezanya.
188.Api itu, tatkala kecil menjadi kawan, apabila besar menjadi lawan.
Kejahatan yang sedikit itu hendaklah lekas diperbaiki supaya jangan
sampai melarat.
189.Api kecil baik dipadam.
Basmilah kejahatan itu semasa ia kecil lagi.
190.Api makan sekam (= dedak ).
Perbuatan jahat atau rindu dendam yang tersembunyi.
191.Api nan tak kunjung padam.
Semangat yang hidup selama-lamanya. kunjung = segera, lekas.
192.Api padam puntung berasap.
(puntung = sisa kayu api yang dibakar.)
Perkara yang telah putus, tetapi ditimbulkan kembali.
193.Api padam puntung hanyut, kami tidak di situ lagi.
Cerita yang sudah tamat; benar-benar sudah selesai.
194.Apung di tengah lautan; dipukul ombak, sekejap ke
tengah sekejap ke tepi.
Orang dagang yang melarat hidupnya.
195.Ara tak bergetah.
Suatu perkara yang mustahil.
196.Arang di dahi (= di kening, di muka).
Mendapat malu.
197.Arang habis besi binasa.
Pekerjaan yang sia-sia.
198.Arang habis binasa, tukang hembus penat saja.
Pekerjaan yang sia-sia.
199.Arang itu, jika dibasuh dengan air mawar sekalipun,
tiada akan putih.
Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan
akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
200.Asal ada kecil pun pada.
Kalau tak ada banyak, sedikit pun cukup juga.
201.Asal ayam hendak ke lesung , asal itik hendak ke pelimbahan.
Tabiat orang tak mungkin berubah.
202.Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan.
Tabiat orang tak mungkin berubah.
203.Asal berinsang ikanlah.
Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
204.Asal berisi tembolok senang hati.
Sudah cukup makan dan pakaian maka senanglah hati.
205.Asal besi pengapak kayu, asal emas menjadi penduk.
Darjat seseorang dapat ditentukan pada sifat perangainya.
penduk = salut sarung keris.
206.Asal ditugal, adalah benih.
(tugal = melubangi tanah kebun dengan kayu akan tempat menanam benih.)
Sesuatu usaha tentu ada hasilnya.
207.Asal sabut terapung, asal besi tenggelam.
Untung-untungan; kalau bernasib baik tentu selamat, kalau bernasib
malang tentu jatuh.
208.Asal selamat ke seberang, biar bergantung di ekor buaya.
Sangat perlu akan pertolongan, betapa pun jua pertolongan itu akan
diterimanya.
209.Asal terbang burunglah, asal berinsang ikanlah.
Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
210.Asam di darat ikan di laut, bertemu dalam belanga juga.
Perempuan dan lelaki, kalau sudah jodoh, bertemu juga akhirnya.
211.Asyik memangku tangan, mati dalam angan-angan.
Tak akan tercapai maksudnya, kalau tak mahu berusaha.
212.Atap rumbia perabung upih, rumah besar berdinding papan.
Barang yang baik dicampurkan dengan barang yang buruk.
213.Aur ditanam betung tumbuh.
Mendapat laba banyak dengan modal yang sedikit.
214.Aus telunjuk mencolek garam .
Hidup dalam kemiskinan.
215.Awak alah gelanggang usai. (usai = lengang.)
Ditimpa kemalangan yang tak dapat diatasi lagi.
216.Awak hendak hilir, ia telah hanyut.
Cita-cita yang telah didahului oleh orang lain.
217.Awak kecil makan hendak banyak, sayap singkat terbang hendak tinggi.
Mengangan-angankan sesuatu yang tidak sepadan dengan kesanggupan diri
sendiri.
218.Awak kurus daging menimbun.
Orang kaya yang berpura-pura miskin.
219.Awak menangis diberi pisang.
Bujukan (pujukan) yang tepat.
220.Awak rendah sangkutan tinggi.
Besar belanja daripada pendapatan.
221.Awak sakit daging menimbun.
Orang kaya yang berpura-pura miskin.
222.Awak tikus, hendak menampar kepala kucing .
Melakukan sesuatu yang mustahil.
223.Awak yang celaka, orang yang diumpat.
Dirinya sendiri yang bersalah
(kerana kemalangan, kecelakaan, kekalahan dan sebagainya),
orang lain pula yang disesalkan.
224.Awak yang payah membelah ruyung, orang lain yang beroleh sagunya.
(ruyung = batang pohon enau.) Orang lain yang bersusah payah,
orang lain pula yang mendapat faedahnya.
225.Awal dibuat, akhir diingat.
Sebelum membuat sesuatu pekerjaan hendaklah difikirkan masak-masak
supaya selamat pekerjaan itu.
226.Awal dikenal akhir tidak, alamat badan akan rosak.
Orang yang tak berhati-hati lakukan pekerjaannya (yang baiknya saja
yang diingat) tentulah akhirnya akan menyesal dan kecewa.
Ayam baru belajar berkokok. Baru cukup umur.
227.Ayam berinduk, sirih berjunjung.
Tiap-tiap yang lemah harus mendapat bantuan dan perlindungan.
228.Ayam berlaga sekandang.
Berkelahi dengan orang serumah.
229.Ayam beroga itu, kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun
ke hutan juga perginya. (ayam beroga = ayam hutan.)
Bagaimana senangnya di negeri asing, ingat juga kita akan negeri
sendiri.
230.Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan.
Sangat menderita kesusahan meskipun bergaji besar (beristerikan
atau bersuamikan orang kaya) atau hidup miskin di negara yang kaya
dan makmur.
231.Ayam bertelur di atas padi.
Hidup senang dan mewah.
232.Ayam dapat, musang dapat.
Pencuri tertangkap, barang-barangnya pun tidak hilang.
233.Ayam ditambat disambar elang, padi di tangan tumbuh lalang.
Malang sekali; nasib yang buruk.
234.Ayam hitam terbang malam bertali ijuk, bertambang tanduk,
hinggap di kebun rimbun.
Kejahatan (perkara dan sebagainya) yang dilakukan di dalam sulit,
sukar diketahui.
235.Ayam itik, raja pada tempatnya.
Tiap-tiap orang ahli dalam urusannya masing-masing.
236.Ayam menang, kampuh (= kampung) tergadai.
(kampuh = kain selimut yang dirangkap daripada tiga helai kain.)
Keberuntungan yang tidak ada faedahnya.
237.Ayam pulang ke pautan.
Sudah pada tempatnya.
238.Ayam putih terbang siang, hinggap di halaman, terang kepada
mata orang banyak.
Perkara yang nyata mudah ketahuan.
239.Ayam seekor bertambang dua.
Gadis seorang, dua bujang yang ingin.
240.Ayam sudah patah, kalau-kalau dapat menikam.
Orang yang telah jatuh melarat itu mungkin akan berubah nasibnya.
241.Ayam tak patuk, itik tak sudu.
Keadaan orang yang hina dalam masyarakat.
242.Ayam terlepas, tangan bau tahi.
Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil, melainkan malu semata-mata.
243.Ayam terlepas, tangan tercirit.
Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil,
melainkan malu semata-mata.
244.Ayam tidur senang di dalam reban, musang yang susah beredar sekeliling.
Tidak senang melihat kebahagiaan orang.
245.Ayam yang tangkas di gelanggang.
Orang yang pandai berkata-kata di dalam majlis.
Petikan :
"http://ms.wikipedia.org/wiki/Peribahasa_Bermula_Dengan_Huruf_%22A%22"
_________
Penutup
_________
Demikian infonya para kawan dan ini lagu penutupnya :
"PURNAMA MERINDU
dari SITI NURHALIZA "
Selamat malam...!
Bermaknakah tiap baris kata-kata
Ataukah hanya dibibir saja
Bersungguhkah rindu yang engkau pamerkan
Ataukah sekadar hanya lakonan
Rindu... telah melekat dalam hatiku
Walau awan berlalu
Rinduku... tak berubah... arah
Purnama mengambang... cuma berteman
Bintang berkelipan dan juga awan
Siapa tahu...
Rindu yang mencengkam di hatiku
Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merayu padamu yang sudi... merindu ku
Purnama mengambang berbagai warna
Bila embun pun datang bintang purnama
Tinggallah aku sendirian bertemankan malam sepi
Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merindu padamu yang sudi memujuk
Hiaskanlah cinta di jari manisku
Sinarkan bagai gemerlap kencana
Tandakanlah kasih dimercu kalbu
Serikanlah purnama yang merindu
______________________________________________________
Cat :
Arti Cindai
kain sutra yg berbunga-bunga;
Arti Kaparinyo :
ka·pa·ri·nyo n 1 nama lagu tradisional daerah Minangkabau
dan Sumatra Selatan; 2 nama lagu keroncong di kalangan
masyarakat Tugu Cilincing, Jakarta Utara; 3 tarian dng
koreografi campuran Mor dan Spanyol, diiringi lagu Kaparinyo
Arti Nirmala
tanpa cacat cela; bersih; suci; tidak bernoda
Arti Kuri8k Kundi :
Lagu ini mengajarkan kepada pendengarnya, utamanya rakyat
Malaysia, untuk mencintai keberagaman budaya
(Menyimak info sekitar Siti Nurkhalizah dan mernikmati macam
tembang Melayunya pun memahami 245 Pribahasa Melayu)
_________________________________________________________
___________
Pengantar
____________
Ehem...!
Salam sejahtera...! Malam ini mengulang kaji dulu ba. Kaji lama
seputar pribahasa yang dapat dipastikan telah pernah kita pelajari
bersama.
Untuk pelancaran kaji ini, penulis menyertakan info sedikit mengenai
Siti Nur Haliza tentang segala macamnnya, pun menikmati macam lagunya
atau syairnya yang memang banyak mengandung pribahasa.
Selamat menyimak...!
_________________________
Sekilas Siti Nurhalizah
_________________________
Siti Nurhaliza (nama lengkap dengan gelar: Datin Seri Siti
Nurhaliza binti Tarudin; lahir di Kampung Awah, Temerloh, Pahang,
Malaysia, 11 Januari 1979; umur 35 tahun) adalah seorang penyanyi
dan selebriti yang berasal dari Malaysia.
* Hal Awal karier
Siti Nurhaliza telah menunjukkan bakat bernyanyi yang dimilikinya
sejak usia dini. Namun kariernya baru melesat setelah memenangkan
Pertandingan Bintang Hiburan Minggu Ini pada tahun 1995.
* Hal Pencapaian Karir
Pada tanggal 1 April 2005, Siti tampil di Royal Albert Hall, London
yang sebagian diiringi oleh London Symphony Orchestra yang dipimpin
Erwin Gutawa. Pada konser ini, Siti Nurhaliza menjadi artis Malaysia
pertama, dan Erwin Gutawa juga menjadi komposer Indonesia pertama
yang tampil di tempat bergengsi itu.
Lagu-lagu Siti Nurhaliza yang digemari oleh masyarakat Indonesia di
antaranya adalah Cindai, yang juga sering dinyanyikan juga oleh
para penyanyi Indonesia di berbagai acara.
* Hal Kehidupan pribadi
Siti Nurhaliza adalah anak dari Tarudin Ismail, adalah seorang
anggota polisi; dan Siti Salmah Bachik, seorang penyanyi lagu melayu
tradisional yang kadang-kadang tampil di hajatan perkawinan.
* Hal Pernikahan
Siti Nurhaliza menikah dengan Datuk Khalid Mohammed Jiwa (Datuk K)
pada tanggal 21 Agustus 2006. Saat menikah Siti berusia 27 tahun
sedangkan Datuk berusia 47 tahun.
Media Malaysia mencatat perkawinan itu sebagai perkawinan akbar
yang untuk pertama kalinya ditayangkan langsung oleh televisi ke
seluruh negeri.
Pestanya sendiri dilangsungkan dua kali, di Kuala Lumpur dan di
Pahang. Selain biaya pernikahan yang mencapai Rp. 12,5 miliar,
Datuk K juga mengeluarkan uang sekitar Rp. 25 miliar untuk
menyelesaikan perceraian dan pembagian harta gono-gini
dengan istrinya yang pertama.
Datuk K ketika itu telah memiliki empat orang anak, yang tertua
berumur 19 tahun (2006) dan yang paling muda berumur 8 tahun.
Tidak seorangpun dari anak-anaknya menghadiri pernikahan ayahnya.
Terdapat penggemar Siti Nurhaliza di Malaysia dan di Indonesia
kecewa karena Siti memutuskan untuk menikah dengan seorang duda.
Menanggapi hal ini, Siti berkata bahwa pembicaraan orang sulit
dihentikan dan berharap bahwa spekulasi tidak berlebihan dan
surut seiring waktu.
* Hal Kontroversi
Sehubungan dengan maraknya aksi anti-Malaysia yang berhubungan
dengan konflik Ambalat, pada bulan Maret 2005 di Surakarta pernah
terjadi pembakaran poster-poster Siti Nurhaliza.
* Hal Macam Album
Album studio
Tahajjud Cinta (2009)
Lentera Timur (2008)
Hadiah daripada Hati (2007)
Transkripsi (2006)
Prasasti Seni (2004)
Anugrah Aidilfitri (2003)
E.M.A.S (2003)
Sanggar Mustika (2002)
Safa (2001)
Seri Balas (2001)
Sahmura (2000)
Pancawarna (1999)
Adiwarna (1998)
Cindai (1997)
Siti Nurhaliza II (1997)
Siti Nurhaliza (1996)
Album duet
CTKD (Canda, Tangis, Ketawa, Duka) (album Krisdayanti &
Siti Nurhaliza) (2009)
Album rekaman langsung (live)
Siti Nurhaliza LIVE In Concert Royal Albert Hall,
London (2005)
Siti Nurhaliza Live In Concert/Fantasia Tour (2004)
Konsert Mega Siti Nurhaliza Bukit Jalil (2001)
Konsert Live Siti Nurhaliza (1999)
Album duet
CTKD-Cnda,Tangis,Ketawa,Duka(with Kris dayanti)
Seri Balas (with Noraniza Idris) (1999)
Album kompilasi
Cerita Cinta Siti Nurhaliza (2006)
The Best of Siti Nurhaliza
Konsert Untukmu Sudir
Edisi Istimewa Malaysia Book of Record
Lagu-lagu
Siti Nurhaliza 1
Jawapan Di Persimpangan
Mahligai Asmara
Jerat Percintaan
Antara Waktu Dan Usia
Sempadan
Sanggar Bayu
Cari-Cari
Kerana Jelinganmu
Jalanan Berduri
Siti Nurhaliza 2
Aku Cinta Padamu
Wajah Kekasih
Tirai Semalam
Demi Kasih Kita
Kesilapanku, Keegoanmu
Khayalan Cinta
Usah Diragui
Rindu Di Antara Kita
Bisikan Asmara
Sri Mersing
The Colour Of My Love (bonus track)
Cindai
Cindai
Laksamana Mati Dibunuh
Janji <Dipinjam dari Indonesia khas Dangdut cipt. Elya Khadam>
Lela
Kaparinyo <Khas Minangkabau, Indonesia>
Es Lilin <Dipinjam dari Indonesia khas Sunda cipt. Ibu Mursih>
Damak
Joget Pahang
Patah Hati
Joget Berhibur
Adiwarna
Purnama Merindu
Sendiri
Kitakan Bersama
Tak Rela Berpisah Darimu
Laguku Dihatimu
Diari Hatimu
Satu Cinta Dua Jiwa
Demi Kasih Sayang
Tak Boleh Lupa
Gelora Asmara
Pancawarna
Nian Di Hati
Seribu Kemanisan
Engkau Bagaikan Permata
Salju Kasihnya
Lelaki
Kedamaian
Kau Kekasihku
Kurniaan Dalam Samaran
Langkah Di Persada
Lembaran Cinta Pudar
Sahmura
Balqis
Joget Kasih Tak Sudah
Ya Maulai
Pawana Sampaikanlah Salam
Mahligai Permata
Masri Manis
Berpantun Kasih
Zapin Cinta Asmara
Canggai
Keroncong Si Endang Endong
Seri Balas
Hati Kama - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Ya Allah Ya Saidi - Noraniza Idris (Seri Balas)
Ketawa Lagi - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Walinong Sari (Seri Balas)
Musalmah Manis (Seri Balas)
Lenggang-Lenggok - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Pulau Pisang (Seri Balas)
Dondang Dendang - duet Noraniza Idris (Seri Balas)
Safa
Azimat Cinta
Jalinan Cinta
Percayalah
Lakaran Kehidupan
Kudus Sinarmu
Kau Ku Sayang
Beradu Di Khayalan
Indah Percintaan
Milikmu Teristimewa
Bicara Manis Menghiris Kalbu
Sanggar Mustika
Nirmala
Joget Senyum Memikat
Panas Berteduh Gelap Bersuluh
Bisikan Hati
Badarsila
Syair Kamelia
Di Batas Waktu
Sulam Sembilan
Bunga Melor
Kurik Kundi
EMAS
Bukan Cinta Biasa
Debaran Cinta
Untuk Selamanya
Ku Yakini
Oda Bumi Anbia
Janji Kasih
Sebenar Cinta
Airmata Ibu
Ku Milikmu
Di Sini Ku Berjanji
Anugerah Aidilfitri
Anugerah Aidilfitri
Mekar Hari Raya
Meriah Suasana Hari Raya
Sesuci Lebaran
Nazam Lebaran
Suara Takbir
Bila Raya Menjelma
Air Mata Syawal
Nikmat Hari Raya - duet Artis SRC
Aidilfitri Di Alaf Baru - duet Artis SRC
Prasasti Seni
Dialah Di Hati
Pendirianku
Cinta Tak Berganti
Cahaya Seribu Liku
Hanya Dirimu
Lagu Rindu
Sakti
Pejam Matamu
Kembalikan Indah
Ku Menunggu
Seindah Biasa
Transkripsi
Siti Situ Sana Sini
Biarlah Rahsia
Destinasi Cinta
Cuba Untuk Mengerti
Hidup Penuh Bicara
Bila Harus Memilih
Pastikan
Hati Berbisik
Rupanya Kita Serupa
Tanpa Dendam Di Hati
Intrig Cinta
Impiankan Nyata
Bisakah
Hadiah Daripada Hati
Ku Mahu
Melawan Kesepian
Mulanya Cinta
Tanpa Kalian
Biarkan
Kerana Dirimu
Hati
Wanita
Cintamu
Sutramaya
Sekian Lama
Lentera Timur
Di Kayangan Kita
Bintang Malam
Cinta Ini
Ada Masa Mata
Bulan Yang Mesra
Seloka Budi
Rasa Antara Kita
Senyum Minang Manis
Joget Menanti Kasih
Di Taman Teman
Jelmakanlah Ayumu
Tahajjud Cinta
Asma Ul Husna
Pintu Rindu
Tahajjud Cinta
Batasku Asaku
Ku Percaya Ada Cinta
Ya Rasulullah
Ketika Cinta
Selawat
Lain-lain
We'll Be As One (Edisi Istimewa Malaysia Book of Records)
Don't Put My Heart On Hold (Edisi Istimewa Malaysia Book of Records)
Mawarku
Tiga Malam
Lagu Gembira
Kini Kau Di Sisi
Dalam Taman Syahdu (The Best of Siti Nurhaliza)
Gelora Kasih (The Best of Siti Nurhaliza)
Pandang Pandang Jeling Jeling - duet Tan Sri SM Salim
Bergending Dang Gong - duet Tan Sri SM Salim
Dua Dunia - duet Too Phat
Million Miles - duet Too Phat
Pohon Asmara
Untuk Terakhir Kali
Cahaya Cinta (Cerita Cinta Siti Nurhaliza)
Pada Cintanya
Ketika Cinta
Batasku Asaku
Astana Jiwa (Lagu Tema Drama Bersiri Suria Di Cordoba)
Muara Hati - duet bersama Hafiz Suip (Lagu Tema Drama Bersiri Adam dan Hawa)
Galau
Tanahairku Tanahairmu Jua - duet bersama monoLoque
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Siti_Nurhaliza
_________________________________________________________
Macam Lagu Siti Nurhalizah yang penuh
Pribahasa dan Pantun
_________________________________________________________
1. Judul "Cindai" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Cindai"
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas ku jaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali
Syair lagu "Nirmala"
Diciptakan seorang insan
Lembut hati bak redup pandangan
Pabila berkata
Seluruh alam menyaksikan kesyahduan
Bagai tersentuh rasa percaya
Tika terdengarkan
Aduhai...
( 1 )
Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya
Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama
Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya
(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)
( 2 )
Siapa menyapa bagai pelita
Arah yang menghilang tika gelita
(Duhai kasih bulan saksi)
Tatap tidak ditatap
Kotakan di dada yang terdetik
Temukan sang cinta
(Angin pun mula bercerita
Semesta nyata terpedaya)
Kekasih tak berbahasa
Getir fikir derita mengharap
Suara...
(Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat)
(Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa)
Nun dari sana
Telah turun berbicara
Sang kesuma bidadari syurgawi
( solo )
Sesungguhnya berkasihlah
Di antara manusia
Perindah segala kata-kata
Bahagia itu janjinya
Mengapa kita sengketa
Rentaslah jalan terbuka
Tanpa dusta
(Telah teguh di garis... Karma!)
Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya
Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama
Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya
(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)
( 3 )
Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat
Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa
( ulang dari 3 )
3. Judul "Kurik Kundi" Siti Nurhalizah
Syair lagu "Kurik Kundi"
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisar kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan
Teratak mahligai bak dipayung teduhnya
Bila budi melingkar anak asuhan
Adat yang lama berbudi berbahasa
Akar kehidupannya
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
Berpantun seloka sambil menari canggung
Serentak melangkah rentak timur diarak
Gurau senda
Sopannya dijaga
Sepakat makin kukuh terikat
Hang dok pi hang dok mai
Lagu tu lagu mana
Pi sini pi sana depa menghela sakan
Awatlah dok kalut megah condong ke barat
Mai kita...
Pakat tarik ramai-ramai
Biar ke timur condongnya
( ulang 1 )
( Perak )
Ada...O...ada E...
Bunyinya tidaklah serupa
Erti tidak berbeza
Betui yong betui sungguh
Betui ape di kate
Selembut tarian hoi...
Nak muda berlotah
Tutur bahasanya
Maghi yop maghilah yong
Maghi kita memikio
Parit dengan kuala
Cakap tidak serupe...(ateh)
Dihitung beratus beratus bilangan
Digali beratus-ratus terpendam
Saga dalam lagu pada indah syairnya
Kundi dalam tarian
Indah lenggok tarinya
Aduhai indahnya...
( Negeri Sembilan )
Mana usang diperbarui
Mana lapuk hai dikajangi
Mana elok dipakai ondeh dipakai
Kalau singkat cantik manis
Disambungkan...
Kalau panjangan cantik manis...
Mintak dikerat...
Yo sungguh yo bonar
Kato sungguh dikato
Muafakat ya tuan
Ibu adat di ondeh tidak dilupa
Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Pohon tidak berbuah
Tak boghodat
Minum tidak bergula
Tak bobudi
Bagai pohon tidak berbuah
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh...oh...oh...oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
( Kelantan )
Teghtek teghning oghe kito
Hok tu keno jago
Jange sapa berlete kale
Luar napok come jange dale
Habih kuca lembe
Luar napok come
Jange dale habih kuca lembe
( Sabah )
Membubutlah bayu
Lalu limpas siring semalu
Mengalai bagai tari sesuku
Tari sesuku
( Sarawak )
Selembut madah begitu taghi
Sek ada sakit ghasa di hati
Kame` nyambut madah tuan hulurkan
Kita` nyambut madah kame` hulurkan
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisah kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya
Syair lagu "Kaparinyo"
Siti Nurhaliza
Orang berinai berhitam kuku
Mandi dijirus si air mawar
Jikalau sampai hasrat hatiku
Racun ku minum jadi penawar (2x)
Belum tersurat dalam hikayat
Ayam keluar mencari musang
Belum tersirat di dalam adat
Bunga keluar mencari kumbang (2x)
Semenjak lembah bertambah dalam
Nampaknya gunung tinggi bertuah
Semenjak sejarah hawa dan adam
Alam berkembang berubah-ubah (2x)
Hasrat nak beli dulang bertepi
Barulah moleh untuk hidangan
Hajat nak cari yang sama sehati
Barulah molek makan sepinggan (2x)
Sungguhlah harum si bunga tanjung
Hati nak petik si bunga mawar
Rindu dan dendam tidak tertanggung
Budi setitik jadi penawar (2x)
Sungguh melati senang dipetik
Harumnya mashyur seluruh alam
Sungguhpun budi hanya setitik
Langit dan bumi ada di dalam (2x)
5. Judul "Panas Berteduh Gelap Bersuluh" Siti Nurhalizah
Berdayung sampan biar sampai ke muara
Mengatur langkah jangan sampai kaki terluka
Menabur budi biar ikhlas di jiwa
Mengukir janji janganlah di bibir saja
Ingat adam resam tuturkata tingkah dijaga
Warisan ibunda kekal lama segar berbunga
Menjadi bekal anak muda di rantauan
Menjadi tangkal ukur nilai peradaban
Tanya pada diri mana... letak budi
Tanya pada akal... apa yang dibekal
Tanya pada hati... sudahkah terisi
Ingat pada janji... jangan dimungkiri
Dihujani emas bertahun di negeri orang
Tidakkan seperti hujan batu di halaman
Sopan bersantun indah pekerti jua di julang
Adat yang disanjung kekalnya zaman berzaman
Bumi yang dipijak
Bak hamparan luas terbentang
Langit dijunjungi
Meneduhi alam tak bertepi
Jatuh dipauti tika jalan dipimpini
Melukis pekerti menghias susila diri
Panas berteduh gelapnya kan bersuluh
Kasih sayang... dari insan... pada insan
Berputik... bahasa
Mulia pada semua
Terpaut... terpatri...
Tersemat di sanubari ( 2X )
Itulah hiasan diri...
__________________________
245 Macam Pribahasa Melayu
__________________________
1.Ada air, adalah ikan.
Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
2.Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang.
Kasih sayang hanya waktu berhadapan saja, setelah
berjauhan lalu dilupakan.
3.Ada angin, ada pokoknya (= pohonnya).
Segala sesuatu mestilah ada asal mulanya.
4.Ada bangkai, adalah hering.
Ada perempuan jahat, adalah lelaki jahat yang mengunjunginya.
5.Ada batang mati, adalah cendawan tumbuh.
Di mana juga kita tinggal, akan ada rezeki kita.
6.Ada batang, cendawan tumbuh.
Tiap-tiap negeri ada undang-undang dan adat resamnya masing-masing.
7.Ada beras, taruh dalam padi.
Rahasia hendaklah disimpan baik-baik.
8.Ada biduk, serempu pula.
Tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.
9.Ada bukit, ada paya.
Ada baik, ada jahat; ada miskin, ada kaya.
10.Ada gula, ada semut.
Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah
orang berkumpul.
11.Ada hari, ada nasi.
Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
12.Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas.
Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
13.Ada jarum hendaklah ada benangnya.
Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
14.Ada kerak, ada nasi.
Tiap-tiap suatu kejadian itu tentu ada bekasnya.
15.Ada laut, ada perampok.
Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya.
16.Ada nasi di balik kerak.
Masih ada sesuatu yang belum diselesaikan atau belum
diperhatikan.
17.Ada nyawa ada rezeki.
Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki.
18.Ada padang, ada belalang
Ada negeri tentulah ada rakyatnya.
19.Ada padi masak, adalah pipit.
Di tempat orang mudah
mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul.
20.Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras.
Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
21.Ada padi, segala menjadi.
Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai.
22.Ada pasang surutnya.
Untung dan malang tidak tetap.
23.Ada persembahan ada kurnia.
Berbuat baik dibalas baik.
24.Ada rotan, ada duri.
Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya.
25.Ada rupa, ada harga.
Harga barang menurut rupanya (= keadaannya).
26.Ada sampan hendak berenang.
Sengaja bersusah payah.
27.Ada seperti tampaknya apung-apung.
Barang yang dihajati telah ada tetapi belum tentu dapat
diambil atau dipakai.
28.Ada sirih hendak makan sepah.
Ada yang baik, hendakkan yang buruk.
29.Ada tangga hendak memanjat tiang.
Berbuat sesuatu dengan tidak menurut aturan.
30.Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas.
Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga.
31.Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Berbuat baik dibalas baik, berbuat jahat dibalas jahat.
32.Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak.
Tiap-tiap usaha memerlukan ketabahan dan kerajinan.
33.Adat pulau limburan pasang.
Adat hidup ialah bantu-membantu, yang kaya membantu yang
miskin dan yang berilmu membantu yang bodoh, yang berkuasa
melindungi yang lemah.
34.Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung .
Segala perbuatan ada adat dan peraturannya masing-masing.
betung = Sejenis buluh besar.
35.Adat teluk timbunan kapal (= kapar).
(kapar = kayuan yang hanyut di sungai dan sebagainya.)
Orang yang berpangkat atau berpengaruh biasanya menjadi tempat
tumpuan orang mengadukan halnya.
36.Adat tua menahan ragam.
Orang tua-tua terpaksalah menahan (menderita) berbagai-bagai
godaan yang tak menyenangkan hati kerana perbuatan anak cucunya
yang tiada berjalan di atas kebenaran.
37.Adat yang kawi, syarak yang lazim.
(kawi = kuat, sakti.). Adat kebiasaan merupakan undang-undang
yang berlaku dalam pergaulan dan hukum-hukum agama merupakan
undang-undang negeri yang berjalan seiring.
38.Adat yang menurun, syarak yang mendaki.
Adat dapat menuju kerendahan dan tidak sanggup menghadapi
pergolakan masa, tetapi syarak menuju ketinggian dan dapat
mengatasi segala gerakan yang menentangnya.
39.Agak lebih daripada agih.
Banyak bicara, sedikit kerja.
40.Agak-agak bertutur malam hari.
Mesti selalu beringat-ingat ketika memperkatakan sesuatu.
41.Agih-agih kungkang .
(kungkang = kera kecil.).
Terlampau murah hati atau suka memberi, hingga menderita
kesusahan sendiri.
42.Agung susut, pongah masih.
(agung = besar; pongah = angkuh.) .
Kebesaran sudah hilang, tetapi keangkuhannya masih ada juga.
43.Air beriak tanda tak dalam.
Banyak bercakap tanda tiada berilmu.
44.Air besar sampan tak hanyut.
Maksud tidak tercapai.
45.Air besar, batu bersibak.
(sibak = cerai, menepi.)
Saudara dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan besar.
46.Air cucuran atap, jatuhnya kepelimbahan.
pelimbahan = tempat air yang kotor.
Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
47.Air dalam karang menonggok, setanggi campur kemenyan ,
gula tertumpah pada kanji.
(menonggok = melonggok, menimbun.)
Usaha yang berhasil baik.
48.Air dalam terenang.
(terenang = tempat air daripada tanah liat.)
Hidup yang tenang dan tenteram.
49.Air dalam, berenang
(= berkumbah); air dangkal, bercebok.
kumbah = mencuci dalam air..
Sesuaikanlah perbelanjaan menurut keadaan penghasilan kita.
50.Air di daun keladi (= talas).
Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia.
51.Air di tulang bumbungan, turunnya ke cucur atap.
Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga.
52.Air dicencang tiada putus. .
Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
53.Air didih menganak sungai .
Hiburan yang sangat mewah.
54.Air digenggam tiada tiris.
Sangat berhati-hati mengeluarkan wang.
55.Air diminum sembiluan.
Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum.
sembiluan = rasa pedih seperti dihiris dengan sembilu.
56.Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam.
Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum.
57.Air ditetak tiadakan putus.
Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
58.Air gedang menghanyutkan. (gedang = besar)
Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan
pekerjaan yang besar-besar.
59.Air jernih, ikannya jinak.
Negeri yang aman dan teratur, rakyatnya berbudi bahasa.
60.Air keruh, limbat keluar.
Negeri yang huru-hara, orang jahat mencari keuntungan.
61.Air lalu kubangan tohor.
(tohor = dangkal, kering.)
Penghasilan tidak cukup; habis bulan habis gaji.
62.Air laut hijau siapa celup?
Kemegahan dan kemewahan tidak payah diheboh-hebohkan.
63.Air mata jatuh ke dalam.
Berdukacita dengan diam-diam.
64.Air mata jatuh ke perut.
Berdukacita dengan diam-diam.
65.Air mudik sungai, semua teluk diranai.
(ranai = jalani (boleh jadi ranahi).
Orang pemboros berbelanja tanpa perhitungan.
66.Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut.
Hendaklah patuh kepada undang-undang negeri yang kita diami.
67.Air pun ada pasang surutnya, takkan pasang selalu dan surut senantiasa.
Nasib manusia tidak dapat ditentukan.
68.Air sama air menjadi satu, sampah ke tepi juga.
Jangan ikut campur dalam perselisihan orang bersaudara,
apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi.
69.Air setitik dilautkan, tanah seketul digunungkan.
Membesar-besarkan perkara yang kecil.
70.Air surut kapar hilir bersama, air pasang ia tersangkut.
Di dalam usaha yang tidak menguntungkan, diajak bersama-sama,
dan apabila usaha itu berhasil, ditinggalkan.
71.Air susu dibalas dengan air tuba.
Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
72.Air tawar secawan dituangkan ke dalam laut,
takkan dapat menghilangkan masinnya.
Pertolongan yang sedikit tidak dapat meringankan beban
kesengsaraan yang besar.
73.Air tenang menghanyutkan.
Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan
pekerjaan yang besar-besar.
74.Air tuba dibalas dengan air susu.
Kejahatan dibalas dengan kebaikan.
75.Air yang jernih, sayak yang landai.
(sayak = tempurung kelapa .)
Segala sesuatu berlaku dengan adil dan benar.
76.Air yang keruh-keruh kerak, alamat buaya di hulunya.
(keruh-keruh kerak = tiada jernih.).
Daripada perkataan dapat dimaklumi niat di dalam hati.
77.Air yang tenang, jangan disangka tiada berbuaya.
Orang yang diam jangan disangka pengecut.
78.Akal akar berpulas tak patah.
Orang yang pandai, takkan mudah kalah dalam perdebatan.
79.Akal labah-labah ; di gua buruk suka merakut.
(merakut = memasang jaring.) .
Orang jahat yang suka menipu orang.
80.Akal sebagai makan nasi lecek.
Fikiran seperti anak-anak.
81.Akal tak sekali datang, runding (= fikiran) tak sekali tiba.
Segala sesuatu tidak selesai sekali gus melainkan beransur-ansur.
82.Akan dijadikan tabuh, singkat; akan dijadikan gendang , berlebih.
Ilmu pengetahuan yang serba tanggung.
83.Akan memikul tiada berbahu, akan menjunjung kepala luncung.
Tiada berdaya mengerjakan sesuatu pekerjaan, kerana tiada
berilmu atau tidak ber-uang.
84.Akan mengaji, surat 'lah hilang; akan bertanya, guru 'lah mati.
Dalam keadaan yang serba salah.
85.Akan pembasuh kaki (= tangan).
Hadiah kepada orang yang berjasa.
86.Akan surut, air 'lah besar; akan lalu, jalan 'lah semak.
Dalam keadaan yang serba salah.
87.Akar terjumbai tempat siamang berpegang (= bergantung),
dahan mengajur tempat tupai menegun.
(jumbai = rumbai; menegun = berhenti sebentar.) .
Daripada keterangan, orang dapat mengetahui salah atau benarnya
perbuatan seseorang.
88.Akik disangka batu.
(akik = Sejenis batu berwarna.)
Sesuatu yang menghina.
89.Aku alah engkaulah menang.
Tidak mahu mengaku kalah.
90.Aku alah, engkau tak menang.
Orang bodoh yang tak mahu mengakui kekalahannya.
91.Aku nampak olah (= olak), kelibatmu sudah kutahu.
(olah = tingkah laku; kelibat = tabiat.) .
Kerana tingkah laku, maksudnya ketahuan.
92.Alah bisa, oleh (= kerana, tegal) biasa. .
Apabila telah biasa melakukannya, maka tiada terasa lagi
kesukarannya; pengalaman praktis lebih baik daripada teori.
93.Alah di rumpun betung .
Kekalahan yang belum memuaskan hati kepada pihak yang kalah.
94.Alah limau oleh benalu.
(benalu = tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di pohon lain.).
Orang yang lama dialahkan oleh orang yang baru.
95.Alah mahu, bertimbang enggan; cungkil merih akan pembayar.
Tidak menepati janji dan menentang balik orang yang diberinya
janji itu. (merih = pembuluh nafas.)
96.Alah membeli, menang memakai.
Barang yang baik memang mahal, tetapi dapat lama dipakai.
97.Alah menang tak tahu, bersorak boleh. .
Tidak berpihak ke mana-mana dalam sesuatu perlawanan.
98.Alah pinta dibuat sempena.
Biar bagaimanapun diharapkan, kalau bukan hak tidaklah diperoleh.
99.Alah sabung, menang sorak. .
Biarpun kalah, tetapi masih tetap tinggi juga cakapnya.
100.Alang berjawab, tepuk berbalas.
(alang = pemberian, hadiah.)
101.Baik dibalas dengan baik,
jahat dibalas dengan jahat.
102.Alang dijawat, tepuk dibalas.
(alang = pemberian, hadiah.) ..
Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat.
103.Alang-alang berdakwat , biarlah hitam.
(alang-alang = tanggung-tanggung.)
Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
104.Alang-alang berminyak, biar licin.
Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung.
105.Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan.
Kalau sudah terlanjur jahat, biarlah diperoleh hasil daripadanya.
106.Alangkan baik (= elok) berbini tua, perut kenyang pengajaran
(= pemanja) datang.
Orang beristeri tua biasanya beroleh kesenangan kerana disayangi
oleh isterinya.
107.Alim bagai katak di tepi air.
Orangnya alim (banyak ilmu) tetapi dia sendiri tidak mendapat
faedah daripada ilmunya itu.
108.Alim biasa menghukum syarak.
Hanya orang yang alim saja yang boleh membuat hukum syarak .
109.Alpa negeri alah, sia-sia hutang tumbuh.
Alpa dan lalai mengakibatkan bencana.
110.Alu pencungkil duri.
Tak mungkin dilakukan; pekerjaan yang sia-sia.
111.Alur bertempuh, jalan berturut.
Dilakukan menurut adat yang biasa.
112.Amak berlela, amak berupa.
Banyak tabiat, banyak olehnya. (amak = terlalu banyak.)
113.Ambil pati, buangkan ampas. .
Yang baik dipakai, yang tak baik dibuang.
114.Amra disangka kedondong .
(Amra = Sejenis mangga.).
Sesuatu yang baik disangka buruk, hanya kerana melihat
rupanya sama dengan yang buruk.
115.Anak anjing takkan menjadi anak musang jebat.
Orang yang tidak berilmu tidaklah mungkin mendapat kedudukan baik.
116.Anak ayam kebasahan bulu.
Gelisah resah; menjijikkan.
117.Anak badak dihambat-hambat.
Sengaja mencari bahaya (kesukaran dan sebagainya).
118.Anak baik, menantu molek. .
Sangat berbahagia.
119.Anak di riba diletakkan, kera di hutan disusu i.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
120.Anak dipangku dilepaskan, beruk di hutan disusukan.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
121.Anak harimau diajar makan daging.
Orang yang zalim diberi perangsang untuk membuat aniaya.
122.Anak harimau jangan diajak bertampar, ingat-ingat kukunya.
Jangan mencari musuh dengan orang yang lebih kuat dan lebih
persediaan alat senjatanya.
123.Anak harimau jangan dibela pelihara. .
Jangan berbuat baik dengan orang yang suka berbuat jahat.
124.Anak harimau takkan menjadi anak kambing.
Orang yang berani takkan penakut.
125.Anak ikan dimakan ikan, tahu makan tahu simpan.
Jikalau tahu membuat sesuatu kerja, hendaklah tahu
menyimpan rahasianya.
126.Anak kambing takkan menjadi anak harimau.
Orang yang pengecut tetap pengecut.
127.Anak kandung ditimang-timang, anak tiri ditengking-tengking.
Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing, atau
rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang.
128.Anak kera di hutan disusu i, anak sendiri di rumah kebuluran.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
129.Anak kera hendak diajar memanjat.
Hendak mengajar orang yang sudah ahli.
130.Anak kucing menjadi harimau.
Orang miskin menjadi kaya, atau rakyat biasa menjabat pangkat
tinggi dalam pemerintahan.
131.Anak kuda bulu kasap.
Anak muda yang riang gembira. bulu
132.Anak kunci jahat, peti durhaka.
Suami yang jahat, lambat-laun akan ditentang oleh isterinya.
133.Anak monyet di hutan disusu i, anak sendiri di rumah kekeringan.
Urusan sendiri ditinggalkan kerana mementingkan urusan orang lain.
134.Anak orang, anak orang juga.
Kalau bukan hak kita tidaklah ada gunanya.
135.Anak sendiri disayang, anak tiri dibengkeng.
Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing,
atau rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang.
136.Anak seorang, menantu malim.
(malim = ahli agama.) .
Sangat berbahagia.
137.Anak seorang, penaka tidak.
(penaka = boleh dipandang sebagai; semisal, seumpama.).
Mempunyai barang hanya sebuah saja.
138.Anak sungai lagi berubah, inikan pula hati orang. .
Pendirian yang tidak tetap.
139.Angan lalu, faham tertumbuk.
Sesuatu hal yang banyak halangannya; kemahuan ada tetapi tidak
berdaya.
140.Angan-angan menerawang langit.
Selalu mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi.
141.Angan-angan mengikat tubuh.
Besusah hati kerana memikirkan perkara yang bukan-bukan.
142.Angguk enggan, geleng ia.
Lain di mulut, lain di hati.
143.Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tidak diberikan.
Lain di mulut, lain di hati.
144.Anggup-anggip bagai rumput di tengah jalan.
(anggup-anggip = terkulai-kulai.) Hidup yang serba susah.
145.Angin berputar, ombak bersabung.
Perkara yang amat sulit.
146.Angin bersiru, kami tahu.
Sudah tahu akan niat seseorang. (bersiru = beralih tujuan.)
147.Angin bersiru, ombak bersabung.
Perkara yang amat sulit.
148.Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam.
Berita-berita yang buruk tak dapat disembunyikan,
kelak akan tersiar juga.
149.Angkat batang keluar cacing gelang-gelang.
Berpenat-penat mengerjakan pekerjaan orang yang tinggal
terbengkalai, tetapi suatu faedah pun tidak diperoleh daripadanya.
150.Angkuh terbawa, tampan tertinggal.
Baik rupanya, tetapi buruk sikapnya.
151.Angus (hangus) tiada berapi, karam tiada berair.
Menderita kesusahan kerana kematian atau kehilangan kekasih.
152.Anjing bercawat ekor.
Pergi atau menghindar kerana malu dan sebagainya.
153.Anjing biasa makan tahi, jika tak makan mencium ada juga.
Orang yang biasa berbuat jahat, sekali-sekala teringat juga
akan mengulangnya lagi.
154.Anjing diberi makan nasi takkan kenyang.
Sia-sia memberi basihat yang baik kepada orang jahat.
155.Anjing ditepuk menjungkit ekor.
Orang hina apabila dihormati, sombonglah jadinya.
156.Anjing galak, babi berani.
Bertemu lawan yang sepadan; berani sama berani, keras sama keras.
157.Anjing itu, kalau dipukul sekalipun, berulang juga ia ke tempat
bangkai yang banyak tulang.
Orang yang tamak, sekalipun
dikata-katai, namun ia tidak akan malu.
158.Anjing itu, meskipun dirantai dengan rantai emas, nescaya
berulang-ulang juga ia ke tempat najis.
Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat
kesempatan akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
159.Anjing kepada orang, raja kepada kita.
Buruk baik anak sendiri juga.
160.Anjing menyalak bukit, takkan runtuh.
Orang baik yang dicela oleh orang jahat, tentu tidak akan
binasa kebaikannya.
161.Anjing menyalak di ekor (= dipanjat) gajah.
Orang lemah (hina) mencuba hendak melawan orang yang berkuasa,
tentulah perbuatannya itu sia-sia saja.
162.Anjing terpanggang ekor.
Mendapat kesusahan besar sehingga tak tentu tingkah lakunya,
meminta pertolongan ke sana ke mari.
163.Anjing tiada bercawat ekor.
Sesuatu yang hina dan tiada berguna.
164.Anjur surut bak bertanam.
Tipu muslimat dalam melakukan pekerjaan.
165.Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras.
Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat
(darjat, pangkat ataupun kedudukan) dengannya.
166.Antan patah, lesung hilang.
Kemalangan yang bertimpa-timpa.
167.Antara dua tengah tiga.
Sakit hampir mati.
168.Apa boleh buat, nasi sedap menjadi tawar.
Susah hati dapat mengubah perangai seseorang.
169.Apa boleh buat, sakit menimpa sesal terlambat.
Sudah terlanjur, tak dapat diubah lagi.
170.Apa digaduhkan: pengayuh sama di tangan, perahu sama di air.
Tidak takut menghadapi lawan apabila sama-sama mempunyai kebolehan.
171.Apa guna bunga ditanam, jika tidak diberi kumbang menyerinya.
Apa guna anak perempuan, jika tidak diberi bersuami.
172. Apa gunanya bulan terang di dalam hutan, jikalau di dalam
negeri betapa baiknya.
Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang
yang tidak dapat menghargainya.
173.Apa gunanya merak mengigal di hutan.
(mengigal = menegakkan dan membentangkan bulu ekor.)
Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang
yang tidak dapat menghargainya.
174.Apa kepada kukur, nyiur juga yang binasa.
Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu,
tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya.
175.Apa kurang pada belida, sisik ada tulang pun ada.
Cukup mempunyai segala yang diperlukan.
176.Apa payahnya menawakkan (= menaupkan) bibir atas bawah.
(menawakkan = menggerakkan.) Mudah menyebut,
tetapi susah mengerjakannya.
177.Apa payahnya menggoyangkan lidah saja.
Banyak janji tetapi tidak ditepati.
178.Apa peduli pada kukuran, nyiur juga yang akan habis.
Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi
yang sukar ialah yang mengerjakannya.
179.Apa sakit berbini janda, anak tiri boleh disuruh.
Alasan yang berlawanan dengan maksud yang sebenarnya.
180.Apa tampangnya, itulah tumbuhnya.
(tampang = benih.)
Hasil sesuatu pekerjaan itu menurut ukuran usaha yang kita kerjakan.
181.Apabila orang miskin menghendaki wang, dia mendapat anak;
apabila orang kaya menghendaki anak, dia mendapat wang.
Hasil yang berlawanan dengan keinginan; lain yang dihajati lain yang
diperoleh.
182.Apabila tumbuh-nyiur itu patah, tumbuh-nyiur juga akan gantinya.
(tumbuh-nyiur = tunas bibit kelapa .)
Ganti yang hilang mestilah yang sama pula.
183.Apakah gunanya kemenyan disimpan sebesar tungku,
kalau tidak dibakar.
Kepandaian hendaklah diajarkan kepada orang lain,
kerana kalau disimpan ia akan hilang begitu saja.
184.Apakah gunanya memasang dian di tengah hari, jika malam alangkah baiknya.
Perkara yang sudah diketahui orang tak perlu diterangkan lagi.
185.Apalagi sawa , ia berkehendakkan ayamlah!
Orang yang suka mencari barang-barang yang digemarinya.
186.Apalagilah, pemakan berulam bertemu pucuk!
Orang yang bertemu dengan barang kesukaannya.
187.Api dengan air, alangkah bezanya.
Jahat dengan baik amat jauh bezanya.
188.Api itu, tatkala kecil menjadi kawan, apabila besar menjadi lawan.
Kejahatan yang sedikit itu hendaklah lekas diperbaiki supaya jangan
sampai melarat.
189.Api kecil baik dipadam.
Basmilah kejahatan itu semasa ia kecil lagi.
190.Api makan sekam (= dedak ).
Perbuatan jahat atau rindu dendam yang tersembunyi.
191.Api nan tak kunjung padam.
Semangat yang hidup selama-lamanya. kunjung = segera, lekas.
192.Api padam puntung berasap.
(puntung = sisa kayu api yang dibakar.)
Perkara yang telah putus, tetapi ditimbulkan kembali.
193.Api padam puntung hanyut, kami tidak di situ lagi.
Cerita yang sudah tamat; benar-benar sudah selesai.
194.Apung di tengah lautan; dipukul ombak, sekejap ke
tengah sekejap ke tepi.
Orang dagang yang melarat hidupnya.
195.Ara tak bergetah.
Suatu perkara yang mustahil.
196.Arang di dahi (= di kening, di muka).
Mendapat malu.
197.Arang habis besi binasa.
Pekerjaan yang sia-sia.
198.Arang habis binasa, tukang hembus penat saja.
Pekerjaan yang sia-sia.
199.Arang itu, jika dibasuh dengan air mawar sekalipun,
tiada akan putih.
Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan
akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu.
200.Asal ada kecil pun pada.
Kalau tak ada banyak, sedikit pun cukup juga.
201.Asal ayam hendak ke lesung , asal itik hendak ke pelimbahan.
Tabiat orang tak mungkin berubah.
202.Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan.
Tabiat orang tak mungkin berubah.
203.Asal berinsang ikanlah.
Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
204.Asal berisi tembolok senang hati.
Sudah cukup makan dan pakaian maka senanglah hati.
205.Asal besi pengapak kayu, asal emas menjadi penduk.
Darjat seseorang dapat ditentukan pada sifat perangainya.
penduk = salut sarung keris.
206.Asal ditugal, adalah benih.
(tugal = melubangi tanah kebun dengan kayu akan tempat menanam benih.)
Sesuatu usaha tentu ada hasilnya.
207.Asal sabut terapung, asal besi tenggelam.
Untung-untungan; kalau bernasib baik tentu selamat, kalau bernasib
malang tentu jatuh.
208.Asal selamat ke seberang, biar bergantung di ekor buaya.
Sangat perlu akan pertolongan, betapa pun jua pertolongan itu akan
diterimanya.
209.Asal terbang burunglah, asal berinsang ikanlah.
Tidak memilih (pekerjaan, makanan, perempuan dan sebagainya).
210.Asam di darat ikan di laut, bertemu dalam belanga juga.
Perempuan dan lelaki, kalau sudah jodoh, bertemu juga akhirnya.
211.Asyik memangku tangan, mati dalam angan-angan.
Tak akan tercapai maksudnya, kalau tak mahu berusaha.
212.Atap rumbia perabung upih, rumah besar berdinding papan.
Barang yang baik dicampurkan dengan barang yang buruk.
213.Aur ditanam betung tumbuh.
Mendapat laba banyak dengan modal yang sedikit.
214.Aus telunjuk mencolek garam .
Hidup dalam kemiskinan.
215.Awak alah gelanggang usai. (usai = lengang.)
Ditimpa kemalangan yang tak dapat diatasi lagi.
216.Awak hendak hilir, ia telah hanyut.
Cita-cita yang telah didahului oleh orang lain.
217.Awak kecil makan hendak banyak, sayap singkat terbang hendak tinggi.
Mengangan-angankan sesuatu yang tidak sepadan dengan kesanggupan diri
sendiri.
218.Awak kurus daging menimbun.
Orang kaya yang berpura-pura miskin.
219.Awak menangis diberi pisang.
Bujukan (pujukan) yang tepat.
220.Awak rendah sangkutan tinggi.
Besar belanja daripada pendapatan.
221.Awak sakit daging menimbun.
Orang kaya yang berpura-pura miskin.
222.Awak tikus, hendak menampar kepala kucing .
Melakukan sesuatu yang mustahil.
223.Awak yang celaka, orang yang diumpat.
Dirinya sendiri yang bersalah
(kerana kemalangan, kecelakaan, kekalahan dan sebagainya),
orang lain pula yang disesalkan.
224.Awak yang payah membelah ruyung, orang lain yang beroleh sagunya.
(ruyung = batang pohon enau.) Orang lain yang bersusah payah,
orang lain pula yang mendapat faedahnya.
225.Awal dibuat, akhir diingat.
Sebelum membuat sesuatu pekerjaan hendaklah difikirkan masak-masak
supaya selamat pekerjaan itu.
226.Awal dikenal akhir tidak, alamat badan akan rosak.
Orang yang tak berhati-hati lakukan pekerjaannya (yang baiknya saja
yang diingat) tentulah akhirnya akan menyesal dan kecewa.
Ayam baru belajar berkokok. Baru cukup umur.
227.Ayam berinduk, sirih berjunjung.
Tiap-tiap yang lemah harus mendapat bantuan dan perlindungan.
228.Ayam berlaga sekandang.
Berkelahi dengan orang serumah.
229.Ayam beroga itu, kalau diberi makan di pinggan emas sekalipun
ke hutan juga perginya. (ayam beroga = ayam hutan.)
Bagaimana senangnya di negeri asing, ingat juga kita akan negeri
sendiri.
230.Ayam bertelur di atas padi, mati kelaparan.
Sangat menderita kesusahan meskipun bergaji besar (beristerikan
atau bersuamikan orang kaya) atau hidup miskin di negara yang kaya
dan makmur.
231.Ayam bertelur di atas padi.
Hidup senang dan mewah.
232.Ayam dapat, musang dapat.
Pencuri tertangkap, barang-barangnya pun tidak hilang.
233.Ayam ditambat disambar elang, padi di tangan tumbuh lalang.
Malang sekali; nasib yang buruk.
234.Ayam hitam terbang malam bertali ijuk, bertambang tanduk,
hinggap di kebun rimbun.
Kejahatan (perkara dan sebagainya) yang dilakukan di dalam sulit,
sukar diketahui.
235.Ayam itik, raja pada tempatnya.
Tiap-tiap orang ahli dalam urusannya masing-masing.
236.Ayam menang, kampuh (= kampung) tergadai.
(kampuh = kain selimut yang dirangkap daripada tiga helai kain.)
Keberuntungan yang tidak ada faedahnya.
237.Ayam pulang ke pautan.
Sudah pada tempatnya.
238.Ayam putih terbang siang, hinggap di halaman, terang kepada
mata orang banyak.
Perkara yang nyata mudah ketahuan.
239.Ayam seekor bertambang dua.
Gadis seorang, dua bujang yang ingin.
240.Ayam sudah patah, kalau-kalau dapat menikam.
Orang yang telah jatuh melarat itu mungkin akan berubah nasibnya.
241.Ayam tak patuk, itik tak sudu.
Keadaan orang yang hina dalam masyarakat.
242.Ayam terlepas, tangan bau tahi.
Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil, melainkan malu semata-mata.
243.Ayam terlepas, tangan tercirit.
Kejahatan yang tidak mendatangkan hasil,
melainkan malu semata-mata.
244.Ayam tidur senang di dalam reban, musang yang susah beredar sekeliling.
Tidak senang melihat kebahagiaan orang.
245.Ayam yang tangkas di gelanggang.
Orang yang pandai berkata-kata di dalam majlis.
Petikan :
"http://ms.wikipedia.org/wiki/Peribahasa_Bermula_Dengan_Huruf_%22A%22"
_________
Penutup
_________
Demikian infonya para kawan dan ini lagu penutupnya :
"PURNAMA MERINDU
dari SITI NURHALIZA "
Selamat malam...!
Bermaknakah tiap baris kata-kata
Ataukah hanya dibibir saja
Bersungguhkah rindu yang engkau pamerkan
Ataukah sekadar hanya lakonan
Rindu... telah melekat dalam hatiku
Walau awan berlalu
Rinduku... tak berubah... arah
Purnama mengambang... cuma berteman
Bintang berkelipan dan juga awan
Siapa tahu...
Rindu yang mencengkam di hatiku
Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merayu padamu yang sudi... merindu ku
Purnama mengambang berbagai warna
Bila embun pun datang bintang purnama
Tinggallah aku sendirian bertemankan malam sepi
Aku meminta pada yang ada
Aku merindu pada yang kasih
Aku merindu padamu yang sudi memujuk
Hiaskanlah cinta di jari manisku
Sinarkan bagai gemerlap kencana
Tandakanlah kasih dimercu kalbu
Serikanlah purnama yang merindu
______________________________________________________
Cat :
Arti Cindai
kain sutra yg berbunga-bunga;
Arti Kaparinyo :
ka·pa·ri·nyo n 1 nama lagu tradisional daerah Minangkabau
dan Sumatra Selatan; 2 nama lagu keroncong di kalangan
masyarakat Tugu Cilincing, Jakarta Utara; 3 tarian dng
koreografi campuran Mor dan Spanyol, diiringi lagu Kaparinyo
Arti Nirmala
tanpa cacat cela; bersih; suci; tidak bernoda
Arti Kuri8k Kundi :
Lagu ini mengajarkan kepada pendengarnya, utamanya rakyat
Malaysia, untuk mencintai keberagaman budaya
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل