Tuesday, February 10, 2015

Longsor Tapanuli Selatan Dalam Analisa dan Do'a


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Tanah dan Longsor secara umum
serta menganalisa Longsor Tapanuli Selatan)
____________________________________________________________________








________________

Kata Pengantar
________________

Horas...horas...horas...!

Berikut beberapa kutipan berita mengenai Longsor di Sipirok, Tasel
dan sekitarnya :









ANGKOLA TIMUR – Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi
masih terus melanda wilayah Kab. Tapanuli Selatan.
Kerugian dampak banjir mencapai miliaran rupiah. Namun
hingga saat ini tidak ada korban jiwa.

Kejadian terakhir di Kampung Binanga, Desa Sanggapati,
Kec. Angkola Timur, Senin (26/1) malam. Badan jalan
sepanjang 30 meter dan sawah seluas 10 hektar habis
diterjang banjir bandang akibat luapan air Sungai
Batang Miha.

Lebih lanjut di :
http://www.sipirok.net/berita/7697/berita-tapsel/banjir-di-angkola-timur-tapsel-rusak-jalan-dan-10-ha-sawah.html
____________

TAPSEL – Jalan Baru Aek Latong atau Jalinsun Sipirok-Tapanuli
Utara, telah mengalami retak dan bergelombang, sehingga
pengguna jalan harus lebih hati-hati saat melintas di
lokasi ini, terutama malam hari.

Lebih lanjut di :
http://www.sipirok.net/berita/7666/sipirok/jalan-baru-aek-latong-sipirok-mulai-retak.html
_______

Tapsel – Proyek saluran drainase primer baru saja selesai
dibangun dengan dana cukup besar senilai Rp 861 juta dari
APBD Provinsi Sumatera Utara TA 2014 di Desa Situmba,
Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Walau baru selesai dikerjakan, kondisinya saat ini
sudak ambruk.

Pantauan MedanBisnis, Jum’at (16/1) lalu, proyek yang baru
saja selesai dikerjakan pada tahun 2014 tersebut sudah mengalami
kerusakan pada saluran drainase dan dinding penahan ambruk
sehingga menutupi saluran lintasan air.
Lebih lanjut di :

http://www.sipirok.net/berita/7688/sipirok/proyek-saluran-drainase-situmba-sipirok-tapsel-ambruk.html
______________








MedanBisnis -Tapsel .Hujan deras yang mengguyur wilayah
Luat Lombang, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel, sejak
Selasa malam hingga Rabu (13/1) siang, mengakibatkan tanah
perbukitan di Kampung Pengkolan, Desa Luat Lombang, Tapsel
mengalami longsor.

Lebih lanjut di :
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/01/17/141519/jalinsum-sipirok-taput-longsor/#.VNm-eebF_Qo
___________________

JALINSUM Aek Latong di Kec. Sipirok, Kab. Tapsel, yang
sebelum ini baik-baik saja, tiba-tiba amblas hingga 5 meter,
Kamis (3/1). Akibatnya arus lalulintas macet hingga 10 jam
dan normal kembali setelah ada yang menimbun bram jalan di
sisi yang belum amblas. (WSP/Sukri Falah Harahap )

Lebih lanjut di :
http://beritasore.com/2013/01/04/aek-latong-amblas-jalinsum-putus/
______________

MEDAN - Dua longsor terjadi berturut-turut di Tapanuli Selatan,
Sumatera Utara dalam seminggu ini. Longsor tersebut disebabkan
hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Dilaporkan,
sebanyak lima orang warga tewas menjadi korban dalam
bencana alam itu.

Setelah sebelumnya, Rabu (16/12) malam longsor di Kampung
Mandailing, Kelurahan Wek I, Kecamatan Batang Toru
menewaskan tiga warga.

Kemudian pada Kamis, kemarin longsor kembali terjadi di Dusun
Simaronop, Desa Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan. Akibatnya,
dua warga lagi tewas dalam bencana tersebut.
Lebih lanjut di :
http://news.okezone.com/read/2009/12/18/340/286313/hujan-deras-sebabkan-longsor-di-tapanuli-selatan
______________

Para kawan di manapun berada...!

"Penulis turut prihatin atas terjadinya longsor di beberapa
wilayah di Tapanuli Selatan ini. Semoga semuanya dapat cepat
teratasi dan kepada para korbannya semoga tetap dalam kesabaran
untuk pelan-pelan dapat memperbaiki hidupnya kembali". Amin...!

Yang mau penulis sampaikan lewat postingan ini adalah :

1. Tanah dan seluk beluknya, hingga kita punya gambaran dalam
   penghubungannya dengan tanah di Tapanuli Selatan

2. Macam alasan terjadinya longsor secara umum di macam wilayah
   Nusantara

3. Sekilas analisa penulis tentang macam alasan terajadinya
   longsor di wilayah Tapanuli Selatan dalam hubungannya dengan
   macam berita Longsor Tapsel dan horizons tanah

Semoga info memberi manfaat khsusnya dibidang pencegahan longsor
Tapanuli Selatan untuk masa-masa mendatang, baik bagi Pemdanya
maupun masyarakatnya.

Selamat menyimak...!

Ya robbibarik...ya robbi baaaa..rik
wa athoni...muballadi...ubaskhani...
ya.....robbi barik...
muballadi,,,ubaskhami...

Wahai Tuhanku
berkatilah tanah airku
kampung halamanku
tempat tingalku

ohhh....wahai Tuhan
berkatilah...!


_____________________________________

Sekilas tentang seluk beluk tanah
_____________________________________


* Hal Pengertian Tanah

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar.

* Hal Struktur Tanah

tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi
akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan
untuk hidup dan bergerak.

* Hal Ilmu

Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam.
Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti
pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik,
kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan
dan pengelolaannya.

Ilmu tanah dipelajari oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan,
seperti ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa), agronomi/pertanian,
kimia, geologi, geografi, ekologi, biologi (termasuk cabang-
cabangnya), ilmu sanitasi, arkeologi, dan perencanaan wilayah.

Akibat banyaknya pendekatan untuk mengkaji tanah, ilmu tanah
bersifat multidisiplin dan memiliki sisi ilmu murni maupun ilmu terapan.

Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: pedologi dan edafologi.
Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau
ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung
kehidupan.

Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi
yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin
ilmu seperti fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah (atau
ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga
memiliki aspek ketataruangan dan sipil, berkembang pula disiplin
seperti mekanika tanah, pemetaan (kartografi), geodesi dan survai
tanah, serta pedometrika atau pedostatistika. Penggunaan informatika
juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti geomatika.

* Hal proses terbentuknya tanah

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk
tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal
sebagai ''pedogenesis''.

Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri
atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon
menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi
yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di
Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk
yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim,
organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi)
seiring dengan berjalannya waktu.

Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai
jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

* Hal pencemaran tanah

Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa
kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli
tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah. Pencemaran dapat
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara sembarangan (illegal dumping).

* Sejarah ilmu tanah di Indonesia

Ilmu tanah di Indonesia Pertama diajarkan di Fakultas Pertanian
Universitas Indonesia (merupakan kelanjutan dari Landbouw Hogeschool
yang didirikan 1940, selanjutnya menjadi Institut Pertanian Bogor)
oleh staf pengajar berkebangsaan Belanda, seperti Prof. Dr. Ir. F.A.
van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon
(pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah).

Mereka kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J.
van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan
oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. Tan Kim Hong. Penelitian tanah di
Indonesia mulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial
Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970).

Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala Laboratorium Voor
Agrogeologie en Grond Onderzoek di Bogor (sekarang menjadi Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat) telah menjalankan survai di Indonesia
sejak tahun 1920. Ia menerbitkan buku pentingnya tahun 1933.

Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat
di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Timor, Papua, Maluku,
Halmahera, Kalimantan, dan Sulawesi. Versi yang disempurnakan
diedarkan kembali pada tahun 1972. Buku ini masih menjadi rujukan
bagi pakar tanah di daerah tropika sampai sekarang.

* Hal Lapisan Tanah

Lapisan tanah adalah formasi yang dibentuk oleh berbagai lapisan
dalam tanah yang secara spesifik dapat dibedakan secara geologi,
kimia, dan biologi, termasuk proses pembentukannya.

Ketika usia tanah meningkat, lapisan tanah umumnya lebih mudah untuk
diamati. Pengidentifikasian dan pendeskripsian lapisan yang ada adalah
langkah pertama dalam mengklasifikasikan tanah dalam level yang lebih
tinggi, menggunakan berbagai sistem seperti USDA soil taxonomy atau
Australian Soil Clasification. Badan dunia World Reference Base for
Soil Resources memberikan daftar 40 ciri lapisan tanah:

Albic, Andic,
Anthraquic, Anthropedogenic, Argic, Calcic, Cambic, Chernic, Cryic,
Duric, Ferralic, Ferric, Folic, Fragic, Fluvic, Gypsic, Histic, Hydragric,
Hortic, Irragric, Melanic, Mollic, Natric, Nitic, Ochric, Petrocalcic,
Petroduric, Petrogypsic, Petroplinthic, Plaggic, Plinthic, Salic,
Spodic, Sulfuric, Takyric, Terric, Umbric, Vertic, Vitric, Yermic.

Endapan baru dari tanah seperti alluvium, pasir, dan abu vulkanik
mungkin tidak memiliki sejarah pembentukan lapisan dan hanya suatu
lapisan endapan yang dapat dibedakan dari tanah yang ditutupinya.

Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda.
Lapisan dibedakan umumnya pada keadaan fisik yang terlihat, warna
dan tekstur adalah yang utama.

Hal ini membawa pengklasifikasian lebih lanjut dalam hal tekstur
tanah yang dipengaruhi ukuran partikel, seperti apakah tanah itu
lebih berpasir atau lebih liat dari pada lapisan tanah di atas dan
di bawahnya.

Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah
yang kadang-kadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap
lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai
berikut: O-A-B-C-R.

Lapisan O

Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan humus.
Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah
besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini
tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang
sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri.

Lapisan A

Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A.
Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali
dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari
lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada
lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak material
organik.

Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit
tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak
aktivitas biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda,
nematoda, jamur, dan berbagai spesies bakteri dan bakteri archaea
terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar
tanaman.

Lapisan B

Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan
mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi
atau aluminium, atau material organik yang sampai ke lapisan
tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus
lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin material
organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan, atau kemerahan
akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A.

Lapisan C

Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan ini
sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari
bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami
proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.

Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian
pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya,
lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.

__________________________________________________________

Macam faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor
__________________________________________________________

1. Hujan

Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November
seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang
panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan
tanah dalam jumlah besar.

Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan
dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup
ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali.

Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh
dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan
longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk
dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
gerakan lateral.

Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah
karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga
berfungsi sebagai pengikat tanah.

2. Lereng terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.
Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air,
air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan
longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsorannya mendatar.

3. Tanah yang kurang padat dan tebal

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah
liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220.
Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor,
terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat
rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika
terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.

4. Batuan yang kurang kuat

Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran
pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat.
Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses
pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat
pada lereng yang terjal.

5. Jenis tata lahan

Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan,
perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada
lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah
dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus
bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah
longsoran lama.

6. Getaran

Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan,
getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang
ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding
rumah menjadi retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan

Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan
lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah
terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh
retakan.

8. Adanya beban tambahan

Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan
kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor,
terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya
adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya
ke arah lembah.

9. Pengikisan/erosi

Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing.
Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai,
tebing akan menjadi terjal.

10. Adanya material timbunan pada tebing

Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya
dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan
pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli
yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan
tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

11. Bekas longsoran lama

Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan
material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat
atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memiliki
ciri:

- Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.

- Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya
  gembur dan subur.

- Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.

- Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.

- Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas
  longsoran kecil pada longsoran lama.

- Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan
  longsoran kecil.

- Longsoran lama ini cukup luas.

12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)

Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:

- Bidang perlapisan batuan
- Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
- Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan
  yang kuat.
- Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan
  batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
- Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
- Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi
  sebagai bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan hutan

   Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif
   gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

14. Daerah pembuangan sampah

Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah
dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi
ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

__________________________________________________________

Sekilas Analisa Penulis Pada Longsor Tapanuli Selatan
__________________________________________________________



* Tujuan Penulisan :

  Untuk mendapatkan gambaran mengapa terjadi longsor di Tapanuli
  Selatan untuk tempat-tempat tertentu (Tidak semua tempat)

* Jawaban :





























~ Untuk berita Longsor Aek Latong ~

- Maka jelas sudah sama kita ketahui bahwa jenis tanah di Aek
  Latong dan sekitarnya agak berbeda dengan jenis tanah lainnya
  di wilayah Sipirok dan sekitarnya.

- Jika dihubungkan dengan "Horizons" tanah seperti terlihat di
  bawah ini maka dapat kita ketahui :

1. Lapisan "O" tanah aek latong itu (Tebing pinggir kiri kanan
   jalan) merupakan "Humus" tempat tumbuhnya macam pohonon yang
   sesungguhnya "akar pohonnya" tidak tertancap kuat masuk ke
   dalam tanah.

   Karena itu...!

   Meskipun terlihat kiri kanan jalan tebingnnya rindang (banyak
   pohonnnya) tetapi tidaklah kuat menopang tanah untuk tidak
   longsor (=pohonnya banyak yang tumbuh di atas humus, bukan di
   tanah seperti ri, sappil-pil, sangir-gir, hartimotting, hayu
   anturmangan, tambiski, partunggul, hotang dll.






























2. Lapisan "A" Tanah Aek Latong itu menurut hemat penulis berbeda
   dengan tanah-tanah lainnya di wilayah Tapsel. Lapisan ini
   sungguh sangat dangkal (pendek). Jika tanah pada umumnya di
   lapisan ini ada sekitar 1 meter, maka tanah aek latong ini
   hanya 30 cm atau hanya 2 pakkur dalam istilah sipiroknya.

   Maksud penulis...!

   Lapisan "A" adalah lapisan dimana tanah banyak aktivitas
   organiknnya sehingga sangat memungkinkan untuk disebut tanah
   yang subur dan warananyapun biasanya hitam. Dan warna hitam
   ini juga menunjukkan kepadatan tanah itu sendiri sehingga bisa
   diketahui apakah tanah yang mudah longsor atau tidak.

   Dan inilah sebabnya...!

   Mengapa tanah disekitar Aek latong tidak dipakai oleh
   masyarakat sebagai kebuh atau sebagai tempat untuk bertanam
   cabe, kopi atau cengkeh.



























 "Lapisan A Tanah Aek Latong tidak bagus untuk berkebun juga
   mudah longsor" itu kata lainnya (Beda dengan tanah tebing
   ke arah Bulumario, lapisan A-nya cukup bagus hingga tanamanpun
   lebih mudah tumbuh / keluarga penulis pernah punya kebun di
   sana pada masa lampau)

3. Lapisan "B" tanah Aek Latong sudah seharusnya berisi tanah liat
   agar tidak mudah terjadi longsor juga dapat menopang lapisan
   A-nya (Lapisan diatas-nya).

   Kenyataannya...!

   Jika anda melihat jalan aek latong yang baru, yang tanahnya
   di gali untuk jalan raya mencapai kedalaman 10 - 30 meter
   dari permukaan tanah, maka kita sudah tak melihat lapisan
   tanah liatnya, yang terlihat hanyalah tanah putih yang
   berpasir. Dengan kata lain, bukan lagi tanah dilapisan ini
   tapi justru batu kapur.

   Jika demikian halnya...!

   Maka semakin masuk diakallah mnengapa jalan aek latong ini
   mudah longsor (=Jalan raya-nya mudah longsor dan tebing pinggir
   kiri kanannyapun mudah longsor.

4. Lapisan C tanah Aek Latong sudah jelas isinya hanya tanah yang
   berpasir-pasir atau hanya batu kapur, karena itu jangan heran
   meskipun di pinggir tebing jalan Baru Aek Latong di tanami
   pohon untuk mencegah erosi atau dibikin sengkeda-sengkeda atau
   tanga-tangga tetap tak dapat 100 persen menopang tanah yang
   mau longsor.

Saran Solusinya :

~ Pada Pemda Tapsel ~

Tak usah lagi kalian pikirkan mengapa tanah Aek Latong begini,
begitu, karena campur tangan Tuhan (Allah Swt) lebih berperan
dalam pembentukan tanah itu seperti itu. Begitupun tentang
proses alaminya terjadinya tanah, "Agak berbeda dengan tanah-
tanah lainnya di Tapanuli Selatan".

Oya...!

Masyarakat Sipirok masa lalu ataupun sekarang tidak terlalu
memanfaatkan tanah pinggir kiri kanan jalan untuk keperluan
hidupnya.

Mereka juga tidak mengambil kayu bakar dari tempat itu, tapi
lebih jauh lagi ke arah Tapanuli Utara sana, apa nama tempat
itu ya, saya lupa. Tor natambang kalau tidak salah.

Jika demikian halnya...!

Maka pembangunannya itu sendirilah yang harus di bikin paten,
paten dan paten...!

Maksudnya...!

Jika mau di aspal maka pakailah aspal yang tebal sehingga kuat
dan tidak mudah berlobang lobang. Bila perlu tiap Tahun di
aspal. Dan bila perlu juga, asal terlihat tanda mau berlobang
langsung aspal atau perbaiki.

Dalam banyak hal pak Bupati...!

"Membangun itu mudah, memeliharanya yang susah. Punya ngak
Pemda Tapsel anggaran pemeliharaan Jalan aek latong...????"

Begitupun tentang "Penyemanannya". Paten kalian bikin, ikuti
standard perusahaan pembuat semen jangan standard pemborongnya.

Jika standarnya pasir = 7 dan semen = 5 maka segitula pula di
bikin. Jangan di bikin semenya jadi = 2. Agar hasilnya lebih
bagus kuat dan tahan lama. Kan begitunya...!

~ Pada Masyarakat Sipirok ~

1. Jangan kiranya, khsusnya para anak mudanya jadi orang yang
   lasak tangan lasak kaki. Jika ke jalan Aek Latong jangan
   semen atau batu, atau gotnya kalian tendang-tendang
   tendangin.

2. Jangan pula kalian yang tak suka sama Bupatinya, justru
   hasil pembagunannya yang kalian rusak-rusaki. manala benar
   lagi kalian itu.

3. Jangan pula kiranya kalian para wartawan Tapsel membesar-
   besarkan masalah jalan Aek Latong. "Satu-nya bergeser batu
   di jalan aek latong, kalian bikinlah tulisan judulnya
   "jalan Aek Latong Hancur total".

   Manala hancur total jalan kalau cuma begitu. Pahamnya awa
   kalian mungkin takut, jalan ini kurang mendapat perhatian
   Pemda Tapsel, tapikan akhirnya kalian yang menakut-nakuti.
   Iyakan...???

Ingat dan ingatlah selalu...!

Muda magulang rap margulu
ippal songon palu-palu
pambangunan bisa lalu
molo gogotta dipadomu






























___________

Penutup
___________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

Awa ini apalah...!

"Maksud hatinya memeluk gunung apa daya tangan tak sampai".

Maksud hati inginnya terlibat langsung dalam menyelesaian
macam masalah Tapsel, tapi apa daya "hepeng awa tak punya,
pejabat pun tidak".

Begitupun...!

Hati kecil tentunya kita semua punya dan mari sama kita tutup
postingan ini lewat hati kecil kita masing-masing lewat iringan
do'a. Kita mulai :

Bismillahirrahmanirrahim...!

- Ya Allah ya Tuhan kami...! Kami cinta Nusantara ini, kami juga
  sayang pada tanah kelahiran kami, maka jauhkanlah ya Allah
  Nusantara kami ini, khsusnya Tapanuli Selatan dari bencana
  longsor. Amin...!

- Ya Allah ya Tuhan kami...!

  Jauhkan para Pemimpin Tapanuli Selatan kami dari ke-egoismean,
  dari kesombongan dan dari katakaburan. Begitupun tentang warganya
  jauhkan juga dari egoisme ya Allah, dari iri hati, dari kedengkian
  rasa gut-gut dan lante ni agan. Amin ya Allah...!

- Ya Allah ya Tuhan kami...!

  Sadarkan Pemda Tapanuli Selatan dan warganya ya Allah akan
  pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, saling hormat menghormati,
  saling harga menghargai saling sayang menyanyagi, holong mengalap
  holong hingga tujuan pembangunan kami lebih cepat tercapai ya
  Allah, hingga Tanah Tapanuli Selatan kami lebih terjaga ya Allah
  terhindar dari segala macam bencana. Amin ya robbal alamin.

- Ya Allah ya Tuhan kami...!

  Tetap berikan kebahagian dunia pada masyarakat Tapanuli Selatan
  sesusah manapun mereka merasakan susahnya hidup ini ya Allah.

- Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah 

  waqina 'adzabannar" ("Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di 
dunia dan akhirat).  Amin ya robbal alamin.

Wasalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!



_________________________________________________________________
Cat :


__________________________ 

No comments:

Post a Comment