#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar timbulnya umpama-umpama baru atau Pribahasa
baru sebagai sarana enkulturasi budaya Batak Angkola diluar pribahasa
batak pada umumnya (Batak Toba) dalam iringan syair-syair Pribahasa batak
Angkola dalam video musik lagu-lagu Tapsel cipt. Odang S)
___________________________________________________________
______________________
Kata Pengantar :
______________________
Horas...horas...horas...!
Begini :
* Dalam hubungannya denga istilah Pribahasa (Bhs. Melayu) dan
Umpama (Bhs. Batak)
- Jelas dan cukup jelas bagi penulis, "Bahwa suku batak dari sub suku
batak manpun tidaklah punya pribahasa, karena istilah pribahasa adalah
istilah yang berasal dari bahasa Melayu.
- Jika kita melihat isi, susunan kata, dan maksud dari apa yang dimaksud
pribahasa dalam bahasa Melayu, maka kita mengetatahui "Pribahasa bahasa
Melayu sama dengan umpama dalam bahasa batak".
* Dalam hubungannya dengan istilah umpama bagi masyarakat batak toba
dan Angkola
- Umpama batak yang batak toba mengatakannya Umpama Batak Toba,
sesungguhnyalah umpama yang berlaku dan dipakai juga di sub suku batak
manapun di tanah batak (Kemungkinan besar umpama itu telah ada sebelum
masyarakat batak tersebar atau terbagi menjadi beberapa sub suku batak-pen)
Begitupun...!
- Dari hasil pengamatan penulis dan pergaulan hidup sehari-hari, umpama
Batak Toba ini tidaklah dipakai (diucapkan/dihatahon) masyarakat batak
Angkola 100 % dalam kehidupan budaya, adat atau kehidupan sehari-harinya.
- Banyak bukti bahwa masyarakat Batak Angkola juga menciptakan pribahasanya
sendiri dalam kehidupan bermasyarakatnya dengan tanpa maksud melupakan
umpama batak toba itu.
- Hasil pengamatan penulis, "Umpama atau pribahasa batak toba hanyalah
umpama cadangan bagi masyarakat batak Angkola, yang jika mereka perlukan
mereka pake, jika tidak, ya tidak dipake.
"Umpama atau pribahasa apa sajakah yang telah tercipta di masyarakat
batak Angkola di luar umpama batak yang telah ada pada masa lampau...?"
adalah isi dari postingan ini berikut seluk beluknya.
Apakah umpama atau pribahasa batak Angkola yang tercipya itu
termasuk Enkulturasi budaya dalam suku batak yang terdiri dari
macam sub suku...?
Juga pertanyaanyang mau penulis jawab lewat postingan ini.
Selamat menyimak...!
___________________________________________________
Sekilas Umpama /Pribahasa Batak Angkola dalam hubungannya
dengan enkulturasi atau proses penanaman nilai-nila budaya
dan seluk beluknya
____________________________________________________
* Hal Pengertian Ekulturasi
Istilah enkulturasi sebagai suatu konsep, secara harfiah
dapat dipadankan artinya dengan proses pembudayaan
(Koentjaraningrat 1986: 233)
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya)
ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya.
Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen.
Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan
lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur.
Enkulturasi terjadi melalui mereka.
Dalam hubungannya dengan postingan, "Enkulturasi yang penulis maksud
adalah terciptanya nilai-nilai baru oleh masyarakat Batak Angkola yang
memang berasal dari batak Toba dengan tidak memakai umpamanya
atau pribahasanya tapi tidak pula meninggalkannya karena terjadinya
proses enkulturasi)
* Hal Pangartian umum umpama atau pribahasa masyarakat
Batak Angkola :
Umpama atau Pribahasa mayarakat Batak Angkola, "Ima hata-hata di Angkola
nadi ucapkon tai inda langsung tumaksud ni hatai. Hata-hata on pada umumna
dipahami masyarakat Angkola dan sakitarna bope nadi ucapkon pada acara
adat sangape budaya, tarmasuk di kahidupan sahari-hari.
* Hal panyebab timbulna Umpama atau pribahasa masyarakat Angkola
Menurut hemat penulis, "Batak terbaiknya orang batak adalah batak
Angkola" dengan alasan masyarakat batak Angkola adalah masyarakat
yang dinamis dengan tetap menjunjungjung tinggi ajaran adat dan budaya
batak masa lampau, tapi juga selalu membuka diri untuk pengembangan
budayanya.
Tidak seperti batak Toba, "Yang selalu memberi kesan bahwa ajaran adat
dan budaya batak masa lampau itula yang betul, karena itu harus di ikuti.
Yang tidak mengikuti mereka sebutla batak yang tak beradat".
Dengan kata lain dimata penulis batak toba itu adalah batak ortodok,
batak najolo, batak klasik juga batak antik, Tetapi tidak modern dan
tak mau mengikuti perkembangan jaman, suka sama tortor dan tak suka
sama poco-poco, suka sama tuak dan tak mau coca cola.
Batak Angkola, tortor pun jadi, poco-pocopun pun jadi, bila perlu dangdut
juga oke. Tuak juga mau, coca cola apalagi.
Adalah gambaran sekilas bahwa batak toba dan batak Angkola punya perbedaan
dalam pendoman, penghayatan dan pengamalam budaya batak. Dan perbedaan-
perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya umpama atau pribahasa batak
Angkola diluar umpama batak najoloi (Terjadi enkulturasi budaya).
* Hal sumber-sumber Umpama atau Pribahasa Batak Angkola
di luar umpama Batak Masa Lampau
1. Bersumber dari Pergaulan hidup sehari-hari
Misalnya :
Namuli muap do nabusuk (Hampir sama artinya dengan umpama
batak masa lalu yaitu Jempek do pat ni gabus artinya: sehebat apapun
seseorang menutupi kebohongannya, cepat atau lambat pasti akan
terbongkar juga).
2. Bersumber dari promosi seni musik
Misalna :
"Songon sere di stelengan" hampir sama dengan "Songon parlange ni si
bagur, tio tu jolo, litok di pudi (seperti katak berenang, jernih ke
depan, keruh di belakang) Makna: Seperti katak yang berenang, terlihat
jernih di bagian depan, tetapi di bagian belakang menjadi keruh.
"Songon jelok roba" yang bemberi gambaran orang pemalas.
Ini musiknya :
3. Bersumber dari Musim :
"Pas maho songon wereng" (Wereng = penyakit atau hama padi tanah batak
tahun 70-80-an) Maknanya : Seseorang yang memberi kesusahan pada orang
lainnya/tidak bermanfaat.
4. Bersumber dari media (Cetak, Radio, TV, dll)
5. Bersumber dari buku buku bacaan yang telah disinonimkan dengan
kondisi masyarakat Angkola
Seperti : Seperti katak dalam tempurung = Songon tohukl nai bagasan takar
* Hal Pambagianna :
1. Diligin sian hajelasan ni hata dohot maksud
1.2. Adong hatai jelas dohot maksudna pe jelas
Misalna : Pistar inda tarparguru, oto inda tarajaran (majelas
molo pistar akkon bisa diparguru, molo oto akkon marsiajar)
1.2. Adong hatai inda jelas tai maksudna tetap bisa di mangarti
Misalna : Atcim mardai sira (Memang atcimdo sira sangape asin,
harusongonipe adong muse do nai dokkkon atcim...! Atcim...!
adong nakaluar sian baba niba tai inda salalu haran na asin
Maksudna, tai haran ana asini do na atcim maka adong musema
hata : Atcim....mmmm....! barang dapur....!
2. Diligin sian penyusunan ni hatana
1.2. Adong attong marirama sangape marritme (tabo begeon)
Misalna : Songon siala sampagul, rap tu ginjang rap tu toru
1.2. Adong inda marirama, inda marritme
Misalna : Ngolu-ngolu hosa
3. Diligin sian arti simbolisna (Parbandinganna)
1.1. Mamake hata songon
Misalna : - Songon leto nahona pias
- Songon ambaroba nahatoranga ari
1.2. Sarupo : - Sarupo maho dohot sipidotes,
iapngido kopi ibaen kho tes
_______________________________________________________
Macam Umpama /Pribahasa Batak Angkola yang muncul atau
timbul atau tercipta diluar Umpama Batak secara umum
(Umpama batak Toba) sebagai bukti terjadinya enkulturasi budaya
______________________________________________________
* Pribahasa Populer (Proses enkulturasi berhasil)
1. Songon siala sampagul rap tuginjang rap tu toru
(Sampagul di toba tidaklah sama dengan sampagul di Angkola)
Artina :
Perlu kerjasama di kehidupan ini untuk mendapatkan hasil maksimal
2. Ngolu-ngolu hosa
Artina
Lek mangolu do, tai hampir mate
3. Natar paingot piongoton
Artina :
Orang yang tak turut nasehat akan menyesal
4. Songon sere di stelengan
artinya :
Orangnya cantink tapi parangai tidak baik
5. Songon toppa ni sugi-sugi, ambungpe halak magigi
Artina :
Orang yang cantik tapi perangai tidak baik
5. Hata ni Tuhan di pakaji-kaji, hatani ni jolma dipakijo-kijo
Artina :
Ilmu pengetahuan itu harus seleksi dan diamalkan
6. Umposo sian robung, ung laku sian hepeng
Artina :
Melebih lebihkan keadaan diri dari sebenarnya
7. Tor tu tor marsitatapan, rura tu rura marsitopotan
Artina :
halak napistar mangajari, halak naso mamboto marsiajar
8. Pistar inda tarparguru, oto inda tarajaran
Artina :
Tak bisa di harap
9. Tangis marsipareon
Artina :
Menyesal tanpa ada gunanya
10. Songon ambaroba nahatorangan ari
Artina :
Mencari alasan untuk menutupi kesalahannya
11. Pabangkit setan narata
Artina :
Emosi tak terkendali / ingion marah
12. Dapot-dapot nisi pandok
Artina :
Pintar menyarankan, memerintah atau menyuruh orang lain
tapi dirinya sendiri tertinggal
13. Atcim ninna mardai sira
14 Songon namangan sasagun
15. Songon saba nahapuloan
16. Songon haruting sumur godangan ulu daripada badan
17. Songon partunggul di tonga padang
18. DLl (Sungguh sangat banyak)......
* Pribahasa Kurang Populer (Sedang terjadi proses enkulturasi)
1. "Aek sattetek mambaen laut, tano sajompput pature gunung"
Artina :
Menekdo pasoalani tai dipagodang-godang
2. "Ngiro sagarung ibursikkon tu laut inda mambaen mago atcim ni laut"
Artina :
Partolongan nasaotik nanggo haru mambantu tu parsoalan nagodang
3. Aek naso bisa do mambaen mayup
Artina :
Jolma parsip-sipi natinggian do imu ni-i.
4. "got dibaen partunggul magodangtu, got dibaen indalu mamenektu"
Artina :
Serba tanggung partbinotoani
5. "Got diporsan naong abara, got dijujung mago ulu"
Artina :
Indadongbe daya upaya namangolui, sude manyora, tai nara mate.
6. "Batu na gorsing naroha sere"
Artina :
Pacia-ciahan nomai
7. "Anak pade, parumaen jeges"
Artina :
Sonang namangolui
8. Buat santan, ambukkon borsang
Artina :
Tu napade padonok, tu naso pade padao
9. "Anak ni babiat i alo marbada, ulang lupa tu sisilonna
Artina :
Ulang dijalahan aloniba naung hebat sian iba
10. "Aek godang do namanggodang, ate-atepe magodang"
Artina :
Inda tetap pandiriani, maruba-uba.
11. "Manjungkit duri pake indalu"
Artina :
Karejo naso tidak-tidak, sia-sia.
12. "Balobas panappar hobas"
Artina :
Akkon diancamjo baru rai karejo
13. "Ihan mangan ihan, sidung mangan sippan
Artina :
Malo-malo iba mayimpan rahasia ni karejo nima aso lek martahan.
14. "Makutcina jahat, potina pe durako"
Artina :
Halaklahina jahat suatu saat akkon dibadai adaboruna
15. Silua dibalos silua, martopappe marbalos
Artina :
Parbuatan napade dibalos dohot napade
16. "Tarombik-ombikma natarombik, gonanma dipa bonom"
AQrtina :
Mudana karejo ulang tangung-tanggug
17. "Polade porduli tu huhuran, anggo harambir do nahabis
Artina :
Pada intina anggo makuling namomoando, namakkarejohon nai do nasusa.
18. Porroha ni namiskin marhepeng hape dapot ia anak,
porroha ni nakayo maranak, hape dapot ia hepeng
Artina :
Marola dani roha dohot nadapot
19. Anjing nagalakan, babipe nagogoan
Artina :
Pasuo nakaras dohot na karas. Rap berani mate.
20. Gutgut taroban, jeges parpudi
Artina :
Mana jeges gutgut muse dope
21. "Angin marputar, sopope rumbak
Artina :
Persoalan narumit lagi ro
22. Api mate, banggar lek marrara
Artina :
Parsoalan naung sidung diparsoalkon muse
23. Margota banggar
Artina :
Parsoalan naso masuk diakal
24. Tataring so namarapi, inggung-inggung lek di ombus
Artina :
Karejo naso marguna nomai
25. Asal ma na gorsing berarti sere
Artina :
Aha sajo nabisa dikarejohon jadi, inda manolak
26. Ikojar tu jae hape mamayup
Artina :
Ipajolo halak aha nai rohanibai
27. Badan namenek gogo mangan. habong so nadong,
tai pupu got habang
Artina :
Marpor niroha tu sada hal tai kamampuan nadong
28. Tangis iba, ilehen hepeng. Martata iba isuru marsyukur
Artina :
Mambujuki sangape manyuru harus dohot cara na tepat
29. Setan buang Stan
Artina :
Jolma naso tarpature nomai
29. Songon dia suanonna, songonima toppana
Artina :
Carani ba karejo marsasuaian doi dohot hasilna
30. Sonamarguna hepeng sabakul anggo soi tabuskon
Artina :
Masalah naung binoto nihalak nakkon pola ditorangkonbe
31. Manuk manjalahi losung, itik manjalahi tobat
Artina :
Memang masongoni tabiati
32. Dll.....cukup banyak....
____________________________________________________
Sekilas Odang S dalam hubungannya dengan enkulturasi
Umpama atau Pribahasa Batak Angkola
____________________________________________________
* Hal Tempat dan tanggal Lahir
Yah begitulah pada umumnya yang kita lihat dan yang kita isi jika kita
berurusan dengan apa yang namanya formulir atau blangko.
Jika yang kita isi menyangkut nama, tempat dan tanggal lahir kita maka
dengan mudah kita dapat mengisinya meski pada saat lahir kita tidak tahu
dimana kita lahir dan tanggal berapa lahirnya, tapi karena ada orang tua
yang memberitahunya maka kitapun tahu.
Tapi bagimana jika tempat dan tanggal lahir tidak kita ketahui, sementara
blangko mau kita isi...? yah...! Dengan sendirinya kita hanya mengisi apa
yang kita tahu dan kita tak boleh mengarang-mengarangnya. Seperti blangko
dibawah ini :
Nama : Odang S
Tpt/Tgl. Lahir : .................
Status Pernikahan : .................
Alamat : Tapanuli Selatan - Sumatra Utara
* Kehidupan sehari-hari
Yah karena bapak ini orang Tapanuli Selatan yang masyarakatnya pada umumnya
suka tu saba, maka pak Odang S ini pun bisa jadi suka tu saba dopak menek.
Karena itu istilah eme, tobat, mabulak, manjajar, manyabi, mardege, makkail
bolut, de es be bisa jadi dipahaminya juga.
Memasuki usia sekolah sampai setingkat SLA pak Odang S ini, jelas belum
punya Album, Hp pun belum dia kenal tapi marende dan margitar-gitar
sudah mulai disukainya.
Setelah lebih dewasa, rasa suka pada budaya dan adat batak itupun mulai
terlaihat pada dirinya. Inspirasipun mulai jalan setelah terlebih dahulu
mengadakan pentas kecil-kecilan bersama teman-teman sejawat, hingga tiba
saatnya proses mencipta album itupun dimulainya.
* Karir
Yang namanya "Karir" tentu sangat luas pengertiannya. Jika bapak ini dilihat
dari sisi keterlibatannya dalam acara-acara adat dan budaya Tapsel maka
dapat dilatakan cukup berhasil.
Nilai lebihnya dalam mengolah hata-hata batak itu, pun mengucapkannya
dengan intonasi tertentu serta iringan mimik muka yang selalu mampu
menyesuikan dengan hata, memberi kesan bagi penulis bahwa pak Odang S
ini bukan saja mampu memainkan syair batak lewat seni musik tapi juga
mampu berperan seperti perannya para aktor-aktor handal Nusantara.
Bagi penulis pak Odang S ini cukup patas dikatakan berhasil dalam karir
adat dan budaya batak khsusnya dibidang pengolahan seni musik atau lagu.
Salut...salut...salut...!
* Album
Berikut macam Album Odang S dkk yang penulis miliki dengan asumsi atau
perkiraan hanyalah sebagian dari albumnya (Album lainnya masih ada tapi
penulis tidak memilikinya).
Menurut hemat penulis Odang S dalam syair-Syair Albumnya 90%
adalah hasil enkulturasi umpama atau pribahasa Angkola (Tidak
menggunakan Umpama batak toba najolo yang memang najolo
umpama batak toba itulah yang dipakai di Angkola = Angkola itu
berasal dari Toba) :
* Album Emas
1. Elek Mambaen Sonang
2. Mamili Dongan
3. Naso Marsikola
4. Mahkamah Syariah
5. Inang Parrenge-rengge
6. Jelok Roba
7. Panaili
8. Surat Tinta Narara
9. Manguji Roha
10. Marsijalangan
11. Aek dibulung Suhat
* Album Rere ma na rere
1. Bulan
2. Rerema na rere
3. Na lom-lom Manis
4. Malua nagolom di tangan
5. Sampuraga
6. Di sege-sege
7. Songon leto nahona pias
8. Tarsung Litak
9. Salendang Satonga Buruk
10. Maniop Janji
11. Bujing Nauli
* Album Manyunggul Parmudaron
1. Manyunggul Parmudaron
2. Lumindak lokko-lokko
3. Lonceng Kereta Pos
4. Tanggal Barumun
5 Pupu Huligin Gambarmi
6. Penjarai songon di surgo
7. Songon dalan ni Porkis Halus
8. Sada di tamba sada
9. Sahata Saoloan
10. Bunga Melati
* Album Istana Desa Nawalu
1. Sultan
2. Manukkek di Lopo Kopi
3. Sipaingot tu na Poso
4. Pesantren Baharuddin
5. Mangurro
6. Santri
7. Ama-ama
8. Minang Mandailing
9. Siala Sampagul
* Album Dakwah
1. Kemuliaan ni tamu
2. Pangaruh Judi
3. Bulan Ramdhon
4. Napasikolahon
5. Pintu taubat
6. Sabda ni Rasul
7. Menuntut Ilmu
8. Ujian ni Tuhan
9. Matobang di Panyosalan
10. Makojar-Kojar Dunia
___________________________________________________
Macam Lagu Odang S yang penuh Umpama atau Pribahasa
Batak Angkola hasil Enkulturasi (Lagu-lagu Rumah Tangga)
____________________________________________________
1. Manukkek di Lopo Kopi
__________
Penutup
__________
Demikian infonya para kawan...!
Semoga memberi manfaat khsusnya dibidang pengetahuan kesusastraan Batak
Angkola yang memang suku batak yang dinamis khsusnya dibidang pemakaian
umpama atau pribahasa.
Jika uraian diatas mau disimpulkan maka penulis ingin berkata :
1. Dari segi penggunaan Umpama atau Pribahasa, jelas Batak Angkola berbeda
dengan batak toba (Penulis telah membaca macam umpama batak toba).
2. Jika perbedaan ini dipersenkan, maka penulis berasumsi, 90 % umpama batak
Angkola adalah hasil enkulturasi masyarakatnya (Proses penciptaan nilai
nilai baru dengan tetap memakai nilai-nilai lama jika diperlukan) dan
10 %-nya adalah nilai-nilai lama (Umpama Batak Toba).
3. Besar kemungkinan hal ini terjadi (Proses penciptaan nilai) disebabkan
adanya perbedaan bahasa batak Toba dan Angkola (Lebih mudah memahami
bahasa Angkola bagi orang Angkola dari pada bahasa batak Toba).
4. Salah satu orang yang berpengaruh di Tapsel dalam proses ekulturasi
budaya khsusnya dibidang penggunaan pribahasa adalah Odang S lewat
macam lagunya yang memang banyak menggunakan pribahasa angkola,
dengan tetap melihat Nasir Rambe atau Kurnia Music.
Dan sebagai penutup, postingan ini penulis tutup dengan hata-hata
batak Angkola yang sarat dengan makna umpasa/pantun, umpama/pribahasa :
- Sahata saoloan rim nitahi do nagogo
marsiurup-urupan muda adong sada karejo
- Naganggang tapasolkot, nasolkot tapasada
aso margogo songon tukkot patorang dalan aso tarida
- Salak-lak sa sikkoru sasanggar saria-ria
saanak jala saboru suman songon namar sada ina
- Ulang pasali sili songon parkuayam ni ajaran
muda hita inda satahi hatani bada namomoan
- Tangi di siluluton inte muse disiriaan
ulang papistar-pistarkan jala paboto-botohon
- Lambok bulung ni eme nalambok marlayang luyung.
Lambok lidung binege ima dalam marhala lungun
- Lalat songon adian marpanuju songon dalan
martanda on tu hapudian jala jumpang hadamean
Para borutulang...!
- Tor sigodong-godong, manongos itak anggodong
soada itak sappohul pinomatna kirim solom
Kirim solomku dihamu...!
Madung hutarimo itak munu.
Salamat borngin dan horas...!
______________________________________________________________
Cat :
Pribahasa yang tidak populer diatas hanyalah pendapat pribadi.
Bahan Bacaan :
http://batak.web.id/Forumumum/topic/mari-mendiskusikan-umpasa-dari-angkola-bagian-1/
http://sopopanisioan.blogspot.com/2012/06/istana-tunggang-bosar-wujud-kebangkitan.html
http://krindanoviracarollien.blogspot.com/2013/05/enkulturasi.html
http://rakaestu.blogspot.com/2012/03/pengertian-akulturasi-kebudayaan.html
(Menyimak info sekitar timbulnya umpama-umpama baru atau Pribahasa
baru sebagai sarana enkulturasi budaya Batak Angkola diluar pribahasa
batak pada umumnya (Batak Toba) dalam iringan syair-syair Pribahasa batak
Angkola dalam video musik lagu-lagu Tapsel cipt. Odang S)
___________________________________________________________
______________________
Kata Pengantar :
______________________
Horas...horas...horas...!
Begini :
* Dalam hubungannya denga istilah Pribahasa (Bhs. Melayu) dan
Umpama (Bhs. Batak)
- Jelas dan cukup jelas bagi penulis, "Bahwa suku batak dari sub suku
batak manpun tidaklah punya pribahasa, karena istilah pribahasa adalah
istilah yang berasal dari bahasa Melayu.
- Jika kita melihat isi, susunan kata, dan maksud dari apa yang dimaksud
pribahasa dalam bahasa Melayu, maka kita mengetatahui "Pribahasa bahasa
Melayu sama dengan umpama dalam bahasa batak".
* Dalam hubungannya dengan istilah umpama bagi masyarakat batak toba
dan Angkola
- Umpama batak yang batak toba mengatakannya Umpama Batak Toba,
sesungguhnyalah umpama yang berlaku dan dipakai juga di sub suku batak
manapun di tanah batak (Kemungkinan besar umpama itu telah ada sebelum
masyarakat batak tersebar atau terbagi menjadi beberapa sub suku batak-pen)
Begitupun...!
- Dari hasil pengamatan penulis dan pergaulan hidup sehari-hari, umpama
Batak Toba ini tidaklah dipakai (diucapkan/dihatahon) masyarakat batak
Angkola 100 % dalam kehidupan budaya, adat atau kehidupan sehari-harinya.
- Banyak bukti bahwa masyarakat Batak Angkola juga menciptakan pribahasanya
sendiri dalam kehidupan bermasyarakatnya dengan tanpa maksud melupakan
umpama batak toba itu.
- Hasil pengamatan penulis, "Umpama atau pribahasa batak toba hanyalah
umpama cadangan bagi masyarakat batak Angkola, yang jika mereka perlukan
mereka pake, jika tidak, ya tidak dipake.
"Umpama atau pribahasa apa sajakah yang telah tercipta di masyarakat
batak Angkola di luar umpama batak yang telah ada pada masa lampau...?"
adalah isi dari postingan ini berikut seluk beluknya.
Apakah umpama atau pribahasa batak Angkola yang tercipya itu
termasuk Enkulturasi budaya dalam suku batak yang terdiri dari
macam sub suku...?
Juga pertanyaanyang mau penulis jawab lewat postingan ini.
Selamat menyimak...!
___________________________________________________
Sekilas Umpama /Pribahasa Batak Angkola dalam hubungannya
dengan enkulturasi atau proses penanaman nilai-nila budaya
dan seluk beluknya
____________________________________________________
* Hal Pengertian Ekulturasi
Istilah enkulturasi sebagai suatu konsep, secara harfiah
dapat dipadankan artinya dengan proses pembudayaan
(Koentjaraningrat 1986: 233)
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya)
ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya.
Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen.
Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan
lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur.
Enkulturasi terjadi melalui mereka.
Dalam hubungannya dengan postingan, "Enkulturasi yang penulis maksud
adalah terciptanya nilai-nilai baru oleh masyarakat Batak Angkola yang
memang berasal dari batak Toba dengan tidak memakai umpamanya
atau pribahasanya tapi tidak pula meninggalkannya karena terjadinya
proses enkulturasi)
* Hal Pangartian umum umpama atau pribahasa masyarakat
Batak Angkola :
Umpama atau Pribahasa mayarakat Batak Angkola, "Ima hata-hata di Angkola
nadi ucapkon tai inda langsung tumaksud ni hatai. Hata-hata on pada umumna
dipahami masyarakat Angkola dan sakitarna bope nadi ucapkon pada acara
adat sangape budaya, tarmasuk di kahidupan sahari-hari.
* Hal panyebab timbulna Umpama atau pribahasa masyarakat Angkola
Menurut hemat penulis, "Batak terbaiknya orang batak adalah batak
Angkola" dengan alasan masyarakat batak Angkola adalah masyarakat
yang dinamis dengan tetap menjunjungjung tinggi ajaran adat dan budaya
batak masa lampau, tapi juga selalu membuka diri untuk pengembangan
budayanya.
Tidak seperti batak Toba, "Yang selalu memberi kesan bahwa ajaran adat
dan budaya batak masa lampau itula yang betul, karena itu harus di ikuti.
Yang tidak mengikuti mereka sebutla batak yang tak beradat".
Dengan kata lain dimata penulis batak toba itu adalah batak ortodok,
batak najolo, batak klasik juga batak antik, Tetapi tidak modern dan
tak mau mengikuti perkembangan jaman, suka sama tortor dan tak suka
sama poco-poco, suka sama tuak dan tak mau coca cola.
Batak Angkola, tortor pun jadi, poco-pocopun pun jadi, bila perlu dangdut
juga oke. Tuak juga mau, coca cola apalagi.
Adalah gambaran sekilas bahwa batak toba dan batak Angkola punya perbedaan
dalam pendoman, penghayatan dan pengamalam budaya batak. Dan perbedaan-
perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya umpama atau pribahasa batak
Angkola diluar umpama batak najoloi (Terjadi enkulturasi budaya).
* Hal sumber-sumber Umpama atau Pribahasa Batak Angkola
di luar umpama Batak Masa Lampau
1. Bersumber dari Pergaulan hidup sehari-hari
Misalnya :
Namuli muap do nabusuk (Hampir sama artinya dengan umpama
batak masa lalu yaitu Jempek do pat ni gabus artinya: sehebat apapun
seseorang menutupi kebohongannya, cepat atau lambat pasti akan
terbongkar juga).
2. Bersumber dari promosi seni musik
Misalna :
"Songon sere di stelengan" hampir sama dengan "Songon parlange ni si
bagur, tio tu jolo, litok di pudi (seperti katak berenang, jernih ke
depan, keruh di belakang) Makna: Seperti katak yang berenang, terlihat
jernih di bagian depan, tetapi di bagian belakang menjadi keruh.
"Songon jelok roba" yang bemberi gambaran orang pemalas.
Ini musiknya :
3. Bersumber dari Musim :
"Pas maho songon wereng" (Wereng = penyakit atau hama padi tanah batak
tahun 70-80-an) Maknanya : Seseorang yang memberi kesusahan pada orang
lainnya/tidak bermanfaat.
4. Bersumber dari media (Cetak, Radio, TV, dll)
5. Bersumber dari buku buku bacaan yang telah disinonimkan dengan
kondisi masyarakat Angkola
Seperti : Seperti katak dalam tempurung = Songon tohukl nai bagasan takar
* Hal Pambagianna :
1. Diligin sian hajelasan ni hata dohot maksud
1.2. Adong hatai jelas dohot maksudna pe jelas
Misalna : Pistar inda tarparguru, oto inda tarajaran (majelas
molo pistar akkon bisa diparguru, molo oto akkon marsiajar)
1.2. Adong hatai inda jelas tai maksudna tetap bisa di mangarti
Misalna : Atcim mardai sira (Memang atcimdo sira sangape asin,
harusongonipe adong muse do nai dokkkon atcim...! Atcim...!
adong nakaluar sian baba niba tai inda salalu haran na asin
Maksudna, tai haran ana asini do na atcim maka adong musema
hata : Atcim....mmmm....! barang dapur....!
2. Diligin sian penyusunan ni hatana
1.2. Adong attong marirama sangape marritme (tabo begeon)
Misalna : Songon siala sampagul, rap tu ginjang rap tu toru
1.2. Adong inda marirama, inda marritme
Misalna : Ngolu-ngolu hosa
3. Diligin sian arti simbolisna (Parbandinganna)
1.1. Mamake hata songon
Misalna : - Songon leto nahona pias
- Songon ambaroba nahatoranga ari
1.2. Sarupo : - Sarupo maho dohot sipidotes,
iapngido kopi ibaen kho tes
_______________________________________________________
Macam Umpama /Pribahasa Batak Angkola yang muncul atau
timbul atau tercipta diluar Umpama Batak secara umum
(Umpama batak Toba) sebagai bukti terjadinya enkulturasi budaya
______________________________________________________
* Pribahasa Populer (Proses enkulturasi berhasil)
1. Songon siala sampagul rap tuginjang rap tu toru
(Sampagul di toba tidaklah sama dengan sampagul di Angkola)
Artina :
Perlu kerjasama di kehidupan ini untuk mendapatkan hasil maksimal
2. Ngolu-ngolu hosa
Artina
Lek mangolu do, tai hampir mate
3. Natar paingot piongoton
Artina :
Orang yang tak turut nasehat akan menyesal
4. Songon sere di stelengan
artinya :
Orangnya cantink tapi parangai tidak baik
5. Songon toppa ni sugi-sugi, ambungpe halak magigi
Artina :
Orang yang cantik tapi perangai tidak baik
5. Hata ni Tuhan di pakaji-kaji, hatani ni jolma dipakijo-kijo
Artina :
Ilmu pengetahuan itu harus seleksi dan diamalkan
6. Umposo sian robung, ung laku sian hepeng
Artina :
Melebih lebihkan keadaan diri dari sebenarnya
7. Tor tu tor marsitatapan, rura tu rura marsitopotan
Artina :
halak napistar mangajari, halak naso mamboto marsiajar
8. Pistar inda tarparguru, oto inda tarajaran
Artina :
Tak bisa di harap
9. Tangis marsipareon
Artina :
Menyesal tanpa ada gunanya
10. Songon ambaroba nahatorangan ari
Artina :
Mencari alasan untuk menutupi kesalahannya
11. Pabangkit setan narata
Artina :
Emosi tak terkendali / ingion marah
12. Dapot-dapot nisi pandok
Artina :
Pintar menyarankan, memerintah atau menyuruh orang lain
tapi dirinya sendiri tertinggal
13. Atcim ninna mardai sira
14 Songon namangan sasagun
15. Songon saba nahapuloan
16. Songon haruting sumur godangan ulu daripada badan
17. Songon partunggul di tonga padang
18. DLl (Sungguh sangat banyak)......
* Pribahasa Kurang Populer (Sedang terjadi proses enkulturasi)
1. "Aek sattetek mambaen laut, tano sajompput pature gunung"
Artina :
Menekdo pasoalani tai dipagodang-godang
2. "Ngiro sagarung ibursikkon tu laut inda mambaen mago atcim ni laut"
Artina :
Partolongan nasaotik nanggo haru mambantu tu parsoalan nagodang
3. Aek naso bisa do mambaen mayup
Artina :
Jolma parsip-sipi natinggian do imu ni-i.
4. "got dibaen partunggul magodangtu, got dibaen indalu mamenektu"
Artina :
Serba tanggung partbinotoani
5. "Got diporsan naong abara, got dijujung mago ulu"
Artina :
Indadongbe daya upaya namangolui, sude manyora, tai nara mate.
6. "Batu na gorsing naroha sere"
Artina :
Pacia-ciahan nomai
7. "Anak pade, parumaen jeges"
Artina :
Sonang namangolui
8. Buat santan, ambukkon borsang
Artina :
Tu napade padonok, tu naso pade padao
9. "Anak ni babiat i alo marbada, ulang lupa tu sisilonna
Artina :
Ulang dijalahan aloniba naung hebat sian iba
10. "Aek godang do namanggodang, ate-atepe magodang"
Artina :
Inda tetap pandiriani, maruba-uba.
11. "Manjungkit duri pake indalu"
Artina :
Karejo naso tidak-tidak, sia-sia.
12. "Balobas panappar hobas"
Artina :
Akkon diancamjo baru rai karejo
13. "Ihan mangan ihan, sidung mangan sippan
Artina :
Malo-malo iba mayimpan rahasia ni karejo nima aso lek martahan.
14. "Makutcina jahat, potina pe durako"
Artina :
Halaklahina jahat suatu saat akkon dibadai adaboruna
15. Silua dibalos silua, martopappe marbalos
Artina :
Parbuatan napade dibalos dohot napade
16. "Tarombik-ombikma natarombik, gonanma dipa bonom"
AQrtina :
Mudana karejo ulang tangung-tanggug
17. "Polade porduli tu huhuran, anggo harambir do nahabis
Artina :
Pada intina anggo makuling namomoando, namakkarejohon nai do nasusa.
18. Porroha ni namiskin marhepeng hape dapot ia anak,
porroha ni nakayo maranak, hape dapot ia hepeng
Artina :
Marola dani roha dohot nadapot
19. Anjing nagalakan, babipe nagogoan
Artina :
Pasuo nakaras dohot na karas. Rap berani mate.
20. Gutgut taroban, jeges parpudi
Artina :
Mana jeges gutgut muse dope
21. "Angin marputar, sopope rumbak
Artina :
Persoalan narumit lagi ro
22. Api mate, banggar lek marrara
Artina :
Parsoalan naung sidung diparsoalkon muse
23. Margota banggar
Artina :
Parsoalan naso masuk diakal
24. Tataring so namarapi, inggung-inggung lek di ombus
Artina :
Karejo naso marguna nomai
25. Asal ma na gorsing berarti sere
Artina :
Aha sajo nabisa dikarejohon jadi, inda manolak
26. Ikojar tu jae hape mamayup
Artina :
Ipajolo halak aha nai rohanibai
27. Badan namenek gogo mangan. habong so nadong,
tai pupu got habang
Artina :
Marpor niroha tu sada hal tai kamampuan nadong
28. Tangis iba, ilehen hepeng. Martata iba isuru marsyukur
Artina :
Mambujuki sangape manyuru harus dohot cara na tepat
29. Setan buang Stan
Artina :
Jolma naso tarpature nomai
29. Songon dia suanonna, songonima toppana
Artina :
Carani ba karejo marsasuaian doi dohot hasilna
30. Sonamarguna hepeng sabakul anggo soi tabuskon
Artina :
Masalah naung binoto nihalak nakkon pola ditorangkonbe
31. Manuk manjalahi losung, itik manjalahi tobat
Artina :
Memang masongoni tabiati
32. Dll.....cukup banyak....
____________________________________________________
Sekilas Odang S dalam hubungannya dengan enkulturasi
Umpama atau Pribahasa Batak Angkola
____________________________________________________
* Hal Tempat dan tanggal Lahir
Yah begitulah pada umumnya yang kita lihat dan yang kita isi jika kita
berurusan dengan apa yang namanya formulir atau blangko.
Jika yang kita isi menyangkut nama, tempat dan tanggal lahir kita maka
dengan mudah kita dapat mengisinya meski pada saat lahir kita tidak tahu
dimana kita lahir dan tanggal berapa lahirnya, tapi karena ada orang tua
yang memberitahunya maka kitapun tahu.
Tapi bagimana jika tempat dan tanggal lahir tidak kita ketahui, sementara
blangko mau kita isi...? yah...! Dengan sendirinya kita hanya mengisi apa
yang kita tahu dan kita tak boleh mengarang-mengarangnya. Seperti blangko
dibawah ini :
Nama : Odang S
Tpt/Tgl. Lahir : .................
Status Pernikahan : .................
Alamat : Tapanuli Selatan - Sumatra Utara
* Kehidupan sehari-hari
Yah karena bapak ini orang Tapanuli Selatan yang masyarakatnya pada umumnya
suka tu saba, maka pak Odang S ini pun bisa jadi suka tu saba dopak menek.
Karena itu istilah eme, tobat, mabulak, manjajar, manyabi, mardege, makkail
bolut, de es be bisa jadi dipahaminya juga.
Memasuki usia sekolah sampai setingkat SLA pak Odang S ini, jelas belum
punya Album, Hp pun belum dia kenal tapi marende dan margitar-gitar
sudah mulai disukainya.
Setelah lebih dewasa, rasa suka pada budaya dan adat batak itupun mulai
terlaihat pada dirinya. Inspirasipun mulai jalan setelah terlebih dahulu
mengadakan pentas kecil-kecilan bersama teman-teman sejawat, hingga tiba
saatnya proses mencipta album itupun dimulainya.
* Karir
Yang namanya "Karir" tentu sangat luas pengertiannya. Jika bapak ini dilihat
dari sisi keterlibatannya dalam acara-acara adat dan budaya Tapsel maka
dapat dilatakan cukup berhasil.
Nilai lebihnya dalam mengolah hata-hata batak itu, pun mengucapkannya
dengan intonasi tertentu serta iringan mimik muka yang selalu mampu
menyesuikan dengan hata, memberi kesan bagi penulis bahwa pak Odang S
ini bukan saja mampu memainkan syair batak lewat seni musik tapi juga
mampu berperan seperti perannya para aktor-aktor handal Nusantara.
Bagi penulis pak Odang S ini cukup patas dikatakan berhasil dalam karir
adat dan budaya batak khsusnya dibidang pengolahan seni musik atau lagu.
Salut...salut...salut...!
* Album
Berikut macam Album Odang S dkk yang penulis miliki dengan asumsi atau
perkiraan hanyalah sebagian dari albumnya (Album lainnya masih ada tapi
penulis tidak memilikinya).
Menurut hemat penulis Odang S dalam syair-Syair Albumnya 90%
adalah hasil enkulturasi umpama atau pribahasa Angkola (Tidak
menggunakan Umpama batak toba najolo yang memang najolo
umpama batak toba itulah yang dipakai di Angkola = Angkola itu
berasal dari Toba) :
* Album Emas
1. Elek Mambaen Sonang
2. Mamili Dongan
3. Naso Marsikola
4. Mahkamah Syariah
5. Inang Parrenge-rengge
6. Jelok Roba
7. Panaili
8. Surat Tinta Narara
9. Manguji Roha
10. Marsijalangan
11. Aek dibulung Suhat
* Album Rere ma na rere
1. Bulan
2. Rerema na rere
3. Na lom-lom Manis
4. Malua nagolom di tangan
5. Sampuraga
6. Di sege-sege
7. Songon leto nahona pias
8. Tarsung Litak
9. Salendang Satonga Buruk
10. Maniop Janji
11. Bujing Nauli
* Album Manyunggul Parmudaron
1. Manyunggul Parmudaron
2. Lumindak lokko-lokko
3. Lonceng Kereta Pos
4. Tanggal Barumun
5 Pupu Huligin Gambarmi
6. Penjarai songon di surgo
7. Songon dalan ni Porkis Halus
8. Sada di tamba sada
9. Sahata Saoloan
10. Bunga Melati
* Album Istana Desa Nawalu
1. Sultan
2. Manukkek di Lopo Kopi
3. Sipaingot tu na Poso
4. Pesantren Baharuddin
5. Mangurro
6. Santri
7. Ama-ama
8. Minang Mandailing
9. Siala Sampagul
* Album Dakwah
1. Kemuliaan ni tamu
2. Pangaruh Judi
3. Bulan Ramdhon
4. Napasikolahon
5. Pintu taubat
6. Sabda ni Rasul
7. Menuntut Ilmu
8. Ujian ni Tuhan
9. Matobang di Panyosalan
10. Makojar-Kojar Dunia
___________________________________________________
Macam Lagu Odang S yang penuh Umpama atau Pribahasa
Batak Angkola hasil Enkulturasi (Lagu-lagu Rumah Tangga)
____________________________________________________
1. Manukkek di Lopo Kopi
2. Lumindak Laut Lumindak Loko-Lokko
3. Makojar-Kojar Dunia
__________
Penutup
__________
Demikian infonya para kawan...!
Semoga memberi manfaat khsusnya dibidang pengetahuan kesusastraan Batak
Angkola yang memang suku batak yang dinamis khsusnya dibidang pemakaian
umpama atau pribahasa.
Jika uraian diatas mau disimpulkan maka penulis ingin berkata :
1. Dari segi penggunaan Umpama atau Pribahasa, jelas Batak Angkola berbeda
dengan batak toba (Penulis telah membaca macam umpama batak toba).
2. Jika perbedaan ini dipersenkan, maka penulis berasumsi, 90 % umpama batak
Angkola adalah hasil enkulturasi masyarakatnya (Proses penciptaan nilai
nilai baru dengan tetap memakai nilai-nilai lama jika diperlukan) dan
10 %-nya adalah nilai-nilai lama (Umpama Batak Toba).
3. Besar kemungkinan hal ini terjadi (Proses penciptaan nilai) disebabkan
adanya perbedaan bahasa batak Toba dan Angkola (Lebih mudah memahami
bahasa Angkola bagi orang Angkola dari pada bahasa batak Toba).
4. Salah satu orang yang berpengaruh di Tapsel dalam proses ekulturasi
budaya khsusnya dibidang penggunaan pribahasa adalah Odang S lewat
macam lagunya yang memang banyak menggunakan pribahasa angkola,
dengan tetap melihat Nasir Rambe atau Kurnia Music.
Dan sebagai penutup, postingan ini penulis tutup dengan hata-hata
batak Angkola yang sarat dengan makna umpasa/pantun, umpama/pribahasa :
- Sahata saoloan rim nitahi do nagogo
marsiurup-urupan muda adong sada karejo
- Naganggang tapasolkot, nasolkot tapasada
aso margogo songon tukkot patorang dalan aso tarida
- Salak-lak sa sikkoru sasanggar saria-ria
saanak jala saboru suman songon namar sada ina
- Ulang pasali sili songon parkuayam ni ajaran
muda hita inda satahi hatani bada namomoan
- Tangi di siluluton inte muse disiriaan
ulang papistar-pistarkan jala paboto-botohon
- Lambok bulung ni eme nalambok marlayang luyung.
Lambok lidung binege ima dalam marhala lungun
- Lalat songon adian marpanuju songon dalan
martanda on tu hapudian jala jumpang hadamean
Para borutulang...!
- Tor sigodong-godong, manongos itak anggodong
soada itak sappohul pinomatna kirim solom
Kirim solomku dihamu...!
Madung hutarimo itak munu.
Salamat borngin dan horas...!
______________________________________________________________
Cat :
Pribahasa yang tidak populer diatas hanyalah pendapat pribadi.
Bahan Bacaan :
http://batak.web.id/Forumumum/topic/mari-mendiskusikan-umpasa-dari-angkola-bagian-1/
http://sopopanisioan.blogspot.com/2012/06/istana-tunggang-bosar-wujud-kebangkitan.html
http://krindanoviracarollien.blogspot.com/2013/05/enkulturasi.html
http://rakaestu.blogspot.com/2012/03/pengertian-akulturasi-kebudayaan.html
No comments:
Post a Comment