#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kabupaten Sabang Prov. Aceh - Indonesia
dan Kabupaten Marauke, Prov. Papua - Indonesia sekaligus memberi
saran pada Pemerintah RI agar memberikan hadiah pada masyarakatnya
sebesar Rp.1.000.000,- per Rumah Tangga. Kenapa rupanya...!)
___________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Yang menyanyi-nyanya-nyanyi-nyanyanyi-nya saya, diatas Honda atau
motor kreditan yang entah kapan lunas ini tentang lagu Sabang dan
Marauke.
"Dari Marauke sampai ke sabang, berjejer pulau-pulau..." Begitu
saya bilang atau saya syairkan kalau mau jadi penyair la kita ini.
Ketika saya sampai pada syair"Sambung menyambung menjadi satu itulah
Idonesia", saya teringat bahwa saya telah salah syair di awal lagu.
Seharusnya, "Dari Sabang samapai Marauke-nya" bukan dari "Marauke
sampai Sabang".
Para kawan dimanapun berada...!
Mengacu pada uraian di atas, maka sadarlah saya, "Bahwa otak kita
ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana kebiasaan kita, dengan kadang
tanpa perduli apakah kebiasaan tersebut bagus atau tidak.
Artinya :
- Karena kita terbiasa mendengar "Dari sabang Sampai Maruke", maka
itulah yang betul, padahal "Dari Maruke sampai ke Sabang berjejer
pulau-pulau" siapa pula bilang tak betul.
- Karena kita terbiasa mendengar Indonesia di jajah Belanda, maka
itulah yang betul, padahal Indonesia-pun bisa-nya menjajah Belanda,
tapi tak betul. Iyakan para kawan sekalian...?
Ehem...!
Berikut info sekitar "Sabang" dan "Marauke" para kawan sekalian.
Dan info ini betul dan bukan tak betul.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Di penutup tulisan penulis memberi saran duluba pada Pemerintah RI
agar memberikan duit dulu pada masyarakat Sabang dan Marauke sebesar
Rp. 1.000.000,- pe keluarga. Bagamana menurut Cle'an...?
Sekali lagi
Selamat menyimak...!
___________________________________________
Sekilas info tentang Kabupaten Sabang
___________________________________________
Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota ini
berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau
Weh sebagai pulau terbesar.Kota Sabang merupakan zona ekonomi
bebas Indonesia, ia sering disebut sebagai titik paling utara
Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo.
* Fakta Geografi
Dari segi geografis Indonesia, wilayah Kota Sabang berada pada
95°13'02"-95°22'36" BT, dan 05°46'28"-05°54'-28" LU, merupakan
wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan
negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.
Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara,
Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera
Hindia di Barat.
* Pulau
Pulau Klah (0,186 km²)
Pulau Rondo (0,650 km²)
Pulau Rubiah (0,357 km²)
Pulau Seulako (0,055 km²)
Pulau Weh (121 km²)
* Topografi
Dataran rendah (3%)
Bergelombang (10%)
Berbukit-bukit (35%)
Bergunung (52%)
Di sepanjang pantai penuh dengan batu-batuan.
Ket :
Pulau Weh
* Pembagian Wilayah Kecamatan di Kota Sabang
Di Pulau Weh terdapat sebuah danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot.
Pulau Weh merupakan sebuah pulau vulkanik, sebuah pulau atol (pulau
karang) yang proses terjadinya mengalami pengangkatan dari permukaan
laut. Proses terjadinya dalam tiga tahapan, terbukti dari adanya tiga
teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda.
Umumnya Pulau Weh terdiri atas dua jenis batuan, yaitu tuf marina dan
batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada
ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuf yang terlebar didapat di
sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit
adalah batuan vulkanik yang bersifat andesitik.
Berdasarkan wilayah, tampak bahwa wilayah barat Pulau Weh terdapat
topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi
di sebelah Timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju
ke Barat Laut, sehingga lembah-lembah yang ada di antara punggung itu
sempit.
Topografi di sebelah Timur terdapat sebuah pegunungan yang arahnya
dari Utara ke Selatan yang memisahkan Pulau Weh Timur dengan bagian
lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak yang tertinggi. Di
bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Di antara
bagian Barat dan Timur terdapat aliran dua buah sungai, yaitu Sungai
Pria Laot dan Sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari
sebuah fleksun (patokan yang tidak sempurna).
Kondisi geologis wilayah ini terdiri dari 70% batuan vulkanis (andesite),
27% batuan sedimen (line stone dan sand stone), dan 3% endapan aluvial
(recent deposit).
* Cuaca
Pulau Weh mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan lazimnya jatuh pada bulan September sampai Februari. Musim
kemarau pada bulan Maret hingga bulan Agustus. Menurut hasil pengukuran
Stasiun Meteorologi Sabang, curah hujan yang tercatat rata-rata 1.745 -
2.232 mm/tahun, dengan angka terendah pada bulan Maret sebesar 18 mm
dan angka tertinggi pada bulan September sebesar 276 mm. Pada bulan
September dan Oktober terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim
hujan.
* Sejarah
Ket :
Kapal penumpang SS "Jan Pieterszoon Coen" di Sabang pada tahun 1935
Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting
dibandingkan Temasek (sekarang Singapura).
Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen
Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada
tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan
menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan.
Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan
istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station
yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang
Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang
diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami
kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan
Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh
dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50.
Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia.
Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan
UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai
Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas.
Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya
UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang dan UU No 4/1970 tentang
ditetapkannya Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Dan atas alasan pembukaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan
UU No 10/1985.
Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi Regional Indonesia-
Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat
strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan.
Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang, berlangsung Jambore Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan fokus kajian
ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada tahun 1998
Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan
oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal
28 September 1998.
Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang
sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden
KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun
2000 pada tanggal 22 Januari 2000.
Dan kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang.
Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002
mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan
Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh
ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.
Sabang juga mengalami Gempa dan Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004,
namun karena palung-palung di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan
Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian Sabang dijadikan sebagai
tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di
daratan Aceh.
Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menetapkan Sabang sebagai
tempat transit untuk pengiriman material konstruksi dan lainnya yang akan
dipergunakan di daratan Aceh.
Ket :
Tugu Nol Kilometer Indonesia - Aceh
___________________________________________
Sekilas info tentang Kabupaten Merauke
___________________________________________
* Pemahaman Umum
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Merauke. Kabupaten
ini adalah kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia.
Di kabupaten ini terdapat suku Marind Anim.
* Sejarah
Dari sejarah, diketahui merauke ditemukan pada tanggal 12 Februari 1902.
Orang yang pertama menetap di sana adalah pegawai pemerintah belanda.
Mereka mencoba untuk hidup diantara dua suku asli yaitu Marind Anim dan
Sohoers.
Mereka berjuang keras melawan keganasan alam (termasuk pemburu kepala).
Lama kelamaan tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat
sehingga menjadi sebuah "kota".
Jauh di eropa, para wanita suka memakai hiasan bulu dari burung dari
khayangan "Cendrawasih" di topi mereka.
Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Cina, mulai untuk "menyerbu"
hutan di selatan nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika
pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke
untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan.
Hal ini yang menyebabkan mengapa di kemudian hari populasi penduduk di
Merauke tidak banyak, ini dikarenakan Merauke adalah kota untuk para
pendatang (orang asing).
Namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang mulai menetap di Merauke.
Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang
dilakukan oleh para pendatang pertama.
Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah
perkampungan , mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu
sungai Maro".
Orang Marind berpikir bahwa sungai maro(yang lebarnya 500m) lebih penting
dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri
menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana " Ermasoek".
Secara politis administratif, kota Merauke dulunya merupakan pos pemerintah
Belanda yag digunakan sebagai transit bagi para republikan untuk menuju
Boven Digoel.
Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda tahun 1963,
kemudia kota tersebut ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Dati II Merauke
dan setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), mulai tumbuk
beberapa kelompok permukiman yang dipacu dengan adanya kemudahan-kemudahan
suatu kota.
* Pembagian Administratif
Kecamatan di Kabupaten Merauke adalah:
- Animha
- Eligobel
- Ilyawab
- Jagebob
- Kaptel
- Kimaam
- Kurik
- Malind
- Merauke
- Muting
- Naukenjerai
- Ngguti
- Okaba
- Semangga
- Sota
- Tabonji
- Tanah Miring
- Tubang
- Ulilin
- Waan
* Transportasi
Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan
menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi
udara yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air
dan Lion Air.
Kota Merauke terkenal dengan sebutan Kota Rusa dikarenakan dahulu hewan
jenis ini banyak sekali ditemukan di kota ini, perburuan rusa besar
besaran akhir akhir ini di Pulau Kimaam, Distrik Ngguti, Distrik Okaba
dan sekitarnya dikhawatirkan akan memusnahkan populasi hewan ini.
Selain itu terdapat binatang-binatang asli Papua lainnya, seperti
kangguru merah, burung pelikan, kasuari, kuskus, tikus berkantung,
kura kura, kasuari, kakatua dan sebagainya. Perdagangan satwa satwa
ilegal juga merupakan ancaman bagi kelestarian hewan hewan itu.
Dilihat dari kondisi geografi, sejarah, ekonomi dan budaya, Kota
Merauke memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan kota-kota
lainnya di Pulau Papua. Secara geografi, kota Merauke adalah salah
satu kota paling timur di Indonesia, sekaligus berbatasan dengan
Negara (Papua New Guinea).
Di kota Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari
tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini
dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari
Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa
kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di
sebelah timur kota Merauke. Untuk menuju ke Sota kita bisa menggunakan
kendaraan roda empat.
Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang
memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari
Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak
memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk
Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah
kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan
sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa
Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota
terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan
oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.
* Marga
Terdapat berbagai sub marga dari Suku Marind-anim tersebut, yaitu:
- Kaize
- Gebze
- Balagaize
- Mahuze
- Ndiken
- Basik-basik
Ket :
Tugu Kembaran Sabang di Merauke sebagai Titik Nol
Indonesia
_______________________________________
Penutup dan Saran pada Pemerintah RI
_______________________________________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Semoga memberi manfaat dalam perluawasan wawasan ke Nusantaraan kita
sekaligus kian lebih menambah kecintaan pula nian.
mengenai saran pada pemerintah RI, ini maksud penulis :
1. Dari hasil menyimak macam media, cukup sering terdengar bahwa
pemerintah RI kurang memperhatikan kehidupan masyarakat-nya di
Wilayah-wilayah perbatasan.
2. Karena kurang mendapat perhatian maka cukup banyak masyarakat
yang merasa hidup-nya diantara 2 Negara. Mereka yang hidup di
wilayah perbatasan Indonesia misalnya dengan Malaysia.
3. Akibatnya rasa cinta pada RI-pun menjadi berkurang dan ini
sangat terlihat dari cara menyekolahkan anaknya dari cara
berdagang, dll.
4. Dengan kata lain, Hasil Usaha-nya yang seharusnya merupakan
bagian dari pendapatan RI, menjadi pendapatan Negara lain.
Peham Cle'an...?
Nah...!
5. Karena memang Pemerintah RI-lah yang menguasai hajat Hidup orang
Indonesia sesuai dengan UUD dan Pancasila, apa salahnya diberikan
dulu secara cuma-cuma pada masyarakat penjaga perbatasan Indonesia
uang atau hepeng sebesar Rp. 1.000.000,- per Rumah Tangga, biar
senang orang itu.
Berapala 1 jt kalau uang hasil penghasilan rakyat 200 juta orang
yang mau di olah, kecil la itu.
Dengan kata lain...!
Kalau penulis yang jadi salah satu masyarakat perbatasan indonesia
yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah RI, penulis ingin
berkata :
"Hati-hati Cle'an pemerintah RI, jika cle'an tidak memperhatikan
kami, maka kekayaan Negeri ini bisa kami grogoti bersama masyarakat
negara lain.
Mudah bagi kami memberi sesuatu pada negara lain, seperti
mudahnya seorang ibu memberikan "Sonop" atau "Kolak" pada
tentangganya yang sama-sama tinggal di rumah kontrakan yang
berjejer.
"Nih karung untukmu kawan kata seorang WNI pada kawannya diperbatasan
negara lain, untuk ditukarkannya dengan hepeng guna biaya anak
sekolahnya di Indonesia yang sedemikian mahalnya.
...dan...
Isi karung itu adalah "Harta karung Negara Republik Indonesia"
yang diberikan WNI masyarakat perbatasan pada negara lain,
karena merasa tersakiti, merasa tidak mendapat perhatian di
negeri sendiri.
Para kawan...!
"Perhatikan masyarakat Perbatasan, Wei....Pemerintah RI" itu
maksud penulis, khsusnya yang ada di Sabang dan Marauke
......dan....
Selamat malam...!
Temani dulu ba, generasi penerus bangsa ini untuk benyanyi :
Dan semoga masyarakat di perbatasan Indonesia tidak ada yang
merasa tersakiti. Semoga...!
___________________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar Kabupaten Sabang Prov. Aceh - Indonesia
dan Kabupaten Marauke, Prov. Papua - Indonesia sekaligus memberi
saran pada Pemerintah RI agar memberikan hadiah pada masyarakatnya
sebesar Rp.1.000.000,- per Rumah Tangga. Kenapa rupanya...!)
___________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
Yang menyanyi-nyanya-nyanyi-nyanyanyi-nya saya, diatas Honda atau
motor kreditan yang entah kapan lunas ini tentang lagu Sabang dan
Marauke.
"Dari Marauke sampai ke sabang, berjejer pulau-pulau..." Begitu
saya bilang atau saya syairkan kalau mau jadi penyair la kita ini.
Ketika saya sampai pada syair"Sambung menyambung menjadi satu itulah
Idonesia", saya teringat bahwa saya telah salah syair di awal lagu.
Seharusnya, "Dari Sabang samapai Marauke-nya" bukan dari "Marauke
sampai Sabang".
Para kawan dimanapun berada...!
Mengacu pada uraian di atas, maka sadarlah saya, "Bahwa otak kita
ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana kebiasaan kita, dengan kadang
tanpa perduli apakah kebiasaan tersebut bagus atau tidak.
Artinya :
- Karena kita terbiasa mendengar "Dari sabang Sampai Maruke", maka
itulah yang betul, padahal "Dari Maruke sampai ke Sabang berjejer
pulau-pulau" siapa pula bilang tak betul.
- Karena kita terbiasa mendengar Indonesia di jajah Belanda, maka
itulah yang betul, padahal Indonesia-pun bisa-nya menjajah Belanda,
tapi tak betul. Iyakan para kawan sekalian...?
Ehem...!
Berikut info sekitar "Sabang" dan "Marauke" para kawan sekalian.
Dan info ini betul dan bukan tak betul.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Di penutup tulisan penulis memberi saran duluba pada Pemerintah RI
agar memberikan duit dulu pada masyarakat Sabang dan Marauke sebesar
Rp. 1.000.000,- pe keluarga. Bagamana menurut Cle'an...?
Sekali lagi
Selamat menyimak...!
___________________________________________
Sekilas info tentang Kabupaten Sabang
___________________________________________
Kota Sabang adalah salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota ini
berupa kepulauan di seberang utara pulau Sumatera, dengan Pulau
Weh sebagai pulau terbesar.Kota Sabang merupakan zona ekonomi
bebas Indonesia, ia sering disebut sebagai titik paling utara
Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo.
* Fakta Geografi
Dari segi geografis Indonesia, wilayah Kota Sabang berada pada
95°13'02"-95°22'36" BT, dan 05°46'28"-05°54'-28" LU, merupakan
wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan
negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.
Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara,
Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera
Hindia di Barat.
* Pulau
Pulau Klah (0,186 km²)
Pulau Rondo (0,650 km²)
Pulau Rubiah (0,357 km²)
Pulau Seulako (0,055 km²)
Pulau Weh (121 km²)
* Topografi
Dataran rendah (3%)
Bergelombang (10%)
Berbukit-bukit (35%)
Bergunung (52%)
Di sepanjang pantai penuh dengan batu-batuan.
Ket :
Pulau Weh
* Pembagian Wilayah Kecamatan di Kota Sabang
Di Pulau Weh terdapat sebuah danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot.
Pulau Weh merupakan sebuah pulau vulkanik, sebuah pulau atol (pulau
karang) yang proses terjadinya mengalami pengangkatan dari permukaan
laut. Proses terjadinya dalam tiga tahapan, terbukti dari adanya tiga
teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda.
Umumnya Pulau Weh terdiri atas dua jenis batuan, yaitu tuf marina dan
batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada
ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuf yang terlebar didapat di
sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit
adalah batuan vulkanik yang bersifat andesitik.
Berdasarkan wilayah, tampak bahwa wilayah barat Pulau Weh terdapat
topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi
di sebelah Timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju
ke Barat Laut, sehingga lembah-lembah yang ada di antara punggung itu
sempit.
Topografi di sebelah Timur terdapat sebuah pegunungan yang arahnya
dari Utara ke Selatan yang memisahkan Pulau Weh Timur dengan bagian
lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak yang tertinggi. Di
bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Di antara
bagian Barat dan Timur terdapat aliran dua buah sungai, yaitu Sungai
Pria Laot dan Sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari
sebuah fleksun (patokan yang tidak sempurna).
Kondisi geologis wilayah ini terdiri dari 70% batuan vulkanis (andesite),
27% batuan sedimen (line stone dan sand stone), dan 3% endapan aluvial
(recent deposit).
* Cuaca
Pulau Weh mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan lazimnya jatuh pada bulan September sampai Februari. Musim
kemarau pada bulan Maret hingga bulan Agustus. Menurut hasil pengukuran
Stasiun Meteorologi Sabang, curah hujan yang tercatat rata-rata 1.745 -
2.232 mm/tahun, dengan angka terendah pada bulan Maret sebesar 18 mm
dan angka tertinggi pada bulan September sebesar 276 mm. Pada bulan
September dan Oktober terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim
hujan.
* Sejarah
Ket :
Kapal penumpang SS "Jan Pieterszoon Coen" di Sabang pada tahun 1935
Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting
dibandingkan Temasek (sekarang Singapura).
Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen
Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada
tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan
menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan.
Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan
istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station
yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang
Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang
diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami
kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan
Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh
dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50.
Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia.
Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan
UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai
Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas.
Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya
UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang dan UU No 4/1970 tentang
ditetapkannya Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Dan atas alasan pembukaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan
UU No 10/1985.
Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi Regional Indonesia-
Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat
strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan.
Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang, berlangsung Jambore Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan fokus kajian
ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada tahun 1998
Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan
oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal
28 September 1998.
Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang
sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden
KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun
2000 pada tanggal 22 Januari 2000.
Dan kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang.
Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002
mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan
Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh
ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.
Sabang juga mengalami Gempa dan Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004,
namun karena palung-palung di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan
Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian Sabang dijadikan sebagai
tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di
daratan Aceh.
Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menetapkan Sabang sebagai
tempat transit untuk pengiriman material konstruksi dan lainnya yang akan
dipergunakan di daratan Aceh.
Ket :
Tugu Nol Kilometer Indonesia - Aceh
___________________________________________
Sekilas info tentang Kabupaten Merauke
___________________________________________
* Pemahaman Umum
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Merauke. Kabupaten
ini adalah kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia.
Di kabupaten ini terdapat suku Marind Anim.
* Sejarah
Dari sejarah, diketahui merauke ditemukan pada tanggal 12 Februari 1902.
Orang yang pertama menetap di sana adalah pegawai pemerintah belanda.
Mereka mencoba untuk hidup diantara dua suku asli yaitu Marind Anim dan
Sohoers.
Mereka berjuang keras melawan keganasan alam (termasuk pemburu kepala).
Lama kelamaan tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat
sehingga menjadi sebuah "kota".
Jauh di eropa, para wanita suka memakai hiasan bulu dari burung dari
khayangan "Cendrawasih" di topi mereka.
Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Cina, mulai untuk "menyerbu"
hutan di selatan nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika
pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke
untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan.
Hal ini yang menyebabkan mengapa di kemudian hari populasi penduduk di
Merauke tidak banyak, ini dikarenakan Merauke adalah kota untuk para
pendatang (orang asing).
Namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang mulai menetap di Merauke.
Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang
dilakukan oleh para pendatang pertama.
Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah
perkampungan , mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu
sungai Maro".
Orang Marind berpikir bahwa sungai maro(yang lebarnya 500m) lebih penting
dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri
menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana " Ermasoek".
Secara politis administratif, kota Merauke dulunya merupakan pos pemerintah
Belanda yag digunakan sebagai transit bagi para republikan untuk menuju
Boven Digoel.
Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda tahun 1963,
kemudia kota tersebut ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Dati II Merauke
dan setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), mulai tumbuk
beberapa kelompok permukiman yang dipacu dengan adanya kemudahan-kemudahan
suatu kota.
* Pembagian Administratif
Kecamatan di Kabupaten Merauke adalah:
- Animha
- Eligobel
- Ilyawab
- Jagebob
- Kaptel
- Kimaam
- Kurik
- Malind
- Merauke
- Muting
- Naukenjerai
- Ngguti
- Okaba
- Semangga
- Sota
- Tabonji
- Tanah Miring
- Tubang
- Ulilin
- Waan
* Transportasi
Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan
menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi
udara yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air
dan Lion Air.
Kota Merauke terkenal dengan sebutan Kota Rusa dikarenakan dahulu hewan
jenis ini banyak sekali ditemukan di kota ini, perburuan rusa besar
besaran akhir akhir ini di Pulau Kimaam, Distrik Ngguti, Distrik Okaba
dan sekitarnya dikhawatirkan akan memusnahkan populasi hewan ini.
Selain itu terdapat binatang-binatang asli Papua lainnya, seperti
kangguru merah, burung pelikan, kasuari, kuskus, tikus berkantung,
kura kura, kasuari, kakatua dan sebagainya. Perdagangan satwa satwa
ilegal juga merupakan ancaman bagi kelestarian hewan hewan itu.
Dilihat dari kondisi geografi, sejarah, ekonomi dan budaya, Kota
Merauke memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan kota-kota
lainnya di Pulau Papua. Secara geografi, kota Merauke adalah salah
satu kota paling timur di Indonesia, sekaligus berbatasan dengan
Negara (Papua New Guinea).
Di kota Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari
tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini
dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari
Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa
kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di
sebelah timur kota Merauke. Untuk menuju ke Sota kita bisa menggunakan
kendaraan roda empat.
Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang
memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari
Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak
memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk
Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah
kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan
sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa
Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota
terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan
oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.
* Marga
Terdapat berbagai sub marga dari Suku Marind-anim tersebut, yaitu:
- Kaize
- Gebze
- Balagaize
- Mahuze
- Ndiken
- Basik-basik
Ket :
Tugu Kembaran Sabang di Merauke sebagai Titik Nol
Indonesia
_______________________________________
Penutup dan Saran pada Pemerintah RI
_______________________________________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Semoga memberi manfaat dalam perluawasan wawasan ke Nusantaraan kita
sekaligus kian lebih menambah kecintaan pula nian.
mengenai saran pada pemerintah RI, ini maksud penulis :
1. Dari hasil menyimak macam media, cukup sering terdengar bahwa
pemerintah RI kurang memperhatikan kehidupan masyarakat-nya di
Wilayah-wilayah perbatasan.
2. Karena kurang mendapat perhatian maka cukup banyak masyarakat
yang merasa hidup-nya diantara 2 Negara. Mereka yang hidup di
wilayah perbatasan Indonesia misalnya dengan Malaysia.
3. Akibatnya rasa cinta pada RI-pun menjadi berkurang dan ini
sangat terlihat dari cara menyekolahkan anaknya dari cara
berdagang, dll.
4. Dengan kata lain, Hasil Usaha-nya yang seharusnya merupakan
bagian dari pendapatan RI, menjadi pendapatan Negara lain.
Peham Cle'an...?
Nah...!
5. Karena memang Pemerintah RI-lah yang menguasai hajat Hidup orang
Indonesia sesuai dengan UUD dan Pancasila, apa salahnya diberikan
dulu secara cuma-cuma pada masyarakat penjaga perbatasan Indonesia
uang atau hepeng sebesar Rp. 1.000.000,- per Rumah Tangga, biar
senang orang itu.
Berapala 1 jt kalau uang hasil penghasilan rakyat 200 juta orang
yang mau di olah, kecil la itu.
Dengan kata lain...!
Kalau penulis yang jadi salah satu masyarakat perbatasan indonesia
yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah RI, penulis ingin
berkata :
"Hati-hati Cle'an pemerintah RI, jika cle'an tidak memperhatikan
kami, maka kekayaan Negeri ini bisa kami grogoti bersama masyarakat
negara lain.
Mudah bagi kami memberi sesuatu pada negara lain, seperti
mudahnya seorang ibu memberikan "Sonop" atau "Kolak" pada
tentangganya yang sama-sama tinggal di rumah kontrakan yang
berjejer.
"Nih karung untukmu kawan kata seorang WNI pada kawannya diperbatasan
negara lain, untuk ditukarkannya dengan hepeng guna biaya anak
sekolahnya di Indonesia yang sedemikian mahalnya.
...dan...
Isi karung itu adalah "Harta karung Negara Republik Indonesia"
yang diberikan WNI masyarakat perbatasan pada negara lain,
karena merasa tersakiti, merasa tidak mendapat perhatian di
negeri sendiri.
Para kawan...!
"Perhatikan masyarakat Perbatasan, Wei....Pemerintah RI" itu
maksud penulis, khsusnya yang ada di Sabang dan Marauke
......dan....
Selamat malam...!
Temani dulu ba, generasi penerus bangsa ini untuk benyanyi :
Dan semoga masyarakat di perbatasan Indonesia tidak ada yang
merasa tersakiti. Semoga...!
___________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment