Wednesday, February 1, 2012

"MARUDAN MARLAS NI ARI"

#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Pendidikan Anak Non Formal di Tapanuli)
Oleh : http://angkolafacebook.blogspot.com
__________________________________________________________
Para dongan sapardiskusian...! tentunya kalian sudah degar bukan, masalah seorang anak halak hita, yang melarikan diri dari orang tuanya dan kemudian diketahui ternyata ada di Sumatra bagian timur.

Ketika beliau disuruh kembali pada orang tuanya, anak/boru tersebut menolak dengan alasan orang tua yang kurang perhatian, mengeksploitasi, tidak disekolahkan, dll.

Dongan...! peristiwa ini membawa saya pada isprisi bikin status untuk mengetahui bagaimana sebenarnya secara umum pendidikan non formal yang dilakukan orang tua (ibu) pada anaknya di hitaan. Berikut gambarannya :
________________________________

Marudan Marlas ni ari Hutaon doi Aman
_______________________________
Dongan ale dongan...! Marudan marlasniari sebagai gambaran kerja kerasnya orang tua untuk dapat membahagiakan anaknya tentu sudah sama-sama kita pahami. Dan jika kita perhatikan kampung halaman kejadian seperti inipun sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Seorang ibu dengan kayu yang dijujung, hadangan dipundak kiri dan anak di oppa adalah salah satu realisasinya. Ada juga seorang ibu yang lagi marbabo di sawah sementara sang anak di ayun di sopo sedangkan panginup kopi hanyalah 2 biji pisang goreng sitambatu.

Tapi semua itu menjadi tidak terlalu masalah bagi orang tua yang menyayangi anaknya : "Marudan mallasniari, hutaon doi amang manjalaki parabitonmi. Bope nadalan marutang, hubaen doi amang asalkonma nalalu sikolami. Manangkok dohot manuat hutaon doi inang manjalani hangoluanon" adalah gambaran kerja kerasnya dongan.
_______________________________
Jangan Menagis, jangan gelisah
_______________________________
Dongan ale dongan...! Meskipun tangis ataupun kegelisahan adalah bagian dari hidup, seorang, orang tua yang baik akan berusaha untuk tidak membuat anaknya tangis atau gelisah dalam menghadapi semua persoalan hidup, beliau selalu ingin anaknya senang :

"Holan sasadaho do borukku urat ni te-atekki, holan sasada ho boru tappukni pusu-pusukki. Dang boi hubereng kho marsak dang boi hubereng kho tangis ikkon marlasniroha ho manomu ari na naeng ro". kata si Viktor Hutabarat.
______________________________

Suami Yang Tidak Bertanggung Jawab
 ______________________________
Para dongan...!dongan sapardiskusian, tentang kasih sayang pada seorang anak, sekalipun ditinggal suaminya seorang ibu tetap saja seharusnya sayang pada anaknya :

"Nang pe dipar soada da parsinuanmi didok naso sinuan na ho, dung tolu bulan di bortianki, lao do mar buni-buni tu nadao manadikkon au nung denggan pamatangi. Hululu-lui didia do amangmi hape so juppang borukku...khasian".

Ahhhhhhhhhh...kehidupan ! kiranya kita semua putra batak menjadi orang-orang yang bertanggung jawab hingga para calon parumaen atau parumaen atau anak/boru terhindar dari siksa bathin siksa psikis yang memang menyiksa :

"...holan patunda ni pambaenan ni da amangmi butet taononmu songonon, gabe boru nise marga dia maho daborukku.... khasian..." adalah gambaran siksa psikisnya dongan.
_______________
Suami Parmabuk
_______________
Dongan kongsi, dongan cs...! tanah batak meskipun tidak untuk semua daerah masih saja kegiatan mabuk ini dilakukan sebagian ama-ama. Meskipun hal ini terkesan tidak terlalu masalah tapi saya yakin untuk sebagian ibu-ibu justru menjadi masalah besar. Dan bukan tidak mungkin akan dapat mempengaruhi kasih sayang pada anaknya. Tapi...! tapi kawan, para orang tua perempuan pada umumya tangguh menghadapi hal ini :

"Damang parsinuanmi boru tong so hea mangaturuskhon ho, holan marmabuk-mabuk do boru ulaonni siganop arion. Benget maho inang, sabar maho manaon na hatcitti". kata si Mery br. Pasaribu. sementara beliau tetap berangkat tu baliani mangalului appapaga dongan ni lasiak natinutui, akkup ni purik na nisiraani.

Ah...........! hangoluan.

___________
Kesimpulan
___________
Para dongan...! berdasarkan uraian diatas juga dari hasil pengamatan termasuk pengamatan pada keluarga saya sendiri, saya berkesimpulan :

"Cara mendidik, cara memberikan kasih sayang, cara memajukan anak atau membuat anak agar menjadi orang yang berbahagia cukup pantas diacungkan jempol. Artinya saya cukup salut pada para orang tua dihitaan, realisasi kasih sayangnya atau hololong namaranaki jelas terlihat".

Adapun mengenai kasus diatas (anak yang melarikan diri dari orang tuanya) bisa jadi suatu pengecualian. Dan kepada kita semua, yang sudah mendekati jadi orang tua atau yang sudah jadi orang tua. Semoga tetap menjadi orang tua yang sebagaimana seharusnya.

Dan jika kita seoarang anak, maka seharusnya pula :
* Bona ni hau toras, parasaran ni satua Burjuho mar na toras, jala mar natua-tua Paserep maroham tu Tuhani siboan damei

* Burangir saba tolang, tolu rakkap karakona Ise najais marnatobang tolu ribu tilakona Untuk itu kawan...! mari sama belajar agar kita bisa menjadi anak yang sholeh dan sholeha pun jadi orang tua yang paten dan dipatenkan.

Kakakakakakaka....kkkk....Enter amang nisi Bagira, ro bo tuson amang ro bo tuson....kehe ma umammu da mang, tai ro do iya mulaki, ro botuson amang...robo tuson...Bagira...! aha dope amang ro botuson. hahahahaha....Selamat pagi dan selamat beraktivitas, baen na karas nai kapala.(rfs)
_____________________________________________________
Dimas Regar, Reyhana Siregar, dan Mirzaabdu Pohan menyukai ini.

No comments:

Post a Comment