Friday, April 11, 2014

Mandailing Natal : Madina yang madani setelah 15 Tahun jadi Kabupaten


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kabupaten Mandailing Natal / Madina
setelah 15 Tahun memisahkan diri dari Tapanuli Selatan Najoloi)
______________________________________________________











______________

Kata Pengantar
______________

Jelas...! Jika kita menghitung dari tahun sejak dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 12 Tanggal 12 Maret 1999 Kabupaten Mandailing
Natal yang memisahkan diri dari Tapanuli Selatan Najolo (dahulu)
di tahun 2014 ini telah 15 tahun.

Waktu yang singkat sebenarnya untuk dapat menyimpulkan suatu
Kabupaten telah cukup berkembang atau tidak. Begitupun, di alam
demograsi reformasi ini tentu tak ada salahnya kita memberi
pendapat.

Sebelum pendapat diberikan, mari sama menyimak info terlebih dahulu
mengenai Kabupaten Mandailing Natal ini dalam macam sisi tinjauan.

Selamat menyimak...!

Dan musik "Hymne Mandailing" Lagu pembukanya.

Musik...!


http://www.youtube.com/watch?v=UXJ-NjsP_iw

__________________

Asal Muasal Nama
__________________

India






















Mandailing atau Mandahiling diperkirakan berasal dari kata
Mandala dan Holing, yang berarti sebuah wilayah Kerajaan
Kalinga. Kerajaan Kalingga adalah kerajaan Nusantara yang
berdiri sebelum Kerajaan Sriwijaya, dengan raja terakhir
Sri Paduka Maharaja Indrawarman yang mendirikan Kesultanan
Dharmasraya setelah di-Islamkan oleh utusan Khalifah Utsman
bin Affan pada abad ke-7 M.

Rajendra Chola 1























Sri Paduka Maharaja Indrawarman adalah putra dari Ratu Shima.
Sri Paduka Maharaja Indrawarman kemudian dibunuh oleh Syailendra,
pendiri Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 itu juga. Pada abad ke-10,
Kerajaan Chola dari wilayah Tamil, India Selatan, dengan rajanya
Rajendra telah menyerang Kerajaan Sriwijaya dan menduduki wilayah
Mandailing, yang kemudian dikenal dengan nama Ang Chola
(baca: Angkola). Ang adalah gelar kehormatan untuk Rajendra.
Kerajaan India tersebut diperkirakan telah membentuk koloni
mereka, yang terbentang dari Portibi hingga Pidoli.

Dalam Bahasa Minangkabau, Mandailing diartikan sebagai mande
hilang yang bermaksud "ibu yang hilang". Oleh karenanya ada pula
anggapan yang mengatakan bahwa masyarakat Mandailing berasal dari
Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau.

________________________

Mandailing Bukan Batak
________________________

Dalam hal ini banyak sejarahwan asing menjadikan Mandailing
menjadi sub etnis dari Batak mulai pada masa pemerintahan Belanda,
padahal orang-orang Mandailing sendiri menolak untuk disatukan dalam
etnis Batak dalam administrasi pemerintahan Belanda pada awal
abad 20 lalu, yang dikenal sebagai Riwajat Tanah Wakaf Bangsa
Mandailing di Soengai Mati, Medan pada tahun 1925, yang berlanjut
ke pengadilan. Hingga akhirnya, berdasarkan hasil keputusan
Pengadilan Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia, Mandahiling
diakui sebagai etnis terpisah dari Batak, karena etnis Batak
sendiri sebenarnya lebih muda dari etnis Mandailing berdasarkan
silsilah yang diakui etnis Batak sendiri Tarombo si Raja Batak,-
nenek moyang orang Batak, yang ibunya yang bernama Deak Boru Parujar
berasal dari etnis Mandailing. Etnis Mandailing sendiri menurut
silsilahnya berasal dari etnis Minangkabau.

* Hal Adat

Adat istiadat suku Mandailing diatur dalam Surat Tumbaga Holing
(Serat Tembaga Kalinga), yang selalu dibacakan dalam upacara-upacara
adat. Orang Mandailing mengenal tulisan yang dinamakan Aksara
Tulak-Tulak, yang merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang
berasal dari huruf Pallawa, bentuknya tak berbeda dengan Aksara
Minangkabau, Aksara Rencong dari Aceh, Aksara Sunda Kuna, dan
Aksara Nusantara lainnya. Meskipun Suku Mandailing mempunyai
aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk
menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha (pustaka). Namun
amat sulit menemukan catatan sejarah mengenai Mandailing sebelum
abad ke-19. Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catatan pengobatan
tradisional, ilmu-ilmu gaib, ramalan-ramalan tentang waktu yang
baik dan buruk, serta ramalan mimpi.

* Hal Kekerabatan













Suku Mandailing sendiri mengenal paham kekerabatan, baik patrilineal
maupun matrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing
mengenal marga. Di Mandailing hanya dikenal belasan marga saja,
antara lain Lubis, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri,
Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe, Rangkuti, Tanjung, Mardia,
Daulay, Matondang, dan Hutasuhut. Bila orang Batak mengenal
pelarangan kawin semarga, maka orang Mandailing tidaklah mengenal
pelarangan kawin semarga. Hal ini lah yang menyebabkan marga orang
Batak bertambah banyak, karena setiap ada kawin semarga, maka mereka
membuat marga yang baru. Di lain pihak orang-orang dari etnis
Mandailing apabila terjadi perkawinan semarga, maka mereka hanya
berkewajiban melakukan upacara korban, berupa ayam, kambing atau
kerbau, tergantung status sosial mereka di masyarakat, namun aturan
adat itu sekarang tidak lagi dipenuhi, karena nilai-nilai status
sosial masyarakat Mandailing sudah berubah, terutama di perantauan.
_____________________________________________

Sekilas tentang Mandailing Natal / Madina
_____________________________________________

* Hal Lambang Kabupaten Mandailing Natal






















* Hal Moto: 

Madina yang Madani

* Hal Peta lokasi Kabupaten Mandailing Natal


















Koordinat: 0°10' - 1°50' Lintang Utara dan 98°10' - 100°10' Bujur Timur
Provinsi Sumatera Utara

* Hal Dasar Hukum :

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998
Tanggal 12 Maret 1999

Hal Ibukota :

Panyabungan

* Hal Bupati :

 - Bupati H. Hidayat Batubara (Bupati),
   Drs. H. Dahlan Hasan Nasution (Wakil Bupati), (2010- sekarang)

* Hal DAU
 - DAU Rp. 625.543.432.000.-(2013)

* Hal Luas
Luas 6.620,70 km2

* Hal Populasi
 - Total 403.894 jiwa
 - Kepadatan 61 jiwa/km2

* Hal Kode area Telp 
 - Kode area telepon 0636

* Hal Pembagian administratif

 - Kecamatan 23
 - Kelurahan 386
 - Situs web http://www.madina.go.id

* Hal Sejarah singkat wilayah

Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih
termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran,
dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan undang-undang
Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri pada tanggal 9 Maret 1999.

* Hal Demografi

Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh etnis
Mandailing yang secara bahasa dan budaya dekat dengan etnis Batak.
Masyarakat etnis Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga
Nasution, Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, dan Daulay.
Kemudian diikuti oleh suku Minangkabau yang banyak bermukim di
daerah-daerah pesisir sejak masa lalu dan juga Nias.

Masyarakat Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir
seperti Natal, Kotanopan, Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan
dengan Sumatera Barat. Orang Minang di Madina terlihat dari tidak
adanya nama marga seperti orang Mandailing dan Nias. Meski begitu,
sebagian masih mengetahui nama suku Minang mereka yang mirip dengan
di Sumatera Barat.

Selain berdagang, masyarakat Minang juga banyak yang memiliki
perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak ditemukan
bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minang
Agam, seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan
garabak ni Agom.

Dari daerah Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang
menghiasi sejarah Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution,
Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin Nasution, dsb.

Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Jawa, Sunda, dsb yang
masuk belakangan.

* Hal Geografi

Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10'-1°50' Lintang Utara
dan 98°10'-100°10' Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m
di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal
 ±6.620,70 km2 atau 9,23 persen dari wilayah Sumatera Utara dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Tapanuli Selatan
Selatan Provinsi Sumatera Barat
Barat Samudera Indonesia
Timur Provinsi Sumatera Barat


* Hal Hutan Lindung dan Taman Nasional Batang Gadis

















* Hal iklim

Suhu udara berkisar antara 23 °C - 32 °C dengan kelembaban antara 80–85%.

* Hal Infrastruktur

Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal, ditopang sarana prasarana
ekonomi berupa:

Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MVA
dan daya produksi 49.507.816 MWH

Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dengan kapasitas
terpasang 4.872 SST, dan telepon selular dari berbagai operator seperti
Telkomsel, Indosat, XL, AXIS dan Flexi

Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan negara 297,70 km,
jalan provinsi 161,65 km dan jalan kabupaten 1.423,18 km

Tersedia pelabuhan laut 1 (satu) buah yakni pelabuhan Sikara-Kara yang
dapat dilabuhi kapal dalam negeri

Tersedianya 9 buah bank, terdiri dari 4 buah bank Pemerintah dan 5 buah
bank swasta, serta 1 buah kantor Pegadaian

Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan
1 unit pasar kelas II di Kotanopan dan 28 unit pasar kelas III tersebar
pada 22 kecamatan. Dan sedang dibangun 1 unit pasar modern (Madina Square)
di kota Panyabungan

* Hal Tempat wisata

Pemandian Air Panas Si Banggor
Danau Marambe
Sungai Aek Godang

* Hal Air Panas Sampuraga

_____________

Hal Ekonomi
_____________

* Hal Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar
Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263
dan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.

Struktur perekonomian Kabupaten Mandailing Natal adalah
(PDRB Harga Konstan 2000) tahun 2007:

Pertanian: 45,42 %
Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
Industri pengolahan: 3,53 %
Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
Bangunan: 10,05 %
Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
Jasa-jasa: 14,67 %
____________________

* Hal Transportasi
____________________



Als adalah yang paling menonjol disamping transportasi lainnya.
Seperti motor Mandahiling dan beca lainnya.

______________

Seni Musik
______________

Hahahaha...

Naposo bulung...
pagar ni huta...
nauli bulung...
bunga desa...

horas horas hamu...
horas horas hamu...
horas horas hamu...

hami marende...
hamu mambege
diama hamu...
sudena magabe...

horas horas hamu...
horas horas hamu...
horas horas hamu...

Indah nian syair lagu ini...!

Musik...!


http://youtu.be/WtlvhVGLq34


Secara pripadi, penulis dapat berkata, "Cukup puas dengan
macam karya seni musik Mandailing ini. Trims untuk para
pencipta lagu dan penyair lagunya, Sonang do roha adong
dongan mandongani kasibukan sehari-hari ditano parjalanganon
bope lewat ende. Sai tumajuna nian seni musik on. Botima.

Dan tetunya masih banyak karya seni musik lainnya, dan jika
kita banding dengan seni-seni musik lainnya dari 4 bagian
Tapsel Najolo maka Madina inilah yang mendominasinya.

____________________________________________________________

Hal Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal
____________________________________________________________

Batahan
Batang Natal
Bukit Malintang
Huta Bargot
Kotanopan
Lembah Sorik Merapi
Lingga Bayu
Muara Batang Gadis
Muara Sipongi
Naga Juang
Natal
Pakantan
Panyabungan Barat
Panyabungan Kota
Panyabungan Selatan
Panyabungan Timur
Panyabungan Utara
Puncak Sorik Merapi
Ranto Baek
Siabu
Sinunukan
Tambangan
Ulu Pungkut

* Hal Wacana Pemekaran Daerah

Kabupaten Pantai Barat Mandailing
Kecamatan yang akan bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi:

Batahan
Ranto Baek
Natal
Muara Batang Gadis

*Hal Kota Panyabungan

Panyabungan sebagai ibukota Kabupaten Mandailing Natal Akan
Dinaikan Menjadi Kotamadya. Jika Terbentuk Maka Pusat Pemerintahan
Kabupaten Mandailing Natal Akan Dialihkan Ke kotanopan.
Kecamatan Yang Bergabung Ke dalam kota ini meliputi:

Panyabungan Barat
Panyabungan Kota
Panyabungan Selatan
Panyabungan Timur
Panyabungan Utara
________________________________________________

Madina yang madani setelah 15 Tahun jadi Kabupaten
________________________________________________

Dengan terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998
dan disahkan pada tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan Kabupaten
Mandailing Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2
Kabupaten, yaitu Kabupaten Mandailing Natal (Ibukota Panyabungan) dengan
jumlah daerah Administrasi 8 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan
(Ibukotanya Padangsidimpuan) dengan jumlah daerah administrasi 16
Kecamatan.

Perkembangan pembangunan kabupaten Mandailing Natal selama ± 11 tahun
setelah dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Selatan sampai kondisi
sekarang mulai dapat dilihat kemajuan dari kecamatan-kecamatan yang
berada di kabupaten tersebut.

Penelitian ini membahas pengaruh panjang jalan terhadap pengembangan
wilayah di Kabupaten Mandailing Natal. Dalam penelitian ini, parameter
pengembangan wilayah yang dipakai adalah berdasarkan tipologi desa
dengan melihat peningkatan status desa terhadap panjang jalan dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi.

Tipologi desa adalah merupakan salah satu indikator perkembangan
wilayah di suatu kabupaten. Dengan adanya tipologi desa pada tiap
kecamatan, kita bisa mendeskripsikan seberapa jauh keberhasilan suatu
kabupaten dalam mengelola desa-desa pada tiap kecamatannya. Berdasarkan
analisis Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah bekerja sama dengan
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan dan Center for Urban and
Regional Development Curds Medan (April 2009), Di Indonesia, sistem
klasifikasi dan tipologi desa didasarkan atas pendekatan ekosistem.

Pendekatan ini, dapat diidentifikasikan adanya sepuluh faktor yang
menentukan tingkat perkembangan sebuah desa, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor penduduk (D–Density). b. Faktor alam (N–Nature). c. Faktor
orbitrasi desa (U–Urban centre). d. Faktor mata pencarian (E–Earning).
e. Faktor pendapatan desa (Y–Yield/Output). f. Faktor adat istiadat
(C–Custom). g. Faktor kelembagaan (L). h. Faktor pendidikan (E–Education).
i. Fakor gotong royong (Gr). j. Faktor prasarana desa (P) Berdasarkan
analisis pengaruh rasio panjang jalan dan rasio tipe permukaan jalan
terhadap tipologi desa Kabupaten Mandailing Natal, diperoleh koefisien
regresi rasio panjang jalan sebesar 0.177 yang menunjukkan bahwa
hubungan antar kedua variabel sangat rendah. Rasio panjang jalan hanya
berpengaruh sebesar 3.1% terhadap tipologi desa. Koefisien regresi rasio
tipe permukaan jalan sebesar 0.383 yang menunjukkan bahwa hubungan
antar kedua variabel rendah. Tipe permukaan jalan hanya berpengaruh
sebesar 14.7% terhadap tipologi desa. Sedangkan untuk pengaruh rasio
tipe permukaan jalan untuk tiap variabel (tanpa pembobotan) terhadap
tipologi desa diperoleh koefisien regresi sebesar 0.473 yang menunjukkan
bahwa hubungan antar kedua variabel sedang. Rasio tipe permukaan jalan
hanya berpengaruh sebesar 22.4% terhadap tipologi desa. Koefisien
korelasi rasio tipe permukaan jalan adalah sebesar 1.481 untuk aspal
hotmix, 0.785 untuk aspal, 1.807 untuk batu, -1.511 untuk kerikil dan
-1.378 untuk tanah. Angka ini memberi arti bahwa yang dapat meningkatkan
status desa adalah bertambahnya rasio panjang jalan dengan tipe permukaan
aspal hotmix, aspal dan batu, sedangkan bertambahnya panjang jalan dengan
tipe permukaan lainnya justru mengurangi tingkat status desa.

Sumber :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20439

Pendapat penulis :

Mengacu pada uraian diatas penulis berkesimpulan, bahwa pembangunan di
Mandailing sejak dimekarkannya dari Tapsel Najolo mengalami perkembangan
selama 11 tahun masa berjalannya jadi Kabupaten.

Bagaimana dengan gambaran pembangunannya sampai tahun 2014 ini yang mana
Madina telah 15 tahun jadi Kabupaten. Maradong pulungan mengatakan :

Salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah dengan
cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagai sasaran utama strategi
pembangunan,....lebih lanjut di :

http://www.mandailingonline.com/dengan-semangat-hut-madina-ke-15-mari-kita-
lanjutkan-pembangunan-untuk-kesejahteraan-rakyat/

Dantentu semua ini dilakukan demi terwujudnya visi dan misi Kab. Madina
seperti yang dikatakan Bappeda Madina :

”Mewujudkan Badan Perencana yang handal, kredibel dan proaktif untuk 
mendukung pencapaian Madina yang religius, cerdas, sehat, maju dan 
sejahtera”

Mengacu pada  uraian urai ian ditas, "Penulis berkesimpulan, bahwa
Pembagunan di Madina telah menunjukkan kemajuan. Meskipun kita
juga tahu dibeberapa hal masih cukup banyak juga yang perlu di
benahi.

Singkat kata, secara pribadi penulis merasa "Senang dapat mengetahui
perkembangan pembangunan Madina ini meski hanya sepintas dan lewat
internet ini pula.

Begitupun penulis telah merasakan dan melihat perkembangannya pada
pulang kampung lebaran 1443 H. Semoga Madina semakin Madani.
(Masyarakat kota yang semakin beradab/min ahlil madinah-pen)






_________

Penutup 
_________

Demikian sajian informasinya para kawan...!

Semoga info-info ini dapat memperluas wawasan kita mengenai Kab. Madina.
Dengan wawasan yang luas ini diharapkan pula semoga ide-ide dan kreativitas
khususnya masyarakat Mandailing baik yang di tano hatubuan maupun di tano
parjalangan dapat tumbuh dengan baik untuk dapat berkarya demi kemajuan
Madina ini khsusnya untuk masa-masa mendatang. Botima...!

..dan... horas horas...horas...!

oh...Mandailing
tano inganku tading...

Musik...!



_____________________________________________________________

Cat :
* Sumber Bacaan :
http://manisathappan.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mandailing_Natal
http://gondang.blogspot.com/2013/06/mandailing-dan-minangkkabau-dalam.html
http://www.madina.go.id/index.php/pemerintahan/lembaga-teknis-daerah/badan-perencanaan-pembangunan-daerah

Info tentang :

Kab. Tapanuli Selatan lewat (Tabagsel) lewat link :

Kab. Mandailing Natal (Madina) lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/04/mandailing-natal-madina-yang-madani.html

Kab. Padang lawas (Palas) lewat Link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/03/barumun-lubuk-barumun-ulu-barumun-motor.html

Kab. Padang Lawas Utara (Paluta) lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/03/paluta-mengenang-7-tahun-padang-lawas.html


PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment