#SELAMAT SORE PARA KAWAN#
(Menyimak keindahan sastra Tapanuli lewat syair lagu" ______________________________________________________
Horas para kawan... horas para dongan...horas sastra Tapanuli....horas lagu-lagu Batak... Selamat siang jelang sore para ito hasian....ito nauli lagu...!
"O pio...o pio...,lao tudia namaho. Pio-pio...pio-pio...bege au da hasian" adalah salah satu bunyi syair lagu batak yang cukup populer tempoe doloe 70-80 an.
Menurut hemat saya, lagu ini mengisahkan perlunya suatu
keikhlasan pada seorang istri atau suami untuk menerima
seseorang yang telah menjadi jodohnya.
Penerimaan keikhlasan ini digambarkan sang pencipta lagu
seperti memangilnya/ma-mionya borung pio-pio yang memang
suaranya seperti mamio/memanggil, "o pio...o pio...bege
au da hasian" gambaran syair panggilannya para kawan.
Pada kenyataan hidup, menerima seseorang yang telah menjadi
jodoh sebagaimana adanya memang bukanlah hal yang mudah.
karena seringnya terbongkar sandiwara masa remaja setelah
berkeluarga.
Sang penyair tua dari tipa-tipa basar bolakang pernah
berkata :
"Ada kecenderungan pada saat remaja berprilaku baik/sopan
dan agamis hanya untuk menarik lawan jenis. Dan ketika lawan
jenis sudah tertarik/dapat/jadi jodoh, prilaku baik, sopan
dan agamis tersebut untuk sebagian orang menjadi tidak
penting lagi. Mengapa...? karena memang sudah dapat yang
ditarik dan tak ada lagi yang mau ditarik" syair penyair
tua itu para kawan.
Kembali ke masalah lagu, mengetahui kejadian diatas S. Dis
sebagai pencipta lagu kemudian melengkapi syairnya dengan
kalimat,
"Langge inangda...manang so langge inangda. Dabuatonkhu
inangda... da langge khi. Gabe inangda...manang so gabe
inangda da...da manbuat lomona...daihutonku nama da lomonki.
Gabe inangda...da sai gabe inangda...da mambuat lomonona,
da ihutonkku inangda da lomong khi...O pio...o pio....
bege au da hasian".
"Kaya atau tidak...cantik atau tidak...ganteng atau tidak,
pegawai negeri atau pengangguran, kurus apa tinngi, pendek
atau gemuk, kalau sudah menjadi jodoh maka terimalah".
adalah kalimat terjemahan bebasnya syair di atas para
kawan yang belum paham benar dengan bahasa batak.
"O pio...o pio...,lao tudia namaho. Pio-pio...pio-pio...bege
au da hasian....".
"Wai kekasihku...wahai sayang ku...wahai istriku....wahai
suamiki....mau kemana lagi....?
"Pio-pio...pio-pio...bege au da hasian..." Panggillah aku,
sayangilah aku, cintailah aku...dan dengarkanlah..."
Para pemilik e-mail dan penulis kata sandi...! Horas...!
dan selamat sore...!
___________________________________________________
Cat :
*Sampai 1 Januari 2013 dilihat 34 kali
(Menyimak keindahan sastra Tapanuli lewat syair lagu" ______________________________________________________
Horas para kawan... horas para dongan...horas sastra Tapanuli....horas lagu-lagu Batak... Selamat siang jelang sore para ito hasian....ito nauli lagu...!
"O pio...o pio...,lao tudia namaho. Pio-pio...pio-pio...bege au da hasian" adalah salah satu bunyi syair lagu batak yang cukup populer tempoe doloe 70-80 an.
Menurut hemat saya, lagu ini mengisahkan perlunya suatu
keikhlasan pada seorang istri atau suami untuk menerima
seseorang yang telah menjadi jodohnya.
Penerimaan keikhlasan ini digambarkan sang pencipta lagu
seperti memangilnya/ma-mionya borung pio-pio yang memang
suaranya seperti mamio/memanggil, "o pio...o pio...bege
au da hasian" gambaran syair panggilannya para kawan.
Pada kenyataan hidup, menerima seseorang yang telah menjadi
jodoh sebagaimana adanya memang bukanlah hal yang mudah.
karena seringnya terbongkar sandiwara masa remaja setelah
berkeluarga.
Sang penyair tua dari tipa-tipa basar bolakang pernah
berkata :
"Ada kecenderungan pada saat remaja berprilaku baik/sopan
dan agamis hanya untuk menarik lawan jenis. Dan ketika lawan
jenis sudah tertarik/dapat/jadi jodoh, prilaku baik, sopan
dan agamis tersebut untuk sebagian orang menjadi tidak
penting lagi. Mengapa...? karena memang sudah dapat yang
ditarik dan tak ada lagi yang mau ditarik" syair penyair
tua itu para kawan.
Kembali ke masalah lagu, mengetahui kejadian diatas S. Dis
sebagai pencipta lagu kemudian melengkapi syairnya dengan
kalimat,
"Langge inangda...manang so langge inangda. Dabuatonkhu
inangda... da langge khi. Gabe inangda...manang so gabe
inangda da...da manbuat lomona...daihutonku nama da lomonki.
Gabe inangda...da sai gabe inangda...da mambuat lomonona,
da ihutonkku inangda da lomong khi...O pio...o pio....
bege au da hasian".
"Kaya atau tidak...cantik atau tidak...ganteng atau tidak,
pegawai negeri atau pengangguran, kurus apa tinngi, pendek
atau gemuk, kalau sudah menjadi jodoh maka terimalah".
adalah kalimat terjemahan bebasnya syair di atas para
kawan yang belum paham benar dengan bahasa batak.
"O pio...o pio...,lao tudia namaho. Pio-pio...pio-pio...bege
au da hasian....".
"Wai kekasihku...wahai sayang ku...wahai istriku....wahai
suamiki....mau kemana lagi....?
"Pio-pio...pio-pio...bege au da hasian..." Panggillah aku,
sayangilah aku, cintailah aku...dan dengarkanlah..."
Para pemilik e-mail dan penulis kata sandi...! Horas...!
dan selamat sore...!
___________________________________________________
Cat :
*Sampai 1 Januari 2013 dilihat 34 kali
No comments:
Post a Comment