#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kelok 9 Sumatra Barat Dalam hubungannya dengan
Pengertian, Sejarah, kisah asmara dan Kelok 9 masa kini)
__________________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
"Indahlah baguno batanam bawang
Bawang ditanam hari lah sanjo
Ondeh bawang ditanam hari lah sanjo
,
Indahlah guno bakasiah sayang
Sansaro badan kasudahannyo
Ondeh sansaro badan kasudahannyo"
Adalah penggelan syair Lagu Padang yang diciptakan oleh Yusaf Rachman,
dan dinyanyikan oleh Elly Kasim tahun 1972.
Para kawan diman-pun berada...!
Syair ini penulis temukan pada saat mencari data dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan "Kelok Sembilan" Sumatra Barat. Menganalisa sekilas
Syair tersebut timbul tanda tanya dalam diri penulis pada materi pesan
lagu, "Benarkah tidak berguna berkasih sayang kalau menimbulkan
kesengsaraan dan bagaimana kesengsaraan dapat terjadi dalam penerapan
kasih sayang...?"
Maka penulis-pun mencoba menciptakan karangan dalam postingan ini
dengan mengilstrasikan penerapan kasih sayang antara Bung Regar yang jadi
Knek Sibualbuali - Padang dengan Boru Tulangnnya Boru Harahap yang akan
menjadi Guru di Padang Sumatra Barat.
Para kawan dimana-pun berada...!
Topik di atas adalah bagian tabahan dari postingan ini. Sedangkan bagian
utamanya adalah uraian mengenai apa itu kelok 9 serta bagaimana sejarahnya.
...pun...
Keberadaan setelah kelok 9 ini menjadi jembatan Layang sebagaimana yang
sering kita lihat pada beberpa postingan FB.
Selamat menyimak...!
__________________________________________________________________
Sekilas info tentang Kelok 9 dalam hubungannya dengan
Pengertian dan Sejarah
__________________________________________________________________
* Pengertian
Kelok 9 atau Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak
sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menuju
Provinsi Riau.
Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak,
Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dan merupakan bagian
dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera.
Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan
dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar
Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km.
Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan
tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter.
Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Jembatan ini
diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 meskipun
telah beberapa kali dibuka untuk menunjang arus mudik lebaran dan penyelenggaraan
Tour de Singkarak dua tahun sebelumnya.
* Sejarah
Ket :
Kelok 9 (foto tahun 1914) dibangun untuk menyiasati beda tinggi yang mencolok
antara jalan bagian bawah dan bagian atasJalan Kelok 9 dibangun semasa pemerintahan
Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914.
Jalan ini meliuk melintasi Bukit yang
memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Jika direntang lurus panjang
Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.
Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari
10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat
2 sampai 3 kali lipat.
Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti
karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas,
kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar
jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan
bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak.
Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah
mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar
15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun.
Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan.
Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju
Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu
5 sampai 6 jam.
Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat
Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun
jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November
2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional pada Agustus 2003.
* Jembatan Layang
Pembangunan jembatan layang Kelok 9 mulai dilakukan pada 2003. Pengerjaannya
ditangani dalam dua tahapan pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan
yang dibangun adalah 2.537 meter, terdiri dari enam jembatan dengan panjang
959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter
Jembatan layang Kelok 9 terdiri dari enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar
13,5 meter. Bentang jembatan pertama memiliki panjang 20 meter, bentang kedua
230 meter, dan bentang ketiga 65 meter.
Bentang keempat memiliki panjang 462 meter. Bentang jembatan keempat merupakan
jembatan jenis pelengkung beton dengan pondasi bore pile sedalam 20 meter untuk
menahan berat jembatan dan gaya horizontal gempa. Bentang jembatan kelima memiliki
panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter.
__________________________________________________________________________
Sekilas info tentang Kelok 9 dan Kenangan Lagu Kelok 9 bersama
Boru harahap dan Bung regar
__________________________________________________________________________
Alkisah...!
Bung Regar yang punya cita-cita pada saat SMA-nya menjadi salah satu "Anggota
Dewan" di Prov. Sumatra Utara harus menerima takdirnya menjadi bagian dari
apa yang dinamakan PT. ALS (Antar Lintas Sumatra). Botima.
Beliau menjadi bagian dari PT ini bukan sebagai salah satu seorang Komisaris
atau seorang Direktur dari salah satu bagian ALS itu, tidak pula menjadi
Supirnya, tapi hanyalah seorang "Knek" atau "Sitokar" dalam bahasa Tapanuli
Selatan-nya atau Kondektur dalam bahasa Indonesia-nya.
3 Tahun sudah profesi kenek ini di jalani dengan pilihan trayek Medan - Padang.
Dan hal yang selalu dia ingat ketika ada di Padang adalah kenagan-nya
bersama Boru Harahap di Kelok 9.
Kenagan itu begitu menyiksa, hingga setiap kali dia melewatinya dia memutuskan
untuk berhenti jadi knek. Dipikirannya telah tersusun suatu konsep jika berhenti
dari ALS maka dia jadi petani saja, "So dabu rohamu Boru Harahap" begitu
pikirnya.
Singkat cerita...!
Bung Regar yang sudah 7 Tahun tidak ketemu sama Boru Harhap ini, tiba-tiba
terkaget oleh sapaan yang sudah sedemikian akrab-nya ditelingannya, "He...!
Abang dei...!" tanya Boru Harahap yang dengan sendirinya membuat Bung regar
menatap orang yang menegorn-nya.
Setelah berbicara sekitar 1/2 jam, maka mau tak mau dia harus meninggalkan
Boru Harahap sebentar, karena harus mengangkat barang, menaikkannya ke atas
bus yang dikenekinya di Sts. ALS Padang Sidempuan stelah tiba dari Medan
sekitar 2 jam lalu.
Sementara Boru Harahap dengan sangat bijak-nya, mencoba untuk tidak menunjukkan
perhatiannya yang berlebihan pada Bung regar, karena dia takut terjadi Grogi.
Sementara pada saat yang sama dia teringat akan cita-cita Bung regar ini ketika
di Kelok 9 sekitar 7 tahun yang lalu.
Dia teringat akan cita-cita bung Regar itu yang menurutnya telah Kandas.
Kandas tanpa dia ketahui apa penyebabnya, tapi dalam hatinya ada asumsi
bahwa ini disebabkan masa remaja yang tak terkendali.
"Manaek...manaek...manaek bo Boru Tulang...! Begitu kata Bung regar pada
Boru harahap ketika dia telah mendapat instruksi dari sang Supir bahwa
ALS akan segera diberangkatkan menuju Padang yang akan melewati kembali
kenangan kelok 9 itu.
Setalah 3 jam perjalanan dengan tanpa berbicara sepatah kata-pun, boru
Harahap yang memang dipilihkannya bagku di No.1-nya mengambil inisiatif
untuk memulai pembicaraan, "Mamar keluarga de Abang...?" tanya sang Boru
harahap / sudah berkeluarga abang" katanya, untuk kemudian di jawab sama
bung regar, "Napodo anggi...!".
Mendengar jawaban ini, hati sang Boru Harahap berkata, "Sarupo Hita...".
Untuk kemudian dibalas sama Bung regar, "Molo ho anggi...?" dan sang
boru-pun menjawab, "Na podo Abang...!"
Mendapat jawaban ini, hati bung Regar sedikit lega, dia sadar bahwa batasan-
batasan pembicaraan dalam marboru tulang ini masih cukup longgar. Dan
belum lagi memancing pertanyaan yang berhubungan dengan kenangan kelok
9-nya sudah terlebih dahulu Boru Harahap memancingnnya, "Di ingot apang
dope kenanganta nai Kelok 9-i...?".
Mendapat pertanyaan ini, sang Supir ALS yang memang tahu akan kenangan
keneknya ini karena beliau pernah cerita, tersenyum-senyum aja. Dalam
hati sang Supir ALS ada pernyataan, "Ala masego bayo...! Iputar ia-ma
lagu Kelok 9 i on on. Alag...leh...!.
Hu ingot anggi...! Adong do Cd-na di son. Okke porlu bege-on mu...?
Olo abang...! harana satonga jom nai lalu mahita arokku di kelok 9-i
ate...?"
"Olo anggi...!" jawab bung Regar untuk kemudian memutar CD- kelok
9-nya, sementara penumpang ALS lainnya sudah mulai tertidur.
Musik...!
https://www.youtube.com/watch?v=iWCzQ9wwHOA
Mandaki jalan ka Payokumbuah
Baranti tantang Kelok Sambilan
Ondeh baranti tantang Kelok Sambilan
Dimalah hati indak ka rusuah
Sadang basayang Uda bajalan
Ondeh sadang basayang Uda bajalan
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh baa lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Indak lah guno batanam bawang
Bawang ditanam hari lah sanjo
Ondeh bawang ditanam hari lah sanjo
Indak lah guno bakasiah sayang
Sansaro badan kasudahannyo
Ondeh sansaro badan kasudahannyo
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Maka musik-pun melai terdengar, sementara pikiran bung regar melayang
lagi ke masa lampau ketika sedang berdua-an waktu tamsya dulu ke Padang
dari sekolahnya di Padang Sidempuan. Lagu yang sama juga mereka dengar
bersama pada waktu itu.
Sementara suara Boru Harahap dia dengar sedemikian merdunya mengikuti/
mengimbangi kemerduan penyanyi pada Cd tersebut. Dalam hatinnya ada
keinginan agar setelah pertemuan ini bung regar punya inisiatif untuk
menghubunginya.
Konsep sepentias tersusun di pikirannya, "Jika Allah Swt tetap berkehendak
agar bung regar ini yang jadi sumainya, maka dia akan berupaya untuk
bekerja sama mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Bung regar akan disuruhnya untuk berhenti jadi kenek dan akan diusahakannya
untuk berjualan saja disamping melamar pekerjaan lainnya.
Merasa lelah dengan harapannya, maka sang Boru regar-pun merasa kelelahan
untuk kemudian terlihat tertidur, sementara mata sang boru terlihat
seperti berkunang-kunag karena tertahannya air mata yang mau keluar.
Mengetahui hal ini membuat bung Regar menjadi tidak begitu tenang,
"Kalau saja saya bukan seorang Knek alangkah mudahnya bagiku menyampaikan
isi hati ini pada Boru Tulang ku ini. Sungguh besar niatku dari dulu
untuk selalu memberikan kebahagian pada-nya. Tapi...! Entah mengapa
perjalanan nasib jadi seperti ini.
Magodang pe ambasang
namagodang di parroccitan
magodang pepamatang
namagodang di parkatcitan
"Gotijo...gottijo...! baen Cd na sada nai-i...? Kata sang Supir pada
Kneknya sementara sang Supir mencoba untuk memotong 2 bus di depannya
yang dari tadi tidak memberikan jalan.
Maka bung regar-pun mengganti Cd tersebut dengan lagu yang sama, tapi
penyanyi berbeda. maka terdengar jualah lagu kelok 9 itu untuk kemudian
sampai pula di Kelok 9, kelom kengan itu. Sementara Boru harahap telah
tertidur.
Musik...!
https://www.youtube.com/watch?v=iWCzQ9wwHOA
Mandaki jalan ka Payokumbuah
Baranti tantang Kelok Sambilan
Ondeh baranti tantang Kelok Sambilan
Dimalah hati indak ka rusuah
Sadang basayang adiak bajalan
Ondeh sadang basayang Uda bajalan
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Indak lah guno batanam bawang
Bawang ditanam hari lah sanjo
Ondeh bawang ditanam hari lah sanjo
Indak lah guno bakasiah sayang
Sansaro badan kasudahannyo
Ondeh sansaro badan kasudahannyo
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh ba a lah ko kaba
Ba a lah ko kaba, kini rang mudo yo
Singkat cerita...!
Sampai jualah Bus Als tersebut di Kota tujuan si Boru harahap
Dia tempat ini dia akan mengajar sesuai dengan ketentuan
yang diberikan Dinas Pendikan padannya.
Di saat terakhirnya, setelah semua barang bawaan si Boru harahap di
turunkannya, maka berkatalah Boru harahap, "Sehat Abang da...! Indon
nomor teleponku, muda got dihubungi abang au...! katanya.
Untuk kemudian di terima bung regar sambil mejawab :
"Tarimo kasih Anggi-da...! Anggi-pe semoga tetap sehat ate...?" lanjut
bung regar untuk kemudian melihat sang Boru Tulangnnya dari kaca
spion ALS ini yang telah dijemput oleh teman-teman Prempuannya.
______________
Penutup
_____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Dan jika uraian-uraian diatas mau penulis simpulkan, maka penulis
ingin berkata :
* Dalam hubungannya dengan Kelok 9 sebagai jalan
Semoga jalan ini tetap terpelihara dengan baik. Sungguh anggaran
Negara RI telah terkuras dalam proses pembangunannya. bagi anda
yang khsus tinggal dilingkungan sekitar kelok 9 ini, peran anda
sangat dibutuhkan dalam pemeliharannya termasuk para pemdannya.
Semoga pula arus lalu lintas barang khususnya di palau Sumatra
menjadi lebih lancar dengan adanya kelok 9 yang sudah menjadi
jembatan layang ini.
* Dalam hubungannya dengan lagu Kelok 9 sebagai lagu kenangan
Maka menurut hemat penulis adalah suatu lagu yang merupakan pelajaran
bagi ummat manusia, "Betapa-pun tingginya atau besarnnya rasa sayang
sungguh tidak terlalu berguna jika tidak ada dalam prakteknya, tidak
di iringi dengan perbuatan-nya.
Dan betapa besarnnya-pun keinginan untuk berbuat sayang atau menghaholongi
dalam bahasa bataknya, tidak pula terlalu berguna jika orang yang
saling menyanyagi tidak pernah berjumpa, tidak pernah saling bertemu,
saling menyapa.
Dan sayang juga tidak terlulu berguna, jika rasa sayang dilandaskan
pada profesi.
Artinya...!
Dalam Hubungannya dengan Bung regar yang jadi ilustrasi pada pstingan
ini. Rasa sayang yang dimiliki-nya pada Boru harahap Boru Tulangnya itu
tidak akan berguna jika beliau tidak menyampaikannya. Justru bisa
menjadi penyebab kesangsaran.
Begitu-pun...!
Sang Boru harahap tidak akan berguna rasa sayang yang dimilikinya jika
beliau tidak dapat menunjukkannya lewat simbol-simbol rasa sayang.
"Profesi seseorang bisa jadi punya peran besar dalam menerapan kasih sayang
di muka bumi ini, dengan asumsi semakin bagus profesi seorang semakin
mudah baginnya menunjukkan rasa sayang.
Tapi kenyataannya...!
Yang profesinya bagus sekali-pun cukup sering terdengar "Cintanya Hancur
berantakan".
Karena itu, para kawan sekalian...!
Menurut anda :
"Apakah Bung regar dalam ilustrasi ini, perlu menindak lanjuti hubungannya
dengan sang Boru harahap yang telah menjadi Guru itu...? Terakhir di ketahui,
pilihan frofesi bung regar yang menjadi Knek ALS itu adalah pelarian-nya
karena dia mengambil kesimpulan bahwa sang Boru harahap tidak akan pernah
menjadi jodohnya.
a. Perlu
b. Tidak Perlu
"Apakah Sang Boru Harahap yang telah bertemu dengan bung Regar itu dan
telah menggali kenangan lama yang terpendam itu, perlu merespon telepon
bung regar jika elak menghubunginya.
Terakhir diketahui sang Boru Harahap bermimpi, "Bahwa dia seperti tebawa
oleh sesorang kedalam suatu istana kebahagian yang dalam bahasa mimpinya
disebut istana pitaloka.
a. Perlu
b. Tidak perlu
Para kawan sekalian...!
Asumsi penulis, jika ada orang seperti dalam ilustrasi diatas mengalaminya
dengan akhir cerita "Cinta yang tak pernah tersampaikan dan akibatnnya tidak
pula menjadi pernah menikah" maka kemungkinan hidupnya tidak terlalu bahagia
dibidang urusan kasing sayang antara lawan jenis.
Tapi...!
Jika ada yang mengalami seperti gambaran kasus diatas dan mengahirinya
dengan pernikahan, "Maka mereka-lah mungkin yang disebut keluarga yang
benar-benar bahagia itu".
Dan kebahagian hidup ini akan sangat besar pula pengaruhnya pada perolehan
kemudahan materi di'dunia yang dengan sendirinya pula akan memudahkan
jalan bagi mereka dalam perolehan kebahagiaan akhirat itu. mengapa tidak...!
Para kawan...!
Cinta pada masa lampau bisa jadi tak obahnya seperti "Kelok 9 masa
lampau" Kelokannya hanya ada 9, dan tak kurang dan tak lebih. Tapi
sekarang ini kelok 9 itu sepertinya sudah lebih dari 9 bisa jadi
telah menjadi 19 atau 90. Beliku-liku sudah, berkelok-kelok sudah.
"Indahlah baguno batanam bawang
Bawang ditanam hari lah sanjo
Ondeh bawang ditanam hari lah sanjo
,
Indahlah guno bakasiah sayang
Sansaro badan kasudahannyo
Ondeh sansaro badan kasudahannyo"
Adalah pesan cinta dari kelok 9 agar anda atau kita semua lebih bijak
dalam penerapan-nya jika tidak ingin sangsaro badan kesudahannya.
Selamat malam...!
__________________________________________________________________________
Cat . Sumber :
Wikipedia Ind
https://www.youtube.com/watch?v=iWCzQ9wwHOA
https://www.youtube.com/watch?v=WDCklbAJ-CA
https://www.youtube.com/watch?v=u3DOO8aTxoA
http://amzn.to/1VW0ktU
No comments:
Post a Comment