#SELAMAT PAGI PARA DONGAN#
(Kata yang membikin hidup jadi damai atau gelisah) _____________________________________________________
Ya...hanya satu kata kawan...! kata "maaf" katanya. Kata yang dekat dengan mereka yang "berpikir dan berjiwa besar" dan sangat jauh dengan mereka, mereka para "Pendendam" itu kawan...!
"Maafkanlah daku, maafkanlah sayang...! Bila ku tak mencintaimu" kata seorang borutulang pada anak namborunya di torang bulani di tonga borngini di parik-pariki .
Misanya, misalnya doda kele.
Sedangkan dalam kehidupan keluarga, seorang anak yang melakukan kesalahan pada ibunya akan berkata "Mangido maaf au uma, sala ma au disi"
Bagaimana pula dalam dunia "Pardonganon" dunia dimana para dongan-dongan sedang dalam proses mencari jati diri yang sering mengukur harga diri dari hagogoan, yang suka melampiaskan emosoinya lewat "panyaor- nyaorkon" Apakah kata maaf ini diperlukan...?
Hahahaha...jelas sangat diperlukan kawan. Jika tidak, "Porang antara huta akan terjadi" haran ni haposoanon. atau sangape "Tawuran" akan terjadi molo diparsikolaan.
Bagaimana pula dalam dunia Fb, dunia Maya yang kalau kita bahasa hitahon "Dunia Nasotarida" dimana salah tidaknya seseorang hanya kita ketahui dari apa yang tertulis. Apakah permintaan maaf ini diperlukan...? Misalnya menuliskan kata-kata kotor pada lawan diskusinya.
Kakakakakakaka...kkk...manalah aku tahu kawan. Kalaupun aku mencari tahu, hanya penyair tua itulah yang tahu. Siapakah penyair tua itu...? akupun tak tahu.
Hahahaha... Tapi belia pernah berkata,"Semua orang melakukan kesalahan, dan jika kau salah maka minta maaflah. Jika tidak maka bancilah kau" katanya. Hehehe...saya setuju dengan penyair tua itu kawan. Jika tidak setuju, saya takut status saya dari banci di naik menjadi Narittik, "Botulnya kau narittik" katanya pula sama awa gara-gara awa tak minta maaf.
Oleh karena itu kawan, segeralah minta maaf untuk menghidari kenaikan status pada tingkat berikutnya menjadi manusia tidak waras yang sebagian orang menyebutnya "Orang Gila".
Dan terhadap kejadian ini, adat kita berkata :
Tio do tao toba jonokkon ni tuktuk parapat
najarang do luluan songon aturan ni adat batak
di puji do naburju, dipodai do namarsak
di upai do naloja, jala dipissang do najahat
Para kawan...! Yang pasti, didunia manapun kita berada, apakah di dunia remaja, dunia haposoan, dunia nasotarida atau dunia nyata, jika "Kata maaf" kita ikut sertakan dalam setiap persoalan maka hidup kita akan lebih damai. Ya...! lebih damai kawan.
Bagaimana pula dengan mereka para pendendam itu...? mereka yang suka berteori dan berpraktek "Sampe matepun saya tidak akan memaafkanmu atau andai langit terbelah tujuh sekalipun bagimu tiada maaf...?"
Hahahahaha...saya bukanlah ahli psikologi kawan ataupun pak haji ataupun ustat, tapi saya menduga manusia pendendam itu hidupnya akan selalu berada dalam kegelisahan. Ya...! gelisah dalam setiap langkahnya dalam setiap tarikan napasnya. Kenapa tidak...?
manusia pendendam terkadang hanya dengan mendengar nama orang yang diberncinya, beliau bisa langsung bikkas. Bikkas manjojorkon sude kasalah ni halaki.
Para dongan...! Hidup dalam kedamaian adalah pilihan. Hidup dalam kegelisahan adalah pilihan juga. Dan kita semua adalah pemilih itu.
Para kawan...! Selamat pagi, selamat beraktivitas...!(rfs)
_________________________________________________________________
Ilhaem Goeltoem, Rizki Hannisyah Regar's dan 4 orang lainnya menyukai ini..
(Kata yang membikin hidup jadi damai atau gelisah) _____________________________________________________
Ya...hanya satu kata kawan...! kata "maaf" katanya. Kata yang dekat dengan mereka yang "berpikir dan berjiwa besar" dan sangat jauh dengan mereka, mereka para "Pendendam" itu kawan...!
"Maafkanlah daku, maafkanlah sayang...! Bila ku tak mencintaimu" kata seorang borutulang pada anak namborunya di torang bulani di tonga borngini di parik-pariki .
Misanya, misalnya doda kele.
Sedangkan dalam kehidupan keluarga, seorang anak yang melakukan kesalahan pada ibunya akan berkata "Mangido maaf au uma, sala ma au disi"
Bagaimana pula dalam dunia "Pardonganon" dunia dimana para dongan-dongan sedang dalam proses mencari jati diri yang sering mengukur harga diri dari hagogoan, yang suka melampiaskan emosoinya lewat "panyaor- nyaorkon" Apakah kata maaf ini diperlukan...?
Hahahaha...jelas sangat diperlukan kawan. Jika tidak, "Porang antara huta akan terjadi" haran ni haposoanon. atau sangape "Tawuran" akan terjadi molo diparsikolaan.
Bagaimana pula dalam dunia Fb, dunia Maya yang kalau kita bahasa hitahon "Dunia Nasotarida" dimana salah tidaknya seseorang hanya kita ketahui dari apa yang tertulis. Apakah permintaan maaf ini diperlukan...? Misalnya menuliskan kata-kata kotor pada lawan diskusinya.
Kakakakakakaka...kkk...manalah aku tahu kawan. Kalaupun aku mencari tahu, hanya penyair tua itulah yang tahu. Siapakah penyair tua itu...? akupun tak tahu.
Hahahaha... Tapi belia pernah berkata,"Semua orang melakukan kesalahan, dan jika kau salah maka minta maaflah. Jika tidak maka bancilah kau" katanya. Hehehe...saya setuju dengan penyair tua itu kawan. Jika tidak setuju, saya takut status saya dari banci di naik menjadi Narittik, "Botulnya kau narittik" katanya pula sama awa gara-gara awa tak minta maaf.
Oleh karena itu kawan, segeralah minta maaf untuk menghidari kenaikan status pada tingkat berikutnya menjadi manusia tidak waras yang sebagian orang menyebutnya "Orang Gila".
Dan terhadap kejadian ini, adat kita berkata :
Tio do tao toba jonokkon ni tuktuk parapat
najarang do luluan songon aturan ni adat batak
di puji do naburju, dipodai do namarsak
di upai do naloja, jala dipissang do najahat
Para kawan...! Yang pasti, didunia manapun kita berada, apakah di dunia remaja, dunia haposoan, dunia nasotarida atau dunia nyata, jika "Kata maaf" kita ikut sertakan dalam setiap persoalan maka hidup kita akan lebih damai. Ya...! lebih damai kawan.
Bagaimana pula dengan mereka para pendendam itu...? mereka yang suka berteori dan berpraktek "Sampe matepun saya tidak akan memaafkanmu atau andai langit terbelah tujuh sekalipun bagimu tiada maaf...?"
Hahahahaha...saya bukanlah ahli psikologi kawan ataupun pak haji ataupun ustat, tapi saya menduga manusia pendendam itu hidupnya akan selalu berada dalam kegelisahan. Ya...! gelisah dalam setiap langkahnya dalam setiap tarikan napasnya. Kenapa tidak...?
manusia pendendam terkadang hanya dengan mendengar nama orang yang diberncinya, beliau bisa langsung bikkas. Bikkas manjojorkon sude kasalah ni halaki.
Para dongan...! Hidup dalam kedamaian adalah pilihan. Hidup dalam kegelisahan adalah pilihan juga. Dan kita semua adalah pemilih itu.
Para kawan...! Selamat pagi, selamat beraktivitas...!(rfs)
_________________________________________________________________
Ilhaem Goeltoem, Rizki Hannisyah Regar's dan 4 orang lainnya menyukai ini..
No comments:
Post a Comment