#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar sejarah Pelabuhan Deli, Pelabuhan Gudang
Merah dan Pelabuhan Belawan bersama Laksamana Raja Di Laut,
Lancang Kuning, Laksmana Hang Tuah dan Kuala Deli, Kenapa rupanya...!
Kelaut aja kita)
_______________________________________________________________
________________
Kata Pengantar
________________
Sepertinya kita bisa sepakat, salah satu suku yang paling dekat dengan
macam aktivitasnya di perairan atau kelautan adalah suku Melayu, hinnga
kita tidak heran bahwa salah satu selat Indonesia-pun harus disebut selat
Malaka dan bukan selat Batak apalagi selat Mandailing.
Kedekatan lainnya juga sangat terasa, pada letak kerajaan-kerajaan Melayu
masa lampau yang pada umumnya ada dekat perairan atau sungai atau pinggir
laut.
Lagu "Lancang Kuning" sepertinya memberi gambaran bahwa orang melayu
pada masa lampau punya perahu dengan nama "Lancang Kuning".
Lancang Kuning....Lancang Kuning berlayar malam...hai berlayar malam"
adalah penggalan syairnya. Syair lainya ada juga Laksamana Raja Di Laut
dan Hang Tuah yang semuanya memberi gambaran Pelabuhan apapun di
Nusantara ini sepertinya tidak lepas dari sejarah Kerajaan-kerajaan
Melayu masa lampau.
Bagaimana dengan Melayu Deli untuk wilayah Sumatra Utara...?
Kuala Deli...kuala deli
airnyalah biru
disana tempat...disanalah tempat
mandilah bersama
senang dihati semakin merindu
semakin merindu, orangpun jauh apalah daya...
Adalah gambaran kedekatan Melayu Deli itu pada perairan (Kuala = tempat
pertemuan sungai dengan sungai atau sungai dengan laut) yang sudah sama
kita ketahui yaitu Sungai Deli. Dan sungai deli ini tentunya sangat
dekat pula dengan apa yang namanya "Pelabuhan Deli, Pelabuhan Gudang Merah
dan Belabuhan Belawan.
Bagaimana sejarahnya Pelabuhan di Sumatra Utara sekarang ini adalah isi
dari postingan ini yang mana dalam penyampaian informasinya penulis
blog mengikutkan juga macam lagu Melayu.
Selamat menyimak dengan lagu pembukaan "Kuala Deli" dalam iringan
musik cha-cha oleh Joice H.P & Ridwan H.
Musik...!
________________________________________________________
Sekilas Pelabuhan Deli (Bandar Labuhan Deli / Kuala Deli)
pada masa lampau
________________________________________________________
Sebelum mengurai, berikut macam photo mengenai gambaran Ibukota Labuhan
Deli 1870-an dari situs bung Reza Nst dengan alamat :
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/01/ibukota-labuhan-deli-tahun-1870.html
"Meski hanya tinggal cerita sejarah, namun bukti dari adanya Bandar Labuhan
Deli dan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pernah ditemukan." Demikian info
sekilas dari alamat :
http://www.jpnn.com/read/2013/07/05/180214/Dulu-dan-Kini-Tetap-Dipadati-Kapal-Asing-
yang memberi gambaran bahwa sebelum ada Pelabuhan Gudang Merah telah terlebih
dahulu ada Pelabuhan Deli.
Selanjutnya dikatakan situs tersebut :
DILIHAT dari sejarahnya, keberadaan pelabuhan laut Belawan, Medan,
tidak terlepas dari kota Labuhan Deli (sekarang Kelurahan Pekan Labuhan).
Meski pun Labuhan Deli sekarang hanya tinggal kenangan, tapi daerah ini
sangatlah penting.
Sebab areal perairan yang berada persis di sekitar aliran Sungai Deli itu,
merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan yang dulunya merupakan
pusat pemerintahan Kesultanan Deli.
“Bandar itu sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang artinya labuhan
atau pelabuhan. Karena masa itu yang berkuasa adalah pemerintah Kerajaan Deli,
maka pelabuhan tersebut dinamai Labuhan Deli atau Bandar Deli,” ujar Maliki,
salah seorang warga masyarakat di utara kota Medan ini.
Bandar Labuhan Deli terletak di tepian Sungai Deli sebelah Utara atau
sekitar 19,5 kilometer dari inti kota Medan. Konon kawasan Labuhan Deli
berdiri di abad VII Masehi.
“Sekarang keberadaan Bandar Labuhan Deli tempat dermaga itu sudah berganti
dengan bangunan kantor UPT Dinas Bina Marga Medan, begitu juga dengan
keberadaan Kerajaan Deli berganti dengan bangunan sekolah dan
permukimanpenduduk,” katapria berusiahampir 70 tahun ini.
* Hal Keberadaan Pelabuhan Deli
Meski hanya tinggal cerita sejarah, namun bukti dari adanya Bandar Labuhan
Deli dan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pernah ditemukan.
Bahkan para arkeologi sempat menemukan kepingan uang logam di LabuhanDeli
yang bertarikh 800 Masehi. Ternyata sejak abad ke-VII Masehi, kawasan Labuhan
Deli merupakan pusat perdagangan para pedagang dari mancanegara seperti
diantaranya Cina dan India.
Memang sudah sejak lama, Cina dan India telah melakukan hubungan
dengan Tanah Deli.
Pada awalnya, hubungan dagang antara kedua negara ini dilakukan dengan
jalan darat yang di kenal dengan sebutan Jalan Sumatera atau Silk Road.
Karena pertimbangan aspek keamanan, perdagangan lalu dilakukan lewat jalur
laut.
Akibat perubahan ini perairan Selat Malaka semakin ramai. Hal ini
berdampak pada kian sibuknya pelabuhan-pelabuhan di sepanjang perairan pantai
timur Sumatera.
Ketika itu Labuhan Deli sudah merupakan pelabuhan besar dan menjadi pusat
perdagangan internasional. Pernah ditemukan patung Buddha Siwa dan tembikar
berasal dari India pada abad ke-13 Masehi.
Selain itu, di kawasan ini juga ditemukan uang siling zaman Dinasti Tang
dan Song serta benda-benda keramik berasal dari China pada masa Dinasti Sung
dan Dinasti Yuan yang berkuasa di daratan China pada abad XI hingga akhir
abad XIV Masehi.
Sejarah Bandar Labuhan Deli itu bermula saat, Tuanku Panglima Pasutan, Raja
Deli ke 3 memindahkan dan membangun istana kerajaan Melayu dari Padang Datar
(kota Medan) ke daerah Kampung Alai atau sebut Labuhan Deli, pada tahun 1728-1761.
Pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Deli di hulu ke Labuhan Deli di
hilir adalah keputusan yang sangat tepat, sebab sejak saat itu arus komunikasi
dengan dunia luar terjalin lebih intensif, yang berarti semakin ramai juga
perniagaan.
Kemakmuran kawasan Deli rupanya mengundang para pencari keberuntungan dari
mancanegara, di antaranya adalah orang-orang dari daratan China yang telah
turut meramaikan Labuhan Deli dari awal mula berdirinya pelabuhan itu.
Jejak kehadiran mereka masih dapat dilihat pada deretan bangunan rumah toko
(ruko) kuno di sepanjang dan bangunan Klenteng Tridharma di Jalan Pajak Arak
Kelurahan Pekan Labuhan yang berada tidak jauh dari Masjid Al Osmani Jalan
KL Yos Sudarso Km 19,5 Medan Labuhan.
Tak hanya itu, Bandar Labuhan Deli yang semakin berkembang, membuat para
pendatang kulit putih mulai melirik dan mengeksplorasi kawasan ini. Salah
satunya adalah John Anderson seorang utusan Gubernur Penang WE Philips,
datang ke Labuhan Deli pada tahun 1823 dalam rangkaian survei politik
ekonominya di pantai timur Sumatera bagi kepentingan Inggris.
________________________________________________________________
Sekilas Pelabuhan Gudang Merah / Pelabuhan Ujung Baru sebagai sebutan
Pelabuhan masa lampau untuk kemudian dipopulerkan istilah
Pelabuhan Belawan
________________________________________________________________
Dari uraian tersebut jelas tergambar, bahwa Pelabuhan Deli masa Lampau
pada akhirnya di pindahkan ke Pelabuhan Gudang Merah.
Tentang hal ini dikatakan situs diatas :
Pelabuhan Gudang Merah Kian padatnya jalur perdagangan di Bandar
Labuhan Deli pemerintah kala itu mengembangkan kawasan pelabuhan menuju
ke arah Belawan Lama atau waktu itu lebih dikenal dengan sebutan pelabuhan
gudang merah.
Setelah selesai dibangun dermaga tempat sandar kapal yang dikenal dengan
Pelabuhan Ujung Baru Belawan tersebut difungsikan pada abad ke 20 atau
tahun 1920. Sedangkan Bandar Labuhan Deli mulai tak berfungsi akibat dari
tingkat sedimentasi dan penyempitan alur Sungai Deli.
_________________________________________
Sekilas Pelabuhan Belawan masa lampau
_________________________________________
* Hal Situasi dan kondisi sebelum Merdeka
Tahun 1890
Pelabuhan Belawan Lama rampung dan mulai dioperasikan,
aktivitas bongkar muat tembakau dan komoditas lainnya dari kereta api ke
kapal laut dihubungkan.
Tahun 1907
Pelabuhan Belawan diperluas dengan dibukanya bagian baru di wilayah
paling ujung dibangun dermaga untuk para pedagang pribumi dan Cina,
sedangkan pelabuhan yang lama digunakan untuk pelayaran asing.
Tahun 1920
Dermaga tempat sandar kapal di Ujung Baru Belawan selesai dibangun
untuk kemudian di fungsikan
Pada tahun 1938
Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar
di wilayah Hindia-Belanda.
* Hal Pelabuhan Belawan setelah Merdeka
Pelabuhan Belawan yang terus menunjukan peningkatan baik dari arus kunjungan
kapal maupun bongkar muat barang, sempa tmengalami kemerosotan. Hal itu terjadi
setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, volume kargo di pelabuhan ini
turun signifikan.
Pelabuhan Belawan tidak mencapai lalu lintas kargo kolonial sampai tahun 1960-an.
Setelah hampir 20 tahun sepi dari aktivitas, pelabuhan terkemuka di Sumatera
Utara kembali bangkit.
Pelabuhan Belawan yang pasca kemerdekaan dikelola oleh perusahaan jawatan
pelabuhan dan kini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), saat ini
menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Selat Malaka selain Port of Klang
(Pelabuhan Klang) di Malaysia.
Pelabuhan Belawan yang memiliki luas sekitar 12.072,33 hektare terdiri atas
beberapa pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan Lama, Pelabuhan Ujung Baru, Pelabuhan
Citra, BICT (Belawan International Container Terminal), Konvensional Gabion,
dan Terminal Penumpang.
Meski sibuk sebagai lalu lintas keluar masuk barang terutama di sektor
perindustrian dan perdagangan, namun Belawan tetap saja memiliki eksotisme
sendiri. Puluhan kapal kecil dan besar yang bersandar di Pelabuhan Belawan
tentu saja bisa menjadi pemandangan yang menarik.
Apalagi jika menyaksikannya di malam hari, kerlap-kerlip lampu kapal dan
penerangan di sekitar pelabuhanakan begitu mempesona dalam gelapnya malam.
Sebagai kota pelabuhan, Belawan juga memiliki pesona tersendiri, terutama di
sektor wisata bahari. Kota kecil ini seringkali menjadi tujuan warga Medan dan
wisatawan lainnya yang ingin mencari lokasi pantai. Sejumlah pantai bisa menjadi
destinasi untukj adwalj alan-jalan anda.
Apalagi Pemerintah Kota Medan sendiri sedang mengembangkan daerah ini sebagai
pusat wisata bahari, dengan mengandalkan potensi wisata pantai di sekitar
Belawan.(rul)
Sumber :
http://www.jpnn.com/read/2013/07/05/180214/Dulu-dan-Kini-Tetap-Dipadati-Kapal-Asing-
____________________________________________
Pelabuhan Belawan Saat ini 2013-2014
___________________________________________
* Hal Pengertian
Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan yang terletak di kota Medan,
Sumatera Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di
pulau Sumatera.
* Hal Yang Menaungi dan koordinat
Pelabuhan Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama
yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I.
Koordinat geografisnya adalah 03°47'LU 98°42'BT
(03º 47’ 00” LU dan 98” 42” BT).
* Hal Sejarah Berdirinya
Cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli.
Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli
yang kesohor di kawasan Sumatera Timur. Bandar Labuhan Deli
terletak di tepi Sungai Deli.
Pada tahun 1915, pelabuhan Labuhan Deli dipindahkan ke Belawan
yang terletak di tepi Sungai Belawan. Hal ini disebabkan Sungai
Deli kian dangkal, sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai
Deli menuju Labuhan Deli. Lokasi pelabuhan adalah Belawan lama
(saat ini masih berfungsi sebagai terminal kargo umum dan sebagian
menjadi pangkalan TNI Angkatan Laut).
Belanda membangun dermaga Belawan lama hingga mencapai panjang 602 meter
dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan
untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal
panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar
di wilayah Hindia-Belanda.
Karena aktivitas Pelabuhan Belawan semakin meningkat, pada awal tahun 1980,
pemerintah mulai menyusun rencana pembangunan terminal peti kemas di Gabion,
Belawan. Pembangunan tersebut didanai oleh Bank Dunia. Hasilnya, terminal
peti kemas Belawan mulai beroperasi pada tanggal 10 Februari 1985.
Awal tahun 2013, Pelabuhan Belawan mampu melayani arus bongkar muat peti
kemas hingga 1,2 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) per tahun dan
akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 2 juta TEUs per tahun.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Belawan
______________
Penutup
______________
Demikian infonya para kawan dan "Lancang Kuning" untuk anda sebagai
penutup tulisan.
Oya...!
Satu hal yang dapat penulis tangkap dari postingan ini adalah "Tidak semua
orang Cina yang datang ke Tanah Deli atau Kota Medan sekarang ini
bertujuan untuk berdagang, tapi mereka juga sebagian bertujuan untuk
jadi Kuli Tanah Deli.
Tapi waktu terus berlalu dan sekarang mereka sepertinya telah menjadi
Raja di Tanah Deli, masa jadi Kuli itu dapat mereka akhiri. Hebat bukan...?
Bahkan...!
Tapi jangan kalian bilang-bilang....
itu Pelabuhan Belawan "Nyaris orang Cina Pengendalinya sedangkan
Sumatra Utara adalah pemiliknya". Pentingan jadi pemilik apa jadi
pengendali...?
Ehem...!
Dulu sangat mudah untuk hal yang kecil (1 Kg ikan laut) memintanya
pada toke-toke Ikan Cina. Sekarang....!
Sekarang...!
Sekarang...!
Sekarang...!
Mintalah kalau tidak ditopar-nya (ditepar/ditampar) awa.
Hahahahaha...ngak betulnya. Ah...betulpun jadi...!
"Semoga lagu Anak Medan tidak berganti pula jadi anak Cina,
jangan kiranya sampai ayam bertelur di eme/padi mati kelaparan"
Lebih dari 50 % balak hita cari makan di Pelabuhan Belawan.
Selamat malam...!
Lancang Kuning....Lancang Kuning
berlayar malam...hai berlayar malam"
__________________________________________________________
Cat :
* Lebih dari 3 kali penulis ke Pelabuhan Belawan ini
* Sumber pendukung :
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/04/1890-pelabuhan-belawan-dibuka.html
http://www.inaport1.co.id/?p=3425
https://id.foursquare.com/v/pelabuhan-belawan/4c0ca2263561ef3bbc7bda2d
http://www.medanmagazine.com/pelabuhan-penumpang-belawan-direlokasi/pelabuhan-belawan-medan-km-ciremai/
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/01/ibukota-labuhan-deli-tahun-1870.html
* postingan ini bersambung ke :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/kapal-laut-sejarah-jenis-pun-yang.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/7-saja-kapal-cantik-tingkat-dunia.html
(Menyimak info sekitar sejarah Pelabuhan Deli, Pelabuhan Gudang
Merah dan Pelabuhan Belawan bersama Laksamana Raja Di Laut,
Lancang Kuning, Laksmana Hang Tuah dan Kuala Deli, Kenapa rupanya...!
Kelaut aja kita)
_______________________________________________________________
________________
Kata Pengantar
________________
Sepertinya kita bisa sepakat, salah satu suku yang paling dekat dengan
macam aktivitasnya di perairan atau kelautan adalah suku Melayu, hinnga
kita tidak heran bahwa salah satu selat Indonesia-pun harus disebut selat
Malaka dan bukan selat Batak apalagi selat Mandailing.
Kedekatan lainnya juga sangat terasa, pada letak kerajaan-kerajaan Melayu
masa lampau yang pada umumnya ada dekat perairan atau sungai atau pinggir
laut.
Lagu "Lancang Kuning" sepertinya memberi gambaran bahwa orang melayu
pada masa lampau punya perahu dengan nama "Lancang Kuning".
Lancang Kuning....Lancang Kuning berlayar malam...hai berlayar malam"
adalah penggalan syairnya. Syair lainya ada juga Laksamana Raja Di Laut
dan Hang Tuah yang semuanya memberi gambaran Pelabuhan apapun di
Nusantara ini sepertinya tidak lepas dari sejarah Kerajaan-kerajaan
Melayu masa lampau.
Bagaimana dengan Melayu Deli untuk wilayah Sumatra Utara...?
Kuala Deli...kuala deli
airnyalah biru
disana tempat...disanalah tempat
mandilah bersama
senang dihati semakin merindu
semakin merindu, orangpun jauh apalah daya...
Adalah gambaran kedekatan Melayu Deli itu pada perairan (Kuala = tempat
pertemuan sungai dengan sungai atau sungai dengan laut) yang sudah sama
kita ketahui yaitu Sungai Deli. Dan sungai deli ini tentunya sangat
dekat pula dengan apa yang namanya "Pelabuhan Deli, Pelabuhan Gudang Merah
dan Belabuhan Belawan.
Bagaimana sejarahnya Pelabuhan di Sumatra Utara sekarang ini adalah isi
dari postingan ini yang mana dalam penyampaian informasinya penulis
blog mengikutkan juga macam lagu Melayu.
Selamat menyimak dengan lagu pembukaan "Kuala Deli" dalam iringan
musik cha-cha oleh Joice H.P & Ridwan H.
Musik...!
________________________________________________________
Sekilas Pelabuhan Deli (Bandar Labuhan Deli / Kuala Deli)
pada masa lampau
________________________________________________________
Sebelum mengurai, berikut macam photo mengenai gambaran Ibukota Labuhan
Deli 1870-an dari situs bung Reza Nst dengan alamat :
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/01/ibukota-labuhan-deli-tahun-1870.html
"Meski hanya tinggal cerita sejarah, namun bukti dari adanya Bandar Labuhan
Deli dan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pernah ditemukan." Demikian info
sekilas dari alamat :
http://www.jpnn.com/read/2013/07/05/180214/Dulu-dan-Kini-Tetap-Dipadati-Kapal-Asing-
yang memberi gambaran bahwa sebelum ada Pelabuhan Gudang Merah telah terlebih
dahulu ada Pelabuhan Deli.
Selanjutnya dikatakan situs tersebut :
DILIHAT dari sejarahnya, keberadaan pelabuhan laut Belawan, Medan,
tidak terlepas dari kota Labuhan Deli (sekarang Kelurahan Pekan Labuhan).
Meski pun Labuhan Deli sekarang hanya tinggal kenangan, tapi daerah ini
sangatlah penting.
Sebab areal perairan yang berada persis di sekitar aliran Sungai Deli itu,
merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan yang dulunya merupakan
pusat pemerintahan Kesultanan Deli.
“Bandar itu sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang artinya labuhan
atau pelabuhan. Karena masa itu yang berkuasa adalah pemerintah Kerajaan Deli,
maka pelabuhan tersebut dinamai Labuhan Deli atau Bandar Deli,” ujar Maliki,
salah seorang warga masyarakat di utara kota Medan ini.
Bandar Labuhan Deli terletak di tepian Sungai Deli sebelah Utara atau
sekitar 19,5 kilometer dari inti kota Medan. Konon kawasan Labuhan Deli
berdiri di abad VII Masehi.
“Sekarang keberadaan Bandar Labuhan Deli tempat dermaga itu sudah berganti
dengan bangunan kantor UPT Dinas Bina Marga Medan, begitu juga dengan
keberadaan Kerajaan Deli berganti dengan bangunan sekolah dan
permukimanpenduduk,” katapria berusiahampir 70 tahun ini.
* Hal Keberadaan Pelabuhan Deli
Meski hanya tinggal cerita sejarah, namun bukti dari adanya Bandar Labuhan
Deli dan pusat pemerintahan Kerajaan Deli pernah ditemukan.
Bahkan para arkeologi sempat menemukan kepingan uang logam di LabuhanDeli
yang bertarikh 800 Masehi. Ternyata sejak abad ke-VII Masehi, kawasan Labuhan
Deli merupakan pusat perdagangan para pedagang dari mancanegara seperti
diantaranya Cina dan India.
Memang sudah sejak lama, Cina dan India telah melakukan hubungan
dengan Tanah Deli.
Pada awalnya, hubungan dagang antara kedua negara ini dilakukan dengan
jalan darat yang di kenal dengan sebutan Jalan Sumatera atau Silk Road.
Karena pertimbangan aspek keamanan, perdagangan lalu dilakukan lewat jalur
laut.
Akibat perubahan ini perairan Selat Malaka semakin ramai. Hal ini
berdampak pada kian sibuknya pelabuhan-pelabuhan di sepanjang perairan pantai
timur Sumatera.
Ketika itu Labuhan Deli sudah merupakan pelabuhan besar dan menjadi pusat
perdagangan internasional. Pernah ditemukan patung Buddha Siwa dan tembikar
berasal dari India pada abad ke-13 Masehi.
Selain itu, di kawasan ini juga ditemukan uang siling zaman Dinasti Tang
dan Song serta benda-benda keramik berasal dari China pada masa Dinasti Sung
dan Dinasti Yuan yang berkuasa di daratan China pada abad XI hingga akhir
abad XIV Masehi.
Sejarah Bandar Labuhan Deli itu bermula saat, Tuanku Panglima Pasutan, Raja
Deli ke 3 memindahkan dan membangun istana kerajaan Melayu dari Padang Datar
(kota Medan) ke daerah Kampung Alai atau sebut Labuhan Deli, pada tahun 1728-1761.
Pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Deli di hulu ke Labuhan Deli di
hilir adalah keputusan yang sangat tepat, sebab sejak saat itu arus komunikasi
dengan dunia luar terjalin lebih intensif, yang berarti semakin ramai juga
perniagaan.
Kemakmuran kawasan Deli rupanya mengundang para pencari keberuntungan dari
mancanegara, di antaranya adalah orang-orang dari daratan China yang telah
turut meramaikan Labuhan Deli dari awal mula berdirinya pelabuhan itu.
Jejak kehadiran mereka masih dapat dilihat pada deretan bangunan rumah toko
(ruko) kuno di sepanjang dan bangunan Klenteng Tridharma di Jalan Pajak Arak
Kelurahan Pekan Labuhan yang berada tidak jauh dari Masjid Al Osmani Jalan
KL Yos Sudarso Km 19,5 Medan Labuhan.
Tak hanya itu, Bandar Labuhan Deli yang semakin berkembang, membuat para
pendatang kulit putih mulai melirik dan mengeksplorasi kawasan ini. Salah
satunya adalah John Anderson seorang utusan Gubernur Penang WE Philips,
datang ke Labuhan Deli pada tahun 1823 dalam rangkaian survei politik
ekonominya di pantai timur Sumatera bagi kepentingan Inggris.
________________________________________________________________
Sekilas Pelabuhan Gudang Merah / Pelabuhan Ujung Baru sebagai sebutan
Pelabuhan masa lampau untuk kemudian dipopulerkan istilah
Pelabuhan Belawan
________________________________________________________________
Dari uraian tersebut jelas tergambar, bahwa Pelabuhan Deli masa Lampau
pada akhirnya di pindahkan ke Pelabuhan Gudang Merah.
Tentang hal ini dikatakan situs diatas :
Pelabuhan Gudang Merah Kian padatnya jalur perdagangan di Bandar
Labuhan Deli pemerintah kala itu mengembangkan kawasan pelabuhan menuju
ke arah Belawan Lama atau waktu itu lebih dikenal dengan sebutan pelabuhan
gudang merah.
Setelah selesai dibangun dermaga tempat sandar kapal yang dikenal dengan
Pelabuhan Ujung Baru Belawan tersebut difungsikan pada abad ke 20 atau
tahun 1920. Sedangkan Bandar Labuhan Deli mulai tak berfungsi akibat dari
tingkat sedimentasi dan penyempitan alur Sungai Deli.
_________________________________________
Sekilas Pelabuhan Belawan masa lampau
_________________________________________
* Hal Situasi dan kondisi sebelum Merdeka
Tahun 1890
Pelabuhan Belawan Lama rampung dan mulai dioperasikan,
aktivitas bongkar muat tembakau dan komoditas lainnya dari kereta api ke
kapal laut dihubungkan.
Tahun 1907
Pelabuhan Belawan diperluas dengan dibukanya bagian baru di wilayah
paling ujung dibangun dermaga untuk para pedagang pribumi dan Cina,
sedangkan pelabuhan yang lama digunakan untuk pelayaran asing.
Tahun 1920
Dermaga tempat sandar kapal di Ujung Baru Belawan selesai dibangun
untuk kemudian di fungsikan
Pada tahun 1938
Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar
di wilayah Hindia-Belanda.
* Hal Pelabuhan Belawan setelah Merdeka
Pelabuhan Belawan yang terus menunjukan peningkatan baik dari arus kunjungan
kapal maupun bongkar muat barang, sempa tmengalami kemerosotan. Hal itu terjadi
setelah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, volume kargo di pelabuhan ini
turun signifikan.
Pelabuhan Belawan tidak mencapai lalu lintas kargo kolonial sampai tahun 1960-an.
Setelah hampir 20 tahun sepi dari aktivitas, pelabuhan terkemuka di Sumatera
Utara kembali bangkit.
Pelabuhan Belawan yang pasca kemerdekaan dikelola oleh perusahaan jawatan
pelabuhan dan kini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), saat ini
menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Selat Malaka selain Port of Klang
(Pelabuhan Klang) di Malaysia.
Pelabuhan Belawan yang memiliki luas sekitar 12.072,33 hektare terdiri atas
beberapa pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan Lama, Pelabuhan Ujung Baru, Pelabuhan
Citra, BICT (Belawan International Container Terminal), Konvensional Gabion,
dan Terminal Penumpang.
Meski sibuk sebagai lalu lintas keluar masuk barang terutama di sektor
perindustrian dan perdagangan, namun Belawan tetap saja memiliki eksotisme
sendiri. Puluhan kapal kecil dan besar yang bersandar di Pelabuhan Belawan
tentu saja bisa menjadi pemandangan yang menarik.
Apalagi jika menyaksikannya di malam hari, kerlap-kerlip lampu kapal dan
penerangan di sekitar pelabuhanakan begitu mempesona dalam gelapnya malam.
Sebagai kota pelabuhan, Belawan juga memiliki pesona tersendiri, terutama di
sektor wisata bahari. Kota kecil ini seringkali menjadi tujuan warga Medan dan
wisatawan lainnya yang ingin mencari lokasi pantai. Sejumlah pantai bisa menjadi
destinasi untukj adwalj alan-jalan anda.
Apalagi Pemerintah Kota Medan sendiri sedang mengembangkan daerah ini sebagai
pusat wisata bahari, dengan mengandalkan potensi wisata pantai di sekitar
Belawan.(rul)
Sumber :
http://www.jpnn.com/read/2013/07/05/180214/Dulu-dan-Kini-Tetap-Dipadati-Kapal-Asing-
____________________________________________
Pelabuhan Belawan Saat ini 2013-2014
___________________________________________
* Hal Pengertian
Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan yang terletak di kota Medan,
Sumatera Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di
pulau Sumatera.
* Hal Yang Menaungi dan koordinat
Pelabuhan Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama
yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I.
Koordinat geografisnya adalah 03°47'LU 98°42'BT
(03º 47’ 00” LU dan 98” 42” BT).
* Hal Sejarah Berdirinya
Cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli.
Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli
yang kesohor di kawasan Sumatera Timur. Bandar Labuhan Deli
terletak di tepi Sungai Deli.
Pada tahun 1915, pelabuhan Labuhan Deli dipindahkan ke Belawan
yang terletak di tepi Sungai Belawan. Hal ini disebabkan Sungai
Deli kian dangkal, sehingga menghambat kapal masuk alur Sungai
Deli menuju Labuhan Deli. Lokasi pelabuhan adalah Belawan lama
(saat ini masih berfungsi sebagai terminal kargo umum dan sebagian
menjadi pangkalan TNI Angkatan Laut).
Belanda membangun dermaga Belawan lama hingga mencapai panjang 602 meter
dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan
untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal
panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar
di wilayah Hindia-Belanda.
Karena aktivitas Pelabuhan Belawan semakin meningkat, pada awal tahun 1980,
pemerintah mulai menyusun rencana pembangunan terminal peti kemas di Gabion,
Belawan. Pembangunan tersebut didanai oleh Bank Dunia. Hasilnya, terminal
peti kemas Belawan mulai beroperasi pada tanggal 10 Februari 1985.
Awal tahun 2013, Pelabuhan Belawan mampu melayani arus bongkar muat peti
kemas hingga 1,2 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) per tahun dan
akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 2 juta TEUs per tahun.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Belawan
______________
Penutup
______________
Demikian infonya para kawan dan "Lancang Kuning" untuk anda sebagai
penutup tulisan.
Oya...!
Satu hal yang dapat penulis tangkap dari postingan ini adalah "Tidak semua
orang Cina yang datang ke Tanah Deli atau Kota Medan sekarang ini
bertujuan untuk berdagang, tapi mereka juga sebagian bertujuan untuk
jadi Kuli Tanah Deli.
Tapi waktu terus berlalu dan sekarang mereka sepertinya telah menjadi
Raja di Tanah Deli, masa jadi Kuli itu dapat mereka akhiri. Hebat bukan...?
Bahkan...!
Tapi jangan kalian bilang-bilang....
itu Pelabuhan Belawan "Nyaris orang Cina Pengendalinya sedangkan
Sumatra Utara adalah pemiliknya". Pentingan jadi pemilik apa jadi
pengendali...?
Ehem...!
Dulu sangat mudah untuk hal yang kecil (1 Kg ikan laut) memintanya
pada toke-toke Ikan Cina. Sekarang....!
Sekarang...!
Sekarang...!
Sekarang...!
Mintalah kalau tidak ditopar-nya (ditepar/ditampar) awa.
Hahahahaha...ngak betulnya. Ah...betulpun jadi...!
"Semoga lagu Anak Medan tidak berganti pula jadi anak Cina,
jangan kiranya sampai ayam bertelur di eme/padi mati kelaparan"
Lebih dari 50 % balak hita cari makan di Pelabuhan Belawan.
Selamat malam...!
Lancang Kuning....Lancang Kuning
berlayar malam...hai berlayar malam"
__________________________________________________________
Cat :
* Lebih dari 3 kali penulis ke Pelabuhan Belawan ini
* Sumber pendukung :
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/04/1890-pelabuhan-belawan-dibuka.html
http://www.inaport1.co.id/?p=3425
https://id.foursquare.com/v/pelabuhan-belawan/4c0ca2263561ef3bbc7bda2d
http://www.medanmagazine.com/pelabuhan-penumpang-belawan-direlokasi/pelabuhan-belawan-medan-km-ciremai/
http://tembakaudeli.blogspot.com/2013/01/ibukota-labuhan-deli-tahun-1870.html
* postingan ini bersambung ke :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/kapal-laut-sejarah-jenis-pun-yang.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/06/7-saja-kapal-cantik-tingkat-dunia.html
No comments:
Post a Comment