Tuesday, September 2, 2014

Kubah Mas : Masjid Dian Al Mahri, Limo - Depok

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT"
(Menyimak info sekitar Masjid Dian Al Mahri, Limo - Depok sekaligus
menikmati macam video musik Bimbo)
____________________________________________________________















________________

Kata Pengantar
________________






Ada sajadah panjang terbentang
dari tepi buaian
sampai ke tepi kuburan hamba
kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
diatas sajadah yang panjang ini
diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara azan
kembali tersungkur hamba...






Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Maka tersungkur, bersujud atapun sholatlah hamba bersama keluarga
di Masjid yang secara umum disebut "Masjid Kubah Mas atau Masjid
Dian Al-Mahri. Kami Sholat Zuhur di Masjid tersebut, setelah
melakukan perjalanan dari Cibinong-Bogor kurang lebih 1 jam
menuju masjid tersebut di Limo - Depok.

Para kaum muslimin muslimat dimanapun berada...!

Postingan ini berisi macam informasi yang berhubungan dengan
masjid tersebut dari hasil kunjungan penulis pun hasil konfilasi
dari macam sumber.

Begitupun...!

Ada hal pokok yang mau penulis beri pendapat mengenai Masjid
tersebut, khususnya yang berhubungan dengan, "Individu/muslimah
yang bernama Hj. Dian Al-Mahri" yang mana hampir semua pengunjung
tahu bahwa beliaulah yang membangun masjid tersebut, tetapi
beliau itu sungguh susah untuk ditemukan, hingga menimbulkan
penasaran.

Seorang wartawan dari Situs lewat link :
http://unik.kompasiana.com/2014/02/01/siapakah-dian-al-mahri-pemilik-mesjid-kubah-emas-628799.html

Mengatakan :

"Setiap kali lewat Mesjid Kubah Emas, yang paling menggelitik rasa
penasaranku adalah… siapakah Dian al Mahri? Sudah bertahun-tahun
kepenasarananku itu tak pernah terjawab. Aku pernah beberapa kali
mengontak sekretariat Mesjid Kubah Emas dan ‘panitia-panitia’ lain
yang kemungkinan bisa menghubungkanku pada sosok itu untuk sebuah
wawancara… tetapi semuanya nihil.

Dia layaknya sosok misterius, mistis dan mungkin juga fiktif. Bagiku, 
segala sesuatu cuma ‘konon’ dan fiktif kalau tak pernah disaksikan 
oleh mata kepala sendiri walaupun prinsip keislaman dan keimanan 
terlepas sama sekali dari ‘seeing is believing‘.

Tetapi karena sosok Dian Al Mahri bukan salah satu Rukun Islam
ataupun Rukun Iman, maka aku merasa butuh melihat sosok itu dengan
mata telanjang, mata kasat dan mata kepala sendiri..."

Comentar penulis :

Terhadap hal ini, penulis ingin memberi tanggapan pada penutup
tulisan dengan orientasi tinjuan agama Islam itu sendiri dengan
logika keislamannya.

Selamat menyimak...!
______________________________________

Sekilas tentang Masjid Dian Al Mahri
______________________________________



















* Pengertian

Masjid Dian Al Mahri dikenal juga dengan nama Masjid Kubah Emas
adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung,
Limo, Depok di Kecamatan Limo, Depok.

* Hal Rute Menuju ke Masjid Kubah Emas

Jalan yang lebih mudah dan tidak berliku-liku untuk menuju
ke Masjid Kubah Emas lebih baik melewati RS Fatmawati. Dari
arah Jakarta masuk tol arah ke Pondok Indah dan keluar Fatmawati
dan belok ke kiri, bila tidak lewat tol ikuti jalan TB Simatupang
hingga belok ke kiri RS Fatmawati.

Setelah itu ikuti jalan, melewati dua lampu merah hingga pasar
Pondok Labu dan sampai di kampus UPN, kemudian ambil ke arah
kanan. Ikuti jalan melewati Golf Pangkalan Jati sampai lampu
merah dan belok ke kiri ke arah Depok. Jalan ini tinggal lurus
saja terus sampai ke Cinere Mall, melewati SPBU, terus hingga
sampai Masjid Dian Al-Mahri yang ada di sebelah kiri jalan.
Selepas Cinere Mall, memasuki daerah Limo Maruyung kondisi jalan
menuju ke lokasi agak rusak berlubang dan cukup sempit hanya 2
jalur, dan harus sedikit mengantri bila berpapasan dengan rombongan
yang menggunakan bis-bis besar pariwisata.

Jalan lain menuju masjid ini yaitu melalui jalan Sawangan Depok
dan Karang Tengah Lebak Bulus yang nantinya juga akan bertemu
dengan jalan Limo – Maruyung Raya.

* Hal Kawasan Parawisata








Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah salat bagi umat
muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan
wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena
kubah-kubahnya yang dibuat dari emas.

Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk
umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga
atau hanya sekedar dijadikan tempat beristirahat.

* Pembangun

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid,
pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak
tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan
selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk
umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul
Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.

Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati
luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter
persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang
lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai
kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

* Arsitektur




















1. Kubah

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan
4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal
2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama
menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter
bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.

Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah
7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini
terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia
seberat 8 ton.

2. Tempat Imam


















Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari
emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan
kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar
masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau
sisa emas.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur
masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara),
halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan
dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk
memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya
adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta
obelisk sebagai ornamen.

3. Luas dan daya tampung jemaah

Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung
8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau
heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi
40 meter.

Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor
dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat
kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu
pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia
dan India.

Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik
berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar
kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang
agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama
warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat.
Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki
dan Italia.

* Lampu



















Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan
berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli
dari Italia.

* Hal jumlah Pengunjung

Masjid ini terbuka untuk umum, namun demikian ada beberapa bagian
yang harus tetap steril seperti menara masjid. Meskipun dibuka untuk
umum, namun Masjid Dian Al Mahri tutup pada hari Kamis, menurut
pengurus masjid, hari kamis digunakan untuk keperluan persiapan
ibadah shalat Jumat keesokan harinya. Sedangkan pada hari lainnya
masjid dibuka pada pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam dan untuk
shalat subuh hingga pukul 07.00 pagi (keterangan selengkapnya dapat
ditanyakan pada pengurus masjid).

Jumlah pengunjung biasanya membeludak pada hari Jumat sampai Minggu.
Saat Shalat Jumat, minimal 5 ribu jemaah memadati masjid. Sementara
pada hari Minggu, jumlah pengunjung biasanya mencapai 10 ribu orang.
Sedangkan pada hari-hari biasa, jumlah jemaah tidak terlalu banyak.

* Hal Peraturan masuk Komplek Masjid








Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar suasana ibadah tetap
nyaman. Misalnya pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke
lingkungan masjid. Anak di bawah usia 9 tahun juga dilarang memasuki
lingkungan masjid.

Untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup
aurat, sehingga kalau berkunjung kesana khususnya kaum hawa harus
mengenakan jilbab. Alas kaki/sandal harus dititipkan ke bagian penitipan,
dan tidak boleh ditinggal diluar. Tempat penitipan alas kaki pada jam-jam
shalat menjadi sangat ramai dan penuh. Pada siang hari halaman luar
lantai depan masjid sangat panas namun pengurus masjid memberikan
karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid.
Pengunjung dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar mesjid.
Bagi pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat,
di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. Biasanya
para pengunjung menggelar tikar di ruang serba guna ini sambil
mengagumi keindahan masjid ini.

Tempat penitipan alas kaki pada jam-jam shalat menjadi sangat ramai
dan penuh. Pada siang hari halaman luar lantai depan masjid sangat
panas namun pengurus masjid memberikan karpet plastik untuk mengurangi
panasnya lantai halaman masjid. Pengunjung dilarang menginjak rumput
yang ada di taman sekitar mesjid. Bagi pengunjung yang ingin berteduh
dan sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang
disediakan. Biasanya para pengunjung menggelar tikar di ruang serba
guna ini sambil mengagumi keindahan masjid ini.
_________________________________________________________

Sekilas tentang Hj. Dian Al Mahri (Pembangun/Pemilik)
_________________________________________________________

Setiap kali lewat Mesjid Kubah Emas, yang paling menggelitik rasa
penasaranku adalah… siapakah Dian al Mahri? Sudah bertahun-tahun
kepenasarananku itu tak pernah terjawab. Aku pernah beberapa kali
mengontak sekretariat Mesjid Kubah Emas dan ‘panitia-panitia’ lain
yang kemungkinan bisa menghubungkanku pada sosok itu untuk sebuah
wawancara… tetapi semuanya nihil.

Dia layaknya sosok misterius, mistis dan mungkin juga fiktif. Bagiku,
segala sesuatu cuma ‘konon’ dan fiktif kalau tak pernah disaksikan
oleh mata kepala sendiri walaupun prinsip keislaman dan keimanan
terlepas sama sekali dari ‘seeing is believing‘.

Tetapi karena sosok Dian Al Mahri bukan salah satu Rukun Islam
ataupun Rukun Iman, maka aku merasa butuh melihat sosok itu dengan
mata telanjang, mata kasat dan mata kepala sendiri

Istana Dian Al Mahri, terletak di depan mesjid Kubah Emas.
Pernah, suatu kali ketika aku masuk ke kompleks Mesjid Kubah Emas,
aku bertanya pada salah satu personil pengelola, “Bisakah saya
bertemu dengan Ibu Dian Al Mahri? Saya sangat tertarik untuk membuat
tulisan tentang beliau…”

“Tak bisa,” pendek sekali jawabannya.
“Di mana beliau tinggal?” tanyaku lagi.
“Di rumahnya, rumah yang besar itu depan masjid.”

Ketika aku berdiri di depan gerbang ‘istana’ Dian Al Mahri itu…
aku kehilangan kata-kata. Benakku saja yang cas cis cus
berkomentar. Gilaaa… desisku. Rumah megah dan besar itu sangat
‘unfriendly’. Nyali ‘usil’ku lebih berani menerobos barikade
pengawal presiden dan lompat pagar Istana Merdeka daripada
coba-coba menerobos istana megahnya Dian Al Mahri.

Entah kenapa. Tetapi ada sebuah rasa yang tak bertemu. Sebuah dunia
yang berdimensi beda. Pagarnya beton tinggi layaknya benteng kokoh.
Itu adalah wujud fisiknya. Wujud mistisnya adalah…  ada terasa lapisan
energi pengaman yang sangat kuat sehingga siapapun mungkin tak
pernah terpikir untuk melintasinya ataupun masuk ke dalamnya.

Kesan ini sangat berbeda pula dengan aura Istana  Bogor yang
justeru sangat alami dan ‘welcoming‘. Masyarakat bisa masuk
ke komplek Kebun Raya Bogor dan menikmati seluruh keindahan
peninggalan Kerajaan Padjadjaran itu dengan riang dan tenang.
Bahkan bisa memandangi secara puas bangunan Istana tanpa jiwa
merasa terancam.

* Hal disebut kubah emas

Masjid ini disebut dengan Masjid Kubah Emas, sesuai namanya masjid
ini memang menggunakan material emas dengan 3 teknik pemasangan:
pertama, serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota/pilar, kedua
gold plating yang terdapat pada lampu gantung, ralling tangga mezanin,
pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit
kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab, yang ketiga gold
mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara.

Pengurus dan pengelola masjid tidak mengungkapkan informasi mengenai
total biaya pembangunan dan juga berat emas keseluruhan yang ada di
kompleks masjid ini. Hanya ada informasi ketebalan emas yang melapisi
kubah. Setiap kubah memiliki ketebalan emas 2 sampai 3 milimeter.
Emas kubah tersebut kemudian dilapisi lagi dengan mozaik kristal.


___________

Penutup
___________

Karena memang tulisan ini ingin memberikan pendapat sesuai dengan
kata pengantar postingan ini, maka berikut pendapat penulis pada
link :
http://unik.kompasiana.com/2014/02/01/siapakah-dian-al-mahri-pemilik-mesjid-kubah-emas-628799.html

atau pada 

1. Saya setuju dengan pendapat dari Kompasiana tersebut yang
   mengatakan, "Bagiku, segala sesuatu cuma ‘konon’ dan fiktif
   kalau tak pernah disaksikan oleh mata kepala sendiri walaupun
   prinsip keislaman dan keimanan  terlepas sama sekali dari
   ‘seeing is believing‘.

2. Kesetujuan saya disebabkan adanya suatu kesadaran sekaligus
   sebagain pedoman bahwa dalam dunia jurnalistik kita hanya
   percaya pada apa yang terlihat dan terdengar oleh mata
   kepala kita sendiri (=Fakta).

Begitupun...!

3. Tinjauan dunia Jurnalistik dalam menilai suatu persoalan bukanlah
   satu-satunya pilihan dalam menilai suatu prilaku, masih ada tinjauan
   lainnya yang menurut hemat penulis justru lebih tepat dibuat sebagai
   dasar dalam menilai seseorang, apalagi yang menyangkut masalah
   masalah keagamaan.

2. Dalam hubungannya dengan Hj. Dian Al-Mahri sebagai pendiri yang
   mungkin juga sebagai donatur satu-satunya Masjid Kubah Emas ini,
   maka penulis setuju dengan pernyataan pada link :
https://www.facebook.com/situskomunitasmuslim/posts/149345308570139

yang mengatakan :

Membangun masjid memiliki keutamaan yang besar sebagaimana
disabdakan oleh Nabi Saw:

“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- 
maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam 
syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”
Namun keutamaan tersebut hanya bisa dicapai dengan ikhlas semata-mata karena
Allah dan mengharap wajah Allah sebagaimana teks hadits di atas.
Adapun bila seseorang membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji oleh
manusia atau hanya untuk berbangga-banggaan semata maka ia tidak 
akan memperoleh keutamaan ini. Dan jika hal ini merajalela di
tengah-tengah manusia maka itu salah satu pertanda dekatnya hari kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan dalam 
(membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang
lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7421)

3. Mengacu pada hadist tersebut, maka saya berpendapat, "Tidak sukanya/
   tidak maunya Hj. Dian Al-Mahri memenuhi wawancara seperti yang di
   inginkan penulis kompasiana tersebut bukan tidak mungkin disebabkan
   pemahaman beliau pada hadist di atas juga.

Dengan kata lain...!

"Beliau Hj. Dian Al-Mahri bukanlah orang yang suka berbanga-bangga
dengan apa yang bisa dia perbuat terhadap agama Islam ini. Beliau
mungkin lebih mengutamakan "Keridhoan Allah Swt" dari apa yang bisa
dia perbuat dibandingkan puja-puji atau rasa salut dari manusia
itu sendiri.

Para kawan dimanapun berada...!

Mari sama membasuh muka, tangan, telinga, rambut dan kaki kita,
hingga kita suci dalam ucapan, dalam penglihatan, dalam penciuman
dalam pendengaran dan dalam pikiran serta langkah kita.

Majulah Masjid Dian Al Mahri, Limo - Depok, "Semoga para kaum 
muslimin muslimat yang mengunjungimu dapat lebih mencintai,
lebih berpartisipasi. lebih menginspirasi dalam memakmurkan 
masjid-masjid di lingkungan manapun berada".


































Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh....!
______________________________________________________________
Cat : 
*Sabotulna mandokkon sangape manuliskon hal-hal napade, najeges,
nabotul sesuai dohot ajaran ni agama-i, nanggo pala susa.
Nasusai...! Malaksanahon naido.

Haran ni-i...!

Bahatma jolmai "Lancar dipakkataion, tai deret dipraktekna".
Botulde laui...????? Jangan-jangan masongoni iba on.

*Postingan ini bagian dari link Wisata Religi penulis blog :

http://galeri1msad.blogspot.com/2013/07/sejarah-masjid-raya-medan-dalam.html

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork


No comments:

Post a Comment