#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar kesaksian Pejuang Kemerdekaan Abdurrahim
Hasibuan dalam Perang melawan Belanda di Wilayah Simago-Mago -
Sipirok Angkola)
* Ditulis dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI Ke-70 Thn. 2015
_____________________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Merdeka...merdeka...merdeka...!
"Sejak 68 tahun Indonesia mengalami kemerdekaan dari penjajajahan bangsa
asing, masih ada veteran atau pejuang yang masih tetap kuat bertahan hidup.
Salah satunya Abdurrahim Hasibuan (91), pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia
yang berada diwilayah Angkola Sipirok atau sekarang disebut dengan Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan". Tulis Metro Siantar lewat alamat :
http://www.metrosiantar.com/2013/08/16/77004/abdurrahim-hasibuan-pejuang-kemerdekaan-ri-di-angkola-sipirok-bag-1/
Para kawan sekalian...!
"Bagaimanakah kesaksian sekaligus pengalaman Abdurrahim Hasibuan ini dalam
melawan Belanda baik melalui bantuan Tentara Jepang maupun oleh Pejuang-
pejuang Angkola sendiri" adalah isi dari postingan ini yang memang penulis
tulis ulang setelah membaca tulisan dari Metro Siantar tersebut.
Berikut "Hasil Tangkapan" penulis pada Metro siantar tersebut dalam
bentuk kutipan dan pendapat penulis sendiri pada kutipannya.
....dan ...
Selamat menyimak...bersama lagu "Mulak Maho da Bolanda".
Musik...!
____________________________________________________________________________
Hasil Tangkap Penulis pada Kesaksian Pejuang (Veteran) Abdurrahim Hasibuan
pada Perang antara Pejuang Sipirok Tanah Angkola dengan Belanda di tor
Simago - Mago
____________________________________________________________________________
Ket :
Abdurrahim Hasibuan (Photo Metro Siantar)
* Hal Pejuang dalam hubungannya dengan Veteran
"Veteran ialah orang yang pernah memiliki pengalaman dibidang militer
atau pernah menjadi penegakan hukum. Secara umum ada tiga tingkatan
veteran, yang tertinggi ialah veteran perang kemerdekaan, kemudian
veteran perang untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa dari agresi
luar negeri, dan selanjutnya adalah veteran perang untuk membela
kepentingan bersama bangsa-bangsa yang menjadi sekutunya atau membela
kepentingan politik tertentu negaranya". Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Dalam hubungannya dengan Abdurrahim Hasibuan, maka beliau adalah
"Veteran Perang Kemerdekaan" karena beliau meang ikut terlibat dalam
merebut kemerdekaan RI.
* Hal Abdurrahim Hasibuan terlibat dalam Perang Melawan Belanda
bersama Jepang
“Saya tidak bisa mengingat semua yang telah terjadi disaat perang melawan
Belanda di Wilayah Sipirok. Namun masih ada sebagian yang saya ingat
sewaktu saya menjadi Tentara Jepang untuk melawan Belanda,” ungkapnya
dengan nada pelan sambil mengingat kembali kisah orang Sipirok melawan
penjajah Belanda. Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Masuk di akal ba...! Uda tua pula Bapak ini pada saat di temui wartawan
Metro, Umurnya sudah 91 tahun di Thn 2013, Indonesia merdeka sudah 70
Tahun, maka wajarlah jika Veteran Abdurrahim Hasibuan ini tidak
mengingat semua peristiwa yang dialaminya.
* Hal Pejuang Sipirok Angkola bergabung dengan Jepang dalam melawan
Belanda di Simago-Mago
"Dia mengatakan, pertempuran yang paling dia ingat pertempuran melawan
Belanda di sekitar Bukit Simago-mago. Saat itu pejuang Kemerdekaan
bergabung dengan Tentara Jepang melawan Belanda.
Seingatnya, saat terjadi pertempuran, salah satu pemimpin pasukan RI
berpangkat Kapten, tewas tertembak pasukan Belanda. Seingat dia, nama
Kaptennya ini adalah Wahyu.
Dia menjelaskan, pada saat dirinya menjadi Tentara Jepang, ia masih
berumur sekitar 20 tahun. Sebelum menjadi tentara, terlebih dahulu
mereka (veteran) diberi latihan militer supaya mental dan fisik kuat
dalam melawan penjajah dari Belanda". Tulis Metro Siantar
Pendapat penulis :
Jika saja Pertempuran di Simago-Mago terjadi hanya sehari dan sekali
saja maka dapat dikatakan tidak benar pula "Sahala Muda Pakpahan"
bersama Raja Goda Siregar pernah berperang di Simago-Mago.
Sepengetahuan penulis, "Perang Sahala Muda Pakpahan, dkk di Simago-Mago
tidak melibatkan Tentara Jepang sama sekali dan uraian ini dapat di
perjelas lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka".. Ini link-nya :
* Hal Pembatasan Kemajuan Pendidikan di Sipirok dan sekitar di
masa pendudukan Belanda
Sebelum bangsa Jepang datang ke wilayah Sipirok, dengan bergabagai
cara yang dilakukan bangsa Belanda untuk menekan bangsa Indonesia
di wilayah Sipirok agar tidak bisa maju secara pendidikan dan ilmu
pengetahuan lainnya.
Yang paling diingatnya ialah bangsa Indonesia yang boleh menuntut ilmu
hanyalah orang-orang yang berkedudukan atau kerabat dekat dari bangsa
Belanda. Selain itu, setiap orang Sipirok ingin membuat sandal dari
hasil kerajinan tangan, Belanda selalu merampas dan tidak
memperbolehkannya lagi untuk melakukan pekerjaan kerajinan tersebut.
“Pada saat itu, Belanda sangat menekan bangsa Indonesia. Namun
setelah datangnya Jepang ke wilayah Indonesia, perlawanan Belanda
ke bangsa Indonesia semakin berkurang. Dan Jepang memanfaatkan situasi
dari penjajahan Belanda tersebut, Jepang mengajak bangsa Indonesia
menjadi prajurit agar bisa melawan bangsa Belanda,” jelasnya.
Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Yah memang begitulah Belanda, memang begitulah menjajah. Segala
sesuatu yang mereka perbuat harus sesuai dengan tujuan penjajahannya.
Dan sebanarnya Belanda bukan saja menjajah dari segi pendidikan dan
kebebasan berkarya, mereka juga menjajah dari segi Hobby masyarakat
batak yaitu bernyanyi atau bersitogol. Syair-syair lagu yang beredar
di tanah Batakpun mereka perhatikan, apakah mensahabati mereka atau
menentangnya.
Sadar terhadap hal ini, maka menyebarlah lagu Kijom ale kijom di
masyarakat batak tanah Angkola yang merupakan lagu perjuangan untuk
merebut kemerdekaan dengan lirik lagu yang dialihkan, agar belanda
tidak tahu bahwa lagu tersebut bertujuan untuk meningkatkan persatuan
dan kesatuan dimasyarakat Batak dalam melawan Belanda.
Musik...!
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/kijom_28.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/04/genjer-tanah-batak-simbol-kemiskinan-di.html
* Hal Jepang di Sipirok Tanah Angkola
Walaupun bangsa Jepang sangat kejam menurut sejarah, namun pada saat itu
Jepang masuk ke wilayah Sipirok sekitar tahun 1945, disaat Indonesia sudah
mulai merdeka. Oleh sebab itu, bangsa Jepang mengambil alih perhatian bangsa
Indonesia agar bergabung dengan mereka untuk mengusir Belanda dari wilayah
Republik Indonesia, supaya bangsa Indonesia bisa mendapat Kemerdekaan.
“Mereka mengajari kami (veteran ) sama seperti prajurit Jepang, bahkan
pakaian Tentaranya juga dari Jepang sendiri. Pada saat itu, Jepang mengatakan
agar secepatnya diusir Belanda dari Bumi Indonesia ini, supaya bangsa
Indonesia Merdeka dari jajahan. Kami tidak pernah merasakan penyiksaan
dari Tentara Jepang, sebab kedatangan dari Tentara Jepang ke Sipirok,
Indonesia sudah dekat dengan Kemerdekaan,” ujarnya. Tulis Metro Siantar
Pendapat penulis :
Ket :
Bolanda lagi Patroli (Ilustrasi)
Masuk diakalba...!
Sudah dari dulu ke dulunya, apa-apapun yang hebat di Dunia ini jika
peristiwanya samapai ke Sipirok maka akan ada pertingallnya dalam
bentuk nama, misalnya :
- Si Bolanda Siregar, sebagai tanada bahwa Siregar pernah di jajah
Bolanda, makanya anaknya diberi nama si Bolanda.
- Si Apollo, sebagai tanda bahwa suatu masa pernaah masuk zaman yang
namanya Zaman Apollo di Sipirok Angkola, makanya ada anak namanya
si Apollo Hutasuhut.
- Si Saddam, Si Si Camat, dll yang semuanya menyimbolkan adanya suatu
peristiwa penting yang sampai ke Sipirok Angkola. Bahkan akhir-akhir ini
ada juga orang Sipirok yang anaknya diberi nama si Demograsi Reformasi
Harahap karena memang lahir saat terjadi peralihan dari Deograsi Orba ke
Demograsi Reformasi.
Bagaimana dengan Jepang...?
Karena memang Jepang ada Sipirok hanya semusim tanaman Jepang, makanya
nama Jepang di Sipirok hanya digunakan untuk nama sayuran yaitu sayran
Jepang. Dengan kata lain, Jepang tidak termasuk hal yang hebat bagi orang
sipirok, makanya banyak warga Sipirok sampai saat ini berani mencincang
dan makan jepang. Iyakan...?
* Hal Veteran yang mulai terlupakan
Ket :
Ilustrasi Pejuang Kemerdekaan RI
"Setelah Republik Indonesia mengalami kemerdekaan, tahun 1945 hingga 1950,
ia ditugaskan ke Medan untuk melawan penjajah yang masih tertinggal.
Namun karena kerasnya kehidupan militer, pada tahun 1950 ia memutuskan
untuk mengakhiri karirnya dibidang Militer. Ia pulang dari Medan dan
menjadi Kepala Pasar di Pajak Batu Kota Psp.
“Sewaktu saya ditugaskan di Medan Tembung, hampir 3 tahun saya tidak
pernah digaji Pemerintah, yang ada hanya makan secukupnya. Dengan
melihat kondisi seperti itu, saya pun memutuskan untuk tidak menjadi
Militer lagi. Dari tahun 1950 saya menjadi pegawai hingga pensiun,”
tutupnya. (Bersambung). Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Banyak Veteran di Indonesia ini mengalami seperti yang dilami Bapak
pejuang Abdurrahim Hasibuan ini. Dan ini dapat dimaklumi karena keadaan
negara kita sat itu juga masih dalam macam ancaman negara lain. Dengan
kata lain Agresi Belanda, timbulnya macam oraganisasi Kepartaian atau
keagamaan yang tak lepas dari keegoisan akan jasa-jasa yang telah mereka
berikan pada negara. Organisasi-Organisasi yang timbul merasa organisasi
paling hebat hingga perang dinginpun terjadi di dalam negeri sendiri.
* Hal Makam Kapten Muda Sahala Pakpahan yang Dipindahkan
Ket :
Setiap HUT RI, Abdurrahim Hasibuan memakai seragam militernya
sewaktu menjadi pejuang di Perang Simago-mago, Sabtu (17/8).
[Foto: Budi Lubis]
Setelah gugur tertembak saat perang sekutu berlangsung dengan bangsa
Indonesia di Bukit Simago –mago Sipirok, Kapten Muda Sahala Pakpahan
awalnya dimakamkan di Parau Sorat Kecamatan Sipirok sebagai lokasi yang
paling dekat dengan lokasi pertempuran.
Namun, setelah beberapa tahun usai perang kemerdekaan atau sekitar tahun
1950-an, makam Kapten Sahala dipindahkan ke Makam Pahlawan Simago-mago
yang merupakan makam para pejuang yang gugur di Bukit Simago-mago. Hal
tersebut disampaikan Abdurrahim Hasibuan (91) atau veteran bangsa Indonesia
yang masih hidup, Sabtu (16/8).
* Hal Gugurnya Sahala Muda Pakpahan
Ket :
Taman Makam Pahlawan Simago-mago
Dia mengatakan, peperangan antara sekutu dengan bangsa Indonesia di Bukit
Simago-mago menewaskan Kapten Angkatan Gerilya Kewedenaan Sipirok Letnan
Muda Sahala Pakpahan di Jembatan Simago-mago Sipirok.
Pasukan Angkatan Gerilya Kewedenaan Sipirok langsung mengangkat jenazah
ke Masjid Parau Sorat untuk disalatkan dan kemudian dimakamkan. Saat itu,
Parau Sorat merupakan desa terdekat dengan Bukit Simago-mago dan lokasinya
bersebelahan dengan Bukit Simago-mago.
“Kapten Muda Sahala Muda Pakpahan tewas di Jembatan Simago-mago, dan
kematiannya terjadi karna ditembak oleh pasukan sekutu, bukan karena
ditawan pasukan sekutu serta Kapten Muda Sahala Pakpahan tidak pernah
ditawan Belanda. Saat itu, kami (pasukan gerilya) langsung mengangkat
jenazahnya dari jembatan Simago-mago untuk dimakamkan di Parau Sorat,”
ungkapnya.
Pendapat Penulis :
Tdak begitu penulis pahami istilah sekutu dalam kutipan di atas. Jika
sekutu maksudnya Jepang, maka jelas pernyataan diatas adalah salah.
Karena sepengetahuan penulis Sahala Muda Pakpahan tidak berperang
melawan Jepang, tapi berperang melawan Belanda. Dan jika sekutu
dalam hal ini adalah Belanda, maka benar pulalah pernyataan tersebut.
* Hal Taman makam Pahlawan Simago-Mago
Setelah peperangan usai, maka dibentuklah makam pahlawan di Bukit
Simago-mago Sipirok, jenazah Kapten Muda Sahala Pakpahan yang
semula dimakamkan di Parau Sorat dipindahkan ke Makam Pahlawan
tersebut.
Makam Pahlawan dibentuk sekitar tahun 1950-an, jenazah yang dimakamkan
di Makam Pahlawan tersebut ialah semua orang yang tewas dalam peperangan
antara pasukan sekutu dengan bangsa Indonesia yang gugur dalam peperangan
Simago-mago.
“Semua orang yang tewas dalam peperangan Simago-mago baik bangsa Indonesia
maupun pasukan sekutu dimakamkan di Makam Pahlawan Bukit Simago-mago.
Namun Komandan Militer pasukan sekutu Jenderal Spoor tidak diketahui
di mana tewas dan dimakamkan saat itu,” jelasnya.
Setelah Kapten Muda Sahala Pakpahan tewas, maka Kapten Angkatan Gerilya
Kewedenaan Sipirok selanjutnya dijabat Kapten Raja Goda yang sebelumnya
anggota dari Angkatan Gerilya Kewedanaan Sipirok.
Seusai peperangan, semua pasukan Angkatan Gerilya Kewedanaan Sipirok
diangkat menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan ditugaskan di
wilayah Sibolga.
“Raja Goda dan anggota Gerilya lainnya langsung menjadi TKR di wilayah
Sibolga, namun saya tidak mau lagi melanjutkan kemiliteran tersebut.
Pada tahun 1950 atau seusai peperangan, saya ditawarkan untuk menjabat
sebagai Kepala Pasar Pajak Batu Padangsidimpuan.
Kehidupan militer yang saya jalani tersebut hilang dibawa oleh waktu,
dan saya tetap menjadi Kepala Pasar di Pajak Batu hingga pensiun,”
pungkasnya. (Habis)
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian, semoga postingan ini dapat lebih
menguatkan pengetahuan kita tentang kepahlawan yang berasal dari dari
Tanah Angkola. Dengan pengetahuan Kepahlawanan tersebut diharapkan pula
rasa cinta kitapun pada Nusantara ini lebih tinggi, "Lebih bisa nian
kita berkarya, lebih siap nian kita bekerja dalam mengisi Kemerdekaan
Republik Indonesia ini sebagaimana tema kemerdekaan kita di tahun
ini yaitu, "Ayo Kerja...!"
Dirgahayu Republik Indonesia Ke-70 Th. 2015
...dan...
Merdeka...merdeka...merdeka...!
.....dan....
_____________________________________________________________________
Cat . Sumber :
http://www.metrosiantar.com/2013/08/19/77997/abdurrahim-hasibuan-pejuang-kemerdekaan-di-angkola-sipirok-2habis/
http://www.kompasiana.com/oli3ve/andai-sang-jenderal-hidup-lagi_550f5103a33311a22dba85ae
(Menyimak info sekitar kesaksian Pejuang Kemerdekaan Abdurrahim
Hasibuan dalam Perang melawan Belanda di Wilayah Simago-Mago -
Sipirok Angkola)
* Ditulis dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI Ke-70 Thn. 2015
_____________________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Merdeka...merdeka...merdeka...!
"Sejak 68 tahun Indonesia mengalami kemerdekaan dari penjajajahan bangsa
asing, masih ada veteran atau pejuang yang masih tetap kuat bertahan hidup.
Salah satunya Abdurrahim Hasibuan (91), pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia
yang berada diwilayah Angkola Sipirok atau sekarang disebut dengan Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan". Tulis Metro Siantar lewat alamat :
http://www.metrosiantar.com/2013/08/16/77004/abdurrahim-hasibuan-pejuang-kemerdekaan-ri-di-angkola-sipirok-bag-1/
Para kawan sekalian...!
"Bagaimanakah kesaksian sekaligus pengalaman Abdurrahim Hasibuan ini dalam
melawan Belanda baik melalui bantuan Tentara Jepang maupun oleh Pejuang-
pejuang Angkola sendiri" adalah isi dari postingan ini yang memang penulis
tulis ulang setelah membaca tulisan dari Metro Siantar tersebut.
Berikut "Hasil Tangkapan" penulis pada Metro siantar tersebut dalam
bentuk kutipan dan pendapat penulis sendiri pada kutipannya.
....dan ...
Selamat menyimak...bersama lagu "Mulak Maho da Bolanda".
Musik...!
____________________________________________________________________________
Hasil Tangkap Penulis pada Kesaksian Pejuang (Veteran) Abdurrahim Hasibuan
pada Perang antara Pejuang Sipirok Tanah Angkola dengan Belanda di tor
Simago - Mago
____________________________________________________________________________
Ket :
Abdurrahim Hasibuan (Photo Metro Siantar)
* Hal Pejuang dalam hubungannya dengan Veteran
"Veteran ialah orang yang pernah memiliki pengalaman dibidang militer
atau pernah menjadi penegakan hukum. Secara umum ada tiga tingkatan
veteran, yang tertinggi ialah veteran perang kemerdekaan, kemudian
veteran perang untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa dari agresi
luar negeri, dan selanjutnya adalah veteran perang untuk membela
kepentingan bersama bangsa-bangsa yang menjadi sekutunya atau membela
kepentingan politik tertentu negaranya". Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Dalam hubungannya dengan Abdurrahim Hasibuan, maka beliau adalah
"Veteran Perang Kemerdekaan" karena beliau meang ikut terlibat dalam
merebut kemerdekaan RI.
* Hal Abdurrahim Hasibuan terlibat dalam Perang Melawan Belanda
bersama Jepang
“Saya tidak bisa mengingat semua yang telah terjadi disaat perang melawan
Belanda di Wilayah Sipirok. Namun masih ada sebagian yang saya ingat
sewaktu saya menjadi Tentara Jepang untuk melawan Belanda,” ungkapnya
dengan nada pelan sambil mengingat kembali kisah orang Sipirok melawan
penjajah Belanda. Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Masuk di akal ba...! Uda tua pula Bapak ini pada saat di temui wartawan
Metro, Umurnya sudah 91 tahun di Thn 2013, Indonesia merdeka sudah 70
Tahun, maka wajarlah jika Veteran Abdurrahim Hasibuan ini tidak
mengingat semua peristiwa yang dialaminya.
* Hal Pejuang Sipirok Angkola bergabung dengan Jepang dalam melawan
Belanda di Simago-Mago
"Dia mengatakan, pertempuran yang paling dia ingat pertempuran melawan
Belanda di sekitar Bukit Simago-mago. Saat itu pejuang Kemerdekaan
bergabung dengan Tentara Jepang melawan Belanda.
Seingatnya, saat terjadi pertempuran, salah satu pemimpin pasukan RI
berpangkat Kapten, tewas tertembak pasukan Belanda. Seingat dia, nama
Kaptennya ini adalah Wahyu.
Dia menjelaskan, pada saat dirinya menjadi Tentara Jepang, ia masih
berumur sekitar 20 tahun. Sebelum menjadi tentara, terlebih dahulu
mereka (veteran) diberi latihan militer supaya mental dan fisik kuat
dalam melawan penjajah dari Belanda". Tulis Metro Siantar
Pendapat penulis :
Jika saja Pertempuran di Simago-Mago terjadi hanya sehari dan sekali
saja maka dapat dikatakan tidak benar pula "Sahala Muda Pakpahan"
bersama Raja Goda Siregar pernah berperang di Simago-Mago.
Sepengetahuan penulis, "Perang Sahala Muda Pakpahan, dkk di Simago-Mago
tidak melibatkan Tentara Jepang sama sekali dan uraian ini dapat di
perjelas lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka".. Ini link-nya :
* Hal Pembatasan Kemajuan Pendidikan di Sipirok dan sekitar di
masa pendudukan Belanda
Sebelum bangsa Jepang datang ke wilayah Sipirok, dengan bergabagai
cara yang dilakukan bangsa Belanda untuk menekan bangsa Indonesia
di wilayah Sipirok agar tidak bisa maju secara pendidikan dan ilmu
pengetahuan lainnya.
Yang paling diingatnya ialah bangsa Indonesia yang boleh menuntut ilmu
hanyalah orang-orang yang berkedudukan atau kerabat dekat dari bangsa
Belanda. Selain itu, setiap orang Sipirok ingin membuat sandal dari
hasil kerajinan tangan, Belanda selalu merampas dan tidak
memperbolehkannya lagi untuk melakukan pekerjaan kerajinan tersebut.
“Pada saat itu, Belanda sangat menekan bangsa Indonesia. Namun
setelah datangnya Jepang ke wilayah Indonesia, perlawanan Belanda
ke bangsa Indonesia semakin berkurang. Dan Jepang memanfaatkan situasi
dari penjajahan Belanda tersebut, Jepang mengajak bangsa Indonesia
menjadi prajurit agar bisa melawan bangsa Belanda,” jelasnya.
Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Yah memang begitulah Belanda, memang begitulah menjajah. Segala
sesuatu yang mereka perbuat harus sesuai dengan tujuan penjajahannya.
Dan sebanarnya Belanda bukan saja menjajah dari segi pendidikan dan
kebebasan berkarya, mereka juga menjajah dari segi Hobby masyarakat
batak yaitu bernyanyi atau bersitogol. Syair-syair lagu yang beredar
di tanah Batakpun mereka perhatikan, apakah mensahabati mereka atau
menentangnya.
Sadar terhadap hal ini, maka menyebarlah lagu Kijom ale kijom di
masyarakat batak tanah Angkola yang merupakan lagu perjuangan untuk
merebut kemerdekaan dengan lirik lagu yang dialihkan, agar belanda
tidak tahu bahwa lagu tersebut bertujuan untuk meningkatkan persatuan
dan kesatuan dimasyarakat Batak dalam melawan Belanda.
Musik...!
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/kijom_28.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/04/genjer-tanah-batak-simbol-kemiskinan-di.html
* Hal Jepang di Sipirok Tanah Angkola
Walaupun bangsa Jepang sangat kejam menurut sejarah, namun pada saat itu
Jepang masuk ke wilayah Sipirok sekitar tahun 1945, disaat Indonesia sudah
mulai merdeka. Oleh sebab itu, bangsa Jepang mengambil alih perhatian bangsa
Indonesia agar bergabung dengan mereka untuk mengusir Belanda dari wilayah
Republik Indonesia, supaya bangsa Indonesia bisa mendapat Kemerdekaan.
“Mereka mengajari kami (veteran ) sama seperti prajurit Jepang, bahkan
pakaian Tentaranya juga dari Jepang sendiri. Pada saat itu, Jepang mengatakan
agar secepatnya diusir Belanda dari Bumi Indonesia ini, supaya bangsa
Indonesia Merdeka dari jajahan. Kami tidak pernah merasakan penyiksaan
dari Tentara Jepang, sebab kedatangan dari Tentara Jepang ke Sipirok,
Indonesia sudah dekat dengan Kemerdekaan,” ujarnya. Tulis Metro Siantar
Pendapat penulis :
Ket :
Bolanda lagi Patroli (Ilustrasi)
Masuk diakalba...!
Sudah dari dulu ke dulunya, apa-apapun yang hebat di Dunia ini jika
peristiwanya samapai ke Sipirok maka akan ada pertingallnya dalam
bentuk nama, misalnya :
- Si Bolanda Siregar, sebagai tanada bahwa Siregar pernah di jajah
Bolanda, makanya anaknya diberi nama si Bolanda.
- Si Apollo, sebagai tanda bahwa suatu masa pernaah masuk zaman yang
namanya Zaman Apollo di Sipirok Angkola, makanya ada anak namanya
si Apollo Hutasuhut.
- Si Saddam, Si Si Camat, dll yang semuanya menyimbolkan adanya suatu
peristiwa penting yang sampai ke Sipirok Angkola. Bahkan akhir-akhir ini
ada juga orang Sipirok yang anaknya diberi nama si Demograsi Reformasi
Harahap karena memang lahir saat terjadi peralihan dari Deograsi Orba ke
Demograsi Reformasi.
Bagaimana dengan Jepang...?
Karena memang Jepang ada Sipirok hanya semusim tanaman Jepang, makanya
nama Jepang di Sipirok hanya digunakan untuk nama sayuran yaitu sayran
Jepang. Dengan kata lain, Jepang tidak termasuk hal yang hebat bagi orang
sipirok, makanya banyak warga Sipirok sampai saat ini berani mencincang
dan makan jepang. Iyakan...?
* Hal Veteran yang mulai terlupakan
Ket :
Ilustrasi Pejuang Kemerdekaan RI
"Setelah Republik Indonesia mengalami kemerdekaan, tahun 1945 hingga 1950,
ia ditugaskan ke Medan untuk melawan penjajah yang masih tertinggal.
Namun karena kerasnya kehidupan militer, pada tahun 1950 ia memutuskan
untuk mengakhiri karirnya dibidang Militer. Ia pulang dari Medan dan
menjadi Kepala Pasar di Pajak Batu Kota Psp.
“Sewaktu saya ditugaskan di Medan Tembung, hampir 3 tahun saya tidak
pernah digaji Pemerintah, yang ada hanya makan secukupnya. Dengan
melihat kondisi seperti itu, saya pun memutuskan untuk tidak menjadi
Militer lagi. Dari tahun 1950 saya menjadi pegawai hingga pensiun,”
tutupnya. (Bersambung). Tulis Metro Siantar.
Pendapat penulis :
Banyak Veteran di Indonesia ini mengalami seperti yang dilami Bapak
pejuang Abdurrahim Hasibuan ini. Dan ini dapat dimaklumi karena keadaan
negara kita sat itu juga masih dalam macam ancaman negara lain. Dengan
kata lain Agresi Belanda, timbulnya macam oraganisasi Kepartaian atau
keagamaan yang tak lepas dari keegoisan akan jasa-jasa yang telah mereka
berikan pada negara. Organisasi-Organisasi yang timbul merasa organisasi
paling hebat hingga perang dinginpun terjadi di dalam negeri sendiri.
* Hal Makam Kapten Muda Sahala Pakpahan yang Dipindahkan
Ket :
Setiap HUT RI, Abdurrahim Hasibuan memakai seragam militernya
sewaktu menjadi pejuang di Perang Simago-mago, Sabtu (17/8).
[Foto: Budi Lubis]
Setelah gugur tertembak saat perang sekutu berlangsung dengan bangsa
Indonesia di Bukit Simago –mago Sipirok, Kapten Muda Sahala Pakpahan
awalnya dimakamkan di Parau Sorat Kecamatan Sipirok sebagai lokasi yang
paling dekat dengan lokasi pertempuran.
Namun, setelah beberapa tahun usai perang kemerdekaan atau sekitar tahun
1950-an, makam Kapten Sahala dipindahkan ke Makam Pahlawan Simago-mago
yang merupakan makam para pejuang yang gugur di Bukit Simago-mago. Hal
tersebut disampaikan Abdurrahim Hasibuan (91) atau veteran bangsa Indonesia
yang masih hidup, Sabtu (16/8).
* Hal Gugurnya Sahala Muda Pakpahan
Ket :
Taman Makam Pahlawan Simago-mago
Dia mengatakan, peperangan antara sekutu dengan bangsa Indonesia di Bukit
Simago-mago menewaskan Kapten Angkatan Gerilya Kewedenaan Sipirok Letnan
Muda Sahala Pakpahan di Jembatan Simago-mago Sipirok.
Pasukan Angkatan Gerilya Kewedenaan Sipirok langsung mengangkat jenazah
ke Masjid Parau Sorat untuk disalatkan dan kemudian dimakamkan. Saat itu,
Parau Sorat merupakan desa terdekat dengan Bukit Simago-mago dan lokasinya
bersebelahan dengan Bukit Simago-mago.
“Kapten Muda Sahala Muda Pakpahan tewas di Jembatan Simago-mago, dan
kematiannya terjadi karna ditembak oleh pasukan sekutu, bukan karena
ditawan pasukan sekutu serta Kapten Muda Sahala Pakpahan tidak pernah
ditawan Belanda. Saat itu, kami (pasukan gerilya) langsung mengangkat
jenazahnya dari jembatan Simago-mago untuk dimakamkan di Parau Sorat,”
ungkapnya.
Pendapat Penulis :
Tdak begitu penulis pahami istilah sekutu dalam kutipan di atas. Jika
sekutu maksudnya Jepang, maka jelas pernyataan diatas adalah salah.
Karena sepengetahuan penulis Sahala Muda Pakpahan tidak berperang
melawan Jepang, tapi berperang melawan Belanda. Dan jika sekutu
dalam hal ini adalah Belanda, maka benar pulalah pernyataan tersebut.
* Hal Taman makam Pahlawan Simago-Mago
Setelah peperangan usai, maka dibentuklah makam pahlawan di Bukit
Simago-mago Sipirok, jenazah Kapten Muda Sahala Pakpahan yang
semula dimakamkan di Parau Sorat dipindahkan ke Makam Pahlawan
tersebut.
Makam Pahlawan dibentuk sekitar tahun 1950-an, jenazah yang dimakamkan
di Makam Pahlawan tersebut ialah semua orang yang tewas dalam peperangan
antara pasukan sekutu dengan bangsa Indonesia yang gugur dalam peperangan
Simago-mago.
“Semua orang yang tewas dalam peperangan Simago-mago baik bangsa Indonesia
maupun pasukan sekutu dimakamkan di Makam Pahlawan Bukit Simago-mago.
Namun Komandan Militer pasukan sekutu Jenderal Spoor tidak diketahui
di mana tewas dan dimakamkan saat itu,” jelasnya.
Setelah Kapten Muda Sahala Pakpahan tewas, maka Kapten Angkatan Gerilya
Kewedenaan Sipirok selanjutnya dijabat Kapten Raja Goda yang sebelumnya
anggota dari Angkatan Gerilya Kewedanaan Sipirok.
Seusai peperangan, semua pasukan Angkatan Gerilya Kewedanaan Sipirok
diangkat menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan ditugaskan di
wilayah Sibolga.
“Raja Goda dan anggota Gerilya lainnya langsung menjadi TKR di wilayah
Sibolga, namun saya tidak mau lagi melanjutkan kemiliteran tersebut.
Pada tahun 1950 atau seusai peperangan, saya ditawarkan untuk menjabat
sebagai Kepala Pasar Pajak Batu Padangsidimpuan.
Kehidupan militer yang saya jalani tersebut hilang dibawa oleh waktu,
dan saya tetap menjadi Kepala Pasar di Pajak Batu hingga pensiun,”
pungkasnya. (Habis)
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian, semoga postingan ini dapat lebih
menguatkan pengetahuan kita tentang kepahlawan yang berasal dari dari
Tanah Angkola. Dengan pengetahuan Kepahlawanan tersebut diharapkan pula
rasa cinta kitapun pada Nusantara ini lebih tinggi, "Lebih bisa nian
kita berkarya, lebih siap nian kita bekerja dalam mengisi Kemerdekaan
Republik Indonesia ini sebagaimana tema kemerdekaan kita di tahun
ini yaitu, "Ayo Kerja...!"
Dirgahayu Republik Indonesia Ke-70 Th. 2015
...dan...
Merdeka...merdeka...merdeka...!
.....dan....
_____________________________________________________________________
Cat . Sumber :
http://www.metrosiantar.com/2013/08/19/77997/abdurrahim-hasibuan-pejuang-kemerdekaan-di-angkola-sipirok-2habis/
http://www.kompasiana.com/oli3ve/andai-sang-jenderal-hidup-lagi_550f5103a33311a22dba85ae
No comments:
Post a Comment