#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak tanya jawab sekitar kesarjanaan Tanah Batak
dalam tinjauan karya seni musik Batak sekaligus
mencari solusi pada sarjana yang sudah malitondi)
_____________________________________________________________
________________
Kata Pengantar
________________
Dalam ragka memeriahkan "Hari Sarjana Nasional 2014" ini
yang jatuh pada setiap tanggal 29 September, penulis angkola
facebook.blogspot.com akan menyajikan 2 tulisan yang berhubungan
dengan kesarjanaan yaitu :
1. Sarjana dan seluk beluknya
ada pada link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/09/sarjana-dengan-segala-macam-uneg-unegnya.html
2. Sarjana dalam tinjauan Karya Seni Musik Batak
adalah postingan ini sendiri.
Tujuan penulis secara umum untuk mengetahui langah-langkah
yang harus dilalui bagi yang menginginkan mendapatkan gelar
Sarjana dan dan bagaimana cara menyikapi pun bertindak jika
kita seorang sarjana yang masih bekerja dan menganggur.
Adapun tujuan postingan ini sendiri, "Hanyalah pengkayaan
penghayatan karya seni batak khsusnya seni musik". Adapun
tindakan yang diharapkan setelah membaca postingan ini di
pilihkan pada pembacanya.
Selamat menyimak...!
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga Batak
setelah mendengar video Musik "Mandapotkon Sarjanakku" di
Lopo Kopi "Parhuta-Huta" Tangerang
__________________________________________________________
Bung Regar :
Macam mana Panggabean apa yang kau rasakan setelah mendengar
musik ini...?
Panggabean :
Simamoranya seharusnya kau tanya Regar, orang dia yang nyanyiko
masa aku yang kau tanya. Begitupun sedih juga kurasaba...!
Harahap :
Mengapa kau sedih Panggabean...? Apa yang kau sedihkan...?
Panggabean :
Macam mana awa tak sodih, begitu kerja kerasnya natua-tuai
mencari hepeng pasikolahani, marudan marlas ni ari setiap
saat, tapi hasilnya sampai sekarang belum ada. Saya masih
menggangur padahal sudah 3 tahun Lulus Sarjana. Sodihnya lagi
holan parmangan niba/biaya makan sendiri juga susah mendapat
kannya di Negara ini.
Macam awa tak sodih...! Diri awakkah yang tidak berkemampuan
atau Negara ini yang taka mampu menyediakan lapangan kerja
untuk para Sarjannya.
Hasibuan :
Kalau pendapat saya Panggabean...!
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangangguran
ituba, bisa datang dari dalam diri dan bisa juga dari luar diri.
Simatupang :
Oke lanjut Hasibuan, biar samasama paham kita...!
Hasibuan :
"Malas mencari pekerjaan atau mencari pekerjaan yang harus sesuai
dengan jurusan, mengingankan gaji yang terlalu tinggi juga tidak
adanya atau terbatasnya pengetahuan teknis/skill juga tidak adanya
hepeng pelicin" adalah sebagian dari faktor dalam diri itu.
Sedangkan luar diri :
- Terbatasnya lapangan pekerjaan apalagi lapangan dibidang
Pemerintahan (Pemda). 100 Karyawan yang dibutuhkan, ngak taunya
yang melamar 1500 orang. Macam mana tak seru. Begitu juga dengan
lapangan kerja di bidang BUMN.
- Perusahaan yang memberi syarat terlalu maca-macam juga suatu
penghambat untuk mendapatkan perkerjaan itu.
Hutasuhut :
Maksudmu Hasibuan...?
Hasibuan :
Coba aja pikirkan Hutasuhut, bagaimana kau bisa mendapatkan
pekerjaan jadi Manager, jika perusahaan tersebut mensyaratkan
harus berpengalaman 5 tahun misalnya, sementara pengalamanmu
belum ada. Syarat gelarnya dan jurusannya bisa jadi sudah
terpenuhi begitu juga dari usia dan tempat tinggal.
Lainya...!
Bertambahnya terus menerus jumlah sarjana yang lulus di Negeri
ini bisa juga jadi salah satu penghambat dari faktor luar diri
itu. Logikanya "Semakin banyak sarjana semakin banyak pula
saingan awa dalam pendapatkan lapangan kerja itu sendiri".
Nasution :
Bagaimana dengan para calon-calon dari orang yang sudah punya
jabatan itu sendiri dalam setiap mengisi lapangan kerja...?
Rangkuti :
Aku aja yang menjawab Hasibuan...!
Jelas...! Dan bahkan merekalah yang paling berkemungkinan di
terima dalam setiap lapangan kerja itu. Bagaimana tidak...!
Mereka dengan sendirinya tahu prosesnya, tahu hal-hal yang
harus diperbuat dalam setiap lapangan kerja. Bahkan mereka
tahu apakah yang paling berpengaruh dalam menerimaan lapangan
kerja itu sendiri. Apakah hanya nilai, hepeng atau relasi.
Dan tak jarang pula para calon-calon ini memiliki ketiganya.
Itula yang mau disaingi...! Bagaimana tidak "Tidak menjadi
seperti mois (ampas yang makin ke pinggir) awa.
Dasopang :
Okela kalau begitu, banyak betul berarti faktor yang menyebabkan
para sarjana-sajana ini untuk dapat pekerjaan di negeri ini.
Tapi...! Cukup banyak pula mereka yang sudah dapat lapangan
kerja itu, justru berleha-leha dalam pekerjaannya, bahkan
cukup sering tidak masuk kerja apalagi mereka para pekerja
berbaju coklat kieabu-abuan itu. Bagaimana pula itu...?
Pane :
Itu namanya "Sarjana ta tau diri" sudah punya kesempatan malah
berleha-leha. Padahal kalau dia tidak mau ditempatnya itu di
bilang saja, pasti banyak sarjana lainnya yang siap mengisi
tempat tersebut. Bukannya 100 ribai 200 ribai pengangguran di
Indonesiaba, sudah mencapai jutaan orang (...................)
Regar :
Seharusnya bagaimana Pane...?
Pane :
Kerjalah yang serius, bantu sebisa mungkin orang yang perlu di
bantu, jangan korupsi kalau bisa, karena korupsi bukan saja
berdosa, juga sering menjadi penyesalan karena harga diri
menjadi tercabik-cabik, sementara yang namnya duit, harta
benda bisa saja hilang ini jam ini detik.
Ritonga :
Udala...udala...! Minum kalian kopi kalian itu, serius kalipun
kalian para sarjana pengangangguran ini ngobrol. Anggap saja
sudah "Bagian nisibaran" kenapa rupanya.
Opppui...!
Ganti dulu musik itu, cari CD yang lain...!
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga Batak
setelah mendengar video Musik "Alaini Sarjana" di
Lopo Kopi "Sude Paet" Bekasi.
__________________________________________________________
Regar :
Jadi tasongonima rupa namangoluon...! Anggo narohani si
Borutulang Sarjana de er a-i, bagi nung Sarjanai ia sude
ma halak marsasong ni roha tu sia. Nanggo sadar si
Borutulangi hasarjanaan nia-i jadi bencana do di halak...!
Harahap :
Macam manapula kau ini Regar...!
Regar :
Bagaimana tidak ku bilang bencana Harahap...! Dulu waktu kami
masih SMA sudah adanya ancang-ancang kami akan menjalani hidup
bersama kelak, tapi waktupun berlalu, si Boru Tulang itu pada
akhirnya jadi Sarjana sementara awa jadi petani alias parsaba.
Manala mungkin lagi awa berani mendekatinya, apa ngak bencana
itu bagi awa. Kalupun awa dekati lagi bisa jadi dia akan
menghindar. Jadi mau bagaimana lagi, "Apa ngak bencana itu
sarjana itu bagi awa, mati marangan-angan awa di bikinnya.
Ai Lap Yu awapun jadi Ai Lap Yu dibagasan roha jadinya.
Rambe :
O...ooo...itunya maksudmu...!
Kalau begitu terima sajala nasibmu. Kemani pompa eme gonan
sambil bayang-bayangkon borutulang sarjanami.
"Sarana ninna Gedung kantor Bupati
pittu-pittuna sian hayu jati
Sarjanami boru tulang bikin sakit hati
ingin kubunu diri tapi takut mati" nimmu.
Ritonga :
"Molo nung pandokkon ni si baran
tarsuratdo digurat-gurat ni tangan
soadong nalao sitaonon
molo dung pandokkon ni bagian" Nimmu muse Rambe.
Batubara :
Boh sogoni do rupa hangoluanon nimmu Ritonga...!
Patukdo adong jolmai, gelar sarjana hape jadi tetap marsaba,
adong juo attong jadi toke, bahkan mungkin mungkin adong
juo Sarjana jadi panakko ate...?
Regar :
Bisa jadi Batubara...!
Makanya masuk diakal jadina, "Sarjanaipe bahat do namnyosal...?"
Napitupulu :
Macam manapula itu Regar, "Dapat Sarjanako jadi menyesal...!"
Harahap :
Iyala pula...! Secara umum Sarjana itukan sama artinya dengan
seorang ahli di suatu bidang tertentu, punya kreativitas dan
penuh percaya diri pun seharusnya mampu menemukan inovasi-inovasi
baru dalam khidupan. "Jika semua ini tak dapat diperbuatnya
macam dia tak menyesal.
Apa ngak menjadi tekanan bathin, jika seorang Sarjana Harahap
menjadi sitokar, menjadi cleaning service, menjadi supir dan
lain-lain yang mana menurut masyarakat pekerjaan tersebut
bernilai rendah, tanpa menjadi sarjanapun orang lain dapat
melakukannya. Meskipun Harahap pekerjaan tersebut dapat
memberikan hepeng dari hasil kongkalikong.
Panjaitan :
Iya pula ya...!
Makanya kalau saya perhatikan Sarjana
banyak juga yang stres, yang lenong dan yang dursun. Pusing
mungkin dia memikirkan kesarjanaannya itu ate...?
Simamora :
Iyalah...! Bahkan bisa rittik kalau tidak kuat keimanan itu.
Bayangkan waktu habis 4-6 taun, saba jae bisa jadi sudah
taldus. Para sanak saudarapun mulai membenci karena harapan
untuk bayar utang setelah dapat kerja ternyata tak bisa di
harahap. Kesana janinya malu, kesinipun malu. Al hasil lupa
pada dirinya sendiri karena kebanyakan berpikir memikirkan
nasib.
Sitorus :
"Sarjana itu bukan saja gelar tapi juga tanggung
jawab moral. Iyakan...?" Dan jika moral kita sudah tak bagus
maka Sarjana itu akan menjadi bumerang bukan, yang siap meng
hantam diri kita sendiri bukan...?
Regar :
Botul itu torus...! bisa jadi bumerang memang, makanya kadang
orang berucap, "Sarjana tai lakau" katanya. Atau "Sarjana kok
begitu...?" atau "Makan saja Sarjanamu itu...!" dll.
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga boru
Batak setelah mendengar video Musik "Alaini Docktor Andus"
di Warung Sayur Matua Bulung - Gunung Tua
__________________________________________________________
Boru Pasaribu :
Aha namasa kele, songon narame huida di bagas ni halak
si Megai. Okke jadi do ia namarbagas tu si Lindungi...?
Boru Hasibuan :
Olo...! Tai oto do ia hurasada, masama ra ia marbagas tu
halak na pengangguran. Botul ma ate cintai memang buta kele.
Boru Aritonang :
Mungkin napengangguran nai attong diligin ia kele, tai
Sarjananai...! Betak nacita-cita nia do attong kele akkon
Sarjana haklahi nia.
Boru Regar :
Olo nian...! Boti kele sannari doi pengangguran, ida taboto
betak nung mambuat boru ia jadi dapot ia karejo, jadi lebih
marsemangat ia. Apalagi si Mega nagodang do ambisi nia
mandapotkon hangoluan na lebih jeges. Boti hemat muse do ia.
Boru Lubis :
Au yakin kele...! Tu masa nagot ro-on najegesan do ngolu ni
halai-i. Mahutannda do Silindung, napadean do halak ni-i,
haran naso adong dope kesempatan nia mungkin.
Boru Rangkuti :
Mudah-mudahan mada kele...! Ibape so nabinoto dope bia nasib
niba. Betak naso rado doctor andus di iba.
Boru Nasution :
Olo ate...! MUdah-mudahanma di hitaon murmabahat doctor andus
ate, aso doktctor andus sude halakhi ni adaboru di hutaon.
Boru Ritonga :
Amin...!
____________________________________________
Lain-lain tu para Sarjana Namalitondi
____________________________________________
___________
Penutup
___________
* Dalam hubungannya dengan yang masih kuliah
"Tetaplah semangat para kawan...! Jangan terlalu terpengaruh
pada istilah "Sarjana juga banyak yang menganggur". Dan kalau
bisa andalah pencipta lapangan kerja itu setelah menjadi
Sarjana kelak.
* Dalam hubungannya dengan Sarjana yang masih menganggur
Mungkin sudah saatnya anda berpikir untuk tidaklagi mencari
lapangan kerja dibawah komando orang lain. Tapi anda sendirilah
yang mengkomoandoi pekerjaan anda sendiri. "Lakukan sesuatu
yang bernilai positif di kehidupan tanpa perlu berpikir apakah
anda seorang sarjana atau tidak.
* Dalam hubungannya dengan Sarjana yang sudah bekerja
Kiranya anda serius dengan pekerjaan anda, karena jika tidak
banyak sarjana lain yang siap menggantikan anda. Dan kalau
bisa di hari Sarjana ini anda juga mungkin perlu merenung
atau menjawab pertanyaan, "Sudahkah anda membalas jasa pada
orang-orang yang menurut penilaian anda memberi jasa pada
saat anda sebelum Sarjana atau sebelum dapat kerja, khsusnya
orang tua dan sanak saudara anda....?
* Dalam hubungannya dengan suami Sarjana Pengangguran
Jika anda para iboto atau borutulang punya suami Sarjana
Pengangguran saat ini, sebaiknya tetaplah anda sayangi,
dan jangan bosan terus menerus memberikannya motivasi untuk
mendapatan kerja yang bagus hingga dapat memenuhi semua
kebutuhan keluarga.
Jangan anda tekan-tekan dia apalagi dengan berkata, "Sarjana
aha maho. Manyosal au kawin dohot ho". Hidup ini penuh
dengan faktor-faktor penghambat keberhasilan yang tidak
semua orang mampu pula mengatasi hambatan tersebut dalam
waktu singkat. "Tetaplah jadi istri yang baik meskipun
suaminya Sarjana Pengangguran". Itu maksudnya.
Para kawan...!
Khsusnya para Sarjana-sarjana Tanah Batak...!
...dan....
Selamat malam...!
__________________________________________________________________
Cat :
(Menyimak tanya jawab sekitar kesarjanaan Tanah Batak
dalam tinjauan karya seni musik Batak sekaligus
mencari solusi pada sarjana yang sudah malitondi)
_____________________________________________________________
________________
Kata Pengantar
________________
Dalam ragka memeriahkan "Hari Sarjana Nasional 2014" ini
yang jatuh pada setiap tanggal 29 September, penulis angkola
facebook.blogspot.com akan menyajikan 2 tulisan yang berhubungan
dengan kesarjanaan yaitu :
1. Sarjana dan seluk beluknya
ada pada link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/09/sarjana-dengan-segala-macam-uneg-unegnya.html
2. Sarjana dalam tinjauan Karya Seni Musik Batak
adalah postingan ini sendiri.
Tujuan penulis secara umum untuk mengetahui langah-langkah
yang harus dilalui bagi yang menginginkan mendapatkan gelar
Sarjana dan dan bagaimana cara menyikapi pun bertindak jika
kita seorang sarjana yang masih bekerja dan menganggur.
Adapun tujuan postingan ini sendiri, "Hanyalah pengkayaan
penghayatan karya seni batak khsusnya seni musik". Adapun
tindakan yang diharapkan setelah membaca postingan ini di
pilihkan pada pembacanya.
Selamat menyimak...!
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga Batak
setelah mendengar video Musik "Mandapotkon Sarjanakku" di
Lopo Kopi "Parhuta-Huta" Tangerang
__________________________________________________________
Bung Regar :
Macam mana Panggabean apa yang kau rasakan setelah mendengar
musik ini...?
Panggabean :
Simamoranya seharusnya kau tanya Regar, orang dia yang nyanyiko
masa aku yang kau tanya. Begitupun sedih juga kurasaba...!
Harahap :
Mengapa kau sedih Panggabean...? Apa yang kau sedihkan...?
Panggabean :
Macam mana awa tak sodih, begitu kerja kerasnya natua-tuai
mencari hepeng pasikolahani, marudan marlas ni ari setiap
saat, tapi hasilnya sampai sekarang belum ada. Saya masih
menggangur padahal sudah 3 tahun Lulus Sarjana. Sodihnya lagi
holan parmangan niba/biaya makan sendiri juga susah mendapat
kannya di Negara ini.
Macam awa tak sodih...! Diri awakkah yang tidak berkemampuan
atau Negara ini yang taka mampu menyediakan lapangan kerja
untuk para Sarjannya.
Hasibuan :
Kalau pendapat saya Panggabean...!
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangangguran
ituba, bisa datang dari dalam diri dan bisa juga dari luar diri.
Simatupang :
Oke lanjut Hasibuan, biar samasama paham kita...!
Hasibuan :
"Malas mencari pekerjaan atau mencari pekerjaan yang harus sesuai
dengan jurusan, mengingankan gaji yang terlalu tinggi juga tidak
adanya atau terbatasnya pengetahuan teknis/skill juga tidak adanya
hepeng pelicin" adalah sebagian dari faktor dalam diri itu.
Sedangkan luar diri :
- Terbatasnya lapangan pekerjaan apalagi lapangan dibidang
Pemerintahan (Pemda). 100 Karyawan yang dibutuhkan, ngak taunya
yang melamar 1500 orang. Macam mana tak seru. Begitu juga dengan
lapangan kerja di bidang BUMN.
- Perusahaan yang memberi syarat terlalu maca-macam juga suatu
penghambat untuk mendapatkan perkerjaan itu.
Hutasuhut :
Maksudmu Hasibuan...?
Hasibuan :
Coba aja pikirkan Hutasuhut, bagaimana kau bisa mendapatkan
pekerjaan jadi Manager, jika perusahaan tersebut mensyaratkan
harus berpengalaman 5 tahun misalnya, sementara pengalamanmu
belum ada. Syarat gelarnya dan jurusannya bisa jadi sudah
terpenuhi begitu juga dari usia dan tempat tinggal.
Lainya...!
Bertambahnya terus menerus jumlah sarjana yang lulus di Negeri
ini bisa juga jadi salah satu penghambat dari faktor luar diri
itu. Logikanya "Semakin banyak sarjana semakin banyak pula
saingan awa dalam pendapatkan lapangan kerja itu sendiri".
Nasution :
Bagaimana dengan para calon-calon dari orang yang sudah punya
jabatan itu sendiri dalam setiap mengisi lapangan kerja...?
Rangkuti :
Aku aja yang menjawab Hasibuan...!
Jelas...! Dan bahkan merekalah yang paling berkemungkinan di
terima dalam setiap lapangan kerja itu. Bagaimana tidak...!
Mereka dengan sendirinya tahu prosesnya, tahu hal-hal yang
harus diperbuat dalam setiap lapangan kerja. Bahkan mereka
tahu apakah yang paling berpengaruh dalam menerimaan lapangan
kerja itu sendiri. Apakah hanya nilai, hepeng atau relasi.
Dan tak jarang pula para calon-calon ini memiliki ketiganya.
Itula yang mau disaingi...! Bagaimana tidak "Tidak menjadi
seperti mois (ampas yang makin ke pinggir) awa.
Dasopang :
Okela kalau begitu, banyak betul berarti faktor yang menyebabkan
para sarjana-sajana ini untuk dapat pekerjaan di negeri ini.
Tapi...! Cukup banyak pula mereka yang sudah dapat lapangan
kerja itu, justru berleha-leha dalam pekerjaannya, bahkan
cukup sering tidak masuk kerja apalagi mereka para pekerja
berbaju coklat kieabu-abuan itu. Bagaimana pula itu...?
Pane :
Itu namanya "Sarjana ta tau diri" sudah punya kesempatan malah
berleha-leha. Padahal kalau dia tidak mau ditempatnya itu di
bilang saja, pasti banyak sarjana lainnya yang siap mengisi
tempat tersebut. Bukannya 100 ribai 200 ribai pengangguran di
Indonesiaba, sudah mencapai jutaan orang (...................)
Regar :
Seharusnya bagaimana Pane...?
Pane :
Kerjalah yang serius, bantu sebisa mungkin orang yang perlu di
bantu, jangan korupsi kalau bisa, karena korupsi bukan saja
berdosa, juga sering menjadi penyesalan karena harga diri
menjadi tercabik-cabik, sementara yang namnya duit, harta
benda bisa saja hilang ini jam ini detik.
Ritonga :
Udala...udala...! Minum kalian kopi kalian itu, serius kalipun
kalian para sarjana pengangangguran ini ngobrol. Anggap saja
sudah "Bagian nisibaran" kenapa rupanya.
Opppui...!
Ganti dulu musik itu, cari CD yang lain...!
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga Batak
setelah mendengar video Musik "Alaini Sarjana" di
Lopo Kopi "Sude Paet" Bekasi.
__________________________________________________________
Regar :
Jadi tasongonima rupa namangoluon...! Anggo narohani si
Borutulang Sarjana de er a-i, bagi nung Sarjanai ia sude
ma halak marsasong ni roha tu sia. Nanggo sadar si
Borutulangi hasarjanaan nia-i jadi bencana do di halak...!
Harahap :
Macam manapula kau ini Regar...!
Regar :
Bagaimana tidak ku bilang bencana Harahap...! Dulu waktu kami
masih SMA sudah adanya ancang-ancang kami akan menjalani hidup
bersama kelak, tapi waktupun berlalu, si Boru Tulang itu pada
akhirnya jadi Sarjana sementara awa jadi petani alias parsaba.
Manala mungkin lagi awa berani mendekatinya, apa ngak bencana
itu bagi awa. Kalupun awa dekati lagi bisa jadi dia akan
menghindar. Jadi mau bagaimana lagi, "Apa ngak bencana itu
sarjana itu bagi awa, mati marangan-angan awa di bikinnya.
Ai Lap Yu awapun jadi Ai Lap Yu dibagasan roha jadinya.
Rambe :
O...ooo...itunya maksudmu...!
Kalau begitu terima sajala nasibmu. Kemani pompa eme gonan
sambil bayang-bayangkon borutulang sarjanami.
"Sarana ninna Gedung kantor Bupati
pittu-pittuna sian hayu jati
Sarjanami boru tulang bikin sakit hati
ingin kubunu diri tapi takut mati" nimmu.
Ritonga :
"Molo nung pandokkon ni si baran
tarsuratdo digurat-gurat ni tangan
soadong nalao sitaonon
molo dung pandokkon ni bagian" Nimmu muse Rambe.
Batubara :
Boh sogoni do rupa hangoluanon nimmu Ritonga...!
Patukdo adong jolmai, gelar sarjana hape jadi tetap marsaba,
adong juo attong jadi toke, bahkan mungkin mungkin adong
juo Sarjana jadi panakko ate...?
Regar :
Bisa jadi Batubara...!
Makanya masuk diakal jadina, "Sarjanaipe bahat do namnyosal...?"
Napitupulu :
Macam manapula itu Regar, "Dapat Sarjanako jadi menyesal...!"
Harahap :
Iyala pula...! Secara umum Sarjana itukan sama artinya dengan
seorang ahli di suatu bidang tertentu, punya kreativitas dan
penuh percaya diri pun seharusnya mampu menemukan inovasi-inovasi
baru dalam khidupan. "Jika semua ini tak dapat diperbuatnya
macam dia tak menyesal.
Apa ngak menjadi tekanan bathin, jika seorang Sarjana Harahap
menjadi sitokar, menjadi cleaning service, menjadi supir dan
lain-lain yang mana menurut masyarakat pekerjaan tersebut
bernilai rendah, tanpa menjadi sarjanapun orang lain dapat
melakukannya. Meskipun Harahap pekerjaan tersebut dapat
memberikan hepeng dari hasil kongkalikong.
Panjaitan :
Iya pula ya...!
Makanya kalau saya perhatikan Sarjana
banyak juga yang stres, yang lenong dan yang dursun. Pusing
mungkin dia memikirkan kesarjanaannya itu ate...?
Simamora :
Iyalah...! Bahkan bisa rittik kalau tidak kuat keimanan itu.
Bayangkan waktu habis 4-6 taun, saba jae bisa jadi sudah
taldus. Para sanak saudarapun mulai membenci karena harapan
untuk bayar utang setelah dapat kerja ternyata tak bisa di
harahap. Kesana janinya malu, kesinipun malu. Al hasil lupa
pada dirinya sendiri karena kebanyakan berpikir memikirkan
nasib.
Sitorus :
"Sarjana itu bukan saja gelar tapi juga tanggung
jawab moral. Iyakan...?" Dan jika moral kita sudah tak bagus
maka Sarjana itu akan menjadi bumerang bukan, yang siap meng
hantam diri kita sendiri bukan...?
Regar :
Botul itu torus...! bisa jadi bumerang memang, makanya kadang
orang berucap, "Sarjana tai lakau" katanya. Atau "Sarjana kok
begitu...?" atau "Makan saja Sarjanamu itu...!" dll.
__________________________________________________________
Tanya Jawab sekitar kesarjanaan antara macam Marga boru
Batak setelah mendengar video Musik "Alaini Docktor Andus"
di Warung Sayur Matua Bulung - Gunung Tua
__________________________________________________________
Boru Pasaribu :
Aha namasa kele, songon narame huida di bagas ni halak
si Megai. Okke jadi do ia namarbagas tu si Lindungi...?
Boru Hasibuan :
Olo...! Tai oto do ia hurasada, masama ra ia marbagas tu
halak na pengangguran. Botul ma ate cintai memang buta kele.
Boru Aritonang :
Mungkin napengangguran nai attong diligin ia kele, tai
Sarjananai...! Betak nacita-cita nia do attong kele akkon
Sarjana haklahi nia.
Boru Regar :
Olo nian...! Boti kele sannari doi pengangguran, ida taboto
betak nung mambuat boru ia jadi dapot ia karejo, jadi lebih
marsemangat ia. Apalagi si Mega nagodang do ambisi nia
mandapotkon hangoluan na lebih jeges. Boti hemat muse do ia.
Boru Lubis :
Au yakin kele...! Tu masa nagot ro-on najegesan do ngolu ni
halai-i. Mahutannda do Silindung, napadean do halak ni-i,
haran naso adong dope kesempatan nia mungkin.
Boru Rangkuti :
Mudah-mudahan mada kele...! Ibape so nabinoto dope bia nasib
niba. Betak naso rado doctor andus di iba.
Boru Nasution :
Olo ate...! MUdah-mudahanma di hitaon murmabahat doctor andus
ate, aso doktctor andus sude halakhi ni adaboru di hutaon.
Boru Ritonga :
Amin...!
____________________________________________
Lain-lain tu para Sarjana Namalitondi
____________________________________________
___________
Penutup
___________
* Dalam hubungannya dengan yang masih kuliah
"Tetaplah semangat para kawan...! Jangan terlalu terpengaruh
pada istilah "Sarjana juga banyak yang menganggur". Dan kalau
bisa andalah pencipta lapangan kerja itu setelah menjadi
Sarjana kelak.
* Dalam hubungannya dengan Sarjana yang masih menganggur
Mungkin sudah saatnya anda berpikir untuk tidaklagi mencari
lapangan kerja dibawah komando orang lain. Tapi anda sendirilah
yang mengkomoandoi pekerjaan anda sendiri. "Lakukan sesuatu
yang bernilai positif di kehidupan tanpa perlu berpikir apakah
anda seorang sarjana atau tidak.
* Dalam hubungannya dengan Sarjana yang sudah bekerja
Kiranya anda serius dengan pekerjaan anda, karena jika tidak
banyak sarjana lain yang siap menggantikan anda. Dan kalau
bisa di hari Sarjana ini anda juga mungkin perlu merenung
atau menjawab pertanyaan, "Sudahkah anda membalas jasa pada
orang-orang yang menurut penilaian anda memberi jasa pada
saat anda sebelum Sarjana atau sebelum dapat kerja, khsusnya
orang tua dan sanak saudara anda....?
* Dalam hubungannya dengan suami Sarjana Pengangguran
Jika anda para iboto atau borutulang punya suami Sarjana
Pengangguran saat ini, sebaiknya tetaplah anda sayangi,
dan jangan bosan terus menerus memberikannya motivasi untuk
mendapatan kerja yang bagus hingga dapat memenuhi semua
kebutuhan keluarga.
Jangan anda tekan-tekan dia apalagi dengan berkata, "Sarjana
aha maho. Manyosal au kawin dohot ho". Hidup ini penuh
dengan faktor-faktor penghambat keberhasilan yang tidak
semua orang mampu pula mengatasi hambatan tersebut dalam
waktu singkat. "Tetaplah jadi istri yang baik meskipun
suaminya Sarjana Pengangguran". Itu maksudnya.
Para kawan...!
Khsusnya para Sarjana-sarjana Tanah Batak...!
...dan....
Selamat malam...!
__________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment