Friday, January 16, 2015

Sajadah : Sajadah Masjid, Sajadah Koran, Sajadah Haram, Sajadah Iblis, Sajadah Mahal, Sajadah Besar Kecil dan Sholat Tanpa Sajadah

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekitar Sajadah ShOlat dan Seluk Beluknya pun memberikan
pendapat tentang larangan Sholat menggunakan Sajadah dan anjuran Sholat
memakai Sepatu dan Sandal)
___________________________________________________________________






________________

Kata Pengantar
________________

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Postingan ini sesungguhnya terpancing atau terstimuli dari hasil
berkunjung atau berwisata religi (Istilah penulis mengunjungi suatu
masjid untuk kemudian melaksanakan Sholat sebagai yang utamanya, baru
kemudian bercerita tentang keberadaan Masjid tersebut) ke Masjid
Al Ikhlas Cilandak.

Ini link wisata-nya :












Inti hasil wisata religinya begini :

"Penulis melaksanakan Sholat Dzuhur secara berimam di Masjid tersebut
pada tanggal 30 Desember 2014. Setelah selesai Sholat penulis memperhatikan,
"Cuma Imam masjidnya saja yang pakai sajadah Sholat, sedangkan makmunnya
tidak".

Terhadap hal ini, Sebagai seorang muslim yang masih belajar tentang
masalah-masalah keagamaan menimbulkan macam pertanyaan, al :

1. Mengapa Masjid ini tidak memamakaian sajadah untuk makmunnya pada
   saat Sholat...?

2. Bagaimana pula dengan sajadah koran yang dipakai sebagian para
   ummat muslim dalam melaksanakan sholat, umumnya di hari Jum'at dan
   Hari-hari besar keagamaan...?

3. Juga bagaimana gambaran hubungan Iblis dengan Pabrik Sajadah, dan
   dengan Sajadah yang Mahal dan Murah pun dengan sajadah kecil dan
   besar

Pun...!

Bagaimana pula situs dengan alamat :

Yang mengatakan, :

- SHOLAT MEMAKAI SAJADAH ITU HUKUMNYA HARAM
- SHOLAT YANG BENAR ADALAH SHOLAT DI ATAS TANAH
  ATAU SHOLAT DI ATAS KERIKIL!
- SHOLAT YANG BENAR ADALAH SHOLAT SAMBIL MEMAKAI
  SANDAL DAN SEPATU!

Para kaum mulimin muslimat yang seiman dan seagama...!

Sungguh...!

Belum banyak yang saya ketahui mengenai ajaran agama Islam ini, tapi
pernyataan yang mengatakan, "SHOLAT MEMAKAI SAJADAH ITU
HUKUMNYA HARAM dan SHOLAT YANG BENAR ADALAH
SHOLAT SAMBIL MEMAKAI SANDAL DAN SEPATU!"
benar-benar membuat saya jadi bingung,

Tapi...!

"TIDAK AKAN MENGGOYANG KEIMANAN SAYA UNTUK PERCAYA
APALAGI UNTUK MELAKSANAKAN SEPERTI YANG DIKEHENDAKI
SITUS DI ATAS".

Alasannya sederhana saja, hanya logika berpikir, tak pala saya cari
dasar hukum Islamnya. Dan ini alasannya :

1. Selama hidup saya tak pernah seorang ummat Islampun mengatakan Sholat
   pakai sandal atau sepatu itu boleh.

2. Selama hidup saya tak pernah seoranpun ummat muslim yang melarang saya
   Sholat pakai sajadah

3. Di Negara kita ini ada banyak Ustat, ulama, dan kiyai yang bukan saja
   mereka ada secara personal tapi juga ada secara lembaga. Dan tak satu
   Lembaga Islampun yang mengatakan Sholat pake sandal dan sepatu itu
   boleh.

4. Dalam dunia Internet ini, "Hanya 1 (satu) situs diataslah yang membolehkan
   sholat pakai sandal dan sepatu itu boleh. Sedangkan ada ratusan dan mungkin
   jutaan situs islam yang lainnya "Melarang Sholat memakai sandal atau sepatu.
   Karena itu...! Manala saya mau percaya pada situs yang satu ini.

5. Sesungguhnya Sholat itu ada Rukunnya dan memkai sandal atau sepatu tidaklah
   termasuk rukun Sholat.

6. Di negara Republik Indonesia ini ada namanya "Kementerian Agama" dan ada
   pula namanya "Majelis Ulama Indonesia". pun ada namanya "Dewan Kemakmuran
   Masjid" mulai dari Tingkat Pusat sampai Daerah. Jika saja sholat pakai
   sandal atau sepatu itu boleh, tentu semua lembaga diatas akan menyatakannya
   pula.

7. Di Tanah Batak tepatnnya di Angkola dengan nama kotanya Sipirok ada seorang
   muslim yang namanya "Baginda Pakkutur Siregar". Beliaupun tidaknya taat
   sekali yang bergama Islam itu, karena itu selain beliau mau melaksanakan
   sholat dan ajaran agama Islam lainnya, beliau juga mau berjudi, menyabung
   ayam, ber-Togel dan lain sebaginya.

   Jika saja penulis berkata padanya, "Sholat itu tidak boleh pakai sajadah,
   juga harus memakai sepatu atau sandal", maka penulis yakin, ia akan
   menjawab sambil menoko/menggetok/menyoting kepala penulis.

   "Na oto maho Lindung...! Ne gunani sajadahi sebagai salah satu usaha doi
   namambaen iba lebih yakin tempat Sholat nibai ias. Anggo yakin iba tano,
   sangape batu songoni duhut-duhut ias muse do tottu napola sala muse inda
   pake sajadah". ningia.

   (Artinya : Sajadah itu berfungsi sebagai peyakin diri bahwa kita sholat
   ditempat yang bersih / tak pakai sajadah juga boleh selagi kita yakin
   tempat sholat tersebut bersih).

   Untuk kemudian melanjutkan...!

   "Jangankan untuk Sholat ja Lindung...! Untuk masuk masjid saja kau tak
   boleh pakai sepatu atapun sandal, apalagi untuk sholat. Dan inilah salah
   satu perbedaan agama Islam kita ini dengan agama Kristen" lanjutnya pula

   untuk kemudian memperjelas...!

   "Sudah paham kau...?"

Para kaum muslimin muslimat dimanapun berada "Mari sama belajar" memperdalam
hal-hal pada kata pengantar ini lewat macam urian sum judul postingan di
bawah ini.

Selamat menyimak...!



















Ket :
Lapangan Sholat MSAD Sipirok Mashali
__________________________

Sekilas istilah Sajadah
__________________________






























Menurut Kamus
sajadah adalah :

1. alas yg digunakan untuk salat, berupa karpet dsb berukuran kecil, kurang lebih 80 x 120 cm
http://artikata.com/arti-348622-sajadah.html

Sajadah (dalam Arab, سجادة sajjāda atau musallah, dalam Persia: جانماز Janamaz)
adalah alat yang terbuat dari kain yang biasanya memiliki gambar dan corak
bernafaskan Islam. Sajadah digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap
terjaga kebersihannya ketika melaksanakan shalat. Sajadah pada umumnya
memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh
ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama shalat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sajadah)

http://padangpasirputih.blogspot.com/2012/01/sajadah.html




Dalam hubungannya dengan postingan ini :

1. Yang penulis maksud sajadah dalam postingan ini adalah media atau alat
   atau alas yang dipakai ummat Islam pada saat melaksanakan Sholat,
   seperti gambar di bawah ini :

2. Adapun istilah-istilah seperti tikar, kain, baju, koran, daun, batu, kayu,
   daun dan lain-lain yang juga digunakan sebagai alas Sholat ummat Islam
   tidak penulis maksudkan sajadah, tapi media lain sebagai pengganti
   sajadah utama / sajadah di atas.

3. Sedangkan sajadah haram adalah sajadah yang menurut salah satu situs
   menjadi haram dipakainya dengan alasannya

4. Sajadah Iblis adalah sajadalam dalam pengertian suatu situs dimana
   para Iblis membentangkan sajadahnya diantara sajadah-sajadah orang
   yang melonggarkan Shaf-nya pada saat Sholat Berjamaah

5. Begitupun tentang sajadah Besar kecil, sajadah Mahal dan murah adalah
   sajadah dalam pengertian suatu situs dimana sajadah tersebut
   melambangkan kelas ekonominya


___________________________________________________________________

Sekilas Tentang Sajadah Dalam Masjid Al Ikhlas Cilandak (Pendapat
Pribadi 'tuk DKM, Panitia PHBI dan Remaja Masjid Masjid Al Ikhlas
___________________________________________________________________

* Sub Latar Belakang Masalah

Para DKM, Panitia PHBI dan Remaja Masjid Masjid Al Ikhlas Culandak
yang penulis hormati...!

- Kurang lebih 30 Masjid di tahun 2014 ini telah penulis kunjungi yang
  dalam bahasa sekarang telah penulis "Wisata Religi-i". khususnya masjid
  yang di wilayah Jabodetabek, tak terkecuali Sukabumi dan Bandung pun
  Masjid Raya Medan.

- Dari hasil pengamatan penulis, semua Masjid-Masjid tersebut "Menggunakan
  atau memakai Sajadah di Ruang Sholat Utamanya, paling tidak satu baris
  untuk masjid yang belum menggunakan istilah "Agung" atau "Raya" atau
  "Besar". Sedangkan untuk yang menggunakan istilah tersebut Alhamdullillah
  paling tidak 3 baris pertama-nya memakai sajadah bahkan ada yang mencapai
  7 baris pada hari-hari biasa.

- Menghubungkan Masjid-Masjid ini dengan "Masjid Al Ikhlas" Cilandak ini,
  penulis merasakan ada sedikit perbedaan, "Masjid ini pada saat penulis
  kunjungi atau Sholat disana tidak menggunakan sajadah mulai dari baris
  pertamanya sampai baris seterusnya".

Meski demikian...!

- Tidaklah ini sama artinya dengan , "Dari sejak berdirinya masjid tersebut
  tidak menggunakan sajadah di ruang Sholat utamanya". Karena penulispun
  cuma sekali itu sajanya Sholat di Masjid tersebut. Bisa saja adanya
  sajadahnya nya itu, tapi lagi di cuci atau dibersihkan, atau mungkin
  lagi di pindahkan ketempat lain karena suatu keperluan". Yang pasti
  penulis memang tidak menanyakannya pada DKM, Panitia PHBI-nya atau
  para Remaja Masjidnya.

- Penulis sengaja tidak bertanya dengan maksud "Agar dapat jadi pengingat
  bagi DKM-DKM Masjid lainnya khsusnya di NUsantara ini tentang betapa
  pentingnya sajadah dalam suatu Masjid, karena dengan begitulah penulis
  merasakan perbedaannya atau gambarannya tentang apa beda Sholat dengan
  menggunakn sajadah atau tidak.

* Tentang Sholat dalam Hubungannya dengan Pemakaian Sajadah

- Sepengetahuan wawasan ke-Islam penulis, "Pemakian sajadah" dalam setiap
  Sholat tidaklah masuk dalam "Rukun Sholat". Fungsi dan kegunaannya
  hanyalah gambaran atau tafsir dari Rukun Sholat yang mengatakan tempat
  sholatnitu harus bersih.

Artinya...!

Dalam ajaran Agama Islam sesungguhnya "Tidak masalah (Membatalkan Sholat)
apakah seorang mau sholat menggunakan sajadah atau tidak. Sholat akan tetap
syah selagi tempat Sholat tersebut bersih".

Dengan demikian jelas...!

"Penulis tidak mengkritisi Masjid Al Ikhlas Cilandak dalam pemakian
sajadahnya, tapi hanya merasa heran mengapa masjid lainnya menggunakan
sajadah di ruang Sholat Utamanya, sedangkan Masjid Al Ikhlas tidak". Itu
sajanya...!

Hahahahaha...hehehehehe....!

- Tak mungkinla la pula masjid ini tak mampu membeli sajadahnya, karena
  lebih dari itu Masjid ini ada di Kompleks ABRI yang kehidupan ekonominya
  Alhamdulillah pun kesadaran beragamnya. Apalagi Masjid ini tidaklah berdiri
  sendiri, tapi justru resmi berdiri karena pengelolanya adalah Yayasan.

- Penulis lihatnya, dilantai dasar bahyak sajadah atau yang sejenis warnanya
  agak kehijau-hijauan.

Hahahahaha...hehehehehe....!

- "Tak apa-apalah tidak pakai sajadah dulu, toh lantai masjid kita ini bersih
  dan mengkilat pun licin" begitu mungkin pikir panitianya. Dan memang benar
  lantai Masjid ini sangat bersihnya pun semakin mengkilat dan bersinar ketika
  terpantul cahaya.

- Dan tentunya Sholat tetap Syah.
______________________________________________________________________________

Pendapat umum penulis pada sajadah di masjid masjid yang sifatnya memberitahu,
menyarankan atau menyolusikan hingga ke-khusukan sholat, enaknya sholat
atau sodapnya sholat pakai sajadah pun tujuan sholat lebih mudah mencapainya
______________________________________________________________________________

1. Hal Sholat tanpa sajadah

- Tentu boleh sholat tanpa sajadah dan cukup banyak muslim melakukannya,
  apalagi bagi muslim yang melakukan Sholat di Luar Rumah, Mushollah atau
  Masjid. Seperti di Gunung, di sungai, laut, lapangan terbuka, Dll

 Para pembaca galeri MSAD Sipirok Mashali yang penulis hormati...!

Jika saja ada sajadah (Diketahui sebelum sholat), disamping orang yang sholat
dalam Ilustrasi gambar di atas, apakah sajadah tersebut akan dipakinya atau
tidak...?. Penulis yakin, "Kita akan sepakat pasti akan dipakainya".

Dengan kemungkinan alasan :

- Jelas ,sholat pakai sajadah adalah anjuran dalam agama Islam. Karena kuatnya
anjuran tersebut, maka tak jarang pula orang yang umumnya sholat di lapangan
terbuka pakai sajadah. Seperti penulis yang Sholat di Lapangan "Tegar Beriman"
Kab. Bogor  pada 1 Syawal 1435 H yang lalu.

Ini buktinya kalau tak percaya kalian :

http://galeri1msad.blogspot.com/2014/10/sholat-idul-adha-1435-h-keteladanan.html



























Hal lainya...!

Sholat tanpa sajadah dapat mengurangi ke-khusukan sholat ;

Kadang adanya perasaan kita kalau sholat tidak pakai sajadah apakah di Masjid
atau lapangan terbuka, "Enak kali la dia itu, sholat dia pakai sajadah sedangkan
awa tidak. Tidaklah pula dibaginya sama awa, paling tidak sajadah untuk kepala
awa ini". begitu isi pikiran yang masih dalam terkendali dikit sambil teringat
beliau bahwa sajadah juga bisa diputar-putar asal badan tidak berputar (Badan
tetap arah kiblat, sajadah boleh tidak arah kiblat)

Dan ketika di luar kendali...!

Bisa saja jadi berpikir, "Entar kalau kau tak punya sajadah dan saya punya, saya
juga tidak akan mengasihnya atau jadi berpikir, polit kali la kawan ini sambil
melirik muka yang sholat pakai sajadah, hingga dia lupa dan tak dengar bahwa iman
telah berkata "Allohu Akbar" sebagai tanda sujud, sementara dia tetap berdiri.

Lainya pula...!

Kening atau dahi kita menjadi sedikit sakit jika sujud tidak pakai sajadah.
Begitu juga duduk diantara dua sujudnya, mata kaki kita kadang pas ke kramik
tersebut dan tak jarang menjadi sakit pula karena sebagian berat badan kita
tertumpu pada mata kaki tersebut.

Hahahaha...hehehe...

Memang ada juga baiknya mungkin, ya mungkin...! ya mungkin karena penulis
tidak tahu bagai mana Islam meninjau hal ini.

Maksud penulis...!

Kalau kita sering sholat / bersujud di tempat yang keras lama kelamaan dahi
atau kening kita juga menjadi keras, hingga kulit kening yang menyentuh tempat
sujud yang keras tersebut berbeda dengan lainnya.

Dan ini artinya...!

"Tak usahpun kita beritahu kepada orang lain bahwa kita sering Sholat, dahi
atau kening kita tersebut sudah memberitahu bahwa kita sering sholat.
Iyakan para kaum muslimin muslimat...?". Dan kitapun bangga, iyakan...?

























Tapi...! Hehehehe...

"Bagaimana pula jika ada serang remaja yang malas sholat, tapi untuk menarik
pujaan hatinya, beliau justru mengeras-ngeraskan atau menghitamkan keningnya
agar terlihat seperti orang yang sering sholat...?"

Akh...!

Meskipun penulis tidak tahu apa yang menjadi dasar/anjuran mengapa Sholat
pake sajadah kalau bisa pakai sajadahlah, karena pendapat penulis uraian
ditas-pun bisa menjadi alasannya.

2.. Hal Cuma imamnya yang pakai Sajadah
























- Kubilangpun, "Masjid Al Ikhlas Cilandak ini tidak menggunakan sajadah
  diruang Sholat Utamanya, bukan berarti sama sekali tak ada sajadahnya.

- Adanya sajadahnya, lebar lagi dan tebal...! Cuma yang pakai Imamnya aja,
  sedangkan makmunnya tidak memakainya.

Terhadap hal ini, penulis ingin berkata :

"Kurang sodap sholat itu, masa imannya saja yang pakai, kita tidak. Kan
sama-sama menunikan kewajibannya". Iyakan...!

Pendek kata...!

Kalau bisa iman dan makmun sama-sama pakai sajadah, ngak apa-apalah sajadah
imannya lebih bagus dikit dari pada makmunnnya, sebagai tanda bahwa beliau
adalah iman. Dan iman memang harus punya kelebihan dengan makmunnya hinga
diketahui bahwa beliau adalah iman. Iya kan kawan...?

3. Sajadah Pakai Koran

- Entah siapa dan muslim dari manala yang memulai sholat itu bisa pakai koran
  kalau tidak ada sajadah. Orang mana...! Coba la dulu kalian pikir-pikir para
  kaum muslimin muslimat...!

- Bukannya penulis keberatan sholat menggunakan sajadah koran apalagi di tempat
  terbuka, hanya sanya "Di korang-koran tersebut banyak gambar-gambar yang naso
  tidak-tidak.

- Maksud penulis "Naso tidak-tidak" dikoran yang jadi sajadah tersebut ada
  gambar bintang film yang "Memamakai bikini setengah bikini". Dan kita semua
  tahu, pakian bikini aja sudah hebat, apalagi setengah bikini.










Dan jika hal seperti ini terjadi...!

- Bagi muslim yang keimannya masih tipis, "Jelas akan lebih menarik memperhatikan
  gambar putri yang pakai bikini ini dari pada mendengar khutbah. Apa tak kacau
  jadinya...!

- Bagi yang keimannya cukup tebal ; paling tidak dapat mengurangi rasa kehusukan
  sholat itu sendiri, "Kita tak bisa bayangkan, apa jadinya jika seorang putra
  bersujud pada sajadah koran sementara koran itu sendiri memiliki gambar-gambar
  seksi lawan jenisnya.

Pendek kata...!

Pada para kaum mulismin muslimat...!

- Hindarilah sebisa mungkin Sholat menggunakan Sajadah Koran...!

Pada DKM-DKM Masjid se Nusantara...!

- Hindari atau cegahlah sebisa mungkin para kaum-muslimin muslimat para jemahnya
  menggunakan sajadah koran. di lingkungan sekitar masjidnya.






Penulis pikir...!

Boleh saja membuat Spanduk / banner sebelum pelaksanaan Sholat Jum;at, Idul Fitri
dan Idul Adha yang berbunyi sebagai berikut :

~ Dimohon...! Para jemaah Sholat Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha tidak menggunakan
  Koran sebagai sajadahnya.

- Dimohon...! Agar sudi kiranya para jemaah Masjid Sholat Jum'at, Idul Fitri,
  Idul Adha yang datangnya belakangan membawa sadanya sendiri jika sajadah
  masjid tidak mencukupi.

- Dll.....pilihan kalimatnya,  dengan maksud yang sama...!

_____________________________________________________________________

Sekilas pengalaman penulis tentang hasil mengamati 
beberapa sajadah Masjid
____________________________________________________________________

Dengan tanpa bermaksud memanding-bandingkan "Antara Masjid yang satu dengan
Masjid Lainnya", karena Masjid adalah Rumah Allah yang tak seharusnya  dinilai
dari segi sarana dan prasaranya atau interiornya.

Tapi justru dengan maksud...!

Untuk lebih mengetahui bagaimana suatu masjid disebut Makmur oleh DKM-nya
dari segi penampilannya dan bagaimana suatu masjid disebut makmur dari segi
keramaian beramal ibadahnya.

Maka penulis memberitahu :

- Maka sajadah Masjid "Al-Mahri" atau Masjid "Kubah Mas" Depoklah yang paling
  paten sajadah Sholatnya. Penulis merasakan kelembutan yang tak terkatakan
  ketika melangkah dan sujud di Masjid tersebut.

http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/09/kubah-mas-masjid-dian-al-mahri-limo.html










http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/09/kubah-mas-masjid-dian-al-mahri-limo.html
- Setelah itu menyusul, "Masjid Raya Sukabumi" yang juga punya sajadah lembut.
  Baru kemudian Istiqlal Jakarta.











http://galeri1msad.blogspot.com/2014/09/wisata-religi-masjid-istiqlal-jakarta.html








Adapun Makmur dari segi keramaian beramal ibadah, "Ramainya pelaksanaan Sholat
Dzuhur, Ashar atau Magrib" sepertinya Masjid Agung Pasar Anyar Bogor di urutan
atas.

Masjid yang keberadaanya ditengah-tengah pasar ini, nyaris dalam setiap Sholat
Dzuhur dan Ashar penuh mulai dari baris pertama sampai akhir (Kurang lebih 50
baris). Dan itu berlangsung setiap hari.

http://galeri1msad.blogspot.com/2014/10/masjid-agung-pasar-anyar-bogor-dan.html














Hahahaha...

Enaknya jugaba...!
Jadi pengamatan Masjid interpesonal ini, jadi banyak yang awa lihat...!
Iya...! Betulnya da kawan...!

__________________________

Kisah Sajadah dan Iblis
__________________________

Siang menjelang Dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari
itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia
tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan.

Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru,
lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata,
ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah
yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah.

“ "Hai, IBlis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu.

Iblis merasa terusik:

“ "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya.
Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab
Iblis ketus.

“Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau
bisa diluar nanti! “ , Kiai mencoba mengusir.“

"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru. Saya sedang menerapkan
cara baru, untuk menjerat kaummu."

“"Dengan apa?"“
"Dengan sajadah!"

"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"

"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah.
Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka
akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi
keuntungan besar!"

"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
"Bukan itu saja Kiai..."
"Lalu?"
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan
gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar."
"Untuk apa?"
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap
kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk
dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan
renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut
membentangkan sajadah."

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya
membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki
sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya,
tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih
kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih
dulu datang.

Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja
sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

“"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.
“"Yang mana?"
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang
berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka."

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.

Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah.
Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya.
Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun
dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan
sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali
berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang
lebih kecil, melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena
sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai
akhir sholat.

Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa
kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas,
ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut
kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia
akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah
dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan,
yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik
sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi
sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai
orang lain. “ Astaghfirullahal adziiiim “ , ujar sang Kiai pelan.

Sumber: milis An-Nuur


_________________________________________________________________________

Jawaban penulis blog Galeri MSAD Sipirok Mashali pada situs dengan alamat
https://ajaranislamyanghaq.wordpress.com/category/sholat-memakai-sajadah-itu-hukumnya-haram/
tentang Sholat yang melarang pakai Sajadan dan membolehkan
Sholat Pakai Sepatu atau Sandal
__________________________________________________________________________

Terus terang para kaum muslimin muslimat...!

Ada perasaan takut saya untuk menguraikan masalah ini di blog Galeri MSAD
Sipirok Mashali ini, tapi tidak awa uraikan atau awa bahas takut pula awa
khsusnya para adik-adik awa di Angkola Tapanuli Selatan mengira isi situs
sesuatu yang "Mutlak benar" tanpa bertanya pada ahli-ahli Agama Islam di
Tapanuli Selatan atau tempat lainnya, hingga beliapun jadi mengikutinya
dan bahkan menjadi ragu tentang Sholatnya yang telah lewat atau berlalu
apakah diterima Allah Swt atau tidak.

Karena itu...!

Mohon ijin pada pembaca sekalian dan saya akan menjawabnya :

* Ini latar belakang masalahnya :

Di situs tersebut di atas ada photo-photo seperti terlihat dibawah ini :























Setelah penulisnya mengurai macam hal mengenai photo tersebut dengan
macam Hadist yang penulisnya merasa takut hadistnya disebut tidak shahih"
menyimpulkan, sbb :

KESIMPULAN!:

SHOLAT YANG BENAR ADALAH SHOLAT SAMBIL PAKE SANDAL
ATAU SEPATU, TENTUNYA TIDAK BOLEH SHOLAT PAKAI SAJADAH!

SHOLAT YANG BENAR ADALAH SHOLAT SAMBIL PAKE SANDAL ATAU
TENTUNYA TIDAK BOLEH SHOLAT PAKAI SAJADAH!

Ingatlah selalu hadits bahwa semua perkara baru adalah bid’ah, dan semua
bid’ah adalah dholalah (kesesatan),

dan semua dholalah akan masuk ke dalam api neraka Jahannam! Takutlah akan
dahsyatnya siksaan and azab api neraka Jahannam!

Jangan sampai sholat antum bukannya mendatangkan pahala malah yang
ada mendatangkan siksa!

Jadi sholat yang benar adalah!:

1] Sholat tidak boleh memakai sajadah;

2] Tidak boleh sholat di atas lantai keramik;

3] Tidak boleh sholat memakai alas;

4] Tidak boleh membersihkan tempat sholat;

5] Sholat harus di atas tanah;

6] Sholat harus di atas kerikil;

7] Masjid yang benar adalah seperti masjid Rasulullah SAW (Masjid Nabawi)
yaitu atap masjidnya harus beratapkan pelepah kurma bukan anternit &
semen & genting & asbes sebagaimana masjid-masjid yang sesat di zaman sekarang;

8] Sholat harus sambil memakai sandal;

9] Jikalau antum sedang memakai sepatu, maka sholatlah sambil memakai sepatu;

10] Orang Yahudi sholatnya tidak pakai sandal (atau sepatu), maka kaum Muslimin
wal Muslimah diwajibkan untuk sholat sambil memakai sandal  (atau sepatu) biar
tidak menyerupai kaum Yahudi Kafirun Laknatullah!

11] Sholatlah sebagaimana tuntunan dalil Al-Qur’an dan Hadits Shahih,
bukannya malah sholat hanya berdasarkan pendapat imam-imam dan ‘ulama-’ulama
dan kyai-kyai Ahlul Bid’ah yang sesat!

12] Ingatlah selalu bahwa semua bid’ah itu sesat, tidak ada bid’ah Hasanah,
dan semua pelaku bid’ah itu adalah orang-orang kafirun Laknatullah!

Pesan dari ana kepada antum sekalian cuman satu, yaitu!:
Bertobatlah...!


* Ini gambaran jawban penulis :




























1. Tentang Sajadah :

- Dimanapun penulis Sholat selagi tersedia sajadah yang bersih maka penulis
  akan sholat diatas sajadah tersebut.

- Meskipun namanya sajadah, kalau sajadahnya tidak bersih/bernajis penulis
  tidak akan sholat di sajadah tersebut.

- Sesungguhnya bumi dan alam ini adalah Masjid, karena itu di atas tanah, di
  atas batu atau di atas kayu pun diatas rumput penulis mau sholat selagi saya
  yakini tempatnya adalah bersih.

2. Tentang Sepatu dan Sandal

- Sebersih manapun sandal atau sepatu, semengkilat apapun sandal atau sepatu
  penulis tidak akan mau sholat dengan memakai sandal atau sepatu.

- Sandal emas sekalipun atau sepatu berlian sekalipun, penulis tetap tidak
  akan mau sholat memakai sandal dan sepatu tersebut.

Karena...!

Hanya dengan "Tidak memakai sandal dan sepatu inilah" penulis benar-benar
merasa bersih menghadap Allah Swt, hingga lebih meyakinkan saya bahwa Sholat
saya lebih berterima disisi Allah Swt.

Cat :

Terkadang penulis merasakan, "Hasil belajar dari firman dan hadist" itu
pada macam persoalan pelaksanaan ajaran agama Islam menimbulkan suatu
keyakinan ketika kita tidak tahu apa yang menjadi dasar atau landasan
dari suatu persoalan.

Artinya...!

"Kita yakin hanya Sholat yang tidak pakai Sandal dan Seputulah" yang di
terima Allah Swt. Itu keyakinannya dan tidak akan goyah meskipun ada
hadist yang menggoyahnya, karena tidak semua hadist dapat dikatakan
Shahih.
__________________________________

Penutup (Kesimpulan dan Saran)
__________________________________

Demikian infonya para kaum muslimin muslimat...!

Dan jika semua info-info di atas mau disimpulkan maka penulis ingin
berkata :

1. Marilah sama-sama melaksanakan Sholat Para kaum muslimin muslimat
   di manapun berada karena Sholat adalah kewajiban kita.

2. Dalam pelaksanaan Sholatnya yang utama kita laksanakan adalah Rukun-
   Rukun Sholat itu sendiri.

3. Jika ada sesuatu yang kalian rasa kurang jelas, khsusnya mengenai
   pemakaian Sajadah silahkan kalian tanya para ustat-ustat, kiyai
   atau para Alim Ulama di Nusantara ini.

4. Kalau bisa Sholatlah pakai Sajadah, karena sajadah secara umum
   hanya dipakai sebagai tempat Sholat dan banyak orang meyakini
   keadaannya selalu bersih. Tidak ada kaum muslimin muslimat yang
   menggunakan sajadah untuk bungkus pecal atau untuk mencuci
   kenderaannya.

5. Koran tentunya diciptakan atau dicetak bukanlah bertujuan agar jadi
   sajadah, tapi juga tak adalarangan yang kuat untuk melarangnya selagi
   korannya bersih.

   Tapi...!

   Kalau yang masih adanya Sajadah yang bisa kita bawa atau pakai, kan
   lebih enak pakai sajadah.

   Kadang saya merasa tak enak melihat :

   - Seorang muslim datang menghadiri Sholat di Lapangan terbuka dengan
     mobil mewah, kainnya mahal begitupun baju koko-nya dan pecinya bersih
     dan enak melihatnya termasuk wewangiannya.

   - Eh....! Pas lagi Sholat, malah Sholatnya diatas sajadah Koran.
     Macam mana mau awa bilang...!

     Karena itu....!

     Penulis menyarankan pada para kaum Ibu di Nusantara ini, khusunya
     di Sumatra Utara Tapanuli Selatan :


  - Tolong kalian siapkan sajadah dirumah kalian sebanyak mana wanita
    atau pria yang ada di rumahnya, hingga kita semua dapat menghindari
    sholat memakai sajadah koran.



 





Tak usahpun yang mahal para kaum ibu, ito, kakak, adek, Nanguda
    atau Boru Tulang, yang penting sajadah.

6. Tentu kita perlu selektif memilih sajadah, karena tidak semua pabrik
   meciptakan desain sajadah berdasarkan Nilai-Nilai Islam atau simbol-
   simbol Islam.








7. Tak usahlah kalian laksanakan isi situs yang membolehkan Sholat pakai
   sandal atau sepatu. Membaca situs tersebut membuat saya seperti orang
   bodoh dalam urusan agama Islam, padahal saya tidaklah bodoh-bodoh
   bangat.

   Dan jika ada diantara para kaum muslimin muslimat yang ingin
   melaksankannya maka cobalah Sholat di Masjid-Masjid Besar yang ada
   di Nusantara ini pakai sandal atau sepatu.

http://galeri1msad.blogspot.com/2014/10/masjid-agung-pasar-anyar-bogor-dan.html





















 Dan jika terjadi sesuatu...!

   "Jangan salahkan saya, karena anda dapat diusir dari Masjid tersebut
   dan mungkin saja anda kena topar atau tampar. Karena anda di nilai
   penganut ajaran sesat.

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

___________________________________________________________________________
Cat :


PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment