Thursday, April 5, 2012

"SI PISO SUMALIM DOHOT SITAKKAL TABU (2)"

#SELAMAT MALAM TAPANULI"
(Mangaligi Kisah Cerita Dari Dolok Saribu) _____________________________________________

Dongan ale dongan, para ito pun boru tulang...! berikut sambungan dari Si Piso Sumalim dan Si Takkal Tabu (1):
_______________________________________________________

SIPISO SUMALIM DAN SITAKKAL TABU DIPERJALANAN _______________________________________________________

Setelah si Piso Sumalim dan si Takkal Tabu berjalan nakkohon dolok, tuatan rura, boloson harangan untuk ketemu tulangnya, maka pada akhirnya sampailah mereka ke salah satu huta dan mereka bertanya pada seorang ibu/inang penduduk huta tersebut :

Si Piso Sumalim :
Sattabi jo inang...! dao dope Habissaran sian on inang ?

Si Inang :
Naeng tu huta nise roha muna amang ?

Si Piso Sumalim :
Naeng manopotkon tulangku do au inang

Si Inang :
 Ise tulangmi...?

Si Piso Sumalim :
Sattabi sangap ni tulangi inong, ima "Oppu sahang mata niari, oppu sahang mata ni bulan naso hea didadang ari dang hea ditinggang udan natotongtong marlobi-lobi dang hea hahurangan paralamak pandang toru.

Si Inong :
Bah rajai doi. Mandapot kho ba, nabasa tulangmi, Napade Tulangmi. Boruna pe uli, burju, boru sasada muse. Jadi patorus hamuma pardalanan munu amang. ______________________________________________________

SI TAKKAL TABU JADI RAJA, SI PISO SUMALIM JADI HATOBAN ______________________________________________________

Dongan ale dongan, karena perjalanan masih ada satu hari lagi, maka si Piso Sumalim dan Sitakkal Tabu memutuskan agar mandi dulu/martapian. Dan pada saat martapian ini di salah satu sungai maka berkatalah si Piso Sumalim :

Si Piso Sumalim :
Martapian maho parjolo Takkal Tabu ?

Si Takkal Tabu :
Jolo mandalgup ma tulang, aso ulang masuk angin.

Si Piso Sumalim :
Jolo martapian ma...!

 Si Takkal Tabu :
Olo Tulang...! alai tokka do dohonon molo au parjolo martapian , "Dang hea dilakkai pat parpudi pat parjolo".

Dongan ale dongan...!

- Maka setelah membuka baju kerajaanya dan meletakkan piso sumalimnya dan pungga haomasan, maka si Piso Sumalimpun mandi terlebih dahulu. Sementara si Takkal Tabu disuruh men jaga pakeannya.

- Tapi entah begu apa yang bersarang di otak si Takkal Tabu, tiba-tiba saja baju Si Piso Sumalim dipakenya dan Piso itu pun dipegangnya. (Kekuatan piso beralih sesuai pesan ibu si Piso Sumalim).

- Melihat kejadian ini, Si Piso Sumalim heran dan bertanya :

Si Piso Sumalim :
Boasa dipake kho pakeanki Takkal Tabu ?

Si Takkal Tabu :
Sip kho disi...! "Idanggur ambaroba, ambaroba sora hona. Bako ni hita jolmado marsiahut tu jolona". katanya sambil tertawa hahahahaha...."si Raja Dalgup". lanjutnya.

Si Piso Sumalim :
Na boha doho Takkal Tabu...! Ulang sai margiri.

Si Takkal Tabu :
Akkon hu hancurkon kho, molo dang hancur kho, ulang dokkon au si Raja Dalgup. Hahahaha..."Tinapuma siarum, baen oraon ni pora-pora. Nahatssit hian gabe sonang, ala saut sinakkap ni roha.

Si Piso Sumalim :
Tulangmu do au da..!

Si Takkal Tabu :
Dang adong tulang tulangan diau, "Sannari au noma jadi Raja kho jad hatoban". Hahahaha...si Raja Dalgup.

Si Piso Sumalim :
Jadi aha do maksudmu Takkal Tabu ?

Si Takkal Tabu :
Pade anggo songoni...! "Sian goppung tu gampang, sian da oppung tu damang, sahat tu au, torus holan hatoban. Sannari au noma Raja ho hatoban". Bona ni akka jau, tu bona ni hariara. Mulai sianon sahat tupinopparku torus noma jadi raja. Hahahaha....

 Donga ale dongan...! Karena kekuatan piso sudah beralih, maka si Takkal Tabupun melaksanakan sumpah : Tulangmi tulang ku namai, boru tulangmi boru tulang ku namai, aha nahudok akkon oloanmu, au mardalan di jolo ho dipudi dohot sumpah akhir "Ho noma Sitakkal Tabu au Si Piso Sumalim" kata sitakkal tabu, untuk kemudian berangkat bersama ke huta tulang si Piso Sumalim (asli)
_______________________________________________________________

SI TAKKAL TABU (SI RAJA DALGUP) KETEMU SAMA TULANG SI PISO
SUMALIM
________________________________________________________________

Dongan ale dongan...!

- Setelah melewati hulubalang maka Si Piso Sumalim (palsu) pun ketemu sama tulangnya dan memberitahu siapa dirinya dan apa tujuanya datang ke huta tersebut.

 - Sementara si Takkal Tabu (palsu) menunggu di luar rumah. Setelah berbincang-bincang, pada kahirnya si tulang sama nantulangnya meninggalkan Si Piso Sumalim (palsu) dengan borutulangnya.

- Saat di tinggal ini, maka si Piso Sumalimpun melancarkan rayuan gombalnya pada si boru tulang, tapi sayang cara penyampaiannya kurang indah/kasar/gumarapus, sehingga kesan anak rajanya tidak terlihat.

- Untuk membuktikan keraguaanya ini maka si borutulang pun melaksana kan teka-teki/undang-undangan. Ada 3 yang disuruh jawab, tapi satu pun tak ada yang mampu dia jawab.

- Jawban malah selalu dialihkannya pada si Takkal Tabu (palsu) dan semuanya bisa dia jawab. Dan hal ini bagi si anak namboru seperti memberi tanda adanya ketidak beresan. Ketidak beresan inipun tercium sama si Nattulang dan tulang si Piso Sumalim (palsu).
__________________________________________________________________

SI TULANG MENGUJI MANA SI PISO SUMALIM DAN SITAKKAL TABU _________________________________________________________________

Dongan ale dongan...! Dalam istilah melayu ada dikatakan "Sepandai pandai tupai melompar akhirnya akan jatuh juga" maka si Tulang sebagai Raja di huta itupun menguji macam kemampuan Si Piso Sumalim (Palsu).

- Kuda kiriman ibu Si Piso Sumalim (asli) ternyata menendang si Si Piso Sumalim (palsu).
- Kegunaan piso sumalimpun ternyata tidak diketahui oleh si Piso Sumalim (palsu) alias si Takkal Tabu

- Begitu juga tentang kegunaan pungga haomasan, termasuk sejarah keluarga Si Piso Sumalim (asli) tidak deketahuinya.
_______________________________________________

RAHASIA TERBONGKAR
________________________

- Dongan ale dongan...! Pada akhirnya terbongkarlah penyamaran si Si Takkal Tabu menjadi Si Piso Sumalim. Dan hal ini menyebab kan marah besar bagi sang raja atau tulang dan nantulang si Piso.

- Pada kahirnya, si Takkal Tabu mengakui kejahatannya tersebut berikut penjelasan mengapa dilakukannya.

- Sementara Si Piso Sumalim (asli) sudah pergi main-main dengan borutulangnya, dan pada akhirnya si borutulang ini dibawa si Piso ke rumah ibunya. _____________________________________________

SITAKKAL TABU KENA SUMPAH JADI BALATU
_____________________________________________

Dongan ale dongan...! di akhir cerita ini, si Raja/Tulang si Piso sumalim berkata pada si Takkal Tabu " Hei Takkal Tabu...! Baenon namaho jadi balatu sidege-degeon tu jabu, si dege-degeon tu alaman.
________________________________________________

KESIMPULAN DOHOT OLEH-OLEH SIAN CARITOON ________________________________________________

Dongan ale dongan, dongan saparmayaman...! Dongan ale dongan, dongan boru ni tulang, dongan marsikojaran. Berikut yang saya tangkap setelah mengetahui cerita ini :

- Si Piso Sumalim dalam cerita ini adalah gambaran tokoh bagaimana seharusnya seorang nak raja berkata dan berprilaku. (Semoga kita dapat meniru tauladannya).

- Harta dalam cerita ini (Piso Sumalim dan Pungga Haomasan) adalah alasan (gamabaran) seringnya terjadi pertikaian antara namariboto ataupun marakkang maranggi. (Semoga pertikaian kita kalau ada dapat diselesaikan, seperti dalam cerita ini).

- Si Takkal Tabu dalam cerita ini adalah seseorang yang mencoba mengangkat harga dirinya (arti konotatifnya; dari orang tak punya/ naso mamora menjadi orang punya/mamora) bukanlah hal yang salah.

- Kesalahan Si Takkal Tabu dalam mengubah kehidupannya menggunakan cara yang salah memaksakan kehendak, berbohong, mengancam, sok pintar, dan sok jago yang dia miliki ternyata telah merendahkan martabatnya sendiri.

Akhir hata :

Tubu hayu di tor gaja
turu nai bahat batu
Si Takkal Tabu jadi raja
habis raja jadi balatu

Sai di tappuli pakkal ni tobu
tobu di suan di topi huta
ulang hita songon si Takkal Tabu
marima rap ta pajeges pangalahotta

Kakakakaka...kkk...kkk.... Enter...!(rfs)
Disini alamat Sipiso Sumalim dan Sitkkal Tabu 1 kawan :Dison
__________________________________________________________________
Anda, Bob Moiz Siregar, Nurul Pajariyati Bsh, dan 5 orang lainnya menyukai ini.

No comments:

Post a Comment